BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan pemerintah dan stock holder mengembangkan bangunan. pengembang merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN YURIDIS TENTANG TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP PROSES PELAKSANAAN JUAL BELI DAN STATUS KEPEMILIKAN RUMAH SUSUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jual-Beli dalam perkara perdata diatur di Buku ke III Kitab Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

SKRIPSI KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH SUSUN SEDERHANA DI SURAKARTA

SKRIPSI PELAKSANAAN JUAL BELI DAN STATUS KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH APARTEMEN DI SOLO PARAGON

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk, membuat kebutuhan akan tanah atau lahan. meningkat membuat harga tanah juga menjadi tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. terutama oleh instansi-instansi yang menurut Undang-Undang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Achmad Rubaie, Hukum Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), hal 1.

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH SECARA KREDIT. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. orang lain baik dalam ranah kebendaan, kebudayaan, ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

PELAKSANAAN PENINGKATAN HAK GUNA BANGUNAN MENJADI HAK MILIK UNTUK RUMAH TINGGAL DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tanah merupakan permukaan bumi yang memiliki dua dimensi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah untuk memikirkan dan melakukan upaya-upaya bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

BAB I PENDAHULUAN. perapatan dunia (compression of the world) di bidang ekonomi. 1. perumahan yang sehat, aman, harmonis dan berkelanjutan.

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat dan sangat pesat. Masyarakat berbondong-bondong datang ke

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk dunia saat ini telah mencapai lebih dari 6 miliar, di mana di

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduknya. Peningkatan pertumbuhan penduduk. meningkatkan pula kebutuhan lahan permukiman di kawasan perkotaan.

BAB I. Pendahuluan. dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. pembangunan di bidang ekonomi. Berbagai usaha dilakukan dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Setiap orang berhak untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya 1.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. bidang pertanahan, maka sasaran pembangunan di bidang pertanahan adalah terwujudnya. 4. Tertib pemeliharaan dan lingkungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan yang. menghasilkan berbagai macam produk kebutuhan hidup sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan: Bumi air dan kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. begitu besar meliputi bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Pembukuan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana, dalam hal ini bank

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan hak atas tanah oleh individu atau perorangan. Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

BAB I PENDAHULUAN. penting dan paling utama. Karena pada kehidupan manusia sama sekali tidak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau didalam perumahan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di dalam Negara Republik Indonesia, yang susunan kehidupan rakyatnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. menimbang huruf a Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang rumah Susun. bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam rangka memelihara

BAB I A. LATAR BELAKANG

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PEMBATALAN SERTIFIKAT HAK ATAS TANAH DALAM PERKARA JUAL BELI TANAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Surabaya dengan luas wilayah sebesar 326,36 km² merupakan

BAB I PENDAHULUAN. harga-harga produksi guna menjalankan sebuah perusahaan bertambah tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, cet. 9, (Jakarta: Djambatan, 2003), hal. 358.

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yang amat penting untuk membangun masyarakat yang adil dan

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. penyimpanan dan peminjaman dana kepada anggota koperasi dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya kemakmuran rakyat, sebagaimana termuat dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA TANAH KAS DESA DI DESA KENAIBAN KECAMATAN JUWIRING KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur pokok dalam kesejahteraan rakyat adalah. terpenuhinya kebutuhan masyarakat dalam bidang papan atau perumahan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi Indonesia tidak bisa lepas dari dasar falsafah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan tahapan atau siklus kehidupan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara berkembang yang sekarang ini sedang. Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 (empat) yaitu, melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian tanah air terus tumbuh, dan transaksi perdagangan baik

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa. Tanah merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat absolute dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh bank sebagai suatu lembaga keuangan, sudah semestinya. hukum bagi semua pihak yang berkepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Pasal 33 Undang-Undang dasar 1945 menempatkan

TANGGUNGJAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DI PUTRA UTAMA MOTOR SUKOHARJO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ASPEK HUKUM JAMINAN DALAM PERJANJIAN PEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR DI PT. ASLI MOTOR DELANGGU KLATEN

SKRIPSI. Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. mereka pada dasarnya ingin hidup layak dan selalu berkecukupan. 1 Perbankan

PELAKSANAAN LELANG EKSEKUSI TERHADAP TANAH BERIKUT BANGUNAN YANG DIJAMINKAN DI BANK DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berderet mulai dari Semanggi, Pasar Kliwon, Sangkrah, hingga Gandekan. ekonomi lemah dengan tingkat pendidikan yang cukup rendah.

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting dan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kebutuhan masyarakat akan pembiayaan sekarang ini semakin tinggi,

HAK MILIK ATAS RUMAH SEBAGAI JAMINAN FIDUSIA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. manusia membangun rumah sebagai tempat bernaung dan membangun berbagai

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. 118 ayat (1) UU No. 20/2011 bahwa Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sosialnya senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan akta pemberian hak tanggungan atas tanah. 3 Dalam pengelolaan bidang

BAB I PENDAHULUAN pada alinea keempat yang berbunyi Kemudian dari pada itu untuk

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

Lex Privatum Vol. VI/No. 1/Jan-Mar/2018

BAB I PENDAHULUAN. empat untuk menyuplai pasokan barang kebutuhan dalam jumlah yang banyak.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi bisnis yang meningkat terkhusus di bidang properti dan kecenderungan pemerintah dan stock holder mengembangkan bangunan vertikal yaitu rumah susun, menjadi solusi di beberapa wilayah yang mengalami keterbatasan lahan pemukiman dikarenakan meningkatnya jumlah penduduk atau populasi, sehingga diperlukan ketersediaan rumah susun sebagai tempat tinggal. Pembangunan perumahan yang dilakukan oleh pemerintah maupun pengembang merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia.pembangunan perumahan atas hunian rumah susun dapat mengurangi penggunaan tanah dan membuat ruang terbuka lebih lega merupakan salah satu alternatifnya. 1 Semisal sebidang tanah dapat digunakan secara optimal untuk menjadi tempat tinggal bertingkat yang dapat menampung sebanyak mungkin orang melalui pembangunan rumah susun. Optimalisasi penggunaan tanah secara vertikal sampai bebrapa tingkat akan lebih efektif dari pada optimalisasi tanah secara horizontal. 2 Tugas negara menurut faham modern sekarang ini (dalam negara kesejahteraan atau social service state), adalah menyelenggarakan 1 Urip Santoso, 2010, Pendaftaran dan Peralihan Hak Atas Tanah, Jakarta: Kencana Prenada Media, hal. 77. 2 Ibid. 1

2 kepentingan umum untuk memberikan kemakmuran dan kesejahteraan yang sebesar-besarnya berdasarkan keadilan dalam suatu negara hukum. 3 Dalam mencapai tujuan dari negara atau dalam penyelenggaraan negara, dilaksanakan oleh pemerintah. Mengenai pemerintah, terdapat dua pengertian, yaitu pemerintah dalam arti luas dan pemerintah dalam arti sempit. Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana termuat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea keempat ialah memajukan kesejahteraan umum. Makna memajukan kesejahteraan umum ialah meningkatkan kondisi yang tentram di bidang ekonomi bagi rakyat. Memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur merupakan cita-cita yang berangkat dari bidang perekonomian Indonesia. Bertitik tolak dari cita-cita tersebut, maka visi hukum ekonomi harus menunjukkan hukum yang bersifat okomodatif terhadap perwujudan masyarakat yang adil dan makmur, yaitu suatu keadilan yang proporsional dalam masyarakat. 4 Kegiatan ekonomi dapat dikelompokkan menjadi beberapa bidang kegiatan yang mempunyai karakteristik tersebut, kegiatan-kegiatan ekonomi bisa berjalan tertib, lancar dan seimbang. Peraturan-peraturan tersebut secara umum hukum memiliki tujuan untuk menciptakan keseimbangan kepentingan, berupa kepastian hukum sehingga terwujud keadilan yang proporsional dalam masyarakat sejahtera. 5 3 Moh. Mahfud MD, 2000, Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia (Edisi Revisi), Jakarta: Rinaka Cipta, hal. 64. 4 Sri Redjeki Hartono, 2007, Hukum Ekonomi Indonesia, Malang: Bayumedia Publishing, hal. 31. 5 Ibid.

3 Beberapa kebijakan serta yang terkait dengan peraturan jual beli rumah susun dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 20 Tahun 2011 Pasal 43 ayat (1) dan ayat (2): (1) proses jual beli sarusun sebelum pembangunan rumah susun selesai dapat dilakukan melalui PPJB yang dibuat di hadapan notaris. (2) PPJB sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan setelah memenuhi persyaratan kepastian atas: a) Status kepemilikan tanah; b) Kepemilikan IMB; c) Ketersediaan prasarana,sarana,dan Utulitas umum; d) Keterbangunan paling sedikit 20% (dua puluh persen);dan e) Hal yang diperjanjikan. Kepemilikan rumah susun memiliki sifat khusus dan berbeda dengan kepemilikan rumah atau perumahan pada umumnya, sebab kepemilikannya merupakan hunian satuan dan gabungan dari keseluruhan pemegang hak milik atas satuan bangunan rumah susun. Memang hak miliknya bersifat perorangan namun kepemilikannya terpisah. Asas-asas yang berlaku dalam kondominium (termasuk Rumah Susun dan strata title), ialah: 1. Asas pemisahan horizontal, dalam memisahkan setiap satuan rumah susun dengan satuan rumah susun lainnya yang bersebelahan (yang selantai/setingkat). 2. Asas pemisahan vertikal, dalam memisahkan setiap satuan rumah susun dengan satuan rumah susun lainnya yang ada di atasnya dan/atau di bawahnya (yang berbeda lantai/tingkat). Rumah susun juga sebagai hak milik perorangan dan kepemilikan bersama. Objek yang didaftarkan dalam sertifikat ialah tanah yang dimiliki

4 bersama. Sebagaimana difahami bahwa Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria atau lebih dikenal dengan UUPA telah membagi beberapa jenis hak-hak atas tanah. Hak milik menurut Pasal 20 UUPA adalah: Hak turun-temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai atas tanah dengan mengingat fungsi sosial, yang dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain. Pengertian Hak Guna Bangunan diatur dalam Pasal 35 ayat (1) yang berbunyi: Hak guna bangunan adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri, dengan jangka waktu paling lama 30 tahun. Salah satu hak yang dimiliki oleh pemilik satuan Rumah Susun terhadap satuan rumah susunnya adalah berkaitan dengan peralihan (jual beli) hak milik atas satuan Rumah Susun dari pemiliknya kepada pihak lain. 6 Mengingat pembangunan Rumah Susun tetap mengacu pada ketentuan dalam UUPA, maka berdasarkan ketentuan Pasal 17 Undang-Undang Rumah Susun mengenai perolehan satuan Rumah Susun dapat dibangun di atas tanah: (a) Hak Milik; dan (b) Hak Guna Bangunan (atas tanah negara). Meskipun demikian, dalam pelaksanaan jual beli Rumah Susun tidak semata-mata sebagai hunian, akan tetapi telah digabung antara fungsi hunian dan fungsi ekonomi. 7 Dalam Undang-Undang Rumah Susun tidak secara khusus mengatur tentang peralihan hak milik atas satuan Rumah Susun. Dalam Pasal 43 6 Suriansyah Murhaini, 2015, Hukum Rumah Susun, Bandung: Laksbang Grafika, hal. 7. 7 Ibid.

5 Undang-Undang Rumah Susun memang disebutkan adanya proses jual beli yang sebelum pembangunan Rumah Susun dibangun, sedangkan Pasal 44 mengatur mengenai proses jual beli satuan Rumah Susun yang dilakukan setelah Rumah Susun selesai dibangun. Dari uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa Rumah Susun dapat diperoleh dengan melakukan jual beli dan dalam jual beli tersebut, terjadilah perjanjian antara penjual dan pembeli yang menimbulkan hak dan kewajiban secara timbal balik antara penjual dan pembeli. Setelah itu ada pemindahan status Rumah Susun tersebut. Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul TINJAUAN YURIDIS TENTANG PROSES PELAKSANAAN JUAL BELI DAN STATUS KEPEMILIKAN RUMAH SUSUN. B. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah 1. Rumusan Masalah Rumusan masalah dipergunakan sebagai penjelas dan memberikan arahan penting terkait dengan problematika yang akan diteliti, sehingga memudahkan penulis dalam melakukan penelitian. Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalahmasalah sebagai berikut: a. Bagaimana proses pelaksanaan Jual Beli Rumah Susun?

6 b. Bagaimana status kepemilikan hak atas tanah Rumah Susun setelah angsuran lunas? 2. Pembatasan Masalah Untuk mengarahkan pada pokok permasalahan secara spesifik sehingga tidak menyimpang dari apa yang menjadi masalah dalam penelitian ini, maka penulis perlu melakukan pembatasan masalah untuk mempermudah permasalahan dan mempersempit ruang lingkup, yang dalam hal ini adalah mengenai proses pelaksanaan jual beli dan status kepemilikan Rumah Susun. Dalam jual beli Rumah Susun dapat melalui 2 (dua) hal: (1) Tunai; dan (2) Kredit/Angsuran. Di sini penulis meneliti hanya pada jual beli melalui angsuran, karena adanya keterbatasan waktu bagi penulis dan jumlah nominal uang yang harus dibayar oleh konsumen sangatlah berat apabila harus tunai.maka penulis membatasi penelitian ini hanya meneliti jual beli Rumah Susun secara kredit atau angsuran. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan atas latar belakang masalah dan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan Jual Beli Rumah Susun. 2. Untuk mengetahui status kepemilikan hak atas tanah konsumen setelah angsuran lunas.

7 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat terhadap Peneliti Memberikan pengetahuan serta perkembangan wawasan terhadap peneliti untuk menjawab pokok permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini. 2. Manfaat terhadap Masyarakat a. Memberikan informasi tentang tinjauan yuridis tentang proses pelaksanaan jual beli dan status kepemilikan rumah susun. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti tentang proses pelaksanaan jual beli dan status kepemilikan rumah susun. 3. Manfaat terhadap Ilmu Pengetahuan a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta perkembangan wawasan dan kajian lebih lanjut bagi perkembangan ilmu pengetahuan umum khususnya pada ilmu hukum perdata yang berkaitan tentang proses pelaksanaan jual beli dan status kepemilikan rumah susun. b. Untuk memberikan tambahan informasi dan referensi maupun literature bagi penulisan hukum selanjutnya guna perkembangan ilmu hukum. E. Metode Penelitian Adapun metode-metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi hal-hal sebagai berikut:

8 1. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan normatif, karena yang akan diteliti kaidah-kaidah hukum, asas hukum tentang jual beli rumah susun dan kepemilikan statusnya sehingga dapat diketahui legalitas dari proses pelaksanaan jual beli dan status kepemilikan rumah susun. 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah jenis penelitian yang bersifat diskriptif, karena dimaksudkan untuk menggambarkan secara menyeluruh tentang proses pelaksanaan jual beli dan status kepemilikan rumah susun. 3. Sumber Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sebagai berikut: a. Penelitian Kepustakaan Penelitian kepustakaan digunakan untuk mendapatkan data sekunder yang dapat diperoleh dengan menggunakan bahan : 1) Bahan Hukum Primer Dalam penelitian ini bahan hukum primer yang digunakan adalah : a) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata b) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria c) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

9 d) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun. 2) Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder meliputi bahan hukum yang diperoleh dari literature atau buku-buku bacaan,laporan-laporan dan hasil penelitian hukum yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. b. Penelitian Lapangan Penelitian lapangan dilakukan guna mendapatkan data sekunder yang dapat diperoleh melalui: 1) Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi di Rumah Susun Mewah di PT. SUNINDO GAPURA PRIMA Paragon Surakarta. 2) Subyek Penelitian Pihak terkait dalam proses pelaksanaan jual beli dan status kepemilikan rumah susun yaitu penjual rumah susun, Rumah Susun Mewah di PT. SUNINDO GAPURA PRIMA Paragon Surakarta yaitu dengan pihak developer. 4. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

10 a. Studi Kepustakaan Dilakukan dengan cara belajar kepustakaan dengan tujuan untuk memperoleh data yang diperoleh dengan cara mencari, mencatat, menginventarisasi, mempelajari dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder tentang proses pelaksanaan jual beli dan status kepemilikan rumah susun tersebut. b. Penelitian lapangan Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung terhadap obyek yang diteliti guna mendapatkan data primer, yang dilakukan dengan cara: 1) Menyuusun Daftar Pertanyaan Menyusun sejumlah pertanyaan yang akan diajukan kepada pihak terkait, yakni penjual dan pembeli rumah susun mewah PT. Sunindo Gapura Prima Paragon Surakarta. 2) Wawancara Wawancara adalah cara untuk memperoleh sejumlah informasi dengan bertanya langsung kepada pihak terkait, yakni pihak developer dan konsumen Rumah Susun Mewah di PT. SUNINDO GAPURA PRIMA Paragon Surakarta. 5. Teknik Analisis Data Analisa yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah analisa data secara kualitatif. Penulis menggunakan studi kepustakaan berupa peraturan tentang proses pelaksanaan jual beli dan status

11 kepemilikan rumah susun, literatur terkait permasalahan yang akan diteliti tentang proses pelaksanaan jual beli dan status kepemilikan rumah susun yang akan dipadukan dengan pendapat responden di lapangan lalu dianalisis secara kualitatif dan diambil kesimpulan. F. Sistematika Skripsi Dalam rangka mempermudah pemahaman dalam pembahasan ini, maka dikemukakan sistematika skripsi sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Metode Penelitian F. Sistematika Skripsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Jual Beli B. Pengertian Rumah Susun C. Pengertian Jual Beli Rumah Susun D. Pihak-Pihak Dalam Jual Beli Rumah Susun E. Perjanjian Antara Penjual dan Pembeli Rumah Susun F. Hubungan Antara Penjual dan Pembeli Rumah Susun G. Hak dan Kewajiban

12 H. Pemindahan Hak Milik Setelah Ada Perjanjian Jual Beli I. Status Kepemilikan Rumah Susun Oleh Pembeli J. Tanggung Jawab Hukum Apabila Terjadi Kesalahan Atas Dasar: 1. Wanprestasi 2. Perbuatan Melawan Hukum 3. Ganti Rugi K. Berakhirnya Perjanjian BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Proses Pelaksanaan Jual Beli Rumah Susun B. Status Kepemilikan Hak Atas Tanah Konsumen Setelah Angsuran Tersebut Lunas. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran