BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang tabel 1.1

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PEMANFAATAN RUANG YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN DI KAWASAN PESISIR KOTA TEGAL

KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

KESESUAIAN PEMANFAATAN LAHAN WILAYAH PESISIR KABUPATEN DEMAK TUGAS AKHIR

DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pengesahan Abstrak Halaman Persembahan Motto

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

Pembangunan perekonomian seperti digariskan Garis-garis Besar Haluan. Negara adalah mengembangkan perekonomian yang berorientasi global

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Propinsi Sumataera Utara memiliki 2 (dua) wilayah pesisir yakni, Pantai

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANYUASIN

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dilihat dari sejarah atau proses perkembangannya pada masa yang lalu dapat diketahui bahwa kota-kota pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEADAAN UMUM. Gambaran Umum Kota Depok

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta

MOTIVASI MASYARAKAT BERTEMPAT TINGGAL DI KAWASAN RAWAN BANJIR DAN ROB PERUMAHAN TANAH MAS KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya (hinterland) akan mempunyai struktur (tata) ruang tertentu dalam

DAMPAK AKTIVITAS PELABUHAN DAN SEBARAN PENCEMARAN LINGKUNGAN PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG DAN KAWASAN SEKITARNYA

ANALISIS SUMBERDAYA PESISIR YANG BERPOTENSI SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BENGKULU

I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan,

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung sebagai kota pesisir, terletak pada posisi 5º20-5º31 LS

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini terdapat kecenderungan berupa

I. PENDAHULUAN. Wilayah pesisir kota Bandar Lampung merupakan suatu wilayah yang mempunyai

BAB 2 KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG

KRITERIA KAWASAN KONSERVASI. Fredinan Yulianda, 2010

BAB 4 SUBSTANSI DATA DAN ANALISIS PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN

5.1. Analisis mengenai Komponen-komponen Utama dalam Pembangunan Wilayah Pesisir

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

PEMETAAN DAERAH YANG TERGENANG BANJIR PASANG AKIBAT KENAIKAN MUKA AIR LAUT DI PESISIR KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

10 REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

STRATEGI UMUM DAN STRATEGI IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dengan

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) JONGOR TEGALSARI TEGAL (Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas,

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

PERANCANGAN PROGRAM. 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat

I. PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi di Indonesia menyebabkan terjadinya pergeseran

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Pemanfaatan jenis sumberdaya hayati pesisir dan laut seperti rumput laut dan lain-lain telah lama dilakukan oleh masyarakat nelayan Kecamatan Kupang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai Negara Kepulauan (Archipilagic State) terbesar di

PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menunggu Jalur Lintas Selatan Pulau Jawa Menjadi Kenyataan

BAB III ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN. Secara jelas telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 32

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wilayah pesisir mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan

TERMINAL BUS KELAS A DI KUNINGAN Penekanan Desain Aco Tech Architecture

BAB I PENDAHULUAN. Trilogi pembangunan yang salah satunya berbunyi pemerataan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan wilayah merupakan program komprehensif dan terintegrasi dari semua kegiatan dengan mempertimbangkan

PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KEGIATAN WILAYAH PERKOTAAN MARABAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pemahaman atas pentingnya Manual Penyusunan RP4D Kabupaten menjadi pengantar dari Buku II - Manual Penyusunan RP4D, untuk memberikan pemahaman awal

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tatanan lingkungan, sebenarnya merupakan bentuk interaksi antara manusia dengan

BAB I P E N D A H U L U A N Latar Belakang RTRW Kabupaten Serdang Bedagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan laut di berbagai bagian dunia sudah menunjukan

PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang STUDI KELAYAKAN POTENSI WISATA PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN KABUPATEN BELITUNG

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN PENERAPAN SISTEM DINAMIS DALAM INTERAKSI TRANSPORTASI DAN GUNA LAHAN KOMERSIAL DI WILAYAH PUSAT KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Tegal terletak di pantai utara Jawa Tengah dengan wilayah pantai dan laut yang berbatasan dengan Kabupaten Tegal oleh Sungai Ketiwon di sebelah timur dan dengan Kabupaten Brebes oleh Sungai Gangsa di sebelah barat. Kawasan pesisir Kota Tegal merupakan salah satu kawasan di Jawa Tengah yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang beragam dari lautan. Kawasan pesisir Kota Tegal selain berfungsi sebagai penyedia sumberdaya alam, mempunyai fungsi lain sebagai kawasan industri, perikanan, pariwisata, permukiman, pelabuhan dan tempat pembuangan limbah. Salah satu faktor yang mempercepat kemajuan kawasan pesisir adalah keberadaan aktivitas perikanan dan perindustrian di kawasan pesisir Kota Tegal. Secara geografis, kawasan ini berada di antara lintang 06 o 50 LS hingga 06 o 53 LS dan bujur 109 o 08 BT hingga 109 o 10 BT. Hasil Perikanan dan perindustrian telah mendorong terjadinya pengoptimalan sumberdaya di kawasan pesisir termasuk sebagai prioritas utama pendapatan Kota Tegal. Sehingga tidak mengherankan jika Kota Tegal dapat berkembang cepat menuju tatanan perekonomian baru dan kemajuan industrialisasi. Letak kawasan pesisir Kota Tegal yang strategis berada di jalur arteri Pantura, sangat menunjang pesatnya pemasaran hasil tangkapan atau hasil pengolahan ikan. Pemasaran hasil laut yang menguntungkankan ini, disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan pangsa pasar dan ketersediaan stok bahan baku hasil perikanan. Peran strategis dan potensi yang dimiliki oleh kawasan pesisir Kota Tegal untuk memajukan pembangunan nasional mengalami kendala yang dikhawatirkan dapat mengancam kapasitas keberlanjutan kawasan pesisir dalam menunjang kesinambungan pembangunan nasional, antara lain pencemaran lingkungan, kondisi tangkap lebih, abrasi pantai dan degradasi lingkungan. Kota Tegal terbagi atas 7 bagian wilayah kota (BWK). Setiap BWK mempunyai fungsi pelayanan yang berbeda-beda. Agar lebih memperjelas pembagian wilayah ditampilkan struktur perwilayahan Kota Tegal pada tabel 1.1 1

TABEL 1.1 STRUKTUR PERWILAYAHAN KOTA TEGAL NO BWK FUNGSI PELAYANAN 1. A Pusat Pemerintah Kecamatan, Permukiman, pertambakan, Kegiatan Ekonomi, Perikanan, Pariwisata, Pelabuhan, Industri Pengolahan Ikan dan Docking Kapal, Perdagangan/ Jasa lingkup regional dan lokal. 2. B Pusat Pemerintah Kecamatan, Perkantoran, Permukiman, Perdagangan/ Jasa lingkup regional dan lokal 3. C Pusat Pemerintah Kecamatan, Permukiman, Daerah Pengembangan, Lahan Peternakan, Perdagangan/ Jasa lingkup lokal. 4. D Pusat Pemerintahan Kecamatan dan Kota, Permukiman, Pusat Perdagangan/ Jasa lingkup regional dan lokal. 5. E Pusat Pemerintahan Kecamatan, Permukiman, Daerah Pengembangan, Lahan Pertanian, Pertambakan, Perdagangan/ Jasa, Industri Lingkup Lokal. 6. F Pusat Pemerintahan Kecamatan, Permukiman, Industri Kecil, Perdagangan/ Jasa Lingkup Regional 7. G Pusat Pemerintahan Kecamatan, Permukiman, Daerah Pengembangan, Lahan pertanian, Pertanian hasil bumi lingkup lokal Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tegal Tahun 2006 Pembagian Kota dalam beberapa Bagian Wilayah Kota (BWK) dapat menjelaskan potensi dan peruntukan ruang didalam tiap BWK. Peletakan BWK didalam wilayah Kota Tegal dapat dilihat pada gambar 1.1. Berpikir dinamis merupakan tindakan mengisi perspektif yang cenderung terabaikan di Indonesia dalam melihat kejadian jangka panjang, disamping perspektif berpikir konvensional tentang kebijakan masa lampau yang kurang tepat untuk digunakan dalam pemecahan permasalahan sekarang dan masa mendatang. Perencanaan dalam pemanfaatan ruang Kota Tegal perlu memperhatikan kondisi eksisting potensi dan permasalahan yang ada. Pada umumnya sering dijumpai bahwa fungsi dan nilai ekonomi lebih dikedepankan dibandingkan dengan fungsi dan nilai ekologis. Upaya untuk mengharmoniskan pembangunan dan untuk meminimalkan potensi konflik antara fungsi ekonomi dan ekologi serta 2

Gambar 1.1 Peta BWK Kota Tegal 3

untuk mempercepat upaya pengembangan wilayah dan merealisasikan wujud pemanfaatan ruang wilayah yang teratur dan berorientasi pada tujuan jangka panjang pada wilayah pantai Kota Tegal, maka perlu disusun Rencana Tata Ruang Wilayah Pantai Kota Tegal. Struktur dalam perencanaan teknik ruang kota dapat dijelaskan pada gambar 1.2: Sasaran Fisik Sosial Ekonomi Kebijakan Spatial Aspirasi Masyarakat feedback Identifikasi Masalah Kaidah/ Peraturan Analisa Pengembangan Metode Analisis Rencana Pengembangan Gambar 1.2 Alur Pikir Proses Penyusunan Rencana Teknik Ruang Kota Kawasan studi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan Bagian Wilayah Kota (BWK) A, yang terdiri atas Kelurahan Muarareja, Kelurahan Tegalsari, Kelurahan Mintaragen dan Kelurahan Panggung. Kawasan pesisir di keempat kelurahan ini dimanfaatkan untuk berbagai peruntukan, seperti pertambakan, permukiman penduduk, pelabuhan perikanan dan niaga, TPI, Pariwisata dan industri. Pengaturan peruntukan tiap BWK telah ditetapkan menurut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Pantai Kota Tegal. Fenomena yang terjadi sangat menarik untuk dikaji lebih mendalam mengingat aspek-aspek yang membentuk aktivitas di kawasan pesisir Kota Tegal, meliputi perikanan, perindustrian rumah tangga, jasa dan lain-lain. Alasan penelitian ini adalah dapat menganalisis pemanfaatan ruang yang terkait dengan peruntukan ruang dan lingkungan di kawasan pesisir Kota Tegal dengan menganalisis potensi, permasalahan, tantangan, serta peluang dan analisis sistem dinamis dengan bentuk pemodelan lingkungan kawasan pesisir yang pada 4

akhirnya menghasilkan arahan pemanfaatan ruang kawasan pesisir Kota Tegal yang berwawasan lingkungan. Kondisi eksisting menunjukan indikasi pemanfaatan lahan eksisting di kawasan pesisir Kota Tegal telah mengalami pergeseran dan perubahan dari peruntukan lahan yang semula. Pergeseran dan perubahan pemanfaatan lahan mengakibatkan ketidaksesuaian peruntukan lahan yang telah ditentukan RTRW kawasan pesisir Kota Tegal. Hal ini berakibat timbulnya dampak negatif bagi lingkungan di kawasan pesisir Kota Tegal, seperti terjadinya tumpang tindih peruntukan lahan, penurunan kualitas lahan, pencemaran dan kerusakan lingkungan (zona lindung dan zona budidaya). Pelaksanaan kebijakan RTRW kawasan pesisir Kota Tegal belum sepenuhnya terealisasi, sehingga banyak pemanfaatan lahan yang belum sesuai dengan peruntukannya. Sedangkan faktorfaktor permasalahan pemanfaatan lahan disebabkan oleh perilaku yang ego sektoral dan tidak terkoordinasinya aktivitas antar sektor, serta lemahnya penegakan aturan. Menurut UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Pemerintah Kota Tegal mempunyai wewenang untuk mengelola wilayah pesisir dan laut sampai 4 mil dari garis pantai. Mengelola dalam hal ini tidak hanya berarti memanfaatkan, namun demikian membawa konsekuensi kewajiban untuk melestarikannya. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Tegal perlu berupaya secara sistematis untuk mengendalikan kerusakan dan memperbaiki pantai agar keadaannya tidak bertambah buruk. 1.2 Perumusan Permasalahan Kondisi perubahan pemanfaatan ruang telah menggeser peruntukan ruang dan memberikan pengaruh terhadap lingkungan kawasan pesisir. Dampak-dampak pergeseran peruntukan ruang mengakibatkan abrasi pantai, penurunan kualitas lahan, kekumuhan, dan degradasi lingkungan. Kendala sengketa pemilikan lahan yang tidak mudah untuk ditangani disebabkan oleh biaya dan kurang koordinasi antar instansi pemerintah untuk inventarisir lahan. Perihal pentingnya hal yang mendasari penelitian tidak hanya berdasarkan pengamatan penyusun namun juga 5

persepsi masyarakat yang kemudian menghasilkan beberapa pertanyaan penelitian antara lain: 1. Mengapa pergeseran ruang dapat terjadi? 2. Bagaimana pergeseran ruang tersebut dapat mempengaruhi lingkungan? 3. Berapa lama dan seberapa luas dampak pergeseran ruang terhadap lingkungan? 1.3 Tujuan dan Sasaran 1.3.1 Tujuan Tujuan dari studi adalah Mengidentifikasi keterkaitan kondisi eksisting kawasan pesisir terhadap wilayah Kota Tegal ditinjau dari faktor internal dan eksternal Menganalisis kedinamisan lingkungan kawasan pesisir kota Tegal Mengarahkan pemanfaataan ruang yang berwawasan lingkungan di kawasan pesisir Kota Tegal. 1.3.2 Sasaran Untuk mencapai tujuan maka sasaran yang ingin dicapai dalam studi ini adalah sebagai berikut: Identifikasi kondisi eksisting kawasan pesisir Kota Tegal dari segi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dengan analisis SWOT. Analisis kedinamisan kondisi lingkungan masa mendatang di kawasan pesisir Kota Tegal dengan menggunakan Analisis Sistem Dinamis. Arahan pemanfaatan ruang yang berwawasan lingkungan berdasarkan input dari Analisis SWOT dan Analisis Sistem Dinamis 1.4 Ruang Lingkup 1.4.1 Ruang Lingkup Materi Secara materi studi ini mengkaji analisis pemanfaatan ruang dan lingkungan di kawasan pesisir Kota Tegal dengan menggunakan metode pendekatan Analisis SWOT dan Analisis Sistem Dinamis dengan menggunakan software powersim. Kedua analisis tersebut diperkuat dengan adanya masukan 6

dari pemerintah dan tokoh masyarakat serta tinjauan pustaka mengenai arahan pemanfaatan ruang yang berwawasan lingkungan. 1.4.2 Ruang Lingkup Spatial Secara spatial studi ini hanya dibatasi pada kawasan pesisir Kota Tegal yang meliputi Kelurahan Muarareja dan Kelurahan Tegalsari di Kecamatan Tegal Barat, serta Kelurahan Mintaragen dan Kelurahan Panggung di Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal. 1.5 Kerangka Pemikiran Dalam penyusunan tesis ini terlebih dahulu dilakukan penelitian. Penelitian ini membutuhkan adanya suatu kerangka pemikiran untuk dapat menjelaskan alur proses arahan pemanfaatan ruang dengan menganalisis kondisi eksisting pemanfaatan ruang di kawasan pesisir Kota Tegal. Alur kerangka pemikiran yang disajikan pada gambar 1.3. 7

Gambar I.3 Kerangka Pemikiran Kota Tegal sebagai Kota Maritim Pertambahan jumlah dan aktivitas penduduk Pengembangan dan pengoptimalan BWK A Kota Tegal Pertumbuhan perekonomian baru di kawasan pesisir Kota Tegal RTRW kawasan pesisir Kota Tegal Implementasi RTRW kawasan pesisir Kota Tegal Tinjauan Pustaka Kawasan pesisir Kota Tegal yang strategis dan potensial Pergeseran dan perubahan pemanfaatan lahan dari peruntukan ruang yang sudah ditentukan Persepsi Instansi Pemerintah & Tokoh Masyarakat Ketidaksesuaian penggunaan ruang dengan RTRW Kekumuhan Pergeseran Fungsi Permukiman menjadi Industri Pengolahan Ikan Degradasi Lingkungan ( Abrasi Pantai, Penurunan Kualitas Lahan) Analisis Pemanfaatan Ruang Kawasan Pesisir Kota Tegal Analisis Kedinamisan Lingkungan Kawasan Pesisir Kota Tegal Identifikasi kawasan pesisir Kota Tegal berdasarkan faktor ekstern dan intern Analisis Sistem Dinamis Analisis SWOT Pemodelan Lingkungan kawasan pesisir Kota Tegal Rencana strategis kawasan pesisir Kota Tegal Arahan Pemanfaatan Ruang Yang Berwawasan Lingkungan Kawasan Pesisir Kota Tegal Sumber: Hasil Intepretasi Penyusun Tahun 2007 8

1.7 Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam Analisis Pemanfaatan Ruang Kawasan Pesisir Kota Tegal meliputi: BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup studi dan sistematika pembahasan yang akan digunakan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang pesisir, penanganan permasalahan di pesisir serta jenisjenis peruntukan ruang kawasan pesisir. BAB III METODE/ CARA PENELITIAN Bab ini berisi pendekatan studi, tahapan pelaksanaan studi, tahapan pengumpulan data, kebutuhan data, teknik analisis dan lokasi penelitian. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas hasil mengenai gambaran umum kota Tegal pada umumnya, dan kawasan pesisir Kota Tegal pada khususnya, yang terfokus mengenai luas wilayah, karakteristik masyarakat dan kondisi sarana prasarana. Sedangkan pembahasan yang dilakukan dengan analisis pemanfaatan ruang yang lebih menjelaskan terhadap Analisis Pemanfaatan Ruang, Analisis SWOT dan Analisis Sistem Dinamis. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran dari temuantemuan pembahasan penelitian 9