BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak akan dapat bekerja tanpa adanya ide dan kreatifitas dari para

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Istana cipta Sembada. Ds. Laban Asem, Kec. Kabat Banyuwangi,

BAB 1 PENDAHULUAN. tergantung pada keunggulan teknologi dan oprasional yang dimiliki perusahaan

MSDM Handout 10. Seminar Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keadaan karyawan. Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi

BAB IV KESESUAIAN ANTARA KEMATANGAN KARYAWAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN PADA SUB DIREKTORAT SDM PT X KANTOR PUSAT JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan gaya kepemimpinan..., Eka Prasetiawati, FISIP 1 UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia. Bahkan di media massa sering muncul masalah-masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Kompetensi sumber daya manusia yang baik pasti memerlukan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan sentral dari sebuah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

TEGUH SETYA NUGROHO B

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat pola pikir seorang manajer

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang ada

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. signifikan (F=7,595 dan p<0,01) dengan sumbangan efektif secara bersamasama

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor yang terpenting sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini setiap perusahaan harus lebih mampu berkompetisi dan bersaing

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terhadap Kinerja Pegawai pada kantor Departemen Agama Kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting di dalam suatu perusahaan. Tanpa peran manusia meskipun berbagai

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas, karena keberhasilan seorang pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah salah satu unsur produksi selain itu juga faktor penting dan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuan. Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Di era reformasi yang telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dorongan dalam melakukan pekerjaanya, intensitas dan frekuensi dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis karena diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. menunjang pembangunan nasional. Dalam ruang lingkup yang lebih kecil, utama berjalannya sebuah organisasi atau perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mampu meningkatkan kinerja sumber daya manusia. Dan dapat memajukan. perusahaan sehingga tujuan perusahaan bisa tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur yang telah ditetapkan yaitu pimpinan dapat memberikan. melakukan kinerja didalam suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Dalam sebuah organisasi, khususnya organisasi perbankan, semestinya

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Perencanaan Pengembangan Karier

SS = Sangat Setuju (Skor 4) S = Setuju (Skor3) TS = Tidak Setuju (skor 2) STS = Sangat Tidak Setuju (Skor 1)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia yang berkualitas merupakan modal dasar sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. dan paling dominan dalam sebuah organisasi. Manajemen sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga

I PENDAHULUAN. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk. mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan organisasi mengatasi berbagai tantangan dan berhasil

BAB I PENDAHULUAN. adalah pemberian motivasi, maka pemberian motivasi terhadap karyawan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut akan membentuk suatu keunggulan dari suatu perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam mengelola

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

BAB V PENUTUP. PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) adalah perusahaan satu-satunya yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa. manusia ke era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan

PENGARUH MOTIVASI, POLA KEPEMIMPINAN, KONFLIK PERAN, DAN STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu kesatuan yang komplek yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kinerja atau produktivitas karyawannya. perusahaan untuk pemenuhan kebutuhannya.

BAB I PEDAHULUAN. yang sangat penting bagi keefektifan berjalannya kegiatan didalam organisasi. tujuan organisasi maupun tujuan pribadi.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah semua auditor yang bekerja di KAP Semarang. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling,

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yaitu pemimpin sebagai atasan, dan pegawai sebagai bawahan.

BAB I PENDAHULUAN. daya guna dan hasil guna unsur-unsur manajemen akan dapat ditingkatkan.

BAB I PENDAHULUAN. yang terserap di industri pariwisata, seiring dengan bergesernya kecenderungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor, baik

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat mengharuskan bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan sangat penting apabila berbicara tentang kualitas

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadatnya, alamnya yang indah, atraksi wisata serta mempunyai keaneka

BAB I PENDAHULUAN menjadi Rp 335 triliun di tahun Perkembangan lain yang menarik dari

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin (leader) dalam mengarahkan, mendorong dan. mengatur seluruh unsur unsur di dalam kelompok atau organisasinya untuk

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER FAJAR INTI ABADI DI PONTIANAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN : 107). Mathis dan Jackson (2006 : 98) menyatakan kepuasan kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. ataupun sebuah perusahaan. Agar seluruh aktivitas perusahaan berjalan dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu

BABI PENDAHULUAN. alat canggih dapat menyelesaikan masalah, tanpa. adanya pengelolaan sumber daya manusia yang baik maka tidak akan

Bab l. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ataupun di dalam organisasi. Dibalik kemajuan jaman yang pesat saat

BAB I PENDAHULUAN. Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan ekonomi yang terjadi sekarang ini mengalami perubahan yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. PN Taspen memperoleh kantor sendiri di Jl. Merdeka no 64 Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. (Nongkeng, dkk. 2011). Pendapat serupa juga dinyatakan oleh Voon et al. (2011) bahwa

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki struktur yang membantu karyawannya agar dapat bekerja untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi ini semakin tajam, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi, agar individu dapat memuaskan kebutuhannya sendiri walaupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini yang tumbuh dan berkembang dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah sarana yang paling penting bagi setiap manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. yang relevan dengan tujuan dari organisasi (McCloy, Campbell, dan Cudeck,

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab kepada banyak stakeholder. (Anthony dan Govindaradjan, 2005:60).

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masukan selama periode tersebut (Dossett dan Greenberg, 1981). a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan sebuah perusahaan bukan hanya tergantung dari permodalan secara riil yaitu berbentuk uang, namun salah satu hal yang juga berpengaruh adalah sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan tersebut. Sebab semua bahan baku dan mesin produksi yang dimiliki oleh perusahaan tidak akan dapat bekerja tanpa adanya ide dan kreatifitas dari para karyawan yang tersebar dalam berbagai divisi dengan tugas dan tanggung jawab masing masing. Di hampir semua perusahaan yang ada, karyawan merupakan aset penting yang wajib mereka jaga (Rivai (2013:3). Oleh karena itu, bagi perusahaan yang khususnya bergerak di bidang jasa pelayanan yang mengandalkan tingkat kinerja karyawan di perusahaannya, maka perusahaan tersebut dituntut untuk mampu mengoptimalkan kinerja karyawannya. Salah satu pendekatan dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan tersebut dapat dilakukan melalui praktek kepemimpinan atau gaya kepemimpinan yang handal dan mampu meningkatkan produktifitas kerja karyawan. Menurut Murtie (2010:45) setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam memimpin para pengikutnya, perilaku para pemimpin itu disebut dengan gaya kepemimpinan. Kepemimpinan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan peningkatan produktifitas, karena keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam 1

2 mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pemimpin itu di dalam menciptakan motivasi didalam diri setiap orang bawahan, kolega maupun atasan pemimpin itu sendiri. Gaya kepemimpinan yang tepat dapat menimbulkan motivasi karyawan untuk berprestasi karena sukses dan tidaknya karyawannya untuk berprestasi dapat di pengaruhi oleh gaya kepemimpinan atasannya. pemimpin yang efektif akan dapat menjalankan fungsinya tidak hanya di tunjukkan dari kekuasaan yang di miliki, tetapi juga ditunjukkan oleh sikap untuk memotivasi karyawan dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan yang diperintahkan oleh pimpinan. PT. Istana Cipta Sembada Banyuwangi memiliki potensi SDM dalam kapasitas yang beragam untuk menjalankan berbagai fungsi kegiatan eksport import. Disisi lain, perusahaan juga harus menjalankan fungsi sosial secara internal dan eksternal untuk menjamin kesejahteraan para anggotanya yang juga berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan. Terlebih penting menjaga tingkat persaingan di antara industri sejenis baik lokal maupun internasional. Faktor eksternal yang begitu kuat sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan PT. Istana Cipta Sembada. Faktor sosial, kondisi ekonomi, perubahan paradigma dalam masyarakat khususnya di dunia usaha, mendorong perusahaan untuk serius menangani masalah SDM, khususnya penerapan Gaya kepemimpinan secara intensif. Terlebih dengan perkembangan lingkup usaha, struktur organisasi, jumlah karyawan, penataaan manajemen.

3 Komitmen organisasional mengacu pada kepercayaan tujuan karyawan dan nilai-nilai organisasi, keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi dan loyalitas terhadap organisasi (Mohyi, 1999:107). Kinerja dipandang sangat penting bagi keberlangsungan kegiatan produktifitas perusahaan, baik perusahaan di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Perusahaan akan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama-sama sebelumnya, namun perlu diketahui bahwa keberhasilah suatu perusahaan dalam berbagai aktifitasnya dalam mencapai tujuan bukan tergantung pada keunggulan teknologi dan operasional yang dimiliki perusahaan, namun melainkan juga tergantung pada aspek sumberdaya manusia yang dimiliki. Faktor sumber daya manusia ini merupakan elemen yang harus diperhatikan oleh perusahaan, terutama bila mengingat persaingan dibidang industri saat ini sangat sulit, yang mana antara perusahaan satu dengan yang lainya berkompetisi ingin menjadi yang nomor satu dibidangnya, dengan menerbitkan beberapa program dan produk yang dimiliki untuk mensiasati persainggan yang terjadi, selain itu kinerja merupakan hal yang sanggat vital bagi keberlangsungan kegiatan perusahaan untuk itu sebuah perusahaan yang mempunyai nama besar haruslah sudah memikirkan hal-hal yang perlu dilakukan terkait faktor-faktor penunjang yang nantinya diharapkan dapat mendongkrak kinerja karyawan agar dapat mencapai apa yang telah menjadi tujuan perusahaan tersebut. Menurut Mink (1993:87) setiap perusahaan harus dapat bekerja dengan lebih efisien, efektif dan produktif. Tingkat kompetisi yang tinggi akan

4 memacu tiap perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan memberikan perhatian pada aspek sumber daya manusia. Jadi manusia dapat dipandang sebagai faktor penentu karena ditangan manusialah segala inovasi akan direalisir dalam upaya mewujudkan tujuan perusahaan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ialah : a. Minat dalam kerja. b. Penerimaan delegasi tugas. c. Peran dan tingkat motivasi karyawan. Dari uraian ketiga faktor di atas jelas jika seorang karyawan melaksanakan pekerjaannya yang tidak mempunyai landasan minat dalam bekerja maka karyawan tersebut tidak akan mampu mengerahkan tenaga dan pikirannya secara maksimal. Sedangkan tanpa mendapatkan penerimaan delegasi tugas yang jelas dan seimbang dengan tanggung jawab yang dipikul, seorang karyawan akan terbatas peluangnnya untuk berprestasi dalam pengambilan keputusannya. Memecahkan masalah, melaksanakan kreatifitas, inisiatif, dll. Sedangkan yang terakhir ditekankan pada peran dan motivasi merupakan penunjang bagi mewujudkan kinerja yang tinggi, begitu juga sebaliknya jika motivasi pekerja rendah maka kinerjanya akan sangat rendah/buruk. Berdasarkan wawancara yang saya lakukan dengan HRD PT. Istana Cipta Sembada Ds. Laban Asem, Kec. Kabat Banyuwangi pada 24 april 2014 mengenai pemberian tugas pada karyawan dan penyelesaiannya, sebagian

5 besar karyawan diberbagai divisi mendapatkan tugas dan diberikan target untuk menyelesaikan tugas tersebut sebagai mana waktu yang telah ditetapkan sebelumnya, tentunya dengan bimbingan, arahan dan motivasi langsung dari HRD, tujuannya agar HRD dapat secara langsung mengetahui karyawan yang bersungguh sungguh dan yang malas dalam bekerja. Disisi lain, peran motivasi seorang pemimpin sangat diperlukan untuk semua karyawan, fakta dilapangan tidak semua para karyawan yang ada dalam sebuah perusahaan atau organisasi itu mampu untuk mengerjakan tugas dari pimpinan, ada yang dengan mudah mengerjakannya dan ada yang kesulitan dalam pengerjaannya. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus mempunyai kreatifitas yang tinggi untuk mengkondisikan karyawannya agar merasa nyaman dalam mengerjakan tugas. Seperti yang dijelaskan dalam buku, manajemen perilaku organisasi menurut Blanchard (1995:178), seorang pemimpin harus memahami kematangan bawahannya sehingga dia tidak salah dalam menerapkan gaya kepemimpinan. Tingkat kematangan yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. Tingkat kematangan M1 (Tidak mampu dan tidak ingin) maka gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin untuk memimpin bawahan seperti ini adalah Gaya Telling (G1), yaitu dengan memberitahukan, menunjukkan, mengistruksikan secara spesifik. b. Tingkat kematangan M2 (tidak mampu tetapi mau)

6 untuk menghadapi bawahan seperti ini maka gaya yang diterapkan adalah Gaya Selling/Coaching, yaitu dengan menjual, menjelaskan, memperjelas, membujuk. c. Tingkat kematangan M3 (mampu tetapi tidak mau/ragu-ragu) maka gaya pemimpin yang tepat untuk bawahan seperti ini adalah Gaya partisipatif, yaitu saling bertukar ide & beri kesempatan untuk mengambil keputusan. d. Tingkat kematangan M4 (Mampu dan Mau) maka gaya kepemimpinan yang tepat adalah Delegating, mendelegasikan tugas dan wewenang dengan menerapkan system control yang baik. Pendekatan situasional menekankan pentingnya faktor kontekstual yang mempengaruhi proses kepemimpinan. Variabel situasional yang penting adalah karakteristik pengikut, dan sifat lingkungan eksternal. Pendekatan ini memiliki dua sub kategori utama. Salah satunya peneliti berusaha mengungkap seberapa jauh proses kepemimpinan itu sama atau unik antar berbagai jenis organisasi, level manajemen dan budaya. Metode penelitian utama yang digunakan adalah studi komparatif terhadap dua situasi atau lebih. Variabel dependen mungkin saja berupa persepsi dan sikap manajerial, aktivitas, dan pola perilaku manajerial atau proses pengaruh. Sub kategori lain penelitian situasional berusaha mengdentifikasi aspek situasi yang melunakkan hubungan atribut pemimpin (seperti ciri, ketrampilan, perilaku) dengan efektivitas kepemimpinan. Asumsi yang dipakai adalah perbedaan atribut akan efektif dalam situasi yang berbeda, dan atribut

7 yang sama tidak akan optimal untuk berbagai macam situasi. Teori yang menjelaskan hubungan ini terkadang disebut teori kontinjensi kepemimpinan. Bentuk paling ekstrim dari teori sistuasinal (pengganti kepemimpinan) menidentifikasi kondisi yang dapat membuat hirarki kepemimpinan menjadi berlebihan dan tidak berguna. Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan penelitian di PT. Istana Cipta Sembada Banyuwangi mengenai kepemimpinan situasional. Karyawan PT. Istana Cipta Sembada Banyuwangi yang berjumlah 70 orang memiliki keberagaman sikap dalam menerima tugas dari atasan. Ada yang tidak mampu dan tidak mau, tidak mampu tetapi mau, mampu tetapi raguragu, mampu dan mau. Berikut tindakan yang diambil oleh pimpinan PT. Istana Cipta Sembada Banyuwangi: Pertama untuk mengendalikan karyawan yang tidak mampu dan tidak mau, pimpinan PT. Istana Cipta Sembada Banyuwangi (bagian SDM) yaitu memperketat pengawasan dan sering memberi bimbingan kepada karyawan yang tidak mengerti dengan tugas yang dikerjakannya. Kedua untuk mengendalikan karyawan yang tidak mampu tetapi mau, yaitu dengan memberikan pengarahan karena mereka kurang mampu, selain itu juga memberikan dukungan untuk memperkuat kemampuan dan antusias. Ketiga untuk mengendalikan karyawan yang mampu tetapi ragu-ragu, tindakan yang diambil oleh pimpinan PT. Istana Cipta Sembada yaitu membuka komunikasi dua arah dan secara aktif mendengar dan mendukung

8 usaha-usaha para karyawan untuk menggunakan kemampuan yang telah mereka miliki. Keempat untuk mengendalikan karyawan yang mampu dan mau, pimpinan PT. Istana Cipta Sembada hanya melakukan pengontrolan dan sedikit bimbingan untuk memastikan apa yang sedang dikerjakan oleh karyawan sesuai dengan harapan pimpinan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seorang karyawan akan mampu bekerja dengan efektif dan maksimal jika pada titik tertentu kebutuhan yang diberikan sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan mereka sehingga mereka menjadi nyaman dengan pekerjaanpun bisa selesai tepat waktu, karena timbul kepuasan tersendiri akan kebutuhan yang sudah terpenuhi. Berdasarkan wawancara yang saya lakukan pada manager HRD PT. Istana Cipta Sembada, bahwa setiap karyawan yang bekerja di sana mendapatkan motivasi, bimbingan, dan pengarahan langsung dari atasan atau Manajer SDM dalam pengerjaan tugasnya selain itu faktor pendorong lainnya adalah gaji sesuai dengan UMR yang berlaku yaitu sekitar Rp. 1.200.000, dan setiap karyawan yang mencapai level jabatan tertentu telah diberikan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaanya. Oleh sebab itu, bertitik tolak dari uraian diatas tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul Pengaruh Kepemimpinan Situassional Terhadap Kinerja Karyawan PT. Istana Cipta Sembada Banyuwangi

9 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan maka peneliti merumuskan beberapa masalah yang akan di teliti sebagai berikut : 1. Apakah gaya kepemimpinan situasional berpengaruh simultan terhadap kinerja karyawan PT. Istana Cipta Sembada? 2. Apakah gaya kepemimpinan situasional berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan PT. Istanma Cipta Sembada? 3. Variabel gaya kepemimpinan situasional manakah yang berpengaruh paling dominan dalam mempengaruhi kinerja karyawan pada PT. Istana Cipta Sembada. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang di tuliskan maka ada beberapa tujuan yang ingin di capai yaitu : 1. Untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan situasional secara simultan terhadap kinerja karyawan PT. Istana Cipta Sembada. 2. Untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan situasional secara parsial terhadap kinerja karyawan PT. Istana Cipta Sembada. 3. Untuk mengetahui variabel gaya kepemimpinan situasional manakah yang berpengaruh paling dominan terhadap kinerja karyawan pada PT. Istana Cipta Sembada. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah diharapkan :

10 1. Bagi PT. Istana Cipta Sembada. Diharapkan dapat memberikan masukan-masukan mengenai Peranan gaya kepemimpinan situasional terhadap kinerja karyawan, sehingga terjadi pertimbangan dalam melaksanakannya. 2. Bagi penulis, yaitu dapat memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai peranan gaya kepemimpinan situasional terhadap kinerja karyawan dengan melihat praktiknya secara langsung. 3. Pihak lain, yaitu sebagai tambahan referensi bagi rekan-rekan yang memerlukan sumber data dalam melakukan penelitian dengan tajuk dan objek Tugas Akhir yang sama. 1.5 Batasan Masalah Kepemimpinan situasional adalah gaya kepemimpinan yang dilakukan berdasarkan situasi yang ada dan tingkat kematangan bawahan yaitu Tingkat kematangan yang dimaksud adalah sebagai berikut: Tingkat kematangan M1 (Tidak mampu dan tidak ingin) maka gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin untuk memimpin bawahan seperti ini adalah Gaya Telling (G1). Tingkat kematangan M2 (tidak mampu tetapi mau), untuk menghadapi bawahan seperti ini maka gaya yang diterapkan adalah Gaya Selling/Coaching. Tingkat kematangan M3 (mampu tetapi tidak mau/ragu-ragu) maka gaya pemimpin yang tepat untuk bawahan seperti ini adalah Gaya Partisipatif. Tingkat kematangan M4 (Mampu dan Mau) maka gaya kepemimpinan yang tepat adalah Delegating.

11 Dalam variabel terikat yaitu kinerja karyawan terdapat empat indikator yaitu tugas dan tanggung jawab, peraturan, hubungan kerja, dan tepat waktu.