Tugas Akhir RE-091324 PERENCANAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH KOMUNAL BERBASIS MASYARAKAT PERMUKIMAN PADAT DI KELURAHAN WONOKROMO Mahasiswa: Tania Ratnasari 3310 100006 Dosen Pembimbing: Ir. Eddy S. Soedjono. Dipl. SE. MSc. PhD JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER (ITS) SURABAYA 2014
Latar Belakang PERKEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN SANITASI DI KOTA SURABAYA TIDAK MERATA MENURUT MPSS, WONOKROMO MERUPAKAN AREA BERESIKO TINGGI SANITASI TANKI SEPTIK BELUM MEMENUHI SYARAT MENYEBABKAN PENCEMARAN 2
MPSS (MEMORANDUM PROGRAM SEKTOR SANITASI) Peta Area Beresiko Sanitasi UNTUK MENINGKATKAN AKSES LAYANAN AIR LIMBAH BERPENGHASILAN RENDAH DAN PERMUKIMAN PADAT ADALAH DENGAN CARA PEMBANGUNAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL MPPS,2012 3
Rumusan Masalah Kondisi sanitasi di Kelurahan Wonokromo belum memadai Kelurahan Wonokromo merupakan daerah padat penduduk dengan lahan yang terbatas Tingkat ekonomi tergolong kalangan menengah kebawah 4
Tujuan Merencanakan saluran dan pengolahan air limbah komunal berbasis masyarakat Menentukan prakiraan biaya sistem operasional dan pemeliharaan pengolahan air limbah 5
Gambaran Umum Lokasi Perencanaan RW 1 Kelurahan Wonokromo Luas area pelayanan 0,96 Ha Jumlah KK 90 KK = 360 orang Setiap rumah yang dilayani memiliki septik tank tetapi beberapa tidak sesuai standart 70 rumah terlayani berada di tepi sungai Jagir 6
Kondisi Eksisting 7
Lebar Jalan Pulo Wonokromo = 5 meter Luas lahan tersedia untuk IPAL= 6 x 5,5 m = 33 m2 1 m 3 m 1 m 8
Kuisioner Survey dilaksanakan pada tanggal 25-27 April 2014 Rincian pembagian kuisioner menggunakan rumus: = 40 Dimana: n : jumlah sampel responden N : jumlah anggota populasi (KK) Z : nilai tabel normal standar (1,96) d : sampling error (tingkat kesalahan yang diperbolehkan) 10% P : proporsi yang disetujui, (0,5 0,99) (1-p) : proporsi yang tidak disetujui No Penerima Kuisioner Jumlah 1 Warga dekat lokasi IPAL Komunal 16 2 Warga terlayani di sepanjang sungai Jagir Jumlah 24 40 9
Hasil Analisa Kuisioner A. Kepemilikan Jamban dan Tanki Septik No Kepemilikan Jamban dan Tangki Septik Jumlah 1 Punya 40 2 Tidak Jumlah 0 40 B. Kemauan masyarakat dalam pembangunan IPAL Komunal. No Presepsi Pembangunan IPAL Komunal Jumlah 1 Setuju 39 2 Tidak Setuju Jumlah 1 40 10
Hasil Analisa Kuisioner C. Kesediaan membayar iuran No Kesediaan Membayar Iuran OM Jumlah 1 Rp 0-Rp 5.000 3 2 Rp 5.001-Rp 20.000 26 3 Rp 20.001-Rp 35.000 9 4 Rp 35.001-dst Jumlah 2 40 D. Keterlibatan Masyarakat dalam OM No Keterlibatan dalam OM Jumlah 1 1-3x/minggu 3 2 1-3x/bulan 36 3 Tidak Ikut Jumlah 1 40 11
Sistem Penyaluran Air Limbah Sambungan Rumah Pipa Servis Pipa Sekunder Tanki Septik Bak Kontrol Manhole Ilustrasi 12
Sistem Penyaluran Air Limbah Debit air limbah Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Persentase Air Limbah % 80% 80% 80% 80% 80% 80% Q Air Bersih rata-rata L//hari 0,62 0,64 0,66 0,69 0,71 0,73 Q Air Bersih rata-rata L/detik 53424 55296 57312 59328 61200 63216 Q Ave Limbah L/detik 42739 44237 45850 47462 48960 50573 Q Ave Limbah m3/detik 42,74 44,24 45,85 47,46 48,96 50,57 13
14
Pembebanan SPAL Pipa SR (Tipikal) No Jalur Pipa Jumlah Beban Pe ndudu k Q Air Bersih per Jalur (L/dtk) % Ai r Limbah Q Average Limbah per Jalur (m3/dtk) Luas Area Pelayanan (Ha) F Pe ak Q Peak (L/dtk) F Inf Q inf (L/dtk) Q Peak Total (L/dtk) Q Min (L/dtk) 1 T1-T2 4 0,0267 80% 0,000021 0,0028 3,1 0,0001 14 0,000003 0,00007 0,002471 2 T2-BK 8 0,0667 80% 0,000053 0,0028 3,1 0,0002 14 0,000009 0,00017 0,007419 3 T4-T3 4 0,1067 80% 0,000085 0,0028 3,1 0,0003 14 0,000014 0,00028 0,01304 4 T3-BK 8 0,1467 80% 0,000117 0,0028 3,1 0,0004 14 0,000019 0,00038 0,019109 5 BK-S1 16 0,1867 80% 0,000149 0,0028 3,1 0,0005 14 0,000024 0,00049 0,025523 15
Penanaman Pipa Pipa SR (Tipikal) No Jalur Pipa Panjang Pipa (m) Elevasi Medan Penanaman Pipa h Penanama n Pipa (m) Awal Akhir Awal Akhir Slope Penanaman 1 T1-T2 6 8 8 7,8 7,4 0,4 0,07 2 T 2-BK 2 8 8 7,4 7 0,4 0,20 3 T4-T3 6 8 8 7,8 7,4 0,4 0,07 4 T 3-BK 2 8 8 7,4 7 0,4 0,20 5 BK-S1 7 8 8 7 6 1 0,14 16
Penanaman Pipa Sumber: Direktorat jendral cipta karya kementrian pekerjaan umum 17
Dimensi Pipa Pipa SR (Tipikal) D D Q min / Q Q peak Q full D terpasan Q min V min A full V full V min V peak terpasang full D No Jalur Pipa d/d Q peak / V peak/ n g / V Q full V full min/d full (m³/s) m³/s m m mm m³/s m³/s m² m/s m/s m/s 1 T1-T2 0,00000007 0,8 0,98 1,15 0,0000001 0,015 0,001 0,1 100 0,0024706 34792,765 0,15 0,3 0,008 1,5 0,5 1,7 2 T 2-BK 0,00000017 0,8 0,98 1,15 0,0000002 0,015 0,001 0,1 100 0,0074189 41790,440 0,15 0,3 0,008 2,5 0,9 2,6 3 T4-T3 0,00000028 0,8 0,98 1,15 0,0000003 0,015 0,002 0,1 100 0,0130401 45909,328 0,15 0,3 0,008 1,5 0,5 1,7 4 T 3-BK 0,00000038 0,8 0,98 1,15 0,0000004 0,015 0,002 0,1 100 0,0191093 48928,452 0,15 0,3 0,008 2,5 0,9 2,6 5 BK-S1 0,00000049 0,8 0,98 1,15 0,0000005 0,015 0,002 0,1 100 0,0255228 51346,228 0,15 0,3 0,008 2,2 0,7 2,5 18
Instalasi Pengolahan Air Limbah Penggunaan ABR (Anaerobic Baffle Reactor) - Daerah Perancanaan dataran rendah - Jalan akses untuk pengurasan lumpur tersedia - Material untuk membangun unit ABR mudah didapat - Tidak perlu pengadukan secara mekanik Pemeliharaan ABR (Anaerobic Baffle Reactor) - Cek Scum atau busa pada setiap kompartmen - Lumpur dikuras 2-3 tahun sekali. Kekurangan ABR (Anaerobic Baffle Reactor) - Gas dan hasil effluen tidak stabil karena sesuai dengan inffluen 19
Unit ABR 20
KESIMPULAN KESIMPULAN 1. SPAL dengan sistem gravitasi dengan menggunakan slope penanaman. Diameter yang digunakan: a. SR = 100 mm b. Saluran Sekunder = 100 mm, 150 mm, 200 mm c. Saluran Primer = 250 mm 2. Volume ABR 4 m x 3 m x 2,5 m = 28,8 m2 3. RAB SPAL dan ABR = Rp 235.232.000 4. Prakiraan biaya untuk OM berkisar antara Rp 5.000 - Rp 20.000 21
SARAN SARAN 1. Diperlukan tindak lanjut dari pemerintah untuk merealisasikan perencanaan ini agar manfaatnya dapat dirasakan oleh warga 2. Diperlukan musyawarah dan membentuk kepanitiaan lebih lanjut agar dapat ditentukan prakiraan biaya secara pasti dan kerja bakti untuk OM 22
TERIMA KASIH 23