BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara ayam jantan ras White Cornish dari Inggris dengan ayam betina dari ras

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI

I. PENDAHULUAN. dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

BAB II TINJAUAN PUSATAKA

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber)

I. PENDAHULUAN. Daging merupakan makanan yang kaya akan protein, mineral, vitamin, lemak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai daging ayam karena. Sebagai sumber pangan, daging ayam mempunyai beberapa kelebihan lainnya

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. amino esensial yang lengkap dan dalam perbandingan jumlah yang baik. Daging broiler

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat menuntut produksi lebih dan menjangkau banyak konsumen di. sehat, utuh dan halal saat dikonsumsi (Cicilia, 2008).

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

I. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009)

BAB I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendek, yaitu pada umur 4-5 minggu berat badannya dapat mencapai 1,2-1,9 kg

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. gizi yang tinggi seperti protein, lemak vitamin B (vitamin B 6 /pridoksin, vitamin

4 Telur biasanya juga mengandung semua vitamin yang sangat dibutuhkan kecuali vitamin C. Vitamin larut lemak (A, D, E, dan K), vitamin yang larut air

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Rataan Nilai Warna (L, a, b dan HUE) Dendeng Sapi dengan Metode Perlakuan Curing yang Berbeda

TINJAUAN PUSTAKA Daging Sapi Daging Ayam

Berikut tips mengenali dan memilih pangan yang berasal dari hewan yang memenuhi kriteria Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).

Lampiran 1 Tahapan Penelitian. Penirisan. 1 ekor karkas ayam segar. Tanpa perlakuan kitosan (Kontrol) Serbuk kitosan komersil.

TINJAUAN PUSTAKA. Kerbau adalah hewan tergolong memamah biak subkeluarga bovinae dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aves, ordo Anseriformes, family Anatidae, sub family Anatinae, rumpun Anatini,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes,familyPhasianidae dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemudian dikembangkan di penjuru dunia. Puyuh mulai dikenal dan diternakkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GROBOGAN MEMILIH DAGING ASUH ( AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL )

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau

TINJAUAN PUSTAKA Konversi Otot Menjadi Daging

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HEWANI. ENDRIKA WIDYASTUTI, S.Pt, M.Sc, MP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

KAJIAN KEPUSTAKAAN. tersebut menunjukan bahwa ayam lokal mempunyai potensi yang baik untuk

Mutu karkas dan daging ayam

BAB I PENDAHULUAN. kecukupan gizi. Unsur gizi yang dibutuhkan manusia antara lain: protein, lemak,

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kampung. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari ayam

BAB I PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan penyedia protein hewani yang cukup tinggi sehingga

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

TINJAUAN PUSTAKA. 18,20 Lemak (g) 25,00 Kalsium (mg) 14,00 Fosfor (mg) 200,00 Besi (mg) 1,50 Vitamin B1 (mg) 0,08 Air (g) 55,90 Kalori (kkal)

I. TINJAUAN PUSTAKA. hingga diperoleh ayam yang paling cepat tumbuh disebut ayam ras pedaging,

Gambar 1. Ikan lele dumbo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

BAB I PENDAHULUAN. Nilai konsumsi tahu tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan konsumsi

UJI COLIFORM FECAL PADA IKAN LELE (Clarias batracus) DAN IKAN KAKAP. (Lates calcarifer) DI WARUNG TENDA SEA FOOD SEKITAR KAMPUS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PAPER BIOKIMIA PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

I. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi

TINJAUAN PUSTAKA Kemangi (Ocimum basilicum Linn.) sebagai Tanaman Herbal. Tanaman Kemangi ( Ocimum basilicumlinn.) merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. strain Cornish dengan betina yang besar yaitu Plymouth Rocks yang merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging dengan

Mutiara Nugraheni

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2)

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengawet yang berbahaya (Ismail & Harahap, 2014). Melihat dari

TINJAUAN PUSTAKA. Itik (Anas platyrhynchos)

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau

I. PENDAHULUAN. dan cepat mengalami penurunan mutu (perishable food). Ikan termasuk komoditi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Jumlah Bakteri Asam Laktat pada Media Susu Skim.

II. TINJAUAN PUSTAKA. alot (Chang et al., 2005). Daging itik mempunyai kandungan lemak dan protein lebih

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. bangsa-bangsa ayam yang memiliki produktifitas tinggi terutama dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi jenis ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) secara sepintas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Isa Brown, Hysex Brown dan Hyline Lohmann (Rahayu dkk., 2011). Ayam

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan

I. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan,

I. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

I. PENDAHULUAN. protein yang lebih baik bagi tubuh dibandingkan sumber protein nabati karena mengandung

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan Terhadap Total Bakteri Salami Daging Kelinci

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Ternak babi bila diklasifikasikan termasuk ke dalam kelas Mamalia, ordo

PENDAHULUAN. Kondisi ini akan lebih diperparah lagi akibat penjualan. pengawetan untuk menekan pertumbuhan bakteri.

PENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

HASIL DAN PEMBAHASAN

TELUR ASIN PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu,

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Pedaging Ayam ras pedaging atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan nama ayam broiler adalah merupakan jenis ras unggul dari persilangan (perkawinan) antara ayam jantan ras White Cornish dari Inggris dengan ayam betina dari ras Plymouth Rock dari Amerika (Ningrum et al., 2011). Tingkat konsumsi ayam pedaging meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Tingkat konsumsi daging ayam ras di Indonesia sebesar 0,086 kg/kapita/tahun (BPS, 2015). Tingkat ketersediaan daging ayam di Kabupaten Semarang sebesar 10,421,528 kg (BPS, 2013). Menurut Suprijatna et al,. (2005) ternak ayam ddalam dunia hewan memiliki taksonomi sebagai berikut : Filum Subfilum Kelas Subkelas Ordo Genus Spesies : Chordata : Vertebrata : Aves : Neornithes : Galliformes : Gallus : Gallus domesticus Ayam broiler merupakan hasil ternak yang memiliki karakteristik ekonomis, pertumbuhan yang cepat sebagai penghasil daging, konversi pakan rendah, dipanen cepat karena pertumbuhan yang cepat dan sebagai penghasil 3

daging dengan serat lunak dan siap di potong sebelum umur 6 minggu (Sahu dan Saxena, 2014). Ayam broiler dalam klasifikasi ekonomi memiliki karakteristik dengan ciri khas ukuran badan besar (dada besar), warna bulu putih, temperamen tenang, pertumbuhan cepat, efisiensi dalam penggunaan ransum dan masa panen pendek (Murwani, 2010). 2.2. Prosesing Prosesing merupakan proses pengubahan ayam menjadi karkas atau daging. Tahapan dalam prosessing adalah sebagai berikut yaitu antemortem, pemingsanan, penyembelihan, pengeluaran darah, perendaman dengan air panas, pencabutan bulu, pemotongan kepala dan kaki, pengeluaran jerooan, postmortem, pencucian dan pendinginan karkas, packing, pembekuan, penyimpanan di ruang pendingin dan pengiriman (IFC, 2007). Penggunaan air pada proses prosesing merupakan salah satu sumber kontaminasi. Proses ini sangat rawan terhadap kontaminasi bakteri karena pada seluruh tahapan menggunakan air sebagai media prosesing dan pembersihan (Matulessy, 2011). Persyaratan untuk ketersediaan air adalah sebanyak satu liter untuk satu ayam (Wicaksono, 2009). Pencucian dan pendinginan karkas dibagi menjadi 3 tahap yaitu penyemprotan terhadap karkas dengan air bersih bertekanan, perendaman dalam bak yang berisi air bersih dan pendinginan dalam bak yang berisi air dingin. Pendinginan ini bertujuan untuk menurunkan suhu karkas, sehingga pertumbuhan bakteri pada karkas/daging dan aktivitas enzim-enzim dalam daging dapat dihambat, sehingga masa simpan karkas/daging menjadi lebih lama (Ditjennak, 2012). 4

2.3. Daging Ayam Daging didefenisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua hasil produk hasil pengolahan jaringan-jaringan tersebut sesuai untuk dimakan serta tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya (Soeparno, 2011). Daging ayam memiliki kandungan nutrisi tinggi karena mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral dan zat lainnya yang berguna untuk tubuh (Kusumaningrum et al., 2013). Komposisi protein pada daging ayam ini sangat baik karena mengandung semua asam amino esensial yang mudah dicerna dan diserap oleh tubuh (Sholaikah, 2015). Daging ayam memiliki rasa dan aroma yang enak, tekstur yang lunak, serta harga yang relatif terjangkau, sehingga disukai oleh banyak orang (Jaelani et al., 2014). Daging ayam sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (1). warna daging putih-kekuningan cerah (tidak gelap, tidak pucat, tidak kebiruan), (2) warna kulit ayam putih-kekuningan, cerah, mengkilat dan bersih, (3). Bila disentuh, daging terasa lembab dan tidak lengket (tidak kering), (4). Bau spesifik daging (tidak ada bau menyengat, tidak berbau amis, tidak berbau busuk), (5). Konsistensi otot dada dan paha kenyal atau elastis (tidak lembek), (6). Bagian dalam karkas dan serabut otot berwarna putih agak pucat, (7). Pembuluh darah di leher dan sayap kosong (Ditjennak, 2012). Taha (2012) menyatakan bahwa daging yang tidak aman akan membahayakan kesehatan konsumen, beberapa kriteria daging yang tidak aman adalah sebagai berikut : (1). Hewan sakit (2). Hewan dalam pengobatan, terutama pemberian antibiotik (3). Warna daging tidak normal dan (4). Daging busuk. 5

2.4. Mikrobiologi Daging Pertumbuhan bakteri akan berkembang dengan subur bakteri tersebut terpenuhi kebutuhan dasarnya untuk tumbuh antara lain sumber-sumber karbon, vitamin, protein dalam daging, ketersediaan air, faktor penyimpanan daging dan ketersediaan oksigen (Lawrie, 1995). Aktivitas bakteri selama penyimpanan mengakibatkan terjadinya penguraian senyawa kimia daging, khususnya protein menjadi senyawa yang lebih sederhana (Suradi, 2012). Populasi bakteri berkembang dengan cepat dua kali lipat setiap 30 menit pada suhu 25 0 C dan ph berkisar antara 6,0-6,5 (Morandi et al., 2005). Total bakteri dapat meningkat mencapai 100 kali lipat atau lebih saat disimpan pada suhu 25ºC dalam waktu yang lama (Chye et al., 2004). Faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme pembusuk daging ayam antara lain temperatur, ketersediaan air dan ph (Lawrie, 1995). Tanda-tanda kerusakan daging adalah pembentukan lendir, perubahan warna, perubahan bau, perubahan rasa dan terjadi ketengikan yang disebabkan pemecahan atau oksidasi lemak daging (Afrianti et al., 2013). Cemaran bakteri patogen yang dapat dikategorikan membahayakan kesehatan manusia adalah jenis cemaran bakteri sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) (2000) nomor : 01-6366-2000 pada daging serta olahannya adalah Coliform, Escherichia coli, Enterococci, Staphylococcus aureus, Chlostridium sp, Salmonella sp, Champhylobacter sp, dan Listeria sp.salmonellosis merupakan salah satu penyakit yang dapat membahayakan kesehatan manusia yang disebabkan oleh bakteri patogen. Gejala penyakit 6

Salmonellosis yaitu Enteric fever dan Gastroenteritis setelah mengkonsumsi daging yang tercemar bakteri Salmonella (Pui et al., 2011). Perhitungan bakteri dengan menggunakan metode Total Plate Count (TPC). Total bakteri yang tumbuh (membentuk koloni) berasal dari bakteri yang dapat tumbuh pada kondisi yang sudah ditetapkan (misalnya jenis media, ketersedian oksigen, lama dan suhu pada saat inkubasi) karena bakteri lain yang terdapat pada contoh tidak dapat tumbuh atau menjadi mati (Lukman, 2009). Sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) (2009)syarat mutu mikrobiologi daging ayam yaitu total bakteri maksimum 1 X 10 6 cfu/g. 2.5. Sumber KontaminasiBakteri Awal kontaminasi pada daging berasal dari mikroorganisme yang memasuki peredaran darah pada saat penyembelihan dikarenakan alat-alat yang dipergunakan untuk pengeluaran darah tidak bersih/higienis sementara darah masih bersirkulasi selama beberapa saat setelah penyembelihan (Adiningsih, 2009). Sumber kontaminasi bakteri terjadi selama pemasaran pada umumnya daging ayam yang dijual-belikan di pasar masih kurang dari segi kebersihan dan tidak memiliki fasilitas penyimpanan yang layak misalkan daging dipaparkan diatas alas yang kotor tanpa penutup dan disimpan hanya dalam suhu kamar yaitu 25-40 0 C sehingga bakteri akan berkembang dengan cepat (Suardana et al., 2007). Terdapat hubungan yang sangat nyata antar tingkat sanitasi dengan total bakteri, makin rendah tingkat sanitasi maka total bakteri makin tinggi (Suryanto, 2005). 7

Sumber kontaminasi lain ialah pada saat perendaman untuk menghilangkan (proses pencabutan bulu) pada ayam, pada saat perendaman mikroorganisme masuk ke dalam karkas/daging ayam (Ditjennak, 2012). Karkas ayam mula-mula mengandung total bakteri antara 600-8.100 unit koloni per cm 2 pada kulitnya, setelah preparasi dan eviscerasi jumlahnya dapat meningkat sampai 11.000-93.000 unit koloni per cm 2 (Rahardjo dan Santoso, 2005). Bakteri dapat tumbuh dengan baik pada suhu 25-40 0 C (Abrar, 2013). 2.6. Derajat Keasaman (ph) Daging Ayam Derajat Keasaman (ph) merupakan salah satu syarat untuk menentukan kualitas daging. Nilai ph yang sesuai dengan standar ph daging ayam yaitu 5,4-5,8 (Soeparno, 2011). ph daging ayam sebelum pemotongan sekitar 6,31 dan akan menurun menjadi 5,96 5,82 setelah 10 sampai 12 jam pemotongan (Suradi, 2008). Tinggi rendahnya nilai ph pada daging dipengaruhi oleh kandungan glikogen pada daging, aktivitas bakteri dan waktu penyimpanan (Soeparno, 2011). Laju penurunan ph otot yang cepat akan mengakibatkan rendahnya kapasitas mengikat air, karena meningkatnya kontraksi aktomiosin yang terbentuk, dengan demikian akan memeras cairan keluar dari dalam daging (Afrianti et al., 2013). Setelah hewan dipotong glikogen otot mengalami glikolisis secara enzimatis dan akan menghasilkan asam laktat yang menyebabkan perubahan ph (Winarso, 2003). Aktivitas bakteri pada daging akan menghasilkan senyawa-senyawa bersifat basa yang bakan mempengaruhi komposisi kimia daging yaitu air, protein, lemak dan abu (Soeparno, 2011). 8

2.7. Kandungan Gizi Daging Ayam Kandungan gizi yang tinggi, lengkap dan seimbang pada daging ayam dibutuhkan oleh tubuh manusia. Kandungan gizi daging ayam dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kandungan Gizi Daging Ayam Per 100 g Kandungan Gizi Kandungan Kadar air (%) a 73,22 Kalori (Kkal) b 114,00 Protein (%) a 19,42 Lemak (%) a 6,36 Abu (%) a 0,55 Sumber : a Soeparno (2011) b Rosyidi et al., (2009) Kadar air pada daging ayam dipengaruhi oleh umur dan jenis ternak (Khairi, 2011). Kandungan protein pada daging ayam cukup tinggi, komposisi protein ini sangat baik karena mengandung semua asam amino esensial yang mudah dicerna dan diserap oleh tubuh, akan tetapi daging ayam juga memiliki kadar lemak yang cukup tinggi (Sholaikah, 2015). Protein yang terdapat didalam ayam terdiri atas tiga bagian, yaitu : Protein yang terdapat di dalam miofibril, protein yang terdapat di dalam sarkoplasma dan protein yang terdapat di dalam jaringan ikat(soeparno, 2011). Faktor yang mempengaruhi komposisi kimia daging adalah faktor genetik, faktor penanganan sebelum dan sesudah pemotongan ternak termasuk faktor fisiologis dan faktor umur ternak (Lawrie, 1995). Kualitas daging ayam yang baik ialah berdasarkan komposisi kimia daging yaitu kadar air, protein, lemak dan 9

mineral. Daging ayam merupakan sumber mineral dan vitamin B (riboflavin, thiamin dan asam askorbat) mineral yang lain adalah besi, khlor, sulfur, kalium, fosfor serta niacin yang sangat diperlukan bagi kesehatan saraf dan pertumbuhan (Rosyidi et al., 2009). 2.7.1. Protein Daging Dada Ayam Protein merupakan komponen utama yang berfungsi untuk menahan air daging. Semakin lama penyimpanan akan melemahkan kemampuan daging untuk mengikat cairannya (Jaelani et al., 2014). Asam amino esensial maupun yang non esensial digunakan sebagai unit pembangunan bagi biosintesis protein kembali (Lehninger, 1982). Daging dada ayam broiler dapat mengandung lemak yang lebih rendah, dan protein yang lebih tinggi daripada daging non dada, perbedaan ini berhubungan dengan adanya perbedaan aktivitas di antara otot. Disebutkan presentase protein bagian dada ayam broiler adalah 22,07% (Soeparno, 2011). Protein akan mengalami kerusakan karena adanya penguraian protein yang disebabkan oleh enzim proteolitik akan menghidrolisis protein menjadi peptida yang lebih kecil dan asam amino sedangkan bakteri proteolitik akan membentuk senyawa nitrogen larut (Muliati et al., 2014). Kerusakan protein terjadi karena adanya awal kebusukan yang disebabkan oleh bakteri dimulai dengan fermentasi glukosa dan glikogen yang terdapat pada daging ayam, kemudian protein bahan selanjutnya yang akan difermentasikan setelah karbohidrat di dalam daging ayam mulai habis dan hasil pemecahan protein dari mikroorganisme membentuk senyawa amonia H 2 S, indol dan amina (Anggraeni, 2005). 10

2.8. Pasar Tradisional Pasar merupakan salah satu tempat bertemunya antara penjual dan pembeli. Pasar salah satu tempat pemasaran daging, tempat tersebut merupakan tempat yang sangat rawan dan berisiko terhadap cemaran bakteri patogen (Sa idah et al., 2011). Pasar di bagi menjadi dua macam yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 70/ M-DAG/PER/12 Tahun 2013 bahwa pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/ dikelola oleh pedagang kecil dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar (Peraturan Menteri Dalam Negri Republik Indonesia, 2013). Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 20 Tahun 2012 bahwa kriteria bangunan dan tata letak pasar tradisional adalah bangunan toko/kios/los dibuat dengan ukuran standar ruang tertentu, petak atau blok dengan dengan akses jalan pengunjung ke segala arah dan bentuk bangunan selaras dengan karakteristik budaya daerah (Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia, 2012). Pasar tradisional bagian pasar yang menjual daging, biasanya suasana lantai yang becek, kotor dan banyak juga sampah berserakan (Usman, 2014). 11