PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH

Administrasi dan Kebijakan Upaya Kesehatan Perorangan. Amal Sjaaf Dep. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, FKM UI

BAB IV SU BSISTEM UPAYA KESEHATAN PENGERTIAN. Subsistem upaya kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM KESEHATAN KABUPATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

Sekilas tentang : Sistem Kesehatan Indonesia. Dr Anhari Achadi Februari 2009

Manggal Karya Bakti Husuda

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR. 4 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM KESEHATAN KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu yang terdiri dari berbagai elemen yang berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU,

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

ffj$"*l"j..iilif,{i POKOK.POKOK SISTEM KESEHATAN NASIONAL

Non Endemi. Endemi renda Endemi sedan. Endemis

PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALU,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN

KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS (Kepmenkes No 128 th 2004) Latar belakang

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

2016, No Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RENCANA STRATEGIS TAHUN 2009 S/D 2014 MASYARAKAT JAWA TIMUR MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. tentang perlunya melakukan Primary Health Care Reforms. Intinya adalah

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG REVOLUSI KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4

RENCANA STRATEGIS DEPARTEMEN KESEHATAN TAHUN

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG

Transkripsi:

7.1. Prinsip Dasar Pembangunan Kesehatan Pembangunan Bidang Kesehatan Banyuwangi merupakan bagian dari kebijakan dan program pembangunan kesehatan naional serta sistem kesehatan nasional (SKN). Oleh karena itu rencana dan implementasi pembangunan kesehatan Kabupaten Banyuwangi juga didasarkan pada kaidah-kaidah dan prinsip sistem kesehatan nasional. Prinsip dasar SKN adalah norma, nilai dan aturan pokok yang bersumber dari falsafah dan budaya Bangsa Indonesia, yang dipergunakan sebagai acuan berfikir dan bertindak dalam penyelenggaraan SKN. Prinsip-prinsip dasar SKN yang digunakan sebagai acuan prinsip pembangunan kesehatan Kabupaten Banyuwangi, meliputi: 1. Perikemanusiaan Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip perikemanusiaan yang dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Terabaikannya pemenuhan kebutuhan kesehatan adalah bertentangan dengan prinsip kemanusiaan. Tenaga kesehatan dituntut untuk tidak diskriminatif serta selalu menerapkan prinsip-prinsip perikemanusiaan dalam menyelenggarakan upaya kesehatan. 2. Hak Asasi Manusia Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip hak asasi manusia. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama, dan status sosial ekonomi. Setiap anak berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. BAB VII - RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH VII - 1

3. Adil dan Merata Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip adil dan merata. Dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang setinggitingginya, perlu diselenggarakan upaya kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat secara adil dan merata, baik geografis maupun ekonomis. 4. Pemberdayaan dan Kemandirian Masyarakat Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip pemberdayaan dan kemandirian masyarakat. Setiap orang dan masyarakat bersama dengan pemerintah berkewajiban dan bertanggung-jawab untuk emelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus berdasarkan pada kepercayaan atas kemampuan dan kekuatan sendiri serta kepribadian bangsa dan semangat solidaritas sosial dan gotong royong. 5. Kemitraan Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip kemitraan. Pembangunan kesehatan harus diselenggarakan dengan menggalang kemitraan yang dinamis dan harmonis antara pemerintah dan masyarakat termasuk swasta, dengan mendayagunakan potensi yang dimiliki. Kemitraan antara pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta serta kerjasama lintas sektor dalam pembangunan kesehatan diwujudkan dalam suatu jejaring yang berhasil-guna dan berdaya-guna, agar diperoleh sinergisme yang lebih mantap dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. 6. Pengutamaan dan Manfaat Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip pengutamaan dan manfaat. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan lebih mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan perorangan maupun golongan. Upaya kesehatan yang bermutu dilaksanakan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan BAB VII - RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH VII - 2

teknologi serta harus lebih mengutamakan pendekatan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pembangunan kesehatan diselenggarakan secara berhasil-guna dan berdaya-guna, dengan mengutamakan upaya kesehatan yang mempunyai daya ungkit tinggi agar memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat beserta lingkungannya. 7. Tata kepemerintahan yang baik Pembangunan kesehatan diselenggarakan secara demokratis, berkepastian hukum, terbuka (transparent), rasional/profesional, serta bertanggung jawab dan bertanggung gugat (accountable). 7.2. Aspek Pembangunan Kesehatan Daerah Aspek pembangunan kesehatan daerah merupakan bagian dari Sistem Kesehatan Daerah (SKD), dimana SKD merupakan bagian dari SKN. Rencana induk (masterplan) dan implementasi pembangunan kesehatan daerah merupakan salah satu unsur SKD yang memuat unsurunsur bidang kesehatan secara komprehensif. Rencana induk pembangunan Bidang Kesehatan Kabupaten Banyuwangi akan menguraikan secara spesifik unsur-unsur, sebagai berikut: 1. Upaya kesehatan, 2. Pembiayaan kesehatan, 3. Sumberdaya manusia kesehatan, 4. Sumberdaya obat dan perbekalan kesehatan, 5. Pemberdayaan masyarakat dan 6. Manajemen kesehatan sesuai dengan potensi dan kondisi daerah. 7.3. Strategi Kebijakan Untuk mempermudah dan memperlancar pelaksanaan atau implementasi kebijakan pembangunan kesehatan serta pencapaian hasil yang optimal, maka perlu adanya strategi kebijakan. Strategi implementasi kebijakan umum dalam rencana induk ini, meliputi: BAB VII - RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH VII - 3

1. Pada tahap awal implementasi (jangka menengah pertama), kebijakan pembangunan kesehatan lebih ditujukan untuk mempertahankan derajat kesehatan dan gizi masyarakat terutama penduduk tidak mampu miskin). Artinya bukan hanya aspek-aspek tersebut yang diimplementasikan, tetapi aspek-aspek ini hanyalah menjadi prioritas utama. 2. Tahap jangka menengah kedua, kebijakan pembangunan kesehatan lebih dititik beratkan pada peningkatan kesehatan lingkungan, upaya kesehatan, sumberdaya kesehatan, Iptek bidang kesehatan dan pemantapan kerjasama lintas sektoral. Artinya bukan hanya aspek-aspek tersebut yang diimplementasikan, tetapi aspek-aspek ini hanyalah menjadi prioritas utama pada tahap ini. 3. Peningkatan dan mengedepankan upaya preventif dibandingkan dengan upaya-upaya lainya dalam setiap tahap periode pembangunan. Hal ini diarahkan untuk upaya Peningkatan Derajat Kesehatan masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya derajat kesehatan seluruh anggota masyarakat. 4. Secara bertahap meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan, baik menurut kewilayahan, golongan sosial penduduk maupun jenis pelayanannya. 5. Peningkatan profesionalisme dan kualitas serta kuantitas tenaga kesehatan yang bermutu melalui penguasaan Iptek dibidang kesehatan dan penerapan nilai-nilai moral dan etika profesi oleh tenaga kesehatan. Strategi ditempuh dengan cara menempatkan tenaga-tenaga yang berkompetensi serta mengembangkan pendidikan para tenaga kesehatan yang ada di daerah. 6. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya prilaku hidup sehat dan kesehatan masyarakat. BAB VII - RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH VII - 4

7.4. Lingkup Rencana Umum Pembangunan Kesehatan 5 7.4.1. Konsep Rencana Umum Aspek Upaya Kesehatan 5 Pembangunan bidang kesehatan untuk aspek upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama dan satu unsur penunjang, sebagai berikut: 1. Unsur utama upaya kesehatan, meliputi: a. Upaya kesehatan masyarakat (UKM), b. Upaya kesehatan perorangan (UKP), serta ditambah 2. Upaya kesehatan penunjang. UKM adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. UKP adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya kesehatan penunjang adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat serta swasta, untuk menunjang upaya kesehatan masyarakat. Dengan kata lain lebih berfungsi untuk melengkapi upaya kesehatan masyarakat (UKM) maupun upaya kesehatan perorangan (UKP). Secara rinci sub aspek UKM dan UKP adalah sebagai berikut: A. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) 1. Upaya-upaya promosi kesehatan 2. Pemeliharaan kesehatan 3. Pemberantasan penyakit menular 4. Kesehatan jiwa 5. Pengendalian penyakit tidak menular BAB VII - RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH VII - 5

6. Penyehatan 7. lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar 8. Perbaikan gizi masyarakat 9. Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan 10. Pengamanan penggunaan zat aditif (bahan tambahan makanan) dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika,zat adiktif dan bahan berbahaya 11. Penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan B. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP 1. Promosi kesehatan 2. Pencegahan penyakit 3. Pengobatan rawat jalan 4. Pengobatan rawat inap 5. Pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan 6. Pengobatan tradisional dan alternatif 7. Pelayanan kebugaran fisik dan kosmetika C. Upaya Kesehatan Penunjang 1. Upaya penunjang untuk UKM a. Pelayanan laboratorium kesehatan masyarakat dan pelayanan sediaan farmasi b. Alat kesehatan c. Perbekalan kesehatan lainnya 1. Upaya penunjang untuk UKP a. pelayanan laboratorium klinik BAB VII - RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH VII - 6

b. Apotek c. Optik d. Toko obat 7.4.2. Pembiayaan Kesehatan 7 yakni : Subsistem pembiayaan kesehatan terdiri dari tiga unsur utama, 1. Penggalian dana, 2. Alokasi dana, dan 3. Pembelanjaan. Penggalian dana adalah kegiatan menghimpun dana yang diperlukan untuk penyelenggaraan upaya kesehatan dan atau pemeliharaan kesehatan. Alokasi dana adalah penetapan peruntukan pemakaian dana yang telah berhasil dihimpun, baik yang bersumber dari pemerintah, masyarakat maupun swasta. Pembelanjaan adalah pemakaian dana yang telah dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja sesuai dengan peruntukannya dan atau dilakukan melalui jaminan pemeliharaan kesehatan wajib atau suka rela. 7.4.3. Aspek Sumberdaya Manusia (SDM) 7 Subsistem sumberdaya manusia (SDM) kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan, pendidikan dan pelatihan serta pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. BAB VII - RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH VII - 7

Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan profesional di bidang kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan. Subsistem SDM Kesehatan terdiri dari tiga unsur utama yakni 1) perencanaan, 2) pendidikan dan pelatihan serta 3) pendayagunaan tenaga kesehatan. Perencanaan tenaga kesehatan adalah upaya penetapan jenis, jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan. Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan adalah upaya pengadaan tenaga kesehatan sesuai dengan jenis, jumlah dan kualifikasi yang telah direncanakan serta peningkatan kemampuan sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan. Pendayagunaan tenaga kesehatan adalah upaya pemerataan, pemanfaatan, pembinaan 7.4.4. Aspek Sumberdaya Manusia (SDM) 8 Subsistem obat dan perbekalan kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya yang menjamin ketersediaan, pemerataan serta mutu obat dan perbekalan kesehatan secara terpadu dan saling mendukung dalam rangka tercapainya derajat kesehatan yang setinggitingginya. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Subsistem obat dan perbekalan kesehatan terdiri dari tiga unsur utama yakni jaminan ketersediaan, jaminan pemerataan serta jaminan mutu obat dan perbekalan kesehatan. Jaminan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan adalah upaya pemenuhan kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan sesuai dengan jenis dan jumlah yang dibutuhkan oleh masyarakat. BAB VII - RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH VII - 8

Jaminan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan adalah upaya penyebaran obat dan perbekalan kesehatan secara merata dan berkesinambungan sehingga mudah diperoleh dan terjangkau oleh masyarakat. Jaminan mutu obat dan perbekalan kesehatan adalah upaya menjamin khasiat, keamanan serta keabsahan obat dan perbekalan kesehatan sejak dari produksi hingga pemanfaatannya. Ketiga unsur utama tersebut, yakni jaminan ketersediaan, jaminan pemerataan serta jaminan mutu obat dan perbekalan kesehatan, bersinergi dan ditunjang dengan teknologi, tenaga pengelola serta penatalaksanaan obat dan perbekalan kesehatan. 7.4.5. Aspek Pemberdayaan Masyarakat 9 Subsistem pemberdayaan masyarakat adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perorangan, kelompok dan masyarakat umum di bidang kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya. Subsistem pemberdayaan masyarakat terdiri dari tiga unsur utama, yakni : 1) pemberdayaan perorangan, 2) pemberdayaan kelompok dan 3) pemberdayaan masyarakat umum. Pemberdayaan perorangan adalah upaya meningkatkan peran, fungsi dan kemampuan perorangan dalam membuat keputusan untuk memelihara kesehatan. Target minimal yang diharapkan adalah untuk diri sendiri yakni mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang diteladani oleh keluarga dan masyarakat sekitar. Sedangkan target maksimal adalah berperan aktif sebagai kader kesehatan dalam menggerakkan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. BAB VII - RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH VII - 9

Pemberdayaan kelompok adalah upaya meningkatkan peran, fungsi dan kemampuan kelompok-kelompok di masyarakat, termasuk swasta sehingga di satu pihak dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi kelompok dan di pihak lain dapat berperan aktif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan dapat berupa program pengabdian (to serve), memperjuangkan kepentingan masyarakat di bidang kesehatan (to advocate) atau melakukan pengawasan sosial terhadap pembangunan kesehatan (to watch). Pemberdayaan masyarakat umum adalah upaya meningkatkan peran, fungsi dan kemampuan masyarakat, termasuk swasta sedemikian rupa sehingga di satu pihak dapat mengatasi masalah kesehatan yang ada di masyarakat dan di pihak lain dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Kegiatan yang dilakukan dapat berupa program pengabdian, memperjuangkan kepentingan masyarakat di bidang kesehatan atau melakukan pengawasan sosial terhadap pembangunan kesehatan. 7.4.6. Aspek Pemberdayaan Masyarakat 10 Aspek subsistem manajemen kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya administrasi kesehatan yang ditopang oleh pengelolaan data dan informasi, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Aspek manajemen kesehatan terdiri dari empat unsur utama, yakni : 1) administrasi kesehatan, 2) informasi kesehatan, 3) ilmu pengetahuan dan teknologi serta 4) hukum kesehatan. Administrasi kesehatan adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan pembangunan kesehatan. BAB VII - RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH VII - 10

Informasi kesehatan adalah hasil pengumpulan dan pengolahan data yang merupakan masukan bagi pengambilan keputusan di bidang kesehatan. Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah hasil penelitian dan pengembangan yang merupakan masukan bagi pengambilan keputusan di bidang kesehatan. Hukum kesehatan adalah peraturan perundang-undangan kesehatan yang dipakai sebagai acuan bagi penyelenggaraan pembangunan kesehatan. 7.5. Pentahapan Arahan Kebijakan Umum Pembangunan Kesehatan 11 7.5.1. Tahap I (Tahun 2011 2015) 11 Arahan Kebijakan pada tahap I, meliputi: 1. Memperkuat peran dan kinerja UKM dan UKP strata pertama adalah UKM tingkat dasar, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar yang ditujukan kepada masyarakat dan perorangan. 2. Meningkatkan peran puskesmas sebagai ujung tombak penyelenggara UKM dan UKP strata pertama dan penangungjawab atas masalah kesehatan di wilayah kerjanya. Dalam penyelenggaraan UKM dan UKP strata pertama, puskesmas didukung oleh lintas sektoral. 3. Optimalisasi tiga fungsi utama Puskesmas, yakni sebagai : (1) pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, (2) pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dan (3) pusat pelayanan kesehatan tingkat dasar. 4. Melengkapi dan meningkatkan kemampuan pelayanan semua puskesmas dengan kapasitas pelayanan sekurang-kurangnya ada enam jenis pelayanan tingkat dasar yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas, yaitu: BAB VII - RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH VII - 11

a. Promosi kesehatan, b. Kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana, c. Perbaikan gizi, d. Kesehatan lingkungan, e. pemberantasan penyakit menular dan f. Pengobatan dasar. 5. Meningkatkan peran aktiv masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan UKM dan UKP strata pertama diwujudkan melalui berbagai upaya yang dimulai dari diri sendiri, keluarga sampai dengan upaya kesehatan bersama yang bersumber masyarakat (UKBM). 6. Meletakkan dasar yang kuat bagi pengembangan UKM dan UKP strata kedua (UKM dan UKP tingkat lanjutan) yaitu mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik yang ditujukan kepada masyarakat dan perorangan. Penanggung jawab UKM strata kedua adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang didukung secara lintas sektoral. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mempunyai dua fungsi utama, yakni fungsi manajerial dan fungsi teknis kesehatan. 7.5.2. Tahap II (Tahun 2016 2020) 12 Arahan Kebijakan Umum Tahap II, meliputi: 1. Melakukan optimalisasi UKM strata kedua (UKM tingkat lanjutan) dengan melakukan pemerataan menurut kewilayahan serta jenis spesialistiknya. 2. Mengembangkan kemampuan puskesmas yang didukung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten dalam hal fungsi UKM strata kedua (spesialistik) 3. Adanya pemerataan dan kepastian setiap anggota penduduk dalam memperoleh jaminan pelayanan kesehatan sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku. 4. Memperkuat kerjasama dengan instansi-instansi terkait (institusi pendidikan, lembaga penelitian dan lainnya) alam melaksanakan fungsi UKM dan UKP. BAB VII - RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH VII - 12

5. Mengoptimalkan fungsi unit-unit pelaksana teknis kesehatan, meliputi : unit pencegahan dan pemberantasan penyakit, promosi kesehatan, pelayanan kefarmasian, kesehatan lingkungan, perbaikan gizi dan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana. 6. Memperkuat peran dan kinerja UKM strata pertama adalah UKM tingkat dasar, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar yang ditujukan kepada masyarakat. 7. Memperkuat pelayanan UKM dan UKP strata tiga yaitu mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan subspesialistik yang ditujukan kepada masyarakat. Dilakukan oleh sumberdaya kesehatan kabupaten dengan penanggungjawab Dinas Kesehatan Propinsi dan Departemen Kesehatan. 7.5.3. Tahap III (Tahun 2021 2025) 13 Arahan Kebijakan Umum Tahap III, meliputi: 1. Melakukan optimalisasi pelayanan UKM dan UKP strata ketiga di seluruh wilayah sampai unit terkecil tingkat kecamatan. 2. Upaya komprehensif untuk mencapai tujuan (goals) Banyuwangi Sehat 2025. BAB VII - RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH VII - 13

7.6. Rencana Umum Capaian Pembangunan Kesehatan 14 7.6.1. Perilaku Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat 14 Menurut hasil analisis empat indikator kesehatan masyarakat Kabupaten Banyuwangi, beberapa indikator telah tercapai namun ada beberapa indikator yang belum tercapai, untuk itu perlu adanya program yang harus dilakukan, baik jangka menengah pertama (tahun 2010 2015), jangka menengah kedua (tahun 2016 2020) dan jangka menengah pertama ketiga atau jangka panjang (tahun 2021 2025). Tabel 7.1. Target Perilaku Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat Variabel Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat Sumber : hasil rencana Capaian Target Target Target 2010 2015 2020 2025 31,34 50 70 90 Kegiatan pelaksanaan Jangka Menengah (I dan II) dan Jangka Menengah III (Jangka panjang), meliputi: - Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat. - Meningkatkan upaya/program kesehatan yang diarahkan pada upaya PROMOTIF dan PREVENTIF yang diimplementasikan secara nyata pada perilaku hidup perorangan, istitusi/organisasi. - Deteksi dini kelompok/wilayah yang belum mencapai perilaku sehat dan memberdayakan masyarakat. 7.6.2. Lingkungan Sehat Tabel 7.2. Target Lingkungan Sehat Target Target Target Variabel Capaian 2015 2020 2025 Rumah Sehat 37,38 50 70 90 Tempat-tempat umum Sehat 48,10 60 80 95 Sumber : hasil rencana BAB VII RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN VII - 14

Kegiatan pelaksanaan Jangka Menengah (I dan II) dan Jangka Menengah III (Jangka panjang), meliputi: - Meningkatkan kualitas lingkungan. - Meningkatkan upaya/program kesehatan yang diarahkan pada upaya PROMOTIF dan PREVENTIF yang diimplementasikan secara nyata pada lingkungan sehat. - Deteksi dini kelompok/wilayah yang belum mencapai lingkungan sehat. 7.6.3. Upaya Kesehatan 15 Capaian upaya kesehatan yang hendak dicapai adalah seperti pada tabel berikut. Variabel Posyandu Purnama dan Mandiri Tabel 7.3. Target Upaya Kesehatan Target Target Target Capaian 2015 2020 2025 21,84 40 60 80 Penduduk yang Memanfaatkan Rumah Sakit Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Lab. Kesehatan 3,17 5 7 10 44,64 60 75 90 Rumah Sakit yang Menyelenggarakan 4 Pelayanan Kesehatan Spesialis Dasar 7 7 Tipe RS C 7 Tipe RS B 7 Tipe RS B Pendidikan Sumber : hasil rencana BAB VII RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN VII - 15

Kegiatan pelaksanaan Jangka Menengah (I dan II) dan Jangka Menengah III (Jangka panjang), meliputi: - Meningkatkan akses, pemerataan dan kualitas pelayanan dasar dan pelayanan kesehatan penunjang. - Meningkatkan posyandu Purnama dan mandiri dengan jalan melibatkan peran masyarakat : kader kesehatan. - Menambah jumlah posyandu berdasarkan rasio posyandu dengan jumlah balita. - Mengembangkan polindes, poskesdes, poskestren, PAUD dan BKB. - Meningkatkan sarana-prasarana puskesmas dengan meningkatkan pelayanan kesehatan penunjang seperti laboratorium (jangka pendek), radiologi dan layanan spesilistik (jangka menengah dan jangka panjang). - Mengembangkan puskesmas dengan rawat inap yang lebih berperan pada kegiatan rehabilitatif dan preventif (jangka menengah). - Menambah jumlah puskesmas terutama didaerah yang padat penduduk. - Membentuk jejaring antar puskesmas (jangka pendek). - Mengembangkan puskesmas ungulan, puskesmas kebutuhan lokal dan puskesmas dengan pelayanan khusus (puskesmas penanggulangan HIV, puskesmas wisata) (jangka menengah dan jangka panjang). - Meningkatkan status akreditasi Rumah Sakit (jangka menengah dan jangka panjang). - Mengembangkan Rumah Sakit sebagai RS Pendidikan yang mampu mendidik mahasiswa dari institusi pendidikan kesehatan (jangka panjang). - Melengkapi sarana-prasarana Rumah Sakit (jangka pendek). - Membentuk Jejaring rujukan antar unit pelayanan kesehatan (puskesmas dengan rumah sakit) (jangka menengah). BAB VII RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN VII - 16

7.6.4. Sumberdaya Kesehatan 17 Rencana capaian upaya kesehatan yang hendak dicapai adalah seperti pada tabel berikut. Variabel Angka Kematian Bayi per 1.000 Tabel 7.4. Target Sumberdaya Kesehatan Target Target Target Capaian 2015 2020 2025 7,22 6 5 4 Kelahiran Hidup 235.49 240 245 250 Angka kematian balita 0,42 0,35 0,29 0,2 Angka kematian ibu melahirkan Angka harapan hidup waktu lahir 59,45 55 50 45 67 69 72 75 Angka kesakitan malaria 0,029 0,025 0,020 0,015 Angka kesembuhan penderita TB Paru BTA + Prevelensi Penderita HIV Terhadap penduduk beresiko Angka Acute Flaccid Paraysis (AFP) Pada Anak Usia < 15 Angka Kesakitan Deman Berdarah Dengue (DBD) Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Desa Mencapai Universal Child Immunization (UCI) Desa Terkena Kejadian Luar Biasa (KLB) yang Ditangani >24 Jam 90,18 92 94 96 7,14 6,5 6 5,5 4 3 2,5 2 63,75 60 55 50 95,98 97 98 100 92,17 95 97 100 100 100 100 100 BAB VII RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN VII - 17

Variabel Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe Bayi Yang Mendapat (ASI) Eksklusif Murid Sekolah Dasar/MI Yang Mendapat Pemeriksaan Gigi dan Mulut Pekerja Yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Kerja Keluarga miskin yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Capaian Target Target Target 2015 2020 2025 90,98 93 96 100 30,80 50 70 90 5,68 10 15 20 39,84 50 70 90 25,94 50 75 95 Dokter Umum 7,01 15 30 40 Dokter Spesialis 6 Dokter Keluarga 7,01 40 Dokter Gigi 2,91 5 7 11 Apoteker 5,8 7 8 10 Bidan 33,45 50 75 100 Perawat 45,0 70 90 117,5 Ahli gizi 2,29 10 15 22 Ahli Sanitasi 1,73 10 25 40 Ahli Masyarakat Kesehatan 1,86 10 25 40 Penduduk Yang Menjadi Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Anggaran Kesehatan Dalam APBD Kabupaten 25,94 40 60 80 4,97 7 12 15 Sumber : hasil rencana BAB VII RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN VII - 18

Kegiatan pelaksanaan Jangka Menengah (I dan II) dan Jangka Menengah III (Jangka panjang), meliputi: - Meningkatkan program pencegahan dan pemberantasan penyakit Menular. - Deteksi dini penyakit infeksi, penanggulangan penyakit infeksi dan pengendalian penyakit infeksi. - Pemberdayaan masyarakat dan ketersediaan obat-obatan pendukung program pemberantasan penyakit menular. - Pengembangan SDM tenaga kesehatan. - Pencanangan dokter keluarga (jangka panjang). BAB VII RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN VII - 19