BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika. terjadi karena adanya asimetri informmasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. optimal bagi perusahaan. Kinerja manajemen dapat tercermin dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. optimal bagi perusahaan. Kinerja manajemen dapat tercermin dalam laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Leverage, Dividend Payout Ratio dan Net Profit Margin terhadap Perataan. Laba membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia perekonomian di Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. (investor) dengan pihak yang memerlukan dana (issuer). Adanya pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Publik, Debt to

BAB I PENDAHULUAN. individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laba rugi,

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan yang merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat persaingan di dalam dunia bisnis memaksa. perusahaan untuk mempunyai keunggulan kompetitive untuk terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu :

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan di Indonesia menghadapi sebuah tantangan bisnis yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak

UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, FINANCIAL LEVERAGE, DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN KECENDERUNGAN PERATAAN LABA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan keagenan antara pemilik perusahaan (principal) dan manajemen

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa. perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar perusahaan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mereka dalam perusahaan (Sumtaky, 2007 dalam Yashinta, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin

BAB I PENDAHULUAN. karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan. Laporan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun 2015 tumbuh

terbaik untukbersaing dengan perusahaan lain. Hal ini dilakukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak internal maupun pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap harga belinya (Handoko, 2002). Manajer sebagai agent pengelola. mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sekaligus menganalisis faktorfaktor

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai laba perusahaan (Amanza dan Rahardjo, 2012). Informasi laba

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang. Oleh sebab itu, informasi yang disajikan harus memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menampilkan citra perusahaan yang baik agar bisa menarik minat investor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas,

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

BAB I PENDAHULUAN. dana yang produktif dari pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) kepada pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, kreditor dan manajer adalah pihak-pihak yang memiliki perbedaan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. adalah pihak yang menjalankan dan mengendalikan jalannya perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh investor kepada perusahaan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Oktober 2015 menjelaskan bahwa saat ekonomi Indonesia melemah properti

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman yang semakin pesat telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan yang dikeluarkan secara periodik oleh perusahaan, akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. catatan yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency theory) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. Dana yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. hanya dapat dinilai berdasar dampaknya pada harga saham biasa perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. PT Bank Lippo tahun PT Bank Lippo melakukan pemalsuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Teori Agensi adalah hubungan antara pemilik (principal) dan manajer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keagenan antara principal dengan agent. Menurut Jensen dan Meckling

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau

BAB I PENDAHULUAN. bank dalam mengelola dana (capability), integritas, dan kredibilitas manajemen

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah diteliti sebelumnya. Berikut merupakan penelitian-penelitian terdahulu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang efisien dapat mendukung perkembangan ekonomi, karena adanya alokasi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kerja manajemen untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suwito dan Herawaty (2005) pasar modal memiliki peranan penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan adalah suatu sarana yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa kasus praktik income smoothing (perataan laba) yang pernah terjadi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menurut PSAK No. 1 (2009 : par 07) laporan keuangan merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. seperti sole proprietorship biasanya peran ini dilakukan oleh pemilik. Tetapi pada

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi persaingan yang semakin tajam. Akan tetapi, dalam praktiknya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maupun eksternal investor, kreditur dan pemerintah (Olivia, 2007

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengantindakan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB 1 PENDAHULUAN. rangka menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat dan untuk mempertahankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di sini akan dijelaskan teori-teori yang mendukung dalam perumusan hipotesis

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan secara optimal agar laju pertumbuhan negara dan pelaksanaan

akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh profitabilitas, arus kas bebas, dan investment

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal perusahaan. 1 Laporan keuangan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Perataan laba adalah cara yang digunakan manajemen untuk mengurangi

Transkripsi:

11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori ini menyatakan bahwa praktik manajemen laba dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya (Noviana dan Yuyetta, 2011). Teori keagenan memiliki asumsi bahwa setiap individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Konflik tersebut muncul karena adanya asimetri informasi antara agen dan prinsipal. Asimetri informasi terjadi ketika manajer memiliki informasi internal perusahaan relatif lebih banyak dan mengetahui informasi tersebut relatif lebih cepat dibandingkan pihak eksternal. Widhianingrum, (2012). Asimetri antara agent dan principal memicu manajer untuk melakukan disfunctional behavior, yakni menggunakan informasi yang diketahuinya untuk memanipulasi pelaporan keuangan dalam usaha memaksimalkan kemakmurannya Noviana dan Yuyetta, (2011). Didalam sebuah perusahaan terdapat tiga pihak utama (major participant) yang memiliki kepentingan berbeda yaitu: manajemen, pemegang saham (sebagai pemilik), dan buruh atau tenaga kerja. Prinsip pengambilan keputusan yang diambil oleh manajer adalah bahwa manajer 11

12 harus memilih tindakan-tindakan yang akan memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Dengan kata lain, pengambilan keputusan tidak didasarkan atas kepentingan manajemen namun harus mengacu pada kepentingan pemegang saham. Namun kenyataan yang terjadi dibanyak perusahaan adalah manajer cenderung memilih tindakan yang menguntungkan kepentingannya, misalnya memaksimalkan kekayaannya daripada menguntungkan pemegang saham. Brigham dan Houston (2006), menyatakan bahwa para manajer dapat didorong untuk bertindak demi kepentingan utama dari pemegang saham melalui insentif-insentif yang memberikan imbalan atas setiap kinerja yang baik atau hukuman untuk kinerja yang buruk. Beberapa mekanisme spesifik yang digunakan untuk memotivasi para manajer untuk bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham antara lain: kompensasi manajerial, intervensi langsung oleh pemegang saham, ancaman pemecatan, dan ancaman pengambilalihan. Informasi akuntansi juga digunakan principal untuk menilai kinerja manajer, yang selanjutnya dijadikan dasar pemberian reward (biasanya dalam bentuk bonus). Konsekuensi logis dari penggunaan informasi akuntansi sebagai dasar pemberian reward tersebut adalah munculnya perilaku tidak semestinya dikalangan manajer. Manajer cenderung melakukan perataan dengan memanipulasi informasi sedemikian rupa agar kinerjanya tampak bagus.

13 2.1.2 Signaling Theory Signaling theory merupakan salah satu bentuk teori yang memberikan gambaran mengenai keadaan dan tindakan manajer perusahaan terhadap pemilik perusahaan maupun calon investor. Hal itu berdampak pada keberhasilan dan kegagalan manajer atau agen yang harus disampaikan kepada pemilik atau pemegang saham Harianto dan Sudomo, (1998) dalam Pratiwi, (2013). Tindakan yang ditempuh oleh manajer tersebut tidak terlepas dari keinginannya untuk memberikan kesan positif terhadap situasi perusahaan yang dikelolanya sehingga penyampaian sinyal-sinyal yang baik dan bermutu. Dalam signaling theory, kesulitan untuk membedakan mana perusahaan yang berkualitas rendah maupun yang berkualitas tinggi dapat dihindari, karena setiap manajer perusahaan yang kualitas perusahaannya lebih tinggi akan mampu memberikan sinyal-sinyal yang lebih baik atau mahal kepada investor dibandingkan perusahaan dengan kualitas yang rendah, dengan demikian sinyal yang akan disampaikan oleh manajer akan menjadi tolak ukur bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. 2.2 Telaah Pustaka 2.2.1 Perataan Laba (income smoothing) Perataan laba diartikan sebagai usaha manajemen untuk mengurangi variabilitas laba selama satu atau beberapa periode tertentu sehingga laba tidak terlalu berfluktuasi. Menurut Salim (2014) menjelaskan bahwa tindakan perataan adalah fenomena yang umum terjadi sebagai usaha

14 manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan. Tindakan perataan laba yang dilakukan oleh manajer pada umumnya didasarkan atas berbagai alasan seperti mencapai keuntungan pajak, untuk memberikan kesan baik pemilik dan kreditor terhadap kinerja manajemen, mengurangi fluktuasi pada pelaporan laba dan mengurangi risiko sehingga harga sekuritas yang tinggi sehingga dapat menarik perhatian pasar, untuk menghasilkan profit yang stabil, dan untuk menjaga posisi mereka di dalam perusahaan. Perataan laba dikaitan dengan upaya manajemen menentukan metodemetode akuntansi yang dapat mengurangi ketidakstabilan laba yang dilaporkan guna memaksimalkan penyajian laba. Menurut Belkaoui (2000) dalam Suryani dan Damayanti (2015) perataan laba dipadang sebagai upaya manajemen yang secara sengaja menjadikan laba dalam keadaaan normal dalam rangka mencapai taraf laba yang ditentukan. Hepworth (1953) dalam Santoso & Salim (2012) menjelaskan bahwa praktek perataan laba yang dilakukan oleh manajemen merupakan suatu tindakan yang rasional dan logis karena adanya alasan perataan laba sebagai berikut: 1. Sebagai teknik untuk mengurangi laba dan menaikkan biaya pada tahun berjalan sehingga pajak yang terhutang atas perusahaan menjadi kecil. 2. Sebagai bentuk peningkatan citra perusahaan dimata investor, karena mendukung kestabilan penghasilan dan kebijakan dividen

15 sesuai dengan keinginan investor ketika perusahaan mengalami kenaikan atas laba yang diperolehnya. 3. Sebagai jembatan penghubung antara manajemen perusahaan dengan karyawannya. Praktek perataan laba merupakan fenomena yang umum terjadi sebagai usaha manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan Cahyani, (2012). Adanya perataan laba sebenarnya memperlihatkan bahwa manajer berusaha untuk menyembunyikan informasi ekonomi perusahaan kepada stokeholder (Syafriont, 2008). Praktek perataan laba banyak menjadi perdebatan berbagai pihak. Oleh berbagai pihak tindakan perataan laba dinilai merugikan karena laba yang dilaporkan tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Pada intinya tindak perataan laba diharapkan dapat memberikan pengaruh yang memnguntungkan bagi pihak manajemen yang kinerjanya diukur dari informasi tersebut. 2.2.2 Profitabilitas Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan serta mengukur tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan Kasmir, (2011). Keuntungan yang dimiliki manajemen apabila profitabilitas perusahaan yang stabil, yaitu mengamankan posisi atau jabatan dalam perusahaan. Selain itu profitabilitas perusahaan yang stabil juga memberikan keyakinan pada investor atas investasi yang dilakukan karena perusahaan dinilai baik dalam menghasilkan laba. Semakin besar

16 tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar peluang perusahaan mengalami penurunan profitabilitas di masa yang akan datang sehingga semakin besar perusahaan mengalami fluktuatif pendapatan yang menyebabkan ketidakstabilan perusahaan dalam memperoleh pendapatan, sehingga semakin besar profitabilitas perusahaan maka semakin besar manajer perusahaan melakukan praktik perataan laba untuk menjaga kestabilan perusahaan dalam suatu pengambilan keputusan. 2.2.3 Ukuran perusahaan Ukuran perusahaan merupakan suatu indikator yang dapat menunjukan karakteristik (besar/kecil) atau mengelompokkan suatu perusahaan dengan menggunakan beberapa cara seperti, banyaknya jumlah karyawan untuk melakukan aktivitas perusahaan, total penjualan/pendapatan perusahaan, jumlah asset yang dimiliki perusahaan dan jumlah saham yang beredar. Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan di ukur dengan total asset. Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan menurut berbagai cara, antara lain: total aset, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain Atarmawan, (2011). Perusahaan dengan size besar mempunyai insentif yang besar untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil. Karena perusahaan yang memiliki aktiva dalam jumlah yang besar akan lebih diperhatikan oleh publik dan pemerintah, oleh karena itu perusahaan besar akan menghindari kenaikan laba secara drastis supaya terhindar dari kenaikan pembebanan biaya oleh pemerintah. Sebaliknya

17 penurunan laba secara drastis memberikan sinyal bahwa perusahaan dalam masa krisis Butar dan Sudarsi, (2012). 2.2.4 Dividend payout ratio Dividend payout ratio merupakan presentase laba perusahaan yang dibayar sebagai dividend kas kepada pemegang saham Widiantari, (2011). Menurut Christina (2012), dividend payout ratio merupakan rasio besarnya dividend yang diberikan pada pemegang saham. Rasio ini menunjukan presentase laba yang dibayarkan oleh pemegang saham dalam bentuk kas Noviana dan Yuyetta, (2011). Pembagian dividend kepada pemegang saham dilakukan pada perusahaan mengalami laba dan besar kecilnya dividend tergantung oleh besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan. Bagi investor dividend payout ratio salah satu yang dijadikan sebagai pertimbangan investasinya. Pada umumnya investor lebih menyukai kebijakan dividend payout ratio yang tinggi. Hal ini mendorong perusahaan untuk menerapkan kebijakan dividend payout ratio yang tinggi, padahal perusahaan yang menerapkan tingkat dividend yang tinggi akan memiliki tingkat risiko yang tinggi apabila terjadi fluktuasi laba yang besar. Kebijakan dividend menggunakan dividend payout ratio (DPR) sangat mempengaruhi perilaku perataan laba. Semakin tinggi dividend, maka ratio dividend payout ratio (DPR) akan semakin tinggi hal tersebut disebabkan karena pembagian dividend tergantung pada laba yang diperoleh perusahaan, sehingga semakin tinggi laba suatu perusahaan maka

18 perusahaan akan melakukan praktik perataan laba Noviana dan Yuyetta, (2012). 2.2.5 Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional adalah presentase hak suara yang dimiliki oleh institusi. Presentase saham yang dimiliki oleh pihak eksternal, seperti lembaga, perusahaan, asuransi, bank atau institusi lain Yani dan Budhiartha, (2014). Adanya investor institusi sebagai pemegang saham dapat mengurangi tindakan manjemen laba, kepemilikan saham yang besar oleh pihak institusional merupakan salah satu mekanisme untuk mengawasi kinerja manajemen. Pemegang saham institusional dapat mengimbangi informasi yang dimiliki oleh manajemen sehingga asimetri informasi yang terjadi antara manajemen dan pemilik rendah. Ini berarti jika suatu perusahaan memiliki investor institusi yang tinggi, maka tindakan manajer akan dibatasi dan manajer menjadi tidak leluasa untuk melakukan perataan laba Suryani & Damayanti (2015).

19 2.3 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 No Peneliti Judul Hasil 1 Suryani & Damayanti (2015) Pengaruh ukuran perusahaan, debt to equity ratio, profitabilitas, dankepemiikan institusional pada perataan laba variabel debt to equity ratio memiliki pengaruh pada variabel perataan laba. variabel ukuran perusahaan, profitabilitas dan kepemilikan saham institusional tidak memiliki pengaruh terhadap variabel perataan laba. 2 Budiasih (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi pratik perataan laba Ukuran perusahaan, profitabilitas, dan dividend payout ratio berpengaruh positif signifikan terhadap praktik perataan laba. Sementara itu, financial leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba

20 3 Salim (2014) Anaisis faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan perataan laba pada perusahaan perbankan di bursa efek indonesia. 4 Noviana & Yuyetta (2011) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba (studi empiris perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2006-2010). variabel profitabilitas, ukuran perusahaan, leverage operasi dan nilai perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap perataan laba. Variabel profitabilitas, ukuran perusahaan dan nilai perusahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap perataan laba sedangkan variabel leverage operasi secara parsial berpengaruh terhadap perataan laba. profitabilitas, risiko keuangan, nilai perusahan, kepemilikan saham manajerial, kepemilikan saham publik tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perusahaan untuk melakukan perataan laba,dividend Payout Ratio (DPR) yang memiliki pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas perusahaan untuk melakukan perataan laba.

21 5 Santoso & Salim (2012) Pengaruh profitabilitas, financial leverage, deviden, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, dan kelompok usaha terhadap perataan laba (studi kasus pada perusahaan nonfinansial yang terdaftar di BEI). Variabel profitabilitas dan kelompok usaha tidak berpengaruh terhadap tindakan perataan laba, Variabel financial leverage dan dividen berpengaruh negative terhadap tindakan perataan laba dan variabel ukuran perusahaan dan kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap tindakan perataan laba. 6 Prabayanti & Yasa (2011) 7 Martini & Denny (2012) Perataan laba (income smoothing) dan analisis faktor-faktor yang mempengaruhinya (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2004-2008). Ukuran perusahaan, profitabilitas, financial Leverage, dividend payout ratio dan Kecenderungan perataan laba. Ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, dan reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap perataan laba, profitabilitas berpengaruh positif terhadap pertaan laba, dan financial leverage berpengaruh negatif terhadap perataan laba. Variabel ukuran perusahaan, profitabilitas dan return on asset berpengaruh terhadap tindakan perataan laba, sedangkan variabel financial leverage dan dividend payout ratio tidak ber-pengaruh terhadap tindakan perataan laba.

22 8 Butar dan Sudarsih (2012) Pengaruh ukuran perusahaan leverage, dan kepemilikan institusional terhadap perataan laba Ukuran perusahaan berpengaruh positif secara signifikan terhadap perataan laba, profitabilitas, leverage, dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap perataan laba. 2.4 Kerangka Pemikiran Berdasarkan data yang ada, seringkali perhatian pengguna laporan keuangan hanya tertuju pada informasi laba tanpa memperhatikan darimana perusahaan memperoleh laba tersebut. Adanya kecenderungan lebih memperhatikan laba dalam laporan keuangan disadari oleh manajemen, sehingga mendorong timbulnya perilaku menyimpang yaitu perataan laba. Dalam penelitian ini melakukan pengujian kembali yaitu menggunakan variabel independen profitabilitas, ukuran perusahaan, dividend payout ratio, dan kepemilikan institusional. Sedangkan, variabel dependen adalah perataan laba. Menurut agency theory adanya investor institusi sebagai pemegang saham dapat mengurangi tindakan manjemen laba, kepemilikan saham yang besar yang dimiliki oleh pihak institusional merupakan salah satu mekanisme untuk mengawasi kinerja manajemen. Pemegang saham institusional dapat mengimbangi informasi yang dimiliki oleh manajemen sehingga asimetri informasi yang terjadi antara manajemen dan pemilik rendah. Ini berarti jika suatu perusahaan memiliki investor institusi yang

23 tinggi, maka tindakan manajer akan dibatasi dan manajer menjadi tidak leluasa untuk melakukan perataan laba Junianto (2013) dalam Suryani dan Damayanti (2015). Dan untuk variabel ukuran perusahaan dimana perusahaan dengan size besar mempunyai insentif yang besar untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan yang memiliki aktiva dalam jumlah yang besar akan lebih diperhatikan oleh publik dan pemerintah, oleh karena itu perusahaan besar akan menghindari kenaikan laba secara drastis supaya terhindar dari kenaikan pembebanan biaya oleh pemerintah. Sebaliknya penurunan laba secara drastis memberikan sinyal bahwa perusahaan dalam masa krisis Butar dan Sudarsi, (2012). Sedangkan, dalam signaling theory kesulitan untuk membedakan mana perusahaan yang berkualitas rendah maupun yang berkualitas tinggi dapat dihindari, karena setiap manajer perusahaan yang kualitas perusahaannya lebih tinggi akan mampu memberikan sinyal-sinyal yang lebih baik kepada investor dibandingkan perusahaan dengan kualitas yang rendah. Dengan demikian, sinyal yang akan disampaikan oleh manajer akan menjadi tolak ukur bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Dimana pengambilan keputusan akan berpengaruh pada pertumbuhan profitabilitas dan dividend payout ratio. Dimana pada variabel profitabilitas, semakin meningkatnya profitabilitas perusahaan maka semakin besar manajer perusahaan melakukan praktik perataan laba untuk menjaga kestabilan perusahaan dalam suatu pengambilan keputusan. Akibat kondisi tersebut

24 perusahaan cenderung melakukan perataan laba. Sedangkan pada variabel dividend payout ratio Semakin tinggi dividend, maka ratio dividend payout ratio akan semakin tinggi hal tersebut disebabkan karena pembagian dividend tergantung pada laba yang diperoleh perusahaan, sehingga semakin tinggi laba suatu perusahaan maka perusahaan akan melakukan praktik perataan laba (Noviana & Yuyetta, 2012). Dari landasan teori dan telaah pustaka diatas, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran yang dituangkan dalam model penelitian pada gambar dibawah ini yang menunjukan kemungkinan pengaruh variabel independen prroitabilitas, ukuran perusahaan, devidend payout ratio, dan kepemilikan institusional. terhadap variabel dependen yaitu perataan laba. Profitabilitas (X1) Ukuran Perusahaan (X2) Dividend Payout Ratio (X3) Kepemilikan Institusional (X4) H1(+) H2(+) H3(+) H4(-) Perataan Laba (Y) Gambar 2.2 Kerangka pemikiran

25 2.5 Hipotesis Penelitian 2.5.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Perataan Laba Menurut signaling theory kesulitan untuk membedakan mana perusahaan yang berkualitas rendah maupun yang berkualitas tinggi dapat dihindari, karena setiap manajer perusahaan yang kualitas perusahaannya lebih tinggi akan mampu memberikan sinyal-sinyal yang lebih baik kepada investor dibandingkan perusahaan dengan kualitas yang rendah. Dengan demikian, sinyal yang akan disampaikan oleh manajer akan menjadi tolak ukur bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan serta mengukur tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan (Kasmir, 2011). Selain itu profitabilitas perusahaan yang stabil juga memberikan keyakinan pada investor atas investasi yang dilakukan karena perusahaan dinilai baik dalam menghasilkan laba. Tingkat profitabilitas perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi tindakan pengelolaan laba. Hal ini dikarenakan tingkat profitabilitas yang semakin tinggi akan mengakibatkan tingginya pembayaran pajak perusahaan. Laba yang terlalu tinggi akan meningkatkan pajak yang harus dibayar, sebaliknya penurunan laba yang terlalu rendah akan memperlihatkan bahwa kinerja manajemen tidak bagus. Oleh sebab itu, ada kemungkinan manajemen membuat laba yang dilaporkan tidak berfluktuasi dengan cara melakukan perataan laba untuk menghindari pembayaran pajak yang tinggi.

26 Hasil penelitian oleh (Budiasih, 2009), (Prabayanti dan Yasa, 2011) (Martini & Denny, 2012) menyimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap perataan laba. Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap perataan laba 2.5.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Perataan Laba Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan menurut berbagai cara, antara lain: total aset, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain (Atarmawan, 2011). Menurut teori agency adanya investor institusi sebagai pemegang saham dapat mengurangi tindakan manjemen laba, kepemilikan saham yang besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut besar. Dimana perusahaan dengan size besar mempunyai insentif yang besar untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil. Karena perusahaan yang memiliki aktiva dalam jumlah yang besar akan lebih diperhatikan oleh publik dan pemerintah (Butar dan Sudarsi, 2012). Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Butar dan Sudarsi, 2012), (Budiasih, 2009) dan (Santoso & Salim, 2012) menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap perataan laba. Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2: Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap perataan laba

27 2.5.3 Pengaruh Devidend Payout Ratio terhadap Perataan Laba Pada umumnya investor lebih menyukai kebijakan dividend payout ratio yang tinggi. Hal ini mendorong perusahaan untuk menerapkan kebijakan dividend payout ratio yang tinggi, padahal perusahaan yang menerapkan tingkat dividend yang tinggi akan memiliki tingkat risiko yang tinggi apabila terjadi fluktuasi laba yang besar. Menurut signaling theory kesulitan untuk membedakan mana perusahaan yang berkualitas rendah maupun yang berkualitas tinggi dapat dihindari, karena setiap manajer perusahaan yang kualitas perusahaannya lebih tinggi akan mampu memberikan sinyal-sinyal yang lebih baik kepada investor dibandingkan perusahaan dengan kualitas yang rendah. Dengan demikian suatu perusahaan yang menerapkan kebijakan tingkat dividend payout ratio yang tinggi lebih cenderung untuk melakukan tindakan perataan laba. Dalam penelitiannya, (Purwanto 2005) menyimpulkan bahwa dividend payout ratio sangat mempengaruhi perilaku perataan laba. Hal ini dikarenakan kebijakan dividen akan mempunyai implikasi yang signifikan pada pengambilan keputusan investor maupun investasi potensial dalam pembelian saham perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan (Budiasih, 2009), (Purwanto, 2005) dan (Noviana dan Yuyetta, 2012) menyimpulkan bahwa dividend payout ratio berpengaruh positif terhadap perataan laba. Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

28 H3: Devidend Payout Ratio berpengaruh positif terhadap perataan laba 2.5.4 Pengaruh Kepemilikan Insttusional terhadap Perataan Laba Kepemilikan institusional merupakan jumlah saham perusahaan yang dimiliki institusi pada akhir tahun. Koh (2003) dalam Butar dan Sudarsih (2012). Menurut agency theory adanya investor institusi sebagai pemegang saham dapat mengurangi tindakan manjemen laba, kepemilikan saham yang besar oleh pihak institusional merupakan salah satu mekanisme untuk mengawasi kinerja manajemen. Pemegang saham institusional dapat mengimbangi informasi yang dimiliki oleh manajemen sehingga asimetri informasi yang terjadi antara manajemen dan pemilik rendah. Ini berarti jika suatu perusahaan memiliki investor institusi yang tinggi, maka tindakan manajer akan dibatasi dan manajer menjadi tidak leluasa untuk melakukan perataan laba Junianto (2013) dalam Suryani dan Damayanti (2015). Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Pujiati dan Arfan 2013), (Hasanah dan Pagalung 2014) dan (Irawan, 2013) menyimpulkan kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap perataan laba. Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H4: Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap perataan laba