ANALISIS PERBEDAAN TRADING VOLUME ACTIVITY

dokumen-dokumen yang mirip
I Putu Gede Brahmaputra Waisnawa Suhadak R. Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang signifikan antara variabel independent dengan variabel dependent melalui

Oleh : INDAH NOOR KHOIRIA DEWI B FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

Management Analysis Journal

Shochihatuz Zainia Fauzi Suhadak R. Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode

Dyah Retno Wulan Sri Sulasmiyati. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRACT ABSTRAK

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dan index harga saham gabungan diperoleh dari Yahoo Finance tahun

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PENERBITAN SUKUK DAN OBLIGASI KORPORASI. Anggi Dian Pratiwi ABSTRAK

METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional. Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Saham Bonus di Bursa Efek Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Kata Kunci : Buyback; Abnormal Return; Trading Volume Activity; BUMN; Return Realisasi

ABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN STOCK SPLIT

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI

REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS RESPON PASAR TERHADAP PENGUMUMAN SAHAM BONUS PADA BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN ABNORMAL RETURN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI ARTIKEL ILMIAH

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis volume perdagangan saham dan abnormal

BAB I PENDAHULUAN. kecil (Akhmad dan Ramadyansari, 2013). Pasar modal merupakan fasilitas yang

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu abnormal return dan trading

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. peristiwa seperti pengumuman dividen, right issue, stock split maupun peristiwa

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan Abnormal Return (AR) dan

Neola Delphinea Suhadak Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi peristiwa. Studi peristiwa menurut Jogiyanto

Nadhira Nur Aulia Topowijono Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

ANALISIS PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN

ANALISIS KOMPARATIF SAHAM LQ45 SEBELUM DAN SESUDAH PILPRES AMERIKA SERIKAT 2016

Azisha Dwita Ariani Topowijono Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Skripsi. Disusun Oleh : Wahyu Widya Yanti B

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN SAHAM TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SAHAM DI BEI

ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN, LIKUIDITAS SAHAM, DAN TINGKAT KEMAHALAN HARGA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PEMECAHAN SAHAM

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Obyek atau Subyek

ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PERIODE

PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

ABSTRACT. Keywords : Stocksplit, Stock Price, Liquidity. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PERGERAKAN HARGA SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM TERHADAP PENGUMUMAN RIGHT ISSUE PADA EMITEN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah volume perdagangan, jumlah saham yang

REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA. Nurmala 1 Ninin Non Ayu Salmah 2 ABSTRACT

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK Kata kunci: Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP HARGA SAHAM DAN AKTIVITAS VOLUME PERDAGANGAN SAHAM

ANALISIS PERBEDAAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang besar bagi perekonomian Indonesia (Purbawati dkk, 2016).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUJIAN TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBAGAI REAKSI PASAR MODAL ATAS PERISTIWA STOCK SPLIT

BAB III METODE PENELITIAN. publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan melakukan merger

PENGARUH PENGUMUMAN BOND RATING TERHADAP REAKSI PASAR (EVENT STUDY: PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN )

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi.

ABSTRAK. Kata Kunci : abnormal return, reaksi pasar, dividen tunai, declaration date

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Andika Putra Pratama, Saryadi, Sendhang Nurseto. Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Diponegoro.

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia. Sampel yang digunakan merupakan perwakilan dari populasi. Teknik

ANALISIS PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN DALAM INDEKS LQ45 (PERIODE FEBRUARI 2010 JANUARI 2015)

BAB III METODE PENELITIAN. selesai pada bulan September Lokasi penelitian ini bertempat di Bursa Efek. Tabel 1 Jadwal Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

ABSTRACT. Keywords: Stock split, event study, abnormal return, LQ45.

ANALISIS PENGUMUMAN PELAKSANAAN EMPLOYEE STOCK OPTIONS PROGRAM

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yakni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek

1BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang dapat mempengaruhi atau memancing reaksi pasar. Reaksi pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. surat berharga lainnya yang ada di pasar modal dan dikenal luas di dalam

PERBEDAAN LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN ARTIKEL ILMIAH

BAB III. Metodologi Penelitian

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

ANALISIS KANDUNGAN INFORMASI PENGUMUMAN LAPORAN KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN STOCK REPURCHASE

Enggar Trijunanto. Kata Kunci : Pemecahan Saham (Stock Split), Abnormal Return Saham, Volume Perdagangan Saham

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan studi peristiwa (event study). Event study merupakan

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN ABNORMAL RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. right issue di Jakarta Islamic index, pada periode Data tersebut

Kata Kunci : Abnormal return, Volume Perdagangan Saham, Event Study, Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagi pasar untuk

PENGARUH PERGANTIAN CEO TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN YANG TERMASUK DALAM INDEKS LQ 45 PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpublikasi yang bermanfaat sebagai sumber dan pembanding. Berikut merupakan

LANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan

Pengaruh Peristiwa Politik (Pemilu Presiden dan Pengumuman Susunan Kabinet) Terhadap Saham Sektor Industri Di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai suatu harga keseimbangan yang baru (Jogiyanto, 2011).

BAB IV HASIL PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentukbentuk

Dian Dwi Parama Asthri Topowijono Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

ABSTRACT. vi Universitas Kristen Maranatha

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

ABSTRAK. Kata-kata kunci: return saham, abnormal return, stock split, volume perdagangan saham, trading volume activity

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kt Mas Trisna, Lucy S Musmini dan Edy Sujana, 2014.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa hidup yang singkat, biasanya kurang dari enam bulan. Right issue di

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.3, No.3 December 2016 Page 2808

PENGUJIAN ABNORMAL RETURN PELUNCURAN INDEKS MNC36 SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH. Siti Barokah, Rini Setyo Witiastuti. Abstrak. Info Artikel.

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman ISSN (Online):

I Made Widi Hartawan, 1 I Made Pradana Adiputra, 2 Nyoman Ari Surya Darmawan

Transkripsi:

ANALISIS PERBEDAAN TRADING VOLUME ACTIVITY DAN ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN BUY BACK SAHAM (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI yang Melakukan Buy Back Tahun 2012-2014) Rizka Hayyu Oktaviani Topowijono Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang E-mail: rizkahayyuoktaviani@gmail.com ABSTRACT Stock buy back is the company activities to stock buy back that have been circulating in public. The purpose of the companies do stock buy back is to reduce the ammount of outstanding stock, so it expected to increase the stock price in the market. The stock buy back announcement very important to investors in decision making investment to get maximum income. The purpose of this research is to analyze the difference trading volume activity and abnormal return before and after of stock buy back announcement in 2012-2014. This research is quantitative research with a event study approach. Sample used as many as 33 listed companies on IDX. Data analysis used is descriptive analysis, difference test Paired Sample T-Test, and difference test Wilcoxon Signed Rank Test with a significance level of 0,05. The research results show there has been increasing average trading volume activity and average abnormal return after of stock buy back announcement. It shows that information of stock buy back announcement responded positively by investors. So, can be concluded that there are differences trading volume activity and abnormal return before and after of stock buy back announcement. Keyword: Stock Buy Back, Trading Volume Activity, Abnormal Return ABSTRAK Buy back saham adalah kegiatan perusahaan untuk membeli kembali saham yang telah beredar di masyarakat. Tujuan perusahaan melakukan buy back saham adalah untuk mengurangi jumlah saham beredar, sehingga diharapkan dapat meningkatkan harga saham di pasar. Pengumuman buy back saham sangat penting bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi agar dapat memperoleh pendapatan yang maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan trading volume activity dan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman buy back tahun 2012-2014. Penelitian ini berupa penelitian kuantitatif dengan pendekatan event study. Sampel yang digunakan sebanyak 33 perusahaan yang terdaftar di BEI. Analisis data menggunakan analisis deskriptif, uji beda Paired Sample T-Test, dan uji beda Wilcoxon Signed Rank Test dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan rata-rata trading volume activity dan rata-rata abnormal return sesudah pengumuman buy back. Hal tersebut menunjukkan bahwa informasi pengumuman buy back direspon secara positif oleh investor. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan trading volume activity dan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman buy back saham. Kata Kunci: Buy Back Saham, Trading Volume Activity, Abnormal Return. 120

A. PENDAHULUAN Perkembangan perekonomian suatu negara ditandai dengan adanya pasar modal sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan pertumbuhan ekonomi dan bisnis dalam suatu negara. Tandelilin (2010:26) menyatakan pasar modal sebagai tempat bertemunya investor dengan perusahaan yang secara umum melakukan transaksi jual beli saham. Saham merupakan salah satu instrumen surat berharga di pasar modal yang mempunyai bentuk berupa selembar kertas untuk menerangkan siapa pemiliknya sebagai penanam modal di sebuah perusahaan. Harga per lembar saham yang diperdagangkan di pasar modal selalu berfluktuasi dalam hitungan waktu yang begitu cepat. Harga yang berubah menyesuaikan dengan perubahan kondisi pasar dan informasi yang diperoleh investor terkait dengan kondisi dan prospek perusahaan di masa mendatang. Pergerakan harga saham dapat dipantau melalui kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menjadi salah satu tolak ukur bagi investor terhadap saham yang dimiliki, yaitu dijual, dibeli, atau ditahan. Pada beberapa tahun terakhir, kinerja IHSG cenderung menurun akibat berbagai faktor dalam negeri dan luar negeri yang berpengaruh terhadap pasar modal Indonesia. Gambar 1. Kinerja IHSG Tahun 2008-2014 Sumber: www.idx.co.id (diolah peneliti, 2015) Berdasarkan gambar 1, tercatat bahwa kinerja IHSG cenderung menurun setelah tahun 2009 yang dipengaruhi oleh berbagai macam kebijakan pemerintah baik di dalam negeri maupun di luar negeri, bahkan pada tahun 2013 kinerja IHSG menunjukkan nilai negatif sebesar -0,98%. Hal ini terkait dengan rencana kebijakan The Fed untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di Amerika Serikat dengan cara menjual obligasi. Kebijakan tersebut dianggap oleh investor bahwa berinvestasi di Amerika Serikat akan lebih menguntungkan daripada di negara lain, sehingga menyebabkan banyak investor yang keluar dari bursa Indonesia dan mengalihkan dana investasinya dalam bentuk Dollar. Aksi investor tersebut dapat membuat harga saham di pasar menjadi turun secara tak terkendali. Harga saham perusahaan yang mengalami penurunan akibat kondisi pasar yang berpotensi krisis, membuat perusahaan mengambil tindakan untuk melakukan buy back saham dengan tujuan menjaga kestabilan harga saham agar tidak terus menerus mengalami kemerosotan di pasar. Buy back merupakan kegiatan perusahaan untuk membeli kembali sebagian saham yang telah ditawarkan secara luas ke masyarakat (Basir dan Fakhruddin, 2005:179). Kebijakan buy back diyakini dapat memberikan sinyal positif bagi investor bahwa harga saham perusahaan akan dibeli diatas harga pasar. Kebijakan buy back dapat menarik perhatian investor, sehingga akan mempengaruhi jumlah permintaan dan penawaran atas saham perusahaan. Investor akan menyerap informasi buy back yang dilakukan perusahaan sebagai suatu informasi yang mengandung good news, sehingga investor akan melakukan pembelian saham perusahaan secara besar-besaran. Saham yang jumlah permintaan dan penawarannya mengalami peningkatan menunjukkan trading volume activity saham mengalami kenaikan, hal ini berarti saham tersebut aktif diperdagangakan. Saham yang aktif diperdagangkan dapat meningkatkan harga saham di pasar. Harga saham yang meningkat akibat kebijakan buy back dapat meningkatkan return realisasi daripada return ekspektasi. Hartono (2014:609) menjelaskan bahwa selisih dari jumlah return realisasi dengan return ekspektasi disebut abnormal return. Abnormal return dapat terjadi karena adanya informasi atau peristiwa baru yang dilakukan oleh perusahaan atau pemerintah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan trading volume activity (TVA) dan abnormal return (AR) sebelum dan sesudah pengumuman buy back saham. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Perbedaan Trading Volume Activity dan Abnormal Return Sebelum Dan Sesudah Pengumuman Buy Back Saham (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI yang Melakukan Buy Back Tahun 2012-2014). B. KAJIAN PUSTAKA 1. Pasar Modal Pasar modal adalah suatu tempat yang memfasilitasi penerbitan dan jual beli surat berharga berbentuk saham dan obligasi (Purwanta dan Fakhruddin, 2006:2). Pasar modal juga dapat diartikan sebagai pasar yang mempertemukan pihak investor sebagai pihak yang memiliki 121

kelebihan dana dan pihak perusahaan sebagai pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. 2. Saham Saham merupakan surat berharga berbentuk selembar kertas yang diedarkan secara luas oleh perusahaan dan akan dibeli oleh investor untuk investasi sebagai bukti kepemilikan atas modal perusahaan (Purwanta dan Fakhruddin, 2006:13). 3. Aksi Korporasi (Corporate Action) Corporate action merupakan istilah di pasar modal yang menunjukkan aktivitas strategis perusahaan yang listing di BEI, sehingga berpengaruh terhadap kepentingan para pemegang saham (Basir dan Fakhruddin, 2005:77). Salah satu bentuk aksi korporasi yang dilakukan oleh perusahaan adalah buy back saham. 4. Buy Back Saham Brigham dan Huston (2011:237) mengartikan buy back sebagai suatu transaksi perusahaan untuk membeli kembali sahamnya sendiri yang telah beredar, sehingga jumlah saham yang beredar menurun, harga saham serta Earning Per Share (EPS) menjadi meningkat. Buy back yang dilakukan perusahaan diyakini dapat memberikan sinyal positif kepada masyarakat, sehingga dapat meningkatkan harga saham di pasar. 5. Trading Volume Activity (TVA) Budiman dalam Junizar (2013:3) menyatakan bahwa TVA sebagai ukuran yang mencerminkan kegiatan perdagangan saham. Besar kecilnya TVA menunjukkan seberapa besar tingkat ketertarikan investor dalam berinvestasi terhadap saham perusahaan. Rumus perhitungan TVA, yaitu: (Pasaribu dalam Zumaila, 2014:38) 6. Return Return merupakan pendapatan yang diperoleh investor dari kegiatan investasi yang dibedakan menjadi dua, yaitu (Hartono, 2014:235) : a. Return Realisasi Return realisasi merupakan return yang telah terjadi yang diperoleh dari investasi berdasarkan data historis. P t = Harga suatu saham pada hari t P t-1 = Harga suatu saham pada hari t -1 D t = Presentase (%) dividen (Hartono, 2014:237) b. Return Ekspektasian Return ekspektasian merupakan return yang diharapkan untuk diperoleh investor di masa mendatang dan harus diestimasi (Hartono, 2014:610). Penelitian ini menggunakan market adjusted model untuk perhitungan return ekspektasi dengan menganggap penduga terbaik untuk mengestimasi return sekuritas menggunakan return indeks pasar. 7. Abnormal Return (AR) Abnormal return merupakan selisih antara return realisasi dengan return ekspektasi (Hartono, 2014:609). Abnormal return terjadi karena adanya informasi atau peristiwa baru yang dilakukan perusahaan atau pemerintah, sehingga mempengaruhi kondisi pasar modal. RTN i,t = Abnormal return saham perusahaan ke i periode ke-t R i,t = Actual return saham perusahaan ke i pada periode ke-t E(R it ) = Expected return saham perusahaan ke i periode ke-t, dengan rumus indeks pasar (Hartono, 2014:610) 8. Signalling Theory Signalling theory berasumsi bahwa informasi asimetri yang terjadi di pasar menyebabkan manajer untuk melakukan koreksi informasi melalui tindakan nyata sebagai sinyal yang membedakannya dari perusahaan lain (Tandelilin, 2010:579). Buy back memberikan sinyal bahwa harga saham perusahaan mengalami undervalued, sehingga perusahaan akan membeli kembali saham tersebut dengan harga di atas harga pasar. 9. Hipotesis H 1 = Terdapat perbedaan yang signifikan trading volume activity (TVA) sebelum dan sesudah pengumuman buy back saham. H 2 = Terdapat perbedaan yang signifikan abnormal return (AR) sebelum dan sesudah pengumuman buy back saham. C. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif karena data yang digunakan berupa angka yang kemudian diolah menggunakan metode statistik. Bentuk penelitian ini adalah event study, yaitu studi untuk mempelajari reaksi pasar atas peristiwa yang 122

informasinya dipublikasikan dalam suatu bentuk pengumuman (Hartono, 2014:585). 2. Periode Pengamtan Periode pengamatan dipilih selama 14 hari, yaitu 7 hari sebelum tanggal pengumuman dan 7 hari sesudah tanggal pengumuman. Alasan pengambilan periode ini adalah untuk meminimalisasi confounding effect dari adanya peristiwa aksi korporasi lain dan kebijakan pemerintah dalam negeri maupun luar negeri yang dapat mempengaruhi perubahan trading volume activity dan harga saham perusahaan. 3. Sumber Data Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari, daftar nama perusahaan yang mempublikasikan pengumuman buy back saham, trading volume activity saham, jumah saham beredar perusahaan, harga saham, dan Indeks Harga Saham Gabungan. Data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, yakni www.idx.co.id, www.finance.yahoo.com, Laporan Keuangan perusahaan, dan Galeri Investasi BEI Universitas Brawijaya Malang. 3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI dan mengeluarkan pengumuman berupa kebijakan buy back saham tahun 2012-2014. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu memilih sampel berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, sebagai berikut: a. Perusahaan yang mengeluarkan kebijakan buy back saham tahun 2012-2014. b. Tidak melakukan corporate action lainnya pada periode pengamatan, seperti pembagian dividen, stock split, dan sebagainya. c. Data yang dibutuhkan tersedia lengkap untuk dianalisis. Berdasarkan kriteria tersebut, maka terpilih sebanyak 33 perusahaan sebagai sampel untuk diteliti dari 35 perusahaan yang mengeluarkan kebijakan buy back saham. 4. Teknik Analisis Data a. Statistika Deskriptif Statistika deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan rata-rata trading volume activity dan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman buy back saham. b. Uji Normalitas Data Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui suatu data berdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat ditentukan alat uji untuk pengujian hipotesis. Uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test dengan dasar pengambilan keputusan, yaitu (Santoso, 2001:92) : 1) Jika tingkat signifikansi > 0,05 berarti data 2) Jika tingkat signifikansi < 0,05 berarti data tidak c. Uji Beda t-test Uji beda digunakan untuk menguji suatu subjek yang diberi dua macam perlakuan berbeda (Santoso, 2001:143). Penentuan uji ini menggunakan uji normalitas data, yaitu jika data berdistribusi normal, maka menggunakan uji beda statistik parametrik Paired Sample T-Test dengan significance (α) = 0,05 dan jika data tidak berdistribusi normal, maka menggunakan uji beda statistik non parametrik Wilcoxon Signed Rank Test dengan significance (α) = 0,05. D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Statistika Deskriptif a. Trading Volume Activity (TVA) Tabel 1. Statistika Deskriptif Rata-Rata Trading Volume Activity Selama Periode Pengamatan Minimum Maximum Mean Sebelum 0,00000039 0,00811583 0,0013822000 Sesudah 0,00000002 0,00896239 0,0016846006 Berdasarkan tabel 1, perusahaan yang memiliki rata-rata trading volume activity terendah sebelum pengumuman buy back, adalah PT Danayasa Arthatama Tbk sebesar 0,00000039 dan perusahaan yang memiliki ratarata trading volume activity tertinggi adalah PT Wijaya Karya (Persero) tahun 2013 sebesar 0,00811583. Pada periode sesudah pengumuman buy back, perusahaan yang memiliki rata-rata trading volume activity terendah adalah PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk tahun 2014 sebesar 0,00000002 dan perusahaan yang memiliki ratarata trading volume activity tertinggi adalah PT Surya Semesta Internusa Tbk sebesar 0,00896239. Mean rata-rata trading volume activity sebelum pengumuman buy back sebesar 0,00138220 dan sesudah pengumuman buy back meningkat sebesar 0,00168460. Peningkatan mean rata-rata trading volume activity 123

menunjukkan bahwa investor memberikan respon positif atas pengumuman buy back. b. Abnormal Return (AR) Tabel 2. Statistika Deskriptif Rata-Rata Abnormal Return Selama Periode Pengamatan Minimum Maximum Mean Sebelum -0,04072948 0,03635173-0,0037564212 Sesudah -0,01492040 0,04101532 0,0063654870 Berdasarkan tabel 2, perusahaan yang memiliki rata-rata abnormal return terendah periode sebelum pengumuman buy back adalah PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk tahun 2013 sebesar -0,04072948 dan perusahaan yang memiliki rata-rata abnormal return tertinggi adalah PT Intiland Development Tbk sebesar 0,03635173. Pada periode sesudah pengumuman buy back, perusahaan yang memiliki rata-rata abnormal return terendah adalah PT Intiland Development Tbk sebesar - 0,01492040 dan perusahaan yang memiliki ratarata abnormal return tertinggi adalah PT Mulia Industrindo Tbk tahun 2014 sebesar 0,04101532. Mean rata-rata abnormal return sebelum pengumuman buy back sebesar - 0,0037564212 dan sesudah pengumuman buy back meningkat menjadi 0,0063654870. Peningkatan mean tersebut menunjukkan bahwa harga saham perusahaan mengalami kenaikan setelah perusahaan mengeluarkan kebijakan buy back, sehingga investor dapat memperoleh abnormal return secara maksimal. 2. Uji Normalitas Data Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data Trading Volume Activity dan Abnormal Return Variabel Periode Sig Trading Volume Sebelum 0,038 Activity Sesudah 0,033 Abnormal Return Sebelum 0,632 Sesudah 0,876 Berdasarkan hasil pengujian normalitas data pada tabel 3, menunjukkan bahwa: a. Tingkat signifikan trading volume activity sebelum pengumuman buy back saham sebesar 0,038 < 0,05 yang berarti data tidak b. Tingkat signifikan trading volume activity sesudah pengumuman buy back saham sebesar 0,033 < 0,05 yang berarti data tidak c. Tingkat signifikan abnormal return sebelum pengumuman buy back saham sebesar 0,632 > 0,05 yang berarti data d. Tingkat signifikan abnormal return sesudah pengumuman buy back saham sebesar 0,876 > 0,05 yang berarti data 3. Uji Hipotesis 1 Pengujian hipotesis I dilakukan untuk menguji atau membuktikan pernyataan tentang adanya perbedaan yang signifikan trading volume activity (TVA) sebelum dan sesudah pengumuman buy back saham. Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test karena data yang telah diuji normalitasnya menunjukkan bahwa data tidak Tabel 4. Uji Wilcoxon Signed Rank Test Rata Rata Trading Volume Activity (TVA) Variabel Z Sig Trading Volume Activity sebelum -2,046 0,041 Trading Volume Activity sesudah Hasil uji beda Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan dan membuktikan bahwa pernyataan tentang adanya perbedaan yang signifikan trading volume activity sebelum pengumuman buy back saham dengan sesudah pengumuman buy back saham dapat diterima. Perbedaan trading volume activity tersebut ditunjukkan dari nilai Z test sebesar -2,046 dan signifikan pada 0,041 < 0,05. 4. Uji Hipotesis 2 Pengujian hipotesis 2 dilakukan untuk menguji atau membuktikan pernyataan tentang adanya perbedaan yang signifikan abnormal return (AR) antara sebelum dan sesudah pengumuman buy back saham. Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan dilakukan dengan menggunakan uji Paired Sample T-Test karena data yang telah diuji normalitasnya menunjukkan bahwa data Tabel 5. Uji Paired Sample T-Test Rata-Rata Abnormal Return (AR) Variabel t Sig Abnormal Return sebelum- -2,722 0,010 Abnormal Return sesudah Hasil uji beda Paired Sample T-Test menunjukkan dan membuktikan bahwa pernyataan tentang adanya perbedaan yang signifikan abnormal return antara sebelum pengumuman buy back saham dengan sesudah pengumuman buy 124

back dapat diterima. Perbedaan abnormal return tersebut ditunjukkan dari nilai t test sebesar -2,722 dan signifikan pada 0,010 < 0,05. 5. Interpretasi Hasil Karakteristik dari pasar modal mencerminkan perilaku investor yang sangat sensitif. Perilaku tersebut didasari oleh informasi yang diterima oleh investor yang dapat memberikan sinyal negatif maupun sinyal positif yang berguna ketika melakukan analisis untuk pengambilan keputusan investasi. Salah satu bentuk informasi yang secara umum diterima oleh investor yaitu berkaitan dengan aksi korporasi yang dilakukan oleh perusahaan. Informasi yang diumumkan perusahaan saat ini akan digunakan sebagai sinyal perusahaan di masa yang akan datang. Informasi tersebut hanya akan mempengaruhi harga saham perusahaan yang mempublikasikan pengumuman berkaitan dengan aksi korporasi perusahaan. Aksi korporasi berpengaruh terhadap jumah saham yang beredar dan harga saham di pasar. Salah satu bentuk aksi korporasi yang dilakukan oleh perusahaan adalah melakukan buy back saham yang telah beredar di masyarakat. Buy back saham diharapkan dapat memberikan sinyal kepada para investor bahwa harga saham perusahaan sudah undervalued dan layak dibeli untuk dijadikan investasi yang memberikan imbal hasil yang optimal sesuai dengan harapan investor. Berdasarkan hasil pengujian secara statistika pada tabel 4, disimpulkan bahwa trading volume activity antara sebelum dan sesudah pengumuman buy back saham berbeda secara signifikan yang ditunjukkan dari tingkat signifikan 0,041 < 0,05. Perhitungan pada tabel 1, menunjukkan bahwa mean rata-rata trading volume activity sesudah pengumuman buy back mengalami peningkatan sesudah pengumuman sebesar 0,0016846006. Adanya peningkatan tersebut menunjukkan bahwa pengumuman buy back yang dipublikasikan perusahaan mengandung suatu informasi positif, sehingga dapat mempengaruhi investor untuk merespon secara cepat atas pengumuman tersebut. Respon cepat investor dicerminkan dari tingginya minat para investor untuk membeli dan memiliki saham perusahaan buy back yang secara otomatis akan meningkatkan jumlah permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Jumlah permintaan yang meningkat dengan kondisi jumlah saham beredar yang semakin berkurang akan mengakibatkan harga saham perusahaan menjadi meningkat. Hal ini sesuai dengan tujuan perusahaan melakukan buy back saham, yaitu untuk meningkatkan harga saham perusahaan di pasar modal. Abnormal return merupakan suatu hal yang bersifat spekulatif karena sifatnya tidak dapat diprediksi. Abnormal return dapat terjadi karena adanya peristiwa tertentu seperti perusahaan melakukan aksi korporasi dan kebijakan-kebijakan pemerintah baik di dalam negeri maupun di luar negeri berkaitan dengan kondisi ekonomi atau politik yang dapat mempengaruhi kondisi pasar modal. Berdasarkan hasil pengujian secara statistika pada tabel 5, disimpulkan bahwa abnormal return antara sebelum dan sesudah pengumuman buy back saham berbeda secara signifikan yang ditunjukkan dari tingkat signifikan 0,010 < 0,05. Perbedaan abnormal return tersebut juga dapat dilihat dari hasil perhitungan pada tabel 2 bahwa mean rata-rata abnormal return sebelum pengumuman buy back sebesar -0,0037564212 dan sesudah pengumuman buy back meningkat menjadi 0,0063654870. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa harga saham perusahaan mengalami kenaikan, sehingga investor memperoleh abnormal return yang lebih besar. Harga saham yang meningkat dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran dari investor, yaitu keputusan investor untuk membeli atau menjual sahamnya atas peristiwa buy back saham. E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 1 menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan trading volume activity sebelum pengumuman buy back saham dengan sesudah pengumuman buy back saham. Peningkatan rata-rata trading volume activity sesudah pengumuman, menunjukkan bahwa pengumuman buy back memberikan sinyal positif bagi investor, sehingga dapat meningkatkan jumlah permintaan dan penawaran saham perusahaan di pasar modal, yang secara otomatis juga meningkatkan trading volume activity saham perusahaan. b. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 2 menggunakan uji Paired Sample T-Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan abnormal return sebelum pengumuman buy back saham dengan sesudah pengumuman buy back saham. Peningkatan rata-rata abnormal return sesudah pengumuman, memberikan 125

kesimpulan bahwa pengumuman buy back dapat meningkatkan harga saham perusahaan di pasar modal, sehingga investor dapat menikmati abnormal return secara maksimal. 2. Saran a. Bagi Investor Investor harus memperhatikan kebijakankebijakan yang dilakukan oleh perusahaan, seperti kebijakan untuk melakukan buy back saham yang dipublikasikan dalam bentuk pengumuman karena pengumuman tersebut mengandung suatu informasi positif yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh investor ketika akan melakukan pengambilan keputusan investasi secara tepat. b. Bagi Perusahaan Perusahaan disarankan senantiasa dapat menjaga kestabilan kinerja keuangannya agar penggunaan alternatif kebijakan buy back saham dengan tujuan untuk meningkatkan harga saham beredar yang telah jatuh di pasar dapat berhasil. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan fokus yang sama, disarankan untuk menambahkan variabel-variabel lain selain trading volume activity dan abnormal return, seperti earning per share (EPS) dan diharapkan untuk memperpanjang waktu periode pengamatan penelitian agar dapat melihat pengaruh pengumuman buy back saham dalam jangka waktu yang panjang. (BEI), Jurnal Akuntansi Diponegoro, Vol. 2, No. 3, 2013. Purwanta, Wiji dan Hendy Fakhruddin. 2006. Mengenal Pasar Modal. Jakarta: Salemba Empat. Santoso, Singgih. 2001. Statistik Non Parametrik. Jakarta: PT Elex Media. Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Kanisius. www.idx.co.id. IDX Yearly Statistics. Dikases tanggal 20 September 2015, pukul 10:18 WIB. Zumaila, Ellis Afri. 2014. Analisis Reaksi Pasar dan Kinerja Saham Atas Pengumuman dan Peristiwa Buy Back di BEI, Skripsi. Universitas Brawijaya, Malang. DAFTAR PUSTAKA Brigham, Eugene dan Joel F. Huston. 2011. Dasardasar Manajemen Keuangan. Buku 2. Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat. Basir, Saleh dan Fakhruddin. 2005. Aksi Korporasi: Strategi untuk Meningkatkan Nilai Saham melalui Tindakan Korporasi. Jakarta: Salemba Empat. Hartono, Jogiyanto. 2014. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta. Junizar, Muhammad Luky, Aditya Septiani. Pengaruh Pengumuman Pembelian Kembali Saham (Buy Back) Terhadap Respon Pasar: Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 126