BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berada direntang usia tahun (Monks, dkk, 2002). Menurut Haditono (dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN TEORI. A. Keterbukaan Diri. kepada orang lain. Person (dalam Karina & Suryanto, 2012) mengartikan

BAB III METODE PENELITIAN. a. Desain Penelitian. pengguna facebook yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan introvert.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesepian tanpa adanya teman cerita terlebih lagi pada remaja yang cendrung untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. hal komunikasi telah mengalami berbagai perubahan. Hal ini dapat terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jejaring sosial. Direktur Pelayanan Informasi Internasional Ditjen Informasi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil penelitian Yahoo!-TNSNet Index, aktivitas internet yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Gorontalo (UNG) harus berurusan dengan hukum gara -gara status dalam

mereka. Menurut Schouten (2007), Facebook merupakan salah satu media yang dapat menstimuli terjadinya self disclosure (pengungkapan diri) Perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesepian (loneliness)

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan pengaruh orangtua dalam setiap pengambilan keputusan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan hasil penelitian utama yang menjawab rumusan masalah adalah

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial yang kehidupannya tidak bisa terlepas dari kehadiran orang lain. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki ke

BAB I PENDAHULUAN. jaringan sosial. Jaringan sosial itu sendiri terdiri dari berbagai macam media sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Adanya kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motif-motif yang harus dipenuhinya. Maslow (dalam Sobur, 2003) dalam

BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun psikis. Menurut Paul dan White (dalam Santrock,

BAB I PENDAHULUAN. dikomunikasikan secara interpersonal (Stuart, 2006). Ketika mahasiswa

ABSTRAKSI Judul Skrispi : Penggunaan Path sebagai Media Maintaining Intimacy in Friendship

BAB I PENDAHULUAN. networking facebook yang fungsinya kira-kira hampir sama dengan friendster.

BAB I PENDAHULUAN. Internet merupakan salah satu media yang paling diminati banyak orang.

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Peneltian...

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial yang setiap harinya menjalin hubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. biasa atau persahabatan yang terjalin dengan baik. Kecenderungan ini dialami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan narapidana. Didalam UU No 12/1995 (kitab undang -undang hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khususnya teknologi informasi seperti internet, teknologi ini tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam bertingkah laku selalu berhubungan dengan lingkungan tempat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini komunikasi sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah

kalangan masyarakat, tak terkecuali di kalangan remaja. Beberapa kejadian misalnya; kehilangan orang yang dicintai, konflik keluarga,

JURNAL HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN INTROVERT DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 8 KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017

FENOMENA KEINGINAN MENAMPILKAN DIRI PADA MAHASISWA MELALUI LAYANAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI

KEBUTUHAN AFILIASI DENGAN INTENSITAS MENGAKSES FACEBOOK PADA REMAJA

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan

Jurnal Konseling dan Pendidikan ISSN Cetak:

BAB 1 PENDAHULUAN. sebenarnya ada dibalik semua itu, yang jelas hal hal seperti itu. remaja yang sedang berkembang.

HUBUNGAN ANTARA MOTIF AFILIASI DENGAN INTENSITAS MENGGUNAKAN FACEBOOK PADA DEWASA AWAL SKRIPSI

Karakteristik Anak Umur Jenis Kelamin Urutan anak Kepribadian Cita-cita dan tujuan. Tingkat Stres Menghadapi UN SMA Negeri SMA Swasta

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa informasi seperti sekarang, perkembangan dunia komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kearah kehidupan yang sangat kompetitif. Andersen (2004) memprediksi situasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Proses interaksi salah satunya dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan teman baru, 20% menganggap instant massaging paling cepat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan ini juga menyebabkan perubahan-perubahan peran para. individu dalam kehidupanya (Tancer 2008).

PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL PATH SEBAGAI SARANA PENGAKUAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mana individu mengungkapkan informasi tentang dirinya sendiri yang

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia pendidikan terhadap remaja semakin besar dan. meningkat.banyak ahli maupun praktisi yang memberikan perhatian besar

HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN EKSTRAVERSI DENGAN PENGUNGKAPAN DIRI PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN SELF DISCLOSURE TERHADAP PASANGAN MELALUI MEDIA FACEBOOK DI TINJAU DARI JENIS KELAMIN

BAB I PENDAHULUAN. jejaring sosial atau yang biasa dikenal dengan facebook. Dalam perkembangan teknologi tersebut, handphone juga ikut

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis korelasi Product

BAB IV ANALISIS DATA. bersamaan dengan pengumpulan data pada penelitian ini. pengamatan lapangan yang sudah direduksi dan di buat kategori-kategorinya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterbukaan diri atau sering disebut Self disclosure adalah pemberian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara

penyelesaiannya. Salah satunya adalah karena individu tidak mau atau tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tradisi minum minuman keras (miras) di tengah kehidupan masyarakat Bali sudah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Masa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini perkembangan teknologi informasi berjalan sangat pesat. Kecanggihan

BAB II LANDASAN TEORI. Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial dan situs web yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vera Ratna Pratiwi,2013

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. rentang kehidupan seseorang. Individu pada masa ini telah melewati masa remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian yang dilakukan oleh We Are Social pada Januari 2016, dari 7,395 milyar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikhawatirkan dapat menimbulkan permasalahan yang kompleks.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Pelita Salatiga kelas XI Tahun ajaran 2012/2013 :

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan hubungan yang harmonis dengan orang-orang yang ada disekitarnya.

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, keluarga, masyarakat dan Negara. khususnya bagi masyarakat Indonesia. Kualitas pendidikan di Indonesia saat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Teknologi yang berkembang pesat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. kepekaan dan kepedulian mereka terhadap masalah sosial. Rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan dibentuk oleh lima kebutuhan konatif (conative needs), yang memiliki karakter

Oleh: SRI ASTUTIK NPM :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan sekarang ini mengalami peningkatan yang cukup

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rogers dan Kincaid, seorang ilmuwan komunikasi (dalam. Cangara, 2000) komunikasi adalah proses pertukaran informasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. antar individu ini pun menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia, sejak

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN FACEBOOK DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA (Studi di SMK Negeri 1 Ampana Kota) Nurhani 1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran

BAB I PENDAHULUAN. segala produknya mulai dari keberadaan jejaring sosial seperti Facebook, Twitter,

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja akhir merupakan masa yang telah mengalami penyempurnaan kematangan secara fisik, psikis dan sosial. Masa remaja akhir berada direntang usia 18-21 tahun (Monks, dkk, 2002). Menurut Haditono (dalam Ali & Asrori, 2010) pada masa remaja akhir ini menitikberatkan pada aspek-aspek nilai, moral, pandangan hidup dan hubungan kemasyarakatan. Dalam perkembangan afiliasinya, remaja memperlihatkan dua macam gerakan, yaitu gerakan memisahkan diri dari orangtuanya dan mendekatkan diri pada teman sebaya (Monks, dkk, 2002). Keinginan untuk memiliki hubungan dengan orang lain pada umumnya sangat besar ketika manusia berada pada tahap perkembangan remaja (Papalia, 2007). Garis pemisah antara remaja awal dan remaja akhir berada sekitar usia tujuh belas tahun, yang rata-rata remaja berada pada Sekolah Menengah Atas. Ketika remaja duduk di kelas terkahir, orang tua menganggap anak hampir dewasa dan berada diambang perbatasan untuk memasuki dunia kerja serta melanjutkan ke pendidikan tinggi (Santrock, 2007). Sehingga pada usia delapan belas tahun rata-rata remaja memasuki perguruan tinggi dan beralih profesi dari siswa menjadi mahasiswa. Masa remaja ini juga ditandai dengan meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupan sosial mereka. Sebagian besar waktunya dihabiskan 1

2 untuk berhubungan dan bergaul dengan teman-teman sebaya dan meningkatnya minat terhadap relasi interpersonal (Santrock, 2007). Seperti pernyataan Piaget dan Sullivan (dalam Desmita, 2009) bahwa melalui hubun gan teman sebaya anak dan remaja belajar tentang hubungan timbal balik yang simetris. Hubungan dengan orang lain mudah terbentuk apabila masing-masing individu mampu mengungkapkan diri/ membuka diri. Membuka diri diperlukan saat masa remaja karena sesuai dengan perkembangannya, remaja dituntut lebih belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang lebih luas dan beragam. Didasarkan pada pendapat Santrock (dalam Ali & Asrori, 2010) beberapa hasil penelitian yang menunjukan adanya hubungan positif antara teman sebaya dengan penyesuaian sosial remaja. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Ardi, dkk (2012) dalam sebuah jurnal Ilmiah Konseling yang menemukan bahwa pencapaian tugas perkembangan sosial remaja dengan kelompok teman sebaya berkenaan dengan kemampuan membina hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya dan kemampuan melaksanakan peran sosial sesuai dengan jenis kelamin pada umumnya telah tercapai. Seiring dengan perkembangan zaman maka kemajuan teknologi semakin pesat yang membawa kemudahan pada manusia dalam berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Teknologi juga membuat sesuatu menjadi lebih sederhana dan mudah dibawa kemanapun dan lebih mudah diperoleh yaitu melalui media handphone, laptop dan gadget. Melalui media ini, manusia dapat

3 dengan mudah berhubungan dan berkomunikasi dengan sesama tanpa terhalang jarak, waktu dan tempat. Media komunikasi ini disebut internet. Internet merupakan sarana inti dari komputer untuk berkomuniksi (Santrock, 2007). Proses komunikasi yang menggunakan perangkat komputer berjaringan internet sebagai media komunikasi ini biasa disebut dengan Computer Mediated Communication (CMC). Salah satu contoh CMC yang saat ini sedang trend di kalangan remaja adalah komunikasi dengan menggunakan situs pertemanan facebook. Facebook adalah situs jaringan sosial yang didalamnya para pengguna dapat bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain (Fanani, 2011). Umumnya situs ini berfungsi sebagai jalinan pertemanan dalam dunia maya. Menurut data dari www.internetworldstats.com 30 juni 2012, Indonesia berada di posisi ke-4 setelah Cina, India dan Jepang. Data ini menunjukan sebagian besar masyarakat di Indonesia pengguna facebook, terutama remaja dengan berbagai motif dan berbagai kegiatan yang mereka lakukan seperti update status, wall, chat dan lain-lain sebagai bentuk pengungkapan diri mereka. Penghitungan berdasarkan usia, usia 13-30 tahun yang paling banyak ditemukan sebagai pengguna facebook Indonesia dengan profesi sebagai pelajar/mahasiswa (Mashendri, 2012). Keanggotaan dalam situs facebook terbuka bagi siapa saja yang telah memiliki alamat email atau akun facebook dan mereka dapat bergabung ke dalam sebanyak mungkin jaringan mulai dari institusi akademik hingga ke komunitas

4 pekerjaan dan komunitas kota. Keterbukaan ini memungkinkan siapa saja dapat bergabung dan menjadi anggota facebook, dan tidak menutup kemungkinan bagi mereka yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan introvert. Manusia merupakan individu yang unik, sehingga manusia memiliki tipe kepribadian yang berbeda-beda. Eysenck (dalam Suryabrata, 2006) mengelompokkan manusia berdasarkan dua tipe kepribadian, yaitu tipe kepribadian ekstrovert dan tipe kepribadian introvert. Jung (dalam Feist & Feist, 2011) mengemukakan bahwa individu dengan tipe kepribadian introvert cenderung menarik diri dan menyendiri, lebih pemalu dan lebih suka menyendiri dari pada bergabung dengan orang banyak. Sedangkan yang berkepribadian ektrovert dalam keadaan tertekan justru akan menggabungkan diri dengan orang banyak sehingga ia merasa bebannya berkurang. Individu yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert lebih terbuka dengan apa yang dirasakan dan dialami serta lebih ramah dibandingkan dengan individu yang memiliki tipe kepribadian introvert. Berdasarkan pernyataan Jung ini terlihat bahwa individu dengan tipe kepribadian ekstrovert lebih terlihat terbuka dalam setiap keadaan dan kondisi yang dihadapi. Sedangkan yang tipe kepribadian introvert lebih suka menyendiri dari pada gabung dengan orang lain. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Devito (2010) salah satu faktor yang mempengaruhi pengungkapan diri adalah kepribadian: orang-orang yang pandai bergaul ( sociable) dan ekstovert melakukan pengungkapan diri lebih banyak daripada mereka yang kurang pandai bergaul dan lebih introvert.

5 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Schmit (2012) dalam sebuah jurnal dari Katherine Curtis s Spring yang menemukan bahwa adanya perbedaan keterbukaan diri pada individu dengan tipe kepribadian ekstrovert dan tipe kepribadian introvert, yaitu individu dengan tipe kepribadian ektrovert lebih terbuka daripada individu yang memiliki tipe kepribadian introvert. Meskipun terdapat perbedaan cara kedua tipe kepribadian ini dalam merespon sesuatu dan cara mereka membuka diri namun tidak dapat dipungkiri bahwa mereka memiliki kebutuhan-kebutuhan yang pemenuhannya melalui hubungan yang akrab dan hangat dengan orang lain. Mahasiswa adalah mahkluk sosial yang ingin mendapatkan banyak teman. Oleh karena itu, mahasiswa berusaha mencari banyak teman baik melalui interaksi langsung (dunia nyata), maupun secara tidak langsung (dunia maya). Menurut Mc. Clelland (dalam Pribadi, dkk, 2011) disebut kebutuhan akan afiliasi, dimana seseorang akan berinteraksi dengan orang lain, membina persahabatan, kasih sayang dan bekerja sama. Individu yang mampu untuk memunculkan motif berafiliasinya, akan muncul suatu keseimbangan perilaku pada dirinya untuk mencoba agar disukai orang lain, masing-masing orang akan mencoba untuk menyesuaikan satu dengan yang lain. Motif berafiliasi muncul karena secara riil orang mempunyai berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi apabila ingin kehidupannya berjalan terus. Motif atau dorongan yang timbul dari dalam diri individu yang berarti dipengaruhi oleh faktor psikologis manusia, walaupun terdapat banyak persamaan hakiki antar individu yang satu dengan individu yang lain, namun tidak ada satu

6 individu di dunia ini yang tepat sama dalam segala hal dengan individu lain. Hal ini kemungkinan karena manusia memiliki tipe kepribadian yang berbeda. Motif afiliasi sama dengan kebutuhan untuk bergaul. Menurut Mc Clelland (dalam Pribadi dkk, 2011) apabila seseorang memiliki tingkat motif afiliasi yang tinggi, berarti dia selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan orang lain. Selain itu, manusia juga ingin mempunyai banyak teman, ramah, dan senang bertemu orang baru. Untuk menjalin hubungan dengan orang lain memerlukan pengungkapan diri, agar hubungan terjalin dengan baik. Mahasiswa yang memiliki kebutuhan afiliasi yang tinggi akan semakin cenderung melakukan perilaku keterbukaan diri ketika menggunakan facebook melalui berbagai fiturnya, karena Roternberg (1995) mengatakan bahwa salah satu fungsi dari keterbukaan diri adalah meningkatkan kedekatan atau keintiman suatu hubungan, yang merupakan pengungkapan tentang diri sendiri kepada orang lain. Hal ini juga diperkuat oleh Altman dan Taylor (dalam Karina & Suryanto, 2012) yang mengemukakan bahwa keterbukaan diri merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan informasi diri kepada orang lain yang bertujuan untuk mencapai hubungan yang akrab. Menurut Jourard (dalam Setiawati, 2012) Informasi pribadi yang diungkapkan mencakup aspek sikap atau opini, selera dan minat, pekerjaan atau pendidikan, fisik, keuangan, kepribadian. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di lapangan hal ini sangat sesuai dengan keterbukaan yang dilakukan mahasiswa di facebook, yaitu mengungkapkan tentang opini terhadap

7 suatu masalah, terbuka tentang pekerjaan, pendidikan dan keadaan yang dirasakan. Keterbukaan diri mahasiswa di facebook bukan tidak memiliki tujuan, karena usia mahasiswa merupakan usia remaja akhir yang telah berpikir abstrak. Keterbukaan diri mahasiswa ini di facebook kemungkinan bisa terjadi karena ingin diperhatikan, ingin mengekspresikan diri, ingin melepaskan masalah yang dihadapi, atau ingin di terima dalam suatu kelompok. Hal ini seiring dengan pendapat Derlega dan Grzelak (dalam O Sears, dkk, 2009) fungsi keterbukaan diri mencakup ekspresi, penjernihan diri, keabsahan sosial, kendati sosial, dan Perkembangan hubungan. Selain manfaat dan kesenangan yang didapat dari facebook, ternyata facebook juga memiliki dampak negatif. Salah satu kasus dari dampak facebook, seperti pada akhir Januari 2010 disalah satu stasiun televisi swasta, seorang mahasiswa Universitas Gorontalo harus berurusan dengan hukum karena status dalam jejaring sosial facebook miliknya memaki-maki polisi. Disebabkan oleh mudahnya dia terbuka tentang apa yang dirasakannya di dunia maya sampai tidak memikirkan dampak yang ditimbulkannya. Kasus lain yang merupakan hasil observasi peneliti seorang mahasiswa (tidak disebut nama) merasa kesal kepada temannya, dan membeberkan kekesalannya melalui situs jaringan sosial yaitu facebook miliknya, hal ini berujung perkelahian. Dampak lainnya dapat membuat orang menjadi ketergantungan. Ketergantungan terhadap facebook yaitu penggunaan facebook secara berlebihan, dimana para penggunanya tidak dapat menghentikan dan

8 mengontrol penggunaan facebook tersebut sehingga mengakibatkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain. Selain itu facebook juga memiliki fasilitas untuk membuat grup atau suatu komunitas. Tidak jarang fasilitas tersebut dimanfaatkan untuk menyudutkan seseorang atau suatu kelompok tertentu. Berdasarkan uraian fenomena-fenomena dan masalah yang ada dalam latar belakang masalah diatas, menunjukkan bahwa pada mahasiswa yang berusia remaja akhir memiliki masalah dalam komunikasi interpersonal secara face to face, hal ini yang mengakibatkan mereka membuka diri melalui media yang menyediakan fasilitas akses internet, melalui internet mereka dapat mengakses jejaringan sosial yang disuka, terutama yang saat ini familiar yaitu situs pertemanan facebook. Sehingga keterbukaan diri ( self-disclosure) ketika menggunakan facebook merupakan permasalahan yang menarik untuk dikaji lebih lanjut ditinjau dari Psikologi. Sehubungan dengan inilah penelitian ini diadakan, yaitu untuk membuktikan secara empirik Hubungan Motif Afiliasi dengan Keterbukaan Diri pada Mahasiswa Pengguna Facebook. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti dapat merumuskan masalah yang menjadi fokus penelitian yang berupa pertanyaan penelitian yaitu: Apakah terdapat hubungan motif afiliasi dengan keterbukaan diri pada mahasiswa pengguna facebook yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan introvert?

9 C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui hubungan motif afiliasi dengan keterbukaan diri pada mahasiswa pengguna facebook yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan introvert. D. Keaslian Penelitian 1. Penelitian yang dilakukan oleh Pribadi, Pratiwi, dan Brotowidagdo (vol. 6, 2011) dengan subjek 181 remaja yang memiliki akun facebook, yang menggunakan metode penelitian deskriptif yang kemudian dilakukan analisis deskriptif. Dalam penelitian ini peneliti menemukan bahwa motif afiliasi mempengaruhi keterbukaan diri bagi pengguna facebook, terutama dalam aspek berteman dan mencari informasi pertemanan. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah meneliti tentang variabel motif afiliasi dengan subjek remaja. Adapun Perbedaannya terletak pada metode yaitu yang digunakan, penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode korelasi kuantitatif. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Lindsay Chmit (2012) dengan 16 orang subjek menggunakan tes MBTI, yang berjudul Personality and its Effects on Facebook and Self_Disclosure, dalam penelitian ini menemukan adanya perbedaan keterbukaan diri pada tipe kepribadian ekstrovert dan tipe kepribadian introvert, dengan skor tipe ekstrovert 5,6 terhadap keterbukaan diri. Sedangkan introvert dengan skor 4,6 terhadap keterbukaan diri.

10 Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti juga mengenai tipe kepribadian ekstrovert introvert dan keterbukaan diri. Namun dalam penelitian yang akan dilakukan ingin melihat hubungan motif afiliasi dengan ketrbukaan diri yang dilihat berdasarkan tipe kepribadian ekstrovert introvert yang dimiliki. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Desiana Fiskarani Kilamanca (2010) dengan populasi remaja denga rentang usia 13-18 tahun, jumlah subjek 200 orang remaja yang diambil dengan teknik incidental sampling. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik analisis chi square. Adapun hasil dalam penelitian ini adalah adanya hubungan yang signifikan antara kebutuhan afiliasi dengan intensitas mengakses situs jejaring sosial pada remaja dan keterbukaan diri dengan intensitas mengakses situs jejaring sosial pada remaja. Adapun persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu meneliti tentang kebutuhan afiliasi dan keterbukaan diri. Namun ada beberapa perbedaannya yaitu terletak pada subjek yang akan diteliti berusia 18-21 mahasiswa pengguna facebook, yang diambil dengan teknik purposive sampling dan data yang didapat akan dianalisis dengan teknik korelasi product moment dari pearson. Beberapa penelitian diatas telah mewakili bahwa penelitian tentang variabel yang diangkat oleh peneliti tidak asing lagi dalam dunia penelitian, namun terdapat perbedaan-perbedaan dalam penelitian ini. Hal ini terdapat dalam metode yang digunakan, sampel, analisis data, dan tujuan penelitian. Sehingga

11 penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ini belum pernah diteliti dapat dipertanggungjawabkan keaslian penelitiannya. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya data serta informasi khususnya dalam bidang psikologi sosial dalam memberikan gambaran mengenai hubungan interpersonal mahasiswa melalui media sosial berdasarkan tipe kepribadian ekstrovert dan introvert. b. Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya data dan informasi yang berkaitan dengan psikologi perkembangan dalam hal memberikan gambaran tentang keterbukaan diri mahasiswa di media sosial berdasarkan tipe kepribadian ekstrovert dan introvert. c. Diharapkan juga penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak dan menjadi acuan informasi bagi peneliti yang akan datang. 2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan pada pembaca terutama mahasiswa dapat memahami tipe kepribadiannya dan mengetahui batasan pengungkapan dirinya di media sosial.