Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No.02 Mei 2017 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI PENGARUH ARUS DAN WAKTU PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS TITIK (SPOT WELDING) LOGAM TAK SEJENIS

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

STUDI METALOGRAFI HASIL PENGELASAN SPOT WELDING TIPE KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. waktu pengelasan dan pengaruh penambahan filler serbuk pada

Volume 13 No.1 Maret 2012 ISSN :

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

BAB IV DATA DAN ANALISA

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS TITIK LOGAM DISSIMILAR AL-STEEL

PENGARUH TEBAL PELAT BAJA KARBON RENDAH LAMA PENEKANAN DAN TEGANGAN LISTRIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

STUDI KOMPARASI KUALITAS PRODUK PENGELASAN SPOT WELDING DENGAN PENDINGIN DAN NON-PENDINGIN ELEKTRODA

Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

BAB I PENDAHULUAN. semakin dibutuhkan. Semakin luas penggunaan las mempengaruhi. mudah penggunaannya juga dapat menekan biaya sehingga lebih

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS

BAB I PENDAHULUAN. panas yang dihasilkan dari tahanan arus listrik. Spot welding banyak

Dosen Pembimbing: Ir. Subowo, MSc Oleh : M. Fathur Rohman

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

BAB II KERANGKA TEORI

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

NASKAH PUBLIKASI STUDI METALOGRAFI PENGARUH ARUS DAN HOLDING TIME PADA PENGELASAN SPOT WELDING MATERIAL STAINLESS STEEL

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

STUDI KOMPARASI KUALITAS HASIL PENGELASAN PADUAN ALUMINIUM DENGAN SPOT WELDING KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No. 01 November 2016 ISSN

TUGAS PENYAMBUNGAN MATERIAL 5 RACHYANDI NURCAHYADI ( )

KAJIAN METALOGRAFI HASIL PENGELASAN TITIK (SPOT WELDING) ALUMINIUM PADUAN DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Pemilihan Bahan. Proses Pengelasan. Pembuatan Spesimen. Pengujian Spesimen pengujian tarik Spesimen struktur mikro

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

ANALISA KUAT LENTUR DAN PENGELASAN PADA PEMEGANG KURSI MOBIL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian struktur mikro dilakukan untuk mengetahui isi unsur kandungan

PENGARUH FILLER ZINC TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO PADA PENGELASAN TITIK BEDA MATERIAL

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined.

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

Kata Kunci: Pengelasan Berbeda, GMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro

16 Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Salah satu proses yang terpenting dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING

STUDI LITERATUR PENGARUH PARAMETER PENGELASAN TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK PADA LAS TITIK (RESISTANCE SPOT WELDING)

STUDI PENGARUH NORMALISING TERHADAP KARAKTERISTIK DAN SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA PLAT JIS SM 41B MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016 DAN E 6013

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

Gambar 4.1. Hasil pengelasan gesek.

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

Analisa Hasil Lasan Stud Welding Pada Baja AISI 304 dan Baja XW 42 Terhadap Kekuatan Tarik dan Kekerasan

Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun

BAB I PENDAHULUAN. proses pengelasan. Pada proses pengelasan terdapat berbagai jenis

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.2, No. 3 Tahun 2011 : ISSN X

PENGARUH FILLER PLAT DAN VARIASI TEBAL PLAT PADA SPOT WELDING ANTARA BAJA-ALLUMUNIUM TERHADAP BEBAN GESER.

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak

PENGARUH POLA GERAKAN ELEKTRODE DAN POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKERASAN HASIL LAS PADA BAJA ST60

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

PENGARUH WAKTU PENGELASAN GMAW TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK SAMBUNGAN LAS LOGAM TAK SEJENIS ANTARA ALUMINIUM DAN BAJA KARBON RENDAH

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

PENGARUH WAKTU DAN JARAK TITIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP KEKUATAN GESER HASIL SAMBUNGAN LAS

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh arus pengelasan

STUDI KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN SPOT WELDING PADA ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON

PENGARUH VARIASI SUHU PREHEAT TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL SA 516 GRADE 70 YANG DISAMBUNG DENGAN METODE PENGELASAN SMAW

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi las memegang peranan penting dalam masyarakat industri. modern. Terbukti dengan terwujudnya standar-standar teknik dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perbesaran 100x adalah 100 µm. Sebelum dilakukan pengujian materi yang

KATA PENGANTAR. Sidoarjo, Desember Fakultas. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 1

ANALISA PENGARUH FILLER SERBUK ZINC TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN BEDA MATERIAL PADA LAS TITIK ANTARA BAJA TAHAN KARAT DAN ALUMINIUM

SIFAT FISIK DAN MEKANIK SAMBUNGAN LAS TITIK (RESISTANCE SPOT WELDING) LOGAM TAK SEJENIS 3 LAPIS SUS 316 L - SS J4

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

PENGARUH ARUS PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL TYPE 304 ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PENGARUH ANNEALING TERHADAP LAS MIG DENGAN GAS PELINDUNG CO2 (100%) TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO DAN MAKRO PADA BAJA STAM 390 G

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI PENGARUH TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA LAS SMAW (SHIELDED METAL ARC WELDING) DENGAN METODE EKSPERIMEN

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

Kolbi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Program Studi S-1 Teknik Mesin Fakultas Teknik, Yogyakarta 55183, Indonesia

Transkripsi:

PENGARUH VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN LAS TITIK (SPOT WELDING) LOGAM DISSIMILAR STAINLESS STEEL DAN BAJA KARBON RENDAH NSTRUCTION TO AUTHORS (Times New Roman, all caps, 12 pt,italic, centered) Ahmadil Amin Jurusan Teknik Mesin Politeknik Kotabaru Jl. Raya Stagen Km. 9,5 Kotabaru. Kalimantan Selatan E-mail: ahmadil.poltek_ktb@yahoo.co.id ABSTRAK Penggunaan arus listrik akan berhubungan dengan masukan panas. Dibutuhkan masukan panas yang cukup untuk membentuk struktur nugget yang baik sehingga dapat menghasilkan kekuatan sambungan yang maksimal. Struktur nugget dipengaruhi oleh tekanan elektroda, waktu tahan dan arus yang digunakan. Dengan mengatur parameter besarnya arus yang diberikan akan dihasilkan kualitas sambungan yang paling baik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh variasi arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las titik (spot welding ) logam dissimilar stainless steel (SS) dan baja karbon rendah (MS). Variasi arus yang digunakan adalah 60 A, 70 A dan 80 A. Waktu pengelasan yang digunakan adalah 4 detik. Spesimen uji menggunakan material stainless steel dengan ketebalan 1,2 mm dan baja karbon rendah dengan ketebalan 0,9 mm. Penelitian ini dilakukan di Politeknik Kotabaru dan Laboratorium Polteknik Negeri Malang. Penelitian yang dilakukan adalah uji tarik sesuai standar ASME (American Society of Mechanical Engineering) dan pengujian mikrostruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peningkatan arus listrik dari 60 A ke 70 A berdampak pada kenaikan kekuatan tarik. Sedangkan peningkatan arus listrik dari 70 A ke 80 A memperlihatkan penurunan kekuatan tarik. Hasil pengujian tarik menunjukkan bahwa kondisi terbaik terjadi pada arus listrik 70 A yang memberikan kekuatan tarik sebesar 190,920 kn/mm 2. Pengamatan struktur mikro pada sambungan las titik logam dissimilar antara stainless steel dan baja karbon rendah memiliki fusion zone yang tidak simetris. Terjadi karena adanya perbedaan konduktivitas thermal bahan logam yang digunakan. Las titik dengan variasi arus listrik 70 A menghasilkan daerah yang didominasi oleh struktur perlit dengan butiran yang lebih halus dan homogen dibandingkan specimen lainnya. Kata kunci: Las Titik, Arus Listrik, Kekuatan Tarik, Struktur Mikro, Dissimilar. PENDAHULUAN Pesatnya perkembangan dunia perindustrian telah mendorong timbulnya berbagai inovasi dangan gagasan yang baru guna menghasilkan berbagai macam produk yang lebih unggul dan memiliki kualitas yang lebih baik. Dalam industri otomotif, terobosan serta inovasi terbaru sangat diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan hasil produksi sehingga pemanfaatan dan penerapan teknologi merupakan hal mutlak yang harus dilakukan, seperti halnya teknologi pengelasan. Pengelasan merupakan cara penyambungan 63

Kekuatan Tarik Geser ( KN/mm^2 ) Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No.02 Mei 2017 logam yang paling banyak digunakan karena pengelasan mempunyai kelebihan diantaranya adalah hasil sambungannya lebih kuat [1]. Salah satu metode yang digunakan dalam penyambungan lembaran-lembaran plat tipis yang banyak ditemukan dalam industri otomotif seperti pada pengerjaan body atau kerangka mobil adalah las titik (Spot welding). Penyambungan dilakukan dengan cara permukaan plat yang akan disambung ditekan diantara elektroda dan pada saat yang sama arus listrk dialirkan sehingga permukaan logam menjadi panas dan mencair karena adanya resistansi listrik [2]. Keunggulan dari pengelasan titik dibandingkan dengan pengelasan lainnya yaitu prosesnya cepat, sehingga cocok untuk produksi masal, suplai panas yang diberikan cukup akurat dan regular, sifat mekanik hasil las kompetitif dengan logam induk dan tidak memerlukan kawat las [3]. Material yang disambung dapat berbentuk sejenis (similar) maupun berbeda jenis (dissimilar). Pengelasan dissimilar ini dapat lebih rumit dari pada pengelasan similar karena siklus termal yang berbeda dialami masingmasing logam. [4]. Penggunaan arus listrik akan berhubungan dengan masukan panas. Dibutuhkan masukan panas yang cukup untuk membentuk struktur nugget yang baik sehingga dapat menghasilkan kekuatan sambungan yang maksimal. Struktur nugget dipengaruhi oleh tekanan elektroda, waktu tahan dan arus yang digunakan. Dengan mengatur parameter besarnya arus yang diberikan akan dihasilkan kualitas sambungan yang paling baik. Oleh karenanya kajian untuk mengetahui pengaruh variasi arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las titik (spot welding ) logam dissimilar stainless steel (SS) dan baja karbon rendah (MS) menjadi sangat penting untuk dipelajari. METODE PENELITIAN Spesimen uji menggunakan material plat stainless steel (SS) dengan ketebalan 1,2 mm dan plat baja karbon rendah (MS) dengan ketebalan 0,9 mm. Variasi arus listrik yang digunakan adalah 60 A, 70 A, 80 A. Sedangkan waktu pengelasan yang digunakan adalah 4 detik. Penelitian ini dilakukan di Politeknik Kotabaru dan Laboratorium Polteknik Negeri Malang. Pengujian yang dilakukan adalah uji tarik sesuai standar ASME (American Society of Mechanical Engineering) dan pengujian mikrostruktur. Pengujian struktur mikro dilakukan untuk melihat terjadinya perubahan struktur mikro pada benda uji sebagai akibat dari proses pengelasan yang diterimanya. Pada uji struktur mikro yang diamati adalah daerah. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Arus Listrik Terhadap Kekuatan Tarik 250 200 150 100 50 0 Gambar 4. 60 70 80 Kuat Arus ( A ) Grafik Pengaruh Arus terhadap Kekuatan Tarik Dari gambar 4 di atas terlihat bahwa peningkatan arus listrik dari 60 A ke 70 A berdampak pada kenaikan kekuatan tarik. 64

Sedangkan peningkatan arus listrik dari 70 A ke 80 A memperlihatkan penurunan kekuatan tarik. Pada Arus listrik 60 A didapatkan nilai kekuatan tarik sebesar 150,785 kn/mm 2. Pada arus listrik 70 A didapatkan kekuatan tarik sebesar 190,920 kn/mm 2. Sedangkan pada arus listrik 80 A diperoleh nilai kekuatan tarik sebesar 153,533 kn/mm 2. Hasil pengujian tarik menunjukkan bahwa kondisi terbaik terjadi pada arus listrik 70 A yang memberikan kekuatan tarik sebesar 190,920 kn/mm 2. Dengan meningkatnya arus pengelasan didapatkan kekuatan tarik yang semakin rendah. hal ini dikarenakan arus pengelasan yang semakin besar akan menghasilkan daerah logam las yang lebar serta penembusan yang dalam sehingga menghasilkan kekuatan tarik yang rendah dan menambah kerapuhan [5]. Hal ini sesuai dengan diameter logam las (nugget) yang terbentuk, dimana seiring dengan meningkatnya arus pengelasan maka diameter nugget semakin besar. Semakin besar arus yang digunakan, maka masukan panas yang terjadi juga semakin besar. Tetapi tidak selamanya sambungan menjadi lebih baik, pada sambungan las titik logam dissimilar ada suatu kondisi dimana semakin besar arus tetapi hasilnya lasnya rusak, hal ini terjadi karena titik lebur pada setiap material berbeda beda, jika panas yang dihasilkan melebihi titik lebur material yang digunakan, maka hasil pengelasan akan rusak. Pada sambungan las titik logam dissimilar stainless steel dan baja karbon rendah, logam stainless steel cenderung lebih kuat dibandingkan baja karbon rendah, hal ini dapat dilihat dari letak sobekan berada di daerah baja karbon rendah dan logam las menempel pada stainless steel. Pengaruh Arus Listrik Terhadap Mikrostruktur. Struktur mikro hasil las titik logam dissimilar stainless steel (SS) dan baja karbon rendah (MS) dapat dilihat pada gambar 5. Terdapat tiga daerah struktur mikro pada sambungan las, yaitu : Fusion Zone (), Logam las (Nugget), Heat Affected Zone (), dan Base Metal (). Dari gambar terlihat bahwa posisi dari logam las (Nugget) tidak simetris, tetapi lebih banyak berada di daerah stainless steel. Tahanan listrik dan konduktivitas thermal mempengaruhi pembentukan logam las (nugget) dan pertumbuhannya. [6]. Inilah yang terjadi pada sambungan las titik logam dissimilar. Hambatan listrik yang lebih rendah dari baja karbon dan konduktivitas termal yang lebih tinggi dibandingkan dengan stainless steel menyebabkan fusion zone lebih kecil pada daerah baja karbon rendah. Kondisi ini dapat menjelaskan mengapa logam stainless steel cenderung lebih kuat dari pada baja karbon rendah. SS MS Gambar 5. Daerah Pengamatan Logam las (Nugget) Struktur mikro hasil las titik logam dissimilar. Pada gambar 6, 7, dan 8 dapat dilihat struktur mikro yang terbentuk akibat variasi arus listrik. Karena logam stainless steel cenderung lebih kuat dari pada baja karbon rendah. maka pengamatan lebih difokuskan pada daerah baja karbon rendah (MS). 65

Gambar 6. Struktur mikro hasil las titik arus 60 A Gambar 7. Struktur mikro hasil las titik arus 70 A Bainit Gambar 8. Struktur mikro hasil las titik arus 80 A Hasil pengamatan struktur mikro memperlihatkan struktur yang terjadi adalah struktur ferit dan perlit yang tersebar merata. Struktur ferit yang berwarna terang dan struktur perlit berwarna gelap. mempunyai sifat yang lebih lunak bila dibandingkan dengan perlit. Pada foto struktur mikro dapat dilihat bahwa akibat variasi arus listrik maka terjadi perbedaan struktur mikro yang terbentuk pada. Peningkatan arus listrik dari 60 A ke 70 A berdampak pada daerah yang semakin gelap karena struktur mikro yang terbentuk didominasi oleh struktur perlit. Selain itu juga terlihat ukuran butiran yang semakin homogen dan semakin halus pada. Sedangkan peningkatan arus listrik dari 70 A ke 80 A berdampak pada daerah yang kembali menjadi terang karena didominasi oleh struktur bainit. Apabila arus listrik makin tinggi maka timbul fasa bainit dan martensit yang kekerasannya tinggi. Akibat kekerasan yang tinggi ini, maka kekuatan tarik geser sambungan las menjadi berkurang. Selain itu, semakin tinggi arus listrik, maka semakin luas/besar daerah. Hal ini dapat terjadi karena pada daerah las, panas yang diterima logam lebih besar dibandingkan dengan daerah dan daerah logam induk. Demikian juga pendinginan yang terjadi pada daerah las lebih cepat dibandingkan daerah dan logam induk, sehingga timbul rekristalisasi dan perubahan besar butir sehingga menyebabkan menurunnya kekuatan tarik geser. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Peningkatan arus listrik dari 60 A ke 70 A berdampak pada kenaikan kekuatan tarik. Sedangkan peningkatan arus listrik dari 70 A ke 80 A memperlihatkan penurunan kekuatan tarik. 66

2. Hasil pengujian tarik menunjukkan bahwa kondisi terbaik terjadi pada arus listrik 70 A yang memberikan kekuatan tarik sebesar 190,920 kn/mm 2. 3. Pengamatan struktur mikro pada sambungan las titik logam dissimilar antara stainless steel dan baja karbon rendah memiliki fusion zone yang tidak simetris. Terjadi karena adanya perbedaan konduktivitas thermal bahan logam yang digunakan. 4. Las titik dengan variasi arus listrik 70 A menghasilkan daerah yang didominasi oleh struktur perlit dengan butiran yang lebih halus dan homogen dibandingkan specimen lainnya. DAFTAR PUSTAKA [1] Purwaningrum, Y., Fatchan, M. 2013. Pengaruh arus listrik terhadap karakteristik fisik mekanik sambungan las titik logam dissimilar Al-Steel. Jurnal Teknik Mesin, 15 (1) [2] Wiyono, T. 2012. Penentuan pengelasan dissimilar alumunium dan plat baja karbon rendah dengan variasi waktu pengelasan dan arus listrik. Journal Foundry, 2(1). [3] Anis, M., Irsyadi, A., Ferdian, D. 2009. Studi lapisan intermetalik Cu Sn pada ujung elektroda dalam pengelasan titik baja galvanis. Jurnal Teknologi, 13 (2). [4] Subrammanian, A. Jabaraj, B.D. 2013. Research on resistance spot welding of stainless steel. International Journal of Scientifik & Engineering research, 4 (12). [5] Arifin, S. 1997. Las listrik dan Otogen. Jakarta: Ghalia Indonesia. [6] M. Pouranvari, P.Marashi, M.Goodarzi. 2008. Failure mode of dissimilar resistance spot welds between austenitic stainless and low carbon steels. Metal 2008. 67