Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Sri Rahayu Pendidikan Sosiologi FIS-UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

INTERAKSI SOSIAL ANTAR WARGA KOMPLEK SERUNI INDAH III KELURAHAN DALAM BUGIS KECAMATAN PONTIANAK TIMUR

PEMBELAJARAN UNGGAH-UNGGUHING BAHASA JAWA SEBAGAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SISWA KELAS 5 SD MUHAMMADIYAH PK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. interaksi manusia antara lain imitasi, sugesti, simpati, identifikasi, dan empati.

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Swarnadwipa Volume 1, Nomor 3, Tahun 2017, E-ISSN

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

PERAN KEPALA DESA SEBAGAI ADMINISTRATOR PEMBANGUNAN DI DESA MONCONGLOE KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS

Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

IMPLEMENTASI NORMA KESOPANAN PADA PERILAKU MAHASISWA PENDATANG DI DESA GONILAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

INTERAKSI MAHASISWA PINDAH PROGRAM STUDI DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

Oleh : Anggrita Kumidaninggar, Pendidikan Luar Sekolah,

PELAKSANAAN ASSESSMENT PEMBELAJARAN IPS KELAS V OLEH GURU DI SD GUGUS BINTANG KECAMATAN TEMPURAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2013/2014

PERAN PENDIDIKAN ANAK PADA PERUBAHAN STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT DI JORONG PASAR USANG GUGUK KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik sangat mengagumkan. Keadaan alam, flora, fauna, peninggalan

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan manusia sudah mempunyai naluri untuk hidup berkawanan, sehingga

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

KEDISIPLINAN GURU DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMK WAHYU MAKASSAR. Andi Riswayanti Putri Pendidikan Sosiologi FIS-UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

PENGEMBANGAN KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN DI UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR. Fatmawada S Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Yapis Biak

POLA INTERAKSI ANTAR SISWA BERBAGAI ETNIK DI KELAS XI IPA 2

Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup & Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi serta Struktur dan Proses Sosial

PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

MOTIVASI WARGA YANG MENCALONKAN DIRI SEBAGAI KEPALA DESA DI DESA RANDUAGUNG, KECAMATAN SINGOSARI, KABUPATEN MALANG


PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

POLA INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TRANSMIGRAN BATAK DENGAN MASYARAKAT LOKAL DI NAGARI SUNGAI KUYUNG KECAMATAN PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM.

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG CACAT

Nur Isma Pendidikan Sosiologi FIS-UNM

ABSTRACT. The Influence Of Teacher s Social Competence To The Intensity Of Teacher s Social Relation. (Susi Novita, Berchah Pitoewas, Hermi Yanzi)

INTERAKSI SOSIAL ANTAR PEDAGANG BAN BEKAS SOCIAL INTERACTION BETWEEN USED TIRE DEALER SKRIPSI

KENDALA GURU BK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG

386 Penggunaan Pendekatan Scientific

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

HUBUNGAN ANTARA PENGASUHAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA SMA

PENGARUH BIMBINGAN KARIR TERHADAP MOTIVASI PENGENALAN DUNIA KERJA PADA SISWA SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Oleh: Vica Aji Ayu Wardani

TIPOLOGI KONFLIK DAN IMPLIKASINYA BAGI INTEGRASI MASYARAKAT DESA TRIKARSO KECAMATAN SRUWENG KABUPATEN KEBUMEN

PELAKSANAAN BIMBINGAN BELAJAR DI KELAS I SD NEGERI KARANGGAYAM TAHUN AJARAN 2015/ 2016

Shinta Metikasari 1), Imam Sujadi 2), Yemi Kuswardi 3) Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (2002 : 115) mengemukakan beberapa persyaratan sebuah kelompok sosial.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN SENI RUPA DI PAUD 'AISYIYAH III KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua

PROSES SOSIAL E K O N U G R O H O, S. P T, M. S C FA K U LTA S P E T E R N A K A N U N I V E R S I TA S B R AW I J AYA S E M E S T E R G A N J I L

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA PASCA KONFLIK LAHAN ANTARA WARGA DENGAN TNI DI DESA SETROJENAR KECAMATAN BULUSPESANTREN KABUPATEN KEBUMEN RINGKASAN SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA

PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN BANYUURIP TAHUN AJARAN 2014/2015

IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Kata kunci: pendekatan saintifik, pembelajaran, siswa kelas IV SD Negeri Pujokusuman 1

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL [IPS]

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

Nurul Hikmah Pendidikan Sosiologi FIS-UNM

II. TINJAUAN PUSTAKA. khusus dari interaksi sosial. Menurut Soekanto (1983: 80), berlangsungnya

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DENGAN GURU MATA PELAJARAN DI SMA NEGERI 2 SOLOK SELATAN JURNAL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan

PENGGUNAAN LKS SEBAGAI TINDAKAN RASIONALITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN

PERANAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN ANAK PADA KELUARGA NELAYAN

DAMPAK MEDIA SOSIAL TERHADAP POLA KOMUNIKASI ANAK DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SOPAN SANTUN DI SEKOLAH DASAR

Disusun Oleh: YEMIMA NOVISTY ANDINI D SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan tergolong sebagai penelitian lapangan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENGGAMBAR ORNAMEN PADA SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI WANGON KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME

KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 8 MAKASSAR

INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH

HASBULLAH NPM

II.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Diajukan Oleh : Agung Setiawan Nugroho A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Transkripsi:

INTERAKSI SOSIAL SISWA SUKU JAWA DAN BALI (SUKU PENDATANG) DENGAN SISWA SUKU BUGIS LUWU (SUKU SETEMPAT) DI SMA NEGERI 1 SUKAMAJU KECAMATAN SUKAMAJU KABUPATEN LUWU UTARA Fatniyanti Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Bentuk interaksi siswa suku Jawa dan Bali di SMA Negeri 1 Sukamaju Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara. 2) Faktor pendorong dan penghambat terjadinya interaksi antara siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis Luwu (suku setempat) di SMA Negeri 1 Sukamaju Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah informan adalah sebanyak 15 orang. Adapun kriteria informan, yaitu: Siswa suku Jawa yang berasal dari desa Katulungan, siswa suku Bali yang berasal dari desa Sukadamai, dan siswa suku Bugis Luwu yang berasal dari desa Kaluku. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan deskriptif kualitatif melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pengabsahan data dengan menggunakan teknik member check. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Bentuk interaksi yang terjalin antara siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis Luwu (suku setempat) adalah kerjasama, persaingan, kontravensi dan konflik. 2) Faktor pendorong terjadinya interaksi antara siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis Luwu (suku setempat) adalah terjadinya kontak sosial yang baik antara siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis Luwu (suku setempat), dan adanya kepentingan-kepentingan yang sama. Adapula faktor penghambat terjadinya interaksi antara siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis Luwu (suku setempat), yaitu komunikasi dari segi bahasa yang digunakan, dan stereotype atau pemberian label. Kata Kunci: Interaksi Sosial, Siswa uku Jawa dan Bali, Siswa suku Bugis Luwu ABSTRACT This research is to know: 1) the interaction of Javanese and Balinese Students at SMAN 1 Sukamaju, in Sukamaju district of Luwu Utara regency. 2). The motivation and obstacle factors encounter the interaction among Javanese and Balinese Students (Trans migrant people) to bulginess Luwu (local tribes) at SMAN 1 Sukamaju, in Sukamaju district of Luwu Utara regency. This is descriptive research using qualitative approach. It used purposive sampling with the total informant of 15 students. The Javanese informants are from Katulungan village, Balinese informants are from Sukadamai, and Bulginess informants are from Kaluku. The techniques of collecting data used observation, interview, and documentation. The collected data in this research were analyzed using descriptive qualitative in three steps: data reduction, data presentation, and taking conclusion. The authentic data used member check. The results showed that: 1) the interaction among Javanese and Balinese Students to bulginess Luwu (local tribes) at SMAN 1 Sukamaju, in Sukamaju district of Luwu Utara regency is corporation, competition, contravention, and conflict. 2). The motivation factors encountering the interaction among Javanese and Balinese Students to bulginess Luwu (local tribes) are a good social contact among Javanese and Balinese Students to bulginess Luwu (local tribes) and the same interests among them. Then, the obstacle factors among Javanese and Balinese Students to bulginess Luwu (local tribes) are their different language use, and stereotypes. Key words : Social Interaction, Javanese and Balinese Students, and bulginess Luwu students. PENDAHULUAN Indonesia begitu kaya, kaya akan sumber daya alam, kaya akan keberagaman suku dan budaya, sehingga dikenal dengan julukan negara majemuk. Indonesia memiliki beribu pulau yang dihuni oleh penduduk yang memiliki beraneka ragam suku dan budaya. Terdapat berbagai suku di Indonesia seperti suku Jawa, Bugis, Minang, Daya, Sunda, Bali dan masih banyak lagi suku lain. Suku Jawa memiliki jumlah populasi paling besar dibanding dengan suku lain yang ada di Indonesia. Suku Jawa banyak tersebar diseluruh wilayah yang ada di Indonesia. Luwu Utara merupakan salah satu kabupaten yang Fatniyanti 54

dijadikan daerah transmigrasi. Desa Katulungan Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara misalnya, daerah ini merupakan salah satu wilayah transmigrasi yang dihuni oleh suku Jawa. Selain suku Jawa, suku Balipun banyak yang melakukan transmigrasi ke Kabupaten Luwu Utara, tepatnya di Desa Sukadamai Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa melakukan interaksi terhadap satu sama lain. Interaksi diperlukan sebagai syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.(soekanto, 2006: 55). Dalam berinteraksi terdapat dua syarat, yaitu kontak dan komunikasi. Interaksi dapat berbentuk kerja sama (cooperation), persaingan (competition) dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict. Sebagai masyarakat pendatang, suku Jawa dan Bali harus dapat berinteraksi dengan baik terhadap lingkungan dan masyarakat setempat agar dapat melakukan aktivitasaktivitas sosial dengan baik. Hasil penelitian yang ditulis oleh Nur Aini dalam skripsinya yang berjudul Interaksi Masyarakat Pendatang dengan Masyarakat Pribumi dalam Membangun Toleransi Beragama di Desa Tonjong, Bogor bahwa interaksi sosial antara kelompok pendatang yang beragama islam dan kelompok pribumi yang beragama islam mengarah pada terjadinya persahabatan. Hal tersebut dapat dilihat dari terciptanya hubungan yang harmonis dengan saling menghormati, saling menghargai dan saling kerjasama satu sama lainnya dalam hubungan ketetanggaan. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nur Aini juga dapat dilihat bahwa terkadang terjadi perselisihan antara masyarakat pendatang dan masyarakat pribumi di Desa Tonjong, Bogor. Hal tersebut menunjukkan bahwa bentuk interaksi masyarakat pendatang dan masyarakat pribumi di Desa Tonjong, Bogor tidak hanya berbentuk persahabatan, melainkan juga berbentuk perselisihan. Interaksi tidak harus dilakukan di lingkungan rumah dan masyarakat saja, akan tetapi interaksi sosial juga harus dilakukan di lingkungan sekolah. SMA Negeri 1 Sukamaju merupakan salah satu sekolah di Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara yang menjadi tempat menuntut ilmu dan tempat untuk saling berinteraksi antarsiswa dengan suku yang berbeda-beda. Di SMA Negeri I Sukamaju Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara terdiri diri dari siswa yang berasal dari suku yang berbeda-beda, seperti Jawa, Bugis, Toraja, subsuku Bugis Luwu dan Bali. Perbedaan suku dan budaya dalam sebuah lingkungan terkadang rawan menyebabkan terjadinya perselisihan. Di SMA Negeri 1 Sukamaju Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara terkadang terjadi perkelahian yang dilakukan oleh siswa suku Bugis Luwu (suku setempat) terhadap siswa suku pendatang seperti suku Jawa yang berasal dari Desa Katulungan dan Bali yang berasal dari Desa Sukadamai, dan terjadi pada siswa laki-laki. Seperti perkelahian yang terjadi pada saat tiga minggu sebelum Ujian Nasional hingga menyebabkan tiga siswa menjadi korban, hal disebabkan karena adanya kesalahpahaman. Melihat masalah tersebut bagaimana interaksi siswa suku Jawa dan Bali di lingkungan sekolah. Sesuai dengan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti. Adapun judul yang diangkat yaitu Interaksi Siswa Suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan Siswa Suku Bugis Luwu (suku setempat) di SMA Negeri 1 Sukamaju Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara. METODE PENELITIAN Fatniyanti 55

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertempat di SMA Negeri I Sukamaju Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut a) Observasi, b) Wawancara, c) Dokumentasi. Penelitian ini menggunakan uji keabsahan data dengan dengan cara melakukan atau mengadakan member check. Data yang di peroleh di lapangan kemudian di olah secara deskriptif kualitatif dengan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Adapun hasil penelitian yang didapatkan dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi menunjukkan bahwa: 1. Bentuk interaksi yang terjalin antara suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan suku Bugis Luwu (suku setempat) adalah: a. Kerjasama Hasil wawancara menunjukkan bahwa dalam lingkungan sekolah SMA Negeri 1 Sukamaju Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara, siswa suku Jawa, Bali dan Bugis Luwu melakukan kerjasama. Kerjasama antara siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis Luwu (suku setempat) terlihat ketika mereka mendapatkan tugas kelompok dari guru mata pelajaran dan merekapun mengerjakan tugas tersebut secara bersama. Kerjasama yang dilakukan antara siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis Luwu (suku setempat) juga dapat terlihat dari program pengembangan diri yang diadakan oleh sekolah, mereka melakukan kegiatan pengembangan diri secara bersama seperti berlatih voli, bulutangkis dan sebagainya. Selain itu, kerjasama antara siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis Luwu (suku setempat) juga dapat dilihat pada setiap hari jum at. Dimana pada hari jum at tersebut selalu diadakan kegiatan jum at bersih, dalam kegiatan tersebut siswa dituntut untuk melakukan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan sekolah. b. Persaingan Dalam lingkungan yang terdiri dari individu yang heterogen, tidak terlepas dari perilaku bersaing baik secara pribadi maupun kelompok. Hasil wawancara menunjukkan bahwa di SMA Negeri 1 Sukamaju Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara terdapat persaingan antara siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis Luwu (suku setempat). Persaingan yang dilakukan biasanya seperti saling berebut untuk mengeluarkan pendapat ketika ada diskusi di dalam kelas. Bersaing mendapatkan nilai tinggi dan lain sebagainya. c. Kontravensi Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat ketidaksukaan atau kebencian yang terpendam dalam diri siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) terhadap siswa suku Bugis Luwu (suku setempat), dan sebaliknya rasa tidak suka juga dirasakan oleh siswa suku Bugis Luwu terhadap siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang). Ketidaksukaan tersebut muncul karena adanya perbedaan kepribadian serta nilai yang dimiliki kelompokkelompok yang berlainan tersebut. Ketidaksukaan atau kebencian yang terpendam dalam diri antarkelompok yang berbeda suku tersebut merupakan suatu gejala kontravensi. Terlihat bahwa kontravensi yang terjadi pada siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis (suku setempat) merupakan oposisi moral yang berupa bentuk kontravensi umum. Kontravensi umum biasanya dapat berbentuk protes. Hal tersebut terlihat antara siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis Luwu Fatniyanti 56

(suku setempat), mereka akan saling protes jika ada sikap atau perilaku dari masingmasing suku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang ada dalam kebudayaannya. Adapula tindakan menceritakan apa yang dilakukan kelompok lain kepada sesama suku mereka ketika mereka merasa terganggu. d. Konflik Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat konflik yang terjadi antara siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis Luwu (suku setempat) di SMA Negeri 1 Sukamaju Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara. Konflik yang terjadi biasa karena kesalahpahaman yang dikarenakan perbedaan kepribadian yang dimiliki oleh individu dari masing-masing kelompok yang berlainan. Terlihat bahwa konflik yang terjadi antara siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis Luwu (suku setempat) yang disebabkan oleh kesalahpahaman di antara mereka. 2. Faktor Pendorong Terjadinya Interaksi Sosial Antara Siswa Suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis Luwu (suku setempat) a. Kontak Sosial Hasil wawancara dengan informan bahwa kontak sosial yang dilakukan suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan suku Bugis Luwu (suku setempat) terlihat dari tindakan atau reaksi yang dilakukan oleh siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) mendapat respon atau tanggapan yang baik atau positif dari siswa suku Bugis Luwu saat mereka saling bertemu. Begitupula sebaliknya, adanya tanggapan yang positif dari suku Jawa dan Bali terhadap tindakan atau reaksi yang dilakukan oleh suku Bugis Luwu (suku setempat). Hal tersebut menunjukkan terjadinya kontak sosial yang positif di antara siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan suku Bugis Luwu (suku setempat), sehingga mendorong terjadinya interaksi di antara mereka. b. Kepentingan-kepentingan Yang Sama Hasil wawancara dengan informan kepentingan-kepentingan yang sama antara siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis Luwu (suku setempat) terlihat dalam kegiatan yang dilakukan, seperti kerja kelompok yang memungkinkan mereka untuk saling berinteraksi dalam mendiskusikan tugas yang diberikan untuk mendapatkan jawaban yang tepat. Selain itu, kepentingan-kepentingan yang sama juga terdapat dalam kerja bakti yang dilakukan pada setiap hari jum at, dimana mereka melakukan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan sekolah dengan tujuan agar pekerjaan yang mereka lakukan dapat dikerjakan dengan mudah dan cepat selesai. Mereka melakukan kerja bakti sambil berbincang, dan hal tersebut menciptakan interaksi di antar mereka. Selain itu, mereka juga bertemu dalam kegiatan pengembangan diri, dalam kegiatan tersebut mereka dapat saling berbincang antara satu dengan yang lain karena berada dalam satu kegiatan yang sama. Selain itu, kepentingan-kepentingan yang sama juga ini terwujud dari adanya keterlibatan sebagai panitia dalam acara-acara sekolah. 3. Faktor Penghambat Terjadinya Interaksi Sosial Antara Siswa Suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis Luwu (suku setempat) Terdapat beberapa faktor penghambat terjadinya interaksi antara siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis Luwu (suku setempat, yaitu: a. Komunnikasi Komunikasi adalah kegiatan saling menafsirkan terhadap pesan yang disampaikan oleh masing-masing pihak. Dimana pesan yang disampaikan dengan menggunakan bahasa, baik itu bahasa tubuh maupun bahasa lisan. Berdasarkan hasil penelitian siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) mengalami kesulitan saat berkomunnikasi dengan siswa suku Fatniyanti 57

Bugis Luwu karena dari segi bahasa yang digunakan. Dari hasil wawancara banyak siswa suku Jawa dan Bali yang tidak mengerti dengan bahasa yang digunakan oleh siswa suku Bugis Luwu. Selain itu, siswa suku Jawa dan Bali mengalami kesulitan saat berbicara dengan suku setempat karena mereka mengetahui kata dalam bahasa Jawa dan Bali namun tidak mampu mengeluarkannya dengan menggunakan bahasa Indonesia. Hal tersebutlah yang dapat menghambat interaksi di antara mereka. b. Stereotype Stereotype ini merupakan pemberian label tertentu kepada seorang individu hanya karena berasal dari kelompok yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa selain komunikasi yang juga menjadi faktor penghambat interaksi siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis Luwu (suku setempat) adalah adanya pemberian label terhadap siswa suku Bugis Luwu (suku setempat) dan sebaliknya adanya pemberian label dari suku Bugis Luwu (suku setempat) terhadap siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang). Label yang diberikan oleh suku pendatang terhadap suku setempat antara lain siswa suku Bugis Luwu cenderung kasar dalam berbicara, semena-mena serta egois. Sebaliknya, label yang diberikan oleh siswa suku Bugis Luwu terhadap siswa suku Jawa dan Bali, yaitu siswa suku Jawa dan Bali bahasanya kurang sopan. Dengan adanya label-label yang diberikan oleh masing-masing suku tersebut membuat mereka lebih memilih untuk bergabung dengan sesama suku. Hal tersebut membuat ketiga suku yang berbeda tersebut sulit untuk melakukan interaksi. Kaitan hasil penelitian dengan teori struktural fungsional yang asumsi dasarnya bahwa setiap bagian-bagian dari sistem memiliki fungsi masing-masing. Dapat dikatakan bahwa bagian-bagian darisekolah memiliki fungsi masing-masing, seperti guru memiliki fungsi sebagai pendidik. dimana guru telah menjalankan fungsinya sebagai pendidik yang mampu membuat siswa yang berbeda latar belakang dapat saling bekerja sama dengan jalan memberikan penugasan secara berkelompok dan mengadakan kegiatan serta acara yang melibatkan siswa dari berbagai suku yang ada di sekolah, sehingga di antara siswa yang memiliki latar belakang yang berbeda tersebut dapat terjalin interaksi. Namun, kondisinya berbeda saat siswa berada di luar kelas dan di luar kegiatan sekolah. Hal ini dikarenakan guru tidak dapat memantau semua tindakan yang dilakukan oleh siswanya. Sehingga sering terjadi konflik yang diakibatkan oleh adanya kesalahpahaman di antara siswa yang memiliki latar belakang yang berbeda tersebut. Terdapat dua faktor yang menyebabkan kesalahpahaman tersebut terjadi, yaitu karena perbedaan bahasa dan stereotype atau pemberian lebel dari suku Jawa dan Bali (suku pendatang) terhadap siswa suku Bugi Luwu (suku setempat) maupun sebaliknya. Meskipun konflik perselisihan biasa terjadi di antara suku yang berbeda latar belakang suku dan kebudayaan tersebut, namun dalam jangka waktu tertentu pada akhirnya akan teratasi dengan sendirinya melalui proses penyesuaian dan institutionalisasi. PENUTUP Dari hasil penelitian yang didapatkan interaksi sosial antara siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis Luwu (suku setempat) dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Bentuk interaksi sosial antara siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis Luwu (suku setempat) adalah kerjasama antara siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis Luwu (suku setempat) yang terwujud dalam kegiatan kerja kelompok mengerjakan tugas kelompok yang diberikan oleh guru, melakukan latihan pada kegiatan pengembangan diri, serta melakukan kegiatan Fatniyanti 58

jum at bersih, yaitu kegiatan yang menuntut siswa untuk melakukan kerja bakti. Demi mendapatkan kedudukan yang terpandang jika mendapatkan peringkat di dalam kelas, terciptalah persaingan di antara siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis Luwu (suku setempat). Perbedaan kebudayaan dan kepribadian antara siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis Luwu (suku setempat), sehingga memunculkan kontravensi di antara mereka. Kontravensi yang terjadi di antara mereka adalah oposisi moral yang berupa bentuk kontravensi umum. Kontravensi umum biasanya dapat berbentuk protes, mereka akan saling protes jika ada sikap atau perilaku dari masing-masing suku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang ada dalam kebudayaannya. Adapula tindakan menceritakan apa yang dilakukan kelompok lain kepada sesama suku mereka ketika mereka merasa terganggu. Serta adanya konflik yang terjadi di antara siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis luwu (suku setempat), hal tersebut dikarenakan kesalahpahaman diantara mereka. Kesalahan tersebut timbul karena kurangnya rasa atau sikap saling menghargai dari masing-masing suku, serta kurangnya komunikasi di antara mereka yang menyebabkan kurang saling memahami kepribadian dari kelompok lain. 2. Faktor pendorong terjadinya interaksi antara siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis Luwu (suku setempat) ada dua, yaitu mudahnya kontak sosial yang terjalin di antara siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis Luwu (suku setempat). Kemudian adanya kepentingan-kepentingan yang sama antara siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis Luwu (suku setepat). Faktor penghambat terjadinya interaksi sosial antara siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis Luwu (suku setempat), yaitu adanya kesulitan dalam bekomunikasi antara siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis Luwu (suku setempat). Selain itu, adanya pemberian-pemberian label atau yang biasa disebut dengan stereotype membuat siswa suku Jawa dan Bali (suku pendatang) dengan siswa suku Bugis Luwu (suku setempat) lebih sering berkumpul dan berkomunikasi dengan sesama suku saja. DAFTAR PUSTAKA Afrizal. 2015. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Aini, Nur. 2009. Interaksi Masyarakat Pendatang dengan Masyarakat Pribumi dalam Membangun Toleransi Beragama di Desa Tonjong, Bogor. Skripsi. Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Daryanto. 2015. Pengelolaan Budaya dan Iklim Sekolah. Yogyakarta. Gava Media Endraswara, suwardi. 2015. Etnologi Jawa. Yogyakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service. Purnama. 2014. Kerajaan Luwu Menyimpan Banyak Misteri. Makassar. Arus Timur Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Fatniyanti 59