PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI PADUAN UMo SEBAGAI KANDIDAT BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE DISPERSI

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

STUDI PROSES PEMBUATAN SERBUK UMo SEBAGAI BAHAN BAKAR DISPERSI UMo-Al UNTUK REAKTOR RISET

ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI FASE PADUAN U-7%Mo-x%Zr (x = 1, 2, 3% berat) HASIL PROSES PELEBURAN

PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR MINI U-7Mo/Al

KARAKTERISASI PADUAN U-7%Mo DAN U-7%Mo-x%Si (x = 1, 2, dan 3%) HASIL PROSES PELEBURAN DALAM TUNGKU BUSUR LISTRIK

PENGEMBANGAN PADUAN URANIUM BERBASIS UMo SEBAGAI KANDIDAT BAHAN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR RISET MENGGANTIKAN BAHAN BAKAR DISPERSI U3Si2-Al

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR PADUAN INTERMETALIK AlFeNi SEBAGAI BAHAN KELONGSONG BAHAN BAKAR

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

PEMBENTUKAN SINGLE PHASE PADUAN U7Mo.xTi DENGAN TEKNIK PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

PEMBUATAN INGOT PADUAN U-7Mo-xZr DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PELEBURAN DAN KARAKTERISASINYA

PENGARUH KANDUNGAN NIOBIUM TERHADAP MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI KIMIA DAN KEKERASAN PADUAN Zr Nb Fe Cr

STUDI TENTANG KEKERASANCLADDING PEB U3Sh-AL TMU RENDAH - TINGGI PRA IRADIASI

PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al

KAJIAN SINTESA PADUAN U-Mo DENCAN tara PELEBURAN

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

ANALISIS KOMPOSISI BAHAN DAN SIFAT TERMAL PADUAN AlMgSi-1 TANPA BORON HASIL SINTESIS UNTUK KELONGSONG ELEMEN BAKAR REAKTOR RISET

PENGARUH PROSES QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI BAHAN BAKAR PADUAN UZr

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK DAN MIKRO- STRUKTUR U-Mo SEBAGAI KANDIDAT BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

ANALISIS KUALITATIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DIFRAKSI SINAR X PADA PENAMBAHAN UNSUR Zr TERHADAP PEMBENTUKAN FASA PADUAN U-Zr

REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

PENGARUH FABRIKASI PELAT ELEMEN BAKAR U-7Mo/Al DENGAN VARIASI DENSITAS URANIUM TERHADAP PEMBENTUKAN PORI DI DALAM MEAT DAN TEBAL KELONGSONG

FORMASI FASA DAN MIKROSTRUKTUR BAHAN STRUK- TUR PADUAN ALUMINIUM FERO-NIKEL HASIL PROSES SINTESIS

PENGARUH UNSUR Ti PADA PADUAN U-7Mo-xTi TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN INGOT SERTA MORFOLOGI SERBUK HASIL HIDRIDING - DEHIDRIDING

PENGARUH UNSUR Nb PADA BAHAN BAKAR PADUAN UZrNb TERHADAP DENSITAS, KEKERASAN DAN MIKROSTRUKTUR

PENGARUH KADAR Ni TERHADAP SIFAT KEKERASAN, LAJU KOROSI DAN STABILITAS PANAS BAHAN STRUKTUR BERBASIS ALUMINIUM

PENGARUH KANDUNGAN Si TERHADAP MIKROSTRUKTUR DAN KEKERASAN INGOT Zr-Nb-Si

Pengaruh Temperatur Heat-Treatment terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Paduan Al-Fe-Ni

ANALISIS SIFAT TERMAL PADUAN AlFeNi SEBAGAI KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

PENGARUH SERBUK U-Mo HASIL PROSES MEKANIK DAN HYDRIDE DEHYDRIDE GRINDING MILL TERHADAP KUALITAS PELAT ELEMEN BAKAR U-Mo/Al

PENINGKATAN SIFAT MEKANIK BAHAN STRUKTUR PADUAN ALUMINIUM FERO NIKEL DENGAN PENGUATAN FASA KEDUA DAN STRUKTUR BUTIR

PENGARUH KANDUNGAN MOLIBDENUM TERHADAP PERUBAHAN FASA DAN KAPASITAS PANAS INGOT PADUAN UMo

SINTESIS PADUAN AIFeNi DEN CAN METODA PELEBURAN

PENGARUH DENSITAS URANIUM DALAM PELAT ELEMEN BAKAR U-7Mo/Al-Si MENGGUNAKAN KELONGSONG AlMgSi1 TERHADAP HASIL PROSES PENGEROLAN

PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING

IDENTIFIKASI SENYAWA YANG TERBENTUK AKIBAT REAKSI TERMOKIMIA PADA INGOT BAHAN BAKAR

PENINGKATAN SIFAT MEKANIK BAHAN STRUKTUR PADUAN ALUMINIUM FERO NIKEL DENGAN PENGUATAN FASE KEDUA DAN STRUKTUR BUTIR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2012 di Instalasi Elemen

KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR PADUAN UZrNb PASCA PERLAKUAN PANAS

PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati

PENGARUH UNSUR Zr PADA PADUAN U-Zr DAN INTERAKSINYA DENGAN LOGAM Al TERHADAP PEMBENTUKAN FASA

PENGARUH TEKANAN PENGOMPAKAN, KOMPOSISI Er 2 O 3 DAN PENYINTERAN PADA TEMPERATUR RENDAH TERHADAP KUALITAS PELET UO 2 + Er 2 O 3

PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOSISI Al PADA PADUAN Fe-Ni-Al

I. PENDAHULUAN. kelongsong bahan bakar, seperti sedikit mengabsorpsi neutron, kekerasan

PENETAPAN PARAMETER PROSES PEMBUATAN BAHAN BAKAR UO 2 SERBUK HALUS YANG MEMENUHI SPESIFIKASI BAHAN BAKAR TIPE PHWR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

PENGARUH DEFORMASI DINGIN TERHADAP KARAKTER PADUAN Zr-0,3%Mo-0,5%Fe-0,5%Cr PASCA PERLAKUAN PANAS

Bab IV Hasil dan Pembahasan

KARAKTERISTIK INGOT PADUAN U-Zr-Nb PASCA PROSES QUENCHING

PENGARUH KANDUNGAN Nb DAN WAKTU PEMANASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR DALAM PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADUAN U-Zr-Nb

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

PENGEMBANGAN PADUAN AlFeNi SEBAGAI BAHAN STRUKTUR INDUSTRI NUKLIR

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP SIFAT BAHAN PADUAN ALUMINIUM FERO NIKEL

STUDI LAJU KOROSI PADUAN Zr-Mo-Fe-Cr DALAM MEDIA UAP AIR JENUH PADA TEMPERATUR C

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

ANALISIS POLA DIFRAKSI PADA INGOT PADUAN Zr-1%Sn1%Nb-0,1%Fe DAN Zr- 1%Sn-1%Nb-0,1%Fe-0,5%Mo

pendinginan). Material Teknik Universitas Darma Persada - Jakarta

KARAKTERISASI INGOT PADUAN Zr-Mo-Fe-Cr PASCA PERLAKUAN PANAS

Eksperimen Pembentukan Kristal BPSCCO-2223 dengan Metode Self-Flux

PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADUAN Co-Cr-Mo-C-N PADA PERLAKUAN AGING

STUDI SIFAT BAHAN BAKAR URANIUM SILISIDA AKIBAT IRADIASI

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-xTi HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

KARAKTERISASI SIFAT TERMAL PADUAN AlFe(2,5%)Ni(1,5%) DAN AlFe(2,5%)Ni(1,5%)Mg(1%) UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

350 0 C 1 jam C. 10 jam. 20 jam. Pelet YBCO. Uji Konduktivitas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Ba(NO 3 ) Cu(NO 3 ) 2 Y(NO 3 ) 2

Supardjo (1) dan Boybul (1) 1. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

PEMERIKSAAN MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI KIMIA DAN KEKERASAN HASIL PENGELASAN PADUAN Al-6061

1 BAB I BAB I PENDAHULUAN

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KOMPARASI ANALISIS KOMPOSISI PADUAN AlMgSI1 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK X RAY FLUOROCENCY (XRF) DAN EMISSION SPECTROSCOPY (

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

1 BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri yang cukup berkembang di Indonesia saat ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

BAB V DIAGRAM FASE ISTILAH-ISTILAH

KOMPARASI ANALISIS REAKSI TERMOKIMIA MATRIK Al DENGAN BAHAN BAKAR UMo/Al DAN U 3 Si 2 /Al MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYSIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Teknologi Pembuatan Bahan Bakar Pelet Reaktor Daya Berbasis Thorium Oksida EXECUTIVE SUMMARY

PENGARUH SUHU DAN WAKTU ANIL TERHADAP TEKSTUR PADUAN Al TIPE 2024

BAB 1. PERLAKUAN PANAS

PEMBUATAN KERAMIK BETA ALUMINA (Na 2 O - Al 2 O 3 ) DENGAN ADITIF MgO DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS SERTA STRUKTUR KRISTALNYA.

PENGUKURAN SIFAT TERMAL ALLOY ALUMINIUM FERO NIKEL MENGGUNAKAN ALAT DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Densitas Abu Vulkanik Milling 2 jam. Sampel Milling 2 Jam. Suhu C

PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA REGANGAN DAN TEGANGAN SISA. PADUAN Zr-1%Sn-1%Nb-1%Fe

PENGARUH DENSITAS URANIUM TERHADAP UMUR DAN BURN UP BAHAN BAKAR NUKLIR DI DALAM REAKTOR RSG-GAS DITINJAU DARI ASPEK NEUTRONIK

PENGARUH TEMPERATUR ANIL TERHADAP JENIS DAN UKURAN PRESIPITAT FASE KEDUA PADA PADUAN Zr-1%Nb-1%Sn-1%Fe

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak. Abstract

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

06 : TRANFORMASI FASA

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

PROSES PELAPISAN BAJA DENGAN METODE SEMBURAN KAWAT LAS OKSI-ASITILEN

PENCIRIAN PADUAN ALUMINIUM-BESI-NIKEL SEBAGAI KELONGSONG ELEMEN BAICAR BERDENSITAS TINGGI ASEP ARY RAMMELYADI

Bab III Metodologi Penelitian

Transkripsi:

J. Tek. Bhn. Nukl. Vol.4 No.2 Juni 2008: 48-104 ISSN 1907-2635 82/Akred LIPI/P2MBI/5/2007 PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI PADUAN UMo SEBAGAI KANDIDAT BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE DISPERSI Supardjo dan Masrukan Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN, Serpong (Diterima 19 Maret 2008, disetujui 24 Oktober 2008) ABSTRAK PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI PADUAN UMo SEBAGAI KANDIDAT BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE DISPERSI. Dalam rangka pengembangan bahan bakar dispersi UMo-Al berpengayaan rendah (< 20% 235 U) telah dilakukan pembuatan paduan UMo kadar 7, 8, 9, 10 dan 11% Mo. Paduan UMo dibuat dengan teknik peleburan di dalam tungku busur listrik bermedia gas argon dengan tekanan 0,6 bar. Peleburan setiap paduan dilakukan 5 kali dan ingot yang diperoleh dibuat serbuk dengan cara mekanik (penumbukan). Hasil uji menunjukkan bahwa ingot sangat ulet, mikrostruktur pada bagian dekat pendingin memanjang dan bagian tengah membesar, sedangkan kekerasan cenderung naik dengan meningkatnya kadar Mo. Keuletan ingot menyebabkan pembuatan serbuk dengan cara penumbukan sulit dan serbuk yang dihasilkan berbentuk pipih. Data uji difraksi sinar-x menunjukkan bahwa pada komposisi 7% Mo didominasi fase αu dan pada 11% didominasi oleh fase δ 2 -U 2 Mo. Fase α-u yang mempunyai struktur kristal ortorombik terdapat pada sudut 2θ masing-masing sebesar 26,9 o ; 33,9º; 38,8 o ; 52,9 o dan 78,4 o serta pada bidang 011, 020, 110, 121 dan 211 sedangkan fase δ 2 -U 2 Mo muncul pada sudut 2θ sebesar 28,02 o ; 37,02 o ; 38,10 o ; 53,60 o dan 67,36 o serta pada bidang 101, 110, 203, 200 dan 213. Kualitas ingot UMo hasil peleburan cukup baik, meski mengalami kesulitan dalam membuat serbuk dengan penumbukan. Oleh karena itu perlu dipilih metode proses pembuatan serbuk yang sesuai. KATA KUNCI: Paduan UMo, Bahan bakar tipe dispersi, Difraksi sinar-x, Kristal ortorombik ABSTRACT PRODUCTION AND CHARACTERIZATION OF UMo ALLOY AS CANDIDATE OF NUCLEAR FUEL DISPERSION TYPE. In order to develop low enrichment (< 20% 235 U) UMo-Al dispersion fuel, experiment has been conducted to prepare UMo alloy with 7, 8, 9, 10 and 11% Mo respective ly. Each UMo alloy was prepared by arc melt technique in argon gas medium. The melting of every alloy was performed 5 times, and then the alloys were powdered by mechanical method (grinding and milling). Examination of the results showed that the alloys were very ductile, microstructures of the areas near the cooling were stretched lengthwise while the middle parts enlarged, and the hardness had a tendency to increase with increasing Mo content. The ductility of the ingots caused difficulty in powder production by grinding and milling, and the produced powder was flat in form. Examination of X-ray diffraction data indicated that at 7% composition the alloy was dominated by αu phase and at 11% Mo composition by δ 2 -U 2 Mo. The αu phase with orthorombic crystal structure was observed at angle 2θ of 26.9 o, 33.9º, 38.8 o, 52.9 o and 78.4 o as well as in the planes of 011, 020, 110, 121 and 211 whereas the δ 2 -U 2 Mo phase appeared at angle 2θ of 28.02 o, 37.02 o, 38.10 o, 53.60 o and 67.36 o in the planes of 101, 110, 203, 200 with 213. The quality of UMo alloy obtained by melting was quite satisfactory despite difficulties encountered in preparing 48

ISSN 1907 2635 82/Akred-LIPI/P2MBI/5/2007 Pembuatan dan Karakterisasi Paduan UMo sebagai Kandidat Bahan Bakar Nuklir Tipe Dispersi (Supardjo, Masrukan) the powder by grinding and milling. Therefore, it is necessary to choose a reliable manufacturing process. FREE TERMS: UMo alloy, Dispersion fuel, X-ray diffraction, Orthorhombic crystal I. PENDAHULUAN Penelitian dan pengembangan bahan bakar dispersi densitas uranium tinggi berbasis uranium pengayaan rendah (< 20% U 235 ) terus dilakukan oleh negara yang tergabung dalam program Reduced Enrichment Research and Test Reactor (RERTR) dan Research Reactor Fuel Management (RRFM). Peningkatan densitas uranium bahan bakar dispersi UAl x -Al, U 3 O 8 -Al, U 3 Si 2 -Al telah menunjukkan hasil yang cukup signifikan, yaitu masing-masing 2,3; 3,2 dan 4,80 g/cm 3[1]. Densitas uranium tersebut sudah meningkat, tetapi jumlah U 235 nya belum sesuai yang diharapkan yaitu minimal sama dengan yang terdapat di dalam bahan bakar uranium pengayaan tinggi (tanpa mengubah disain teras reaktornya). Walaupun demikian, hingga saat ini lebih dari 20 reaktor riset di dunia telah mengganti penggunaan bahan bakar dari pengayaan tinggi (> 90% U 235 ) ke bahan bakar U 3 Si 2 -Al dengan uranium pengayaan rendah, dan beberapa reaktor baru langsung menggunakan bahan bakar ini [2]. Keunggulan bahan bakar U 3 Si 2 -Al adalah mudah difabrikasi dan stabilitas iradiasinya sangat baik, namun penggunaan bahan bakar tersebut memiliki kelemahan yaitu proses olah ulang gagalam fabrikasi / bahan bakar bekasnya sangat sulit. Selain itu densitas uranium bahan bakar U 3 Si 2 -Al sebesar 4,8 g/cm 3 masih jauh dari yang dicanangkan dalam program RERTR yaitu antara 8 9 g/cm 3[3]. Oleh karena itu penelitian lebih lanjut diarahkan menggunakan bahan bakar baru paduan UMo yang memiliki densitas teoritis sekitar 16,4 g/cm 3. Paduan UMo dibuat dengan teknik peleburan terhadap campuran logam U dan Mo. Sebagai bahan bakar dispersi, maka ingot UMo hasil peleburan diubah menjadi serbuk hingga diperoleh fraksi butiran serbuk yang sesuai persyaratan. Teknik pembuatan serbuk dapat dilakukan melalui beberapa cara di antaranya: penumbukan mekanik (milling, grinding) atau dengan menambahkan unsur pemadu untuk meningkatkan kerapuhan, penumbukan mekanik kriogenik, hydride-dehydride dan proses atomisasi [4]. Pada penelitian ini, paduan UMo dibuat dengan teknik peleburan di dalam tungku busur listrik bermedia gas argon pada tekanan 0,6 bar. Ingot hasil lebur dibuat serbuk dengan cara milling dan grinding. Penentuan kualitas ingot hasil peleburan dan serbuk UMo dilakukan dengan pengujian mikrostruktur dan kekerasan ingot serta komposisi fase yang terdapat di dalam serbuk. Ketersediaan fasilitas fabrikasi bahan bakar dispersi tipe pelat di PT. BATAN Teknologi (persero), fasilitas uji iradiasi Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy (RSG-GAS) dan fasilitas uji pasca iradiasi yang dimiliki BATAN serta pengalaman pegawai tentang litbang/fabrikasi bahan bakar U 3 Si 2 -Al, maka mendorong untuk melakukan litbang bahan bakar UMo. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut, hingga diperoleh bahan bakar UMo-Al yang memenuhi persyaratan bahan bakar reaktor riset. II. TEORI Paduan UMo merupakan paduan sistem biner dengan diagram fase seperti pada Gambar 1. Paduan membentuk reaksi peritektik pada suhu 1280 C dengan fase γ maksimum pada komposisi 40% Mo. Pada suhu yang lebih rendah (< 648 C) terjadi reaksi keseimbangan / Naskah diterima : dan direvisi : 49

J. Tek. Bhn. Nukl. Vol.4 No.2 Juni 2008: 48-104 ISSN 1907-2635 82/Akred LIPI/P2MBI/5/2007 reaksi eutektik antara fase β (1,4% atom Mo) menjadi α (0,1% atom Mo) dan fase δ 2 (8% atom Mo), sementara itu keseimbangan antara fase γ (21,5% atom) dengan α (< 0,1% atom) dan δ 2 terjadi pada suhu 572 C [5]. Untuk mengubah campuran fase α-u dan fase δ-(u 2 Mo) menjadi fase γ dapat dilakukan proses quenching, yaitu dengan memanaskan paduan pada suhu fase γ dan ditahan beberapa waktu kemudian didinginkan cepat ke dalam media pendingin. Melalui proses ini unsur Mo tidak sempat lepas dari kisi-kisi U sehingga tetap berada dalam fase γ. Gambar 1. Diagram fase paduan UMo [5] Paduan UMo memiliki densitas sekitar 16,4 g/cm 3, tahan terhadap korosi, tampang lintang serapan neutron Mo rendah, namun paduan bersifat ulet (ductile) sehingga sulit dibuat serbuk dengan cara mekanik. Densitas tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan densitas paduan uranium / oksida uranium yang telah digunakan sebagai bahan bakar reaktor riset seperti U 3 Si 2, U 3 O 8 dan UAl x yang masing-masing sebesar 12,2; 8,4 dan 6,7 g/cm 3. Menggunakan paduan UMo untuk bahan bakar tipe dispersi, densitas uranium di dalam meat PEB dapat ditingkatkan menjadi 9,0 g/cm 3 sesuai dengan yang diperlukan sebagian reaktor penelitian terkait penggunaan uranium pengayaan rendah [6]. Kelebihan lain paduan UMo sebagai bahan bakar reaktor riset adalah proses olah ulang yang lebih mudah dibandingkan bahan bakar U 3 Si 2 [7]. III. TATA KERJA 3.1. Bahan Bahan yang digunakan adalah logam uranium deplesi dengan kemurnian 98,19% dan logam Mo dengan kemurnian 99,95%. 3.2. Alat Alat yang digunakan mencakup tungku busur listrik, mesin bubut, cawan dan penumbuk berbahan baja, alat preparasi uji metalografi, mikroskop optik dan difraksi sinar-x. 50

ISSN 1907 2635 82/Akred-LIPI/P2MBI/5/2007 Pembuatan dan Karakterisasi Paduan UMo sebagai Kandidat Bahan Bakar Nuklir Tipe Dispersi (Supardjo, Masrukan) 3.3. Cara Kerja Paduan UMo berkadar masing-masing 7, 8, 9, 10 dan 11 % Mo, dibuat melalui proses peleburan di dalam tungku busur listrik bermedia gas argon pada tekanan 0,6 bar. Setiap komposisi paduan dilebur selama 1 menit dengan 5 kali pengulangan [8]. Ingot UMo hasil peleburan dipotong-potong menjadi beberapa bagian untuk disiapkan sebagai sampel uji. Sebagian ingot di-mounting dan diamplas sampai halus untuk sampel uji mikrostruktur dan kekerasan, sedangkan ingot yang lain dibuat serbuk. Pembuatan serbuk dengan cara pembubutan dan serpihan yang diperoleh ditumbuk menjadi serbuk (menggunakan cawan dan mortar baja), selanjutnya disiapkan untuk pengujian komposisi fase. Sampel uji ingot UMo yang telah diamplas dikenai pengujian mikrostruktur dengan mikroskop optik dan kekerasan dengan cara Brinell, sedangkan sampel serbuk diuji dengan difraksi sinar-x untuk mengetahui komposisi fasenya. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada proses peleburan terjadi pencairan logam U dan Mo dan bereaksi membentuk U x Mo. Selama proses peleburan busur listrik digerakkan searah jarum jam dengan jarak antara ujung busur listrik dan permukaan campuran logam U dan Mo yang dilebur diupayakan tetap. Gerakan busur listrik selain untuk pelelehan, juga berfungsi untuk mempercepat reaksi dan homogenisasi. Pada setiap proses peleburan dengan teknik ini, logam U dan Mo pada bagian atas mencair sedangkan yang berada di bagian bawah dan bersinggungan dengan cawan lebur tidak mencair sempurna karena panas peleburan diserap oleh air pendingin yang mengalir di bawah dasar cawan. Oleh karena itu agar hasil lebur diperoleh ingot UMo yang homogen, maka peleburan dilakukan berulang-ulang dengan cara, setiap selesai peleburan ingot dibalik dan dilebur lagi. Ingot UMo hasil peleburan (dengan 5 kali pengulangan) berbentuk lempengan dengan diameter sekitar 45 mm dan tebal 5 mm. Secara visual ingot UMo cukup baik, tidak terdapat pori dan pada seluruh permukaannya tidak terlihat adanya oksida uranium. Mikrostruktur ingot untuk semua kadar Mo pada penelitian ini memiliki kecendungan dan pola yang sama. Mikrostruktur ingot UMo dengan kadar 7 dan 11 % Mo masing-masing ditunjukkan pada Gambar 2 (a-b) dan 3 (a-b). Bagian pinggir ingot yang bersinggungan dengan cawan peleburan terbentuk butiran bulat seragam (berupa dendrit), kemudian ke arah tengah butiran denrit memanjang dan bagian tengah, denrit berbentuk bulat seragam. Hal ini terjadi karena saat proses peleburan berlangsung, bagian ingot yang bersinggungan dengan cawan peleburan lebih cepat mendingin dibandingkan bagian tengah. Oleh karena terjadi pendinginan yang cukup cepat, maka pembentukan inti menjadi butir lebih cepat dibandingkan pertumbuhan butir sehingga terbentuk butir-butir yang seragam. Pada bagian yang agak ketengah pendinginannya lambat, sehingga kecepatan terbentuknya inti lebih rendah dibandingkan pertumbuhan inti. Akibatnya inti yang terbentuk lebih sedikit tetapi pertumbuhan inti menjadi butir yang memanjang lebih besar. Sementara itu, pada bagian tengah terjadi pendinginan yang lebih lambat dibanding pada bagian yang bersentuhan dengan permukaan cawan peleburan yang berakibat pertumbuhan butir dan pertumbuhan inti hampir sama sehingga terbentuk butir yang seragam. Selain itu, dari gambar stukturmikro terlihat pula fase α sebagai matriks dan fase δ-(u 2 Mo) sebagai fase kedua. Dari Gambar (2) dan (3) tersebut juga dapat ditunjukkan bahwa semakin tinggi kadar Mo di dalam paduan UMo, jumlah fase δ-(u 2 Mo) semakin bertambah. Hasil pengujian kekerasan ingot UMo dengan kadar Mo sebesar 7, 8, 9, 10 dan 11% yang ditunjukkan pada Gambar 4 menunjukkan terdapat kecenderungan bahwa kekerasan Naskah diterima : dan direvisi : 51

J. Tek. Bhn. Nukl. Vol.4 No.2 Juni 2008: 48-104 ISSN 1907-2635 82/Akred LIPI/P2MBI/5/2007 paduan UMo naik seiring dengan kenaikan kadar Mo. Nilai kekerasan naik mencapai kadar 10% Mo, namun terjadi penurunan pada kadar Mo 11%. Peningkatan kekerasan kemungkinan disebabkan adanya unsur Mo yang semakin besar baik sebagai larutan padat maupun fase. Larutan padat tersebut akan menimbulkan medan tegangan, sedangkan fase akan menghalangi gerakan dislokasi di sekitarnya, sehingga fenomena tersebut menyebabkan kenaikan kekerasan. (a) Bagian pinggir (b) Bagian tengah Gambar 2. Mikrostruktur paduan U-7%Mo 52 (a) Bagian pinggir (b) Bagian tengah Gambar 3. Mikrostruktur paduan U-11%Mo

ISSN 1907 2635 82/Akred-LIPI/P2MBI/5/2007 Pembuatan dan Karakterisasi Paduan UMo sebagai Kandidat Bahan Bakar Nuklir Tipe Dispersi (Supardjo, Masrukan) Penurunan kekerasan ingot berkadar 11% Mo kemungkinan disebabkan oleh ketidak homogenan leburan UMo sehingga di tempat-tempat tertentu terdapat unsur Mo berlebihan sedangkan di tempat lain mengalami kekurangan unsur Mo baik sebagai larutan padat ataupun fase kedua. Karena paduan kurang homogen, maka pada saat uji kekerasan kemungkinan indentor mengenai bagian yang kekurangan unsur Mo sehingga menghasilkan kekerasan yang lebih rendah. Gambar 4. Hubungan kekerasan ingot UMo dengan kadar Mo Paduan UMo sangat ulet, sehingga sulit dibuat serbuk dengan cara penggerusan/penggilingan. Keuletan tersebut disebabkan paduan UMo tersebut masih didominasi oleh fase U, dimana fase U tersebut mempunyai struktur kristal ortorombik, sedangkan fase -UMo mempunyai struktur kristal tetragonal. Pada struktur kristal ortorombik kemungkinan dapat terbentuk face-centered yang mempunyai jumlah atom lebih banyak dibandingkan -UMo yang mempunyai struktur kristal tetragonal. Oleh karena itu semakin tinggi kadar Mo dalam paduan Umo, keuletannya menurun sedangkan kekerasannya naik. Sifat ulet ingot dapat dibuktikan pada bentuk serbuk hasil proses penggilingan seperti ditunjukkan Gambar 5, dimana terlihat bahwa bentuk serbuk secara visual tidak beraturan dan cenderung pipih. Untuk bahan bakar dispersi, bentuk partikel serbuk menjadi pertimbangan. Secara ideal partikel serbuk berbentuk bola sehingga mampu alirnya baik, mudah dihomogenisasi dengan serbuk matriks Al dan pada proses pengerolan tidak terjadi aglomerasi di suatu titik/zona. 150 µm Naskah diterima : dan direvisi : 53

J. Tek. Bhn. Nukl. Vol.4 No.2 Juni 2008: 48-104 ISSN 1907-2635 82/Akred LIPI/P2MBI/5/2007 Gambar 5. Serbuk UMo hasil giling Paduan UMo dengan komposisi 7 dan 11 % Mo diidentifikasi menggunakan difraksi sinar-x. Hasil analisis dengan menggunakan difraksi sinar-x terhadap sampel paduan U-7%Mo menunjukkan bahwa paduan didominasi oleh fase α-u dan sejumlah UFe 2 seperti terlihat pada Gambar 6 dan Tabel 1 pada lampiran. Fase α-u yang mempunyai struktur kristal ortorombik terdapat pada sudut 2θ, masing-masing sebesar 26,9 ; 38,8 ; 52,9 ; 78,4 dan 33,9º serta pada bidang 011, 110, 121, 211 dan 020 dengan intensitas masing-masing sebesar 29, 26, 15, 18 dan 81. Fase UFe 2 dengan intensitas yang cukup kecil yaitu 15, 16 dan 16 pada sudut 2θ sebesar 46,69 ; 51,00 dan 58,00 pada bidang 222, 400 dan 420. o= = UFe2 O 020 O010 o110 330 222 411 O21 Gambar 6. Komposisi fase paduan U-7%Mo 54 Gambar 7. Komposisi fase paduan U-11%Mo Sementara itu, hasil pengujian sampel paduan UMo kadar 11% Mo (Gambar 7), terlihat bahwa paduan UMo didominasi oleh fase δ 2 -U 2 Mo dan sejumlah kecil fase UFe 2. Fase δ 2 -U 2 Mo terdapat pada sudut 2θ: 28,02 ; 37,02 ; 38,10 ; 53,60 dan 67,36 pada bidang 101,

ISSN 1907 2635 82/Akred-LIPI/P2MBI/5/2007 Pembuatan dan Karakterisasi Paduan UMo sebagai Kandidat Bahan Bakar Nuklir Tipe Dispersi (Supardjo, Masrukan) 110, 203, 200 dan 213 dengan intensitas masing-masing sebesar 23, 100, 16, 26 dan 34,23 sedangkan fase UFe 2 pada sudut 2θ sebesar 77,88 ; 79,72 dan 91,75 pada bidang 008, 220 dan 310 dengan intensitas masing-masing sebesar 24, 19 dan 21. Adanya unsur Fe dalam bentuk senyawa UFe 2 kemungkinan berasal dari alat bubut / alat penumbuk waktu pembuatan serpihan atau alat penumbuk yang terbuat dari baja yang ikut terbawa pada saat membuat serpih untuk membuat serbuk. Fase utama yang terbentuk dari proses peleburan sama seperti yang dihasilkan oleh Vacelet et al. yang ditunjukkan pada Gambar 8 [3]. Hal ini menunjukkan bahwa teknik pembuatan paduan sudah sesuai. X 110 222 X 110 X= 2 = UF2 330 X 200 X 213 X 101 411 X 200 X= Gambar 8. Komposisi fase paduan U-7%Mo V. KESIMPULAN 1. Hasil peleburan campuran logam U dan Mo dengan komposisi masing-masing 7, 8, 9, 10 dan 11% Mo di dalam tungku busur listrik dengan 5 kali pengulangan berbentuk ingot UMo. Ingot bersifat ulet sehingga proses pengubahan menjadi serbuk dengan cara penumbukan sangat sulit dan dihasilkan serbuk berbentuk pipih. 2. Kekerasan ingot UMo meningkat seiring kenaikan kadar Mo, namun untuk kadar 11% Mo terjadi penurunan. Penurunan kekerasan ingot berkadar 11% Mo kemungkinan disebabkan oleh ketidakhomogenan ingot UMo sehingga di tempat-tempat tertentu terdapat unsur Mo berlebihan sedangkan di tempat lain mengalami kekurangan unsur Mo, baik sebagai larutan padat atau fase kedua. 3. Hasil pemeriksaan mikrostruktur dan pengujian komposisi fase menggunakan difraksi sinar-x diperoleh bahwa pada paduan UMo dengan kadar 7% Mo didominasi oleh fase α-u, sedangkan pada 11% Mo didominasi oleh fase δ 2 -U 2 Mo. 4. Data uji menunjukkan bahwa kualitas ingot UMo (hasil peleburan) cukup baik, akan tetapi proses pembuatan serbuk dengan penumbukan sangat sulit dan dihasilkan serbuk berbentuk pipih dan terkontaminasi unsur Fe, sehingga perlu dipilih metode pembuatan serbuk yang lain seperti atomisasi atau hydride-dehydride. Naskah diterima : dan direvisi : 55

J. Tek. Bhn. Nukl. Vol.4 No.2 Juni 2008: 48-104 ISSN 1907-2635 82/Akred LIPI/P2MBI/5/2007 VI. DAFTAR PUSTAKA 1. SAVORNIN, B., and FANJAS, Y.R., CERCA Contribution to the RERTR Program Status of Development, Proceedings of the International Meeting on RERTR, Argonne, Illinois, 8-10 November 1982. 2. ANONYMOUS, Reactor Fuel Assemblies, RRR SAR, ANSTO. 3. VACELET, H., et al., Irradiation of Full Size UMo Plates, 22 nd RERTR, Budapest, 3-8 October 1999. 4. SOLONIN, M.I., et al., Development of the Method of High Density Fuel Comminution by Hydride-Dehydride Processing, International RERTR Meeting Program, Las Vegas, Nevada, 1-6 October 2000. 5. IVANOV, O.S., et al., Phase Diagrams of Uranium Alloys, Amerind Publishing Co., 1983. 6. TRAVELLI, A., Progress of the RERTR Program in 2001, 6 th International Topical Meeting on Research Reactor Fuel Management, 17-20 March 2002. 7. KIM, C.K., et al., Status of the Qualification Program for Atomized UMo Dispersion Rod Type Fuel in Korea, 6 th International Topical Meeting on RRFM, Belgium, March 2002. 8. SUPARDJO, Karakterisasi Paduan U x Si y pada Daerah Komposisi antara 6,62 s/d 7,63% Si, Tesis Magister, Program Pasca Sarjana, ITB, 1993. 9. CULITY, B.D., Elemens of X-Ray Diffraction, 2 nd ed., Addison-Wesley, 1978. LAMPIRAN Perhitungan sudut 2, Indeks Miller dan dase yang muncul Untuk menentukan sudut 2, indeks Miler dan fase yang mungkin muncul digunakan rumus sebagai berikut [9]. a. Fase U Struktur kristal U adalah ortorombik, maka jarak antar bidang (d) dapat dihitung sebagai berikut: 1/d 2 = h 2 /a 2 +k 2 /b 2 +l2/c 2 (1) Setelah harga d diketahui, selanjutnya dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : = 2 d sin (2) atau 2 sin = /d sehingga 2 dapat dihitung. Harga = 1,54 A (target Cu) b. Fase δ 2 -U 2 Mo dan UFe 2 Dengan cara yang sama, sudut 2 dan indeks Miller untuk fase δ 2 -U 2 Mo dan UFe 2 dapat dihitung. Hasil perhitungan ditampilkan pada Tabel 1. 56

ISSN 1907 2635 82/Akred-LIPI/P2MBI/5/2007 Pembuatan dan Karakterisasi Paduan UMo sebagai Kandidat Bahan Bakar Nuklir Tipe Dispersi (Supardjo, Masrukan) Tabel 1. Hasil perhitungan sudut 2, bidang/indeks Miller dan fase yang terdeteksi No. UMo 11% UMo 7% 2 hkl I/Io Fase 2 hkl I/Io Fase 1 28,02 101 23 2 26,87 011 29 37,02 110 100 38,80 110 26 38,10 103 16 52,90 121 15 53,60 200 26 78,38 211 18 67,36 213 34 33,90 020 81 77,88 008 24 79,718 220 19 91,749 310 21 2 46,69 222 15 UFe 2 46,69 222 15 UFe 2 51,00 400 16 51,00 400 16 58,00 420 16 58,00 420 16 Naskah diterima : dan direvisi : 57