BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ini, telah mendorong munculnya berbagai jenis produk dan system usaha

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi.

1 Zainuddin Ali,Hukum Perbankan Syariah, Jakarta: Sianar Grafiak, 2007, h.1

BAB I PENDAHULUAN. instrumen penting dalam sistem ekonomi telah berkembang pesat dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB IV PENUTUP. mengenai strategi pemasaran produk Tabungan Investa Batara ib di Bank. Tabungan Negara (BTN) Syariah Kantor Cabang Semarang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. Bekasi Gramata Publising, 2014.hml 9. 1 Rahma Hidayat, Efesiensi Perbankan Syariah: Teori dan Prakteik,

BAB I PENDAHULUAN. dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia), Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1999, hlm. 1. Pustaka Utama, hlm. 10

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pemasaran Produk Si Sidik KSPPS BMT BUS Pada Cabang Semarang Kota. Sebagai Lembaga Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit pula hambatan yang harus dihadapi, terutama dalam hal. Adanya perkembangan dalam industri perbankan serta terbukanya

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini setiap Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM) serta

BAB I PENDAHULUAN adalah Bank Muamalat (BMI). Walaupun perkembangannya agak. terlambat bila dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. Sistem bank mana yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari praktik

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sesama dalam persaingannya didunia ekonomi. Hal tersebut sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan-kelebihannya dibandingkan produk pesaing. seluas mungkin kepada masyarakat atau nasabah. Promosi merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan telah berperan besar dalam pengembangan dan. pertumbuhan masyarakat modern.baik kegiatan usaha yang berskala besar

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. mendefinisikan koperasi sebagai kumpulan orang-orang atau badan hukum,

BAB I PENDAHULUAN. Nur Rianto Al Arif, LembagaKeuanganSyariah, CV PustakaSetia, Bandung,2012, hlm. 198.

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB I PENDAHULUAN 66. Aksara, 2001, h.1. 1 Mansur, Ekonomi Islam, Salatiga :STAIN Salatiga Press, 2009, h.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan. Perusahaan yang berada dalam lingkungan bisnis tertentu harus

BAB I PENDAHULUAN. Fondasi perekonomian suatu negara berada didalam dunia lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1 Priyono dan Teddy Candra, Esensi Ekonomi Makro, Surabaya: Zifatama Publisher,

BAB I PENDAHULUAN. memilih perbankan yang sesuai dengan kebutuhan, baik perseorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK BMT HARAPAN UMMAT KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU nomor 25 tahun 1992, koperasi adalah suatu bentuk. badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan nama Bank Syariah di Indonesia bukan merupakan hal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Strategi Pemasaran KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dimana sektor ekonomi menjadi tolok ukur kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. pula kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan pendanaan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. A. Mekanisme Produk SIRELA ( Simpanan Sukarela Lancar ) 1. Produk SIRELA ( Simpanan Sukarela Lancar )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Islam merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil. untuk mengatasi hambatan operasionalisasi BMI tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. yang menjalankan sebagian besar sistem operasional perbankan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I PENDAHULUAN. Islam, Jakarta: RajawaliPers, 2007, h Adiwarman Azwar Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. sangat menarik untuk disimak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nur S. Buchori, Koperasi Syariah Teori dan Praktik, Jakarta: Aufa Media, 2012, h. 4

BAB I PENDAHULUAN. No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank Syariah adalah bank

BAB I PENDAHULUAN. melalui serangkain perjuangan yang cukup lama, yang pada awalnya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. lalu di Indonesia dengan konsep perbankan, baik yang berbentuk konvensional

BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari ah, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014, h. 24

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, serta penetapan tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT

BAB I PENDAHULUAN. bank syariah dan Unit Usaha Syariah belum banyak seperti sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. 2014, h Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah (KJKS) atau yang biasa juga disebut

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah, Baitul Maal wat Tamwil sangat dibutuhkan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. bunga akan lebih mudah diterapkan secara integral (Heri, 2004: 3). Kehadiran Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ditengah-tengah koperasi

BAB I PENDAHULUAN. h Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alfabet, cet. 4, 2006, h. 2

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia Bandung, Bandung, 2013, hlm. 23

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN HAJI (MUDHARABAH)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

BAB I. berkembang adalah pendirian dan operasionalisasi BMT (Baitul maal wa. tamwil). Belakangan, perkembangan BMT (Baitul maal wa tamwil) tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan masyarakat muslim Indonesia dapat menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di era modern sekarang ini masyarakat selalu mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. yang kekurangan dana yang dalam menjalankan aktivitasnya harus sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kontemporer, Jakarta: Salemba Empat, 2009, h. 38

BAB I PENDAHULUAN. satu bisnis pun, yang dengan leluasa bisa santai menikmati penjualan dan

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peran lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. seperti halnya bank konvensional juga berfungsi sebagai suatu lembaga

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN. 2005, h Edy wibowo& Untung hendi, Mengapa Memilih Bank Syariah, Bogor: Ghalia Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sepanjang tahun 2012 sebesar 6,23 persen. Angka tersebut turun

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. 1 Lembaga sektor keuangan sangat dibutuhkan untuk mendukung

Transkripsi:

A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Pemasaran tidak terlepas dari unsur persaingan. Biasanya tidak ada salah satu bisnis pun, yang dengan leluasa bisa santai menikmati penjualan dan keuntungan. Sering terjadi sebuah persaingan yang sangat kejam, persaingan tidak mengenal belas kasihan. Persaingan tidak akan menanyakan apakah modal si pesaing itu dari warisan, atau berasal dari pinjaman. Oleh karena itu masalah persaingan mendapatkan perhatian dalam pemasaran. 1 Strategi pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya. 2 Strategi pemasaran yang berhasil sangat ditentukan oleh tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dari kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan pada produknya. Belakangan ini Baitul Mal Wat tamwil (BMT) mulai popular diperbincangkan oleh insan perekonomian islam. Sejak krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia tahun 1997, BMT telah mulai tumbuh menjadi alternative pemulihan kondisi perekonomian di Indonesia. Istilah-istilah itu biasanya dipakai oleh sebuah lembaga khusus (dalam sebuah perusahaan atau instansi) yang bertugas menghimpun dan menyalurkan ZIS (zakat, infaq, shadaqah) dari para pegawai atau karyawannya. Kadang istilah tersebut dipakai pula untuk sebuah lembaga ekonomi koperasi serba usaha yang bergerak diberbagai kegiatan ekonomi umat, yakni dalam kegiatan sosial, keuangan (simpan pinjam), dan usaha pada sector riil. 3 Adanya Lembaga Keuangan Syari ah untuk menghimpun dana dari masyarakat yang mempunyai kelebihan dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan. Hal itu bertujuan untuk mempersiapkan diri dalam perencanaan masa depan yang lebih baik dalam 1 M. Taufiq Amir, Dinamika Pemasaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 18. 2 Kotler. Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, Edisi ke- 7, (Jakarta: Erlanggajilid ke- 1), hlm. 113. 3 www.daaruttauhiid.org/news/detail/0/31/news-31. 1

2 pengelolaan keuangan. BMT BUS merupakan sebuah lembaga ekonomi swadaya masyarakat yang tumbuh dan berkembang di wilayah Jawa Tengah. BMT BUS berperan sebagai perantara untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan dan sebagai salah satu lembaga keuangan syariah memberikan solusi dengan menawarkan berbagai macam produk, pembiayaan dan jasa yang mampu bersaing. Untuk memasarkan produk dan jasa BMT BUS mempunyai letak yang strategis yaitu terletak di dekat pasar Randu gunting, pasar bandeng, dan usaha kecil lainnya. Pemasaran sesungguhnya merupakan fungsi utama dalam menjalankan suatu perusahaan karena tanpa pemasaran barang yang diproduksinya tidak akan terkenal dikalangan masyarakat dan tidak ada gunanya. Strategi pemasaran dapat dinyatakan sebagai dasar tindakan yang mengarah pada kegiatan dari suatu perusahaan kondisi persaingan dan lingkungan yang selalu berubah-ubah agar mencapai tujuan yang diharapkan. Jadi dalam menjalankan strategi pemasaran yang akan dijalankan perusahaan tentunya harus melihat situasi dan kondisi pasar dan menilai posisinya pasar tersebut apakah tempatnya strategis untuk persaingan apa tidak supaya dalam persaingan bisa memasarkan produknya dengan mudah. Strategi pemasaran perusahaan dikatakan berhasil sangat ditentukan oleh tingkat kepuasan yang diperoleh oleh konsumen terhadap pemasaran produknya. Setiap perusahaan yang bersaing dalam suatu lembaga keuangan mempunyai strategi pemasaran untuk bersaing. Perusahaan harus bisa mengenali, memahami dan mempelajari kelemahan begitu juga dengan keunggulannya perusahaan pesaing untuk bisa menciptakan produk yang lebih efektif, sehingga perusahaan bisa mempertahankan produknya dan dapat melaksanakan serangan terhadap pesaingnya. Ada banyak produk yang ditawarkan oleh BMT BUS. Salah satu produk BMT pada bidang penghimpunan dana adalah SISUKA (Simpanan Sukarela Berjangka) yang bisa dijadikan pilihan dalam berinvestasi. SISUKA (Simpanan Sukarela Berjangka) adalah simpanan anggota yang dirancang

3 sebagai sarana investasi jangka panjang yang aman. BMT BUS akan memanfaatkan dana tersebut secara produktif dalam bentuk pembiayaan kepada masyarakat dengan profesional dan sesuai syariah. Hasil usaha tersebut dibagi antara pemilik dana dan BMT sesuai nisbah (porsi) yang telah disepakati diawal akad. Penyetorannya dilakukan sekali dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu atau tanggal jatuh tempo menurut perjanjian antara penyimpan dengan BMT. Produk simpanan ini berdasarkan akad Mudharabah, dengan prinsip ini simpanan dari shohibul maal (pemilik dana) akan diperlukan sebagai investasi oleh mudharib ( pengelola dana). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis memberi judul sebagai Tugas Akhir (TA) dengan judul STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN SUKARELA BERJANGKA (SISUKA) DI BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG TEGAL KOTA. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan permasalaha sebagai berikut : 1. Bagaimana produk simpanan sukarela berjangka (SISUKA) di BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Tegal Kota? 2. Bagaimana strategi pemasaran produk simpanan sukarela berjangka (SISUKA) di BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Tegal Kota? C. TUJUAN DAN MANFAAT HASIL PENELITIAN 1. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui bagaimana produk Simpanan Sukarela Berjangka (SISUKA) di BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Tegal Kota. b. Untuk mengetahui strategi pemasaran produk Simpanan Sukarela Berjangka (SISUKA) yang diterapkan di BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Tegal Kota. 2. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : a. Bagi Peneliti

4 Melatih kemampuan diri untuk lebih mengerti dan memahami lagi mengenai sistem yang digunakan dalam perbankan syari ah baik yang ada dalam praktiknya maupun teorinya, serta menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis. b. Bagi BMT Penelitian ini dapat membantu memberikan informasi dan pengetahuan lebih kepada masyarakat luas mengenai sistem syariah seutuhnya terutama dalam menginvestasikan uangnya. c. Bagi Pembaca Dapat memberikan informasi mengenai produk simpanan berjangka yang ada di BMT. D. TINJAUAN PUSTAKA Dalam kegiatan penelitian biasanya bertitik tolak pada ilmu pengetahuan yang sudah ada, pada umumnya semua peneliti akan memulai penelitiannya dengan cara menggali dari apa yang telah diteliti oleh para pakar peneliti sebelumnya. Pemanfaatan terhadap apa yang telah dikemukakan dan ditemukan oleh peneliti dapat dilakukan dengan mempelajari, mencermati, mendalami dan menggali kembali serta mengidentifikasi hal-hal yang sudah ada maupun yang belum ada. Untuk mengetahui hal-hal yang ada dan belum ada, dapat melalui laporan hasil penelitian dalam bentuk jurnal ataupun karya-karya ilmiah. Tugas Akhir Nanik Pujiati yang berjudul Strategi Pemasaran Produk Tabungan Investa Batara ib Pada Bank Tabungan Negara Syari ah Kantor Cabang Semarang. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam prakteknya Bank BTN KCS semarang yang merupakan SBU dari Bank BTN konvensional, dalam mengimplementasikan penerapan strategi pemasaran produk tabungan investa Batara ib itu terkait dengan tujuh komponen yang meliputi product (produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi), process

5 (proses), people (orang), physical facility (bukti fisik) yang sesuai dengan pemasaran. 4 Tugas Akhir Noviyanto yang berjudul Strategi Pemasaran Produk Tim (Tabungan Investasi Masyarakat) Di BPRS Artha Surya Barokah Semarang. Penelitian ini membahas tentang strategi pemasaran yang dilakukan BPRS Artha Surya Barokah semarang terhadap produk TIM (Tabungan Investasi Masayrakat) dengan menggunakan marketing mix atau biasa disebut dengan 4P yaitu produk, price, place, promotion. Dimana produk TIM merupakan elemen yang paling penting sebab dengan inilah BPRS dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah. Dengan ketentuan harga yang relatif murah dengan setoran awal Rp. 20.000 dan selanjutnya Rp. 10.000, dengan saluran ditribusi ke pasar-pasar, sekolah- sekolah dan lingkungan sekitar di daerah semarang adapun cara lain untuk mempromosikan BPRS Artha Surya Barokah dan produknya yaitu dengan memasang iklan, menyebarkan brosur-brosur dan penjualan pribadi dengan cara marketing mendatangi langsung ke lokasi dimana produk BPRS akan ditawarkan. 5 Menurut Nur Hasan Mudzakir (2014) yang bertema Analisis Strategi Pemasaran Produk BMT Harapan Ummat Kudus menyimpulkan bahwa strategi yang dilakukan dengan cara jemput bola untuk melayani anggota yang ingin bertransaksi tanpa harus datang ke BMT Harapan Ummat Kudus serta marketing harus selalu dapat bersifat dinamis, selalu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal maupun internal. 6 E. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan, untuk menjawab persoalan yang sedang diselidiki atau diteliti. 7 1. Jenis Penelitian 4 Tugas Akhir. Nanik Pujiati, 2010, Strategi Pemasaran Produk Tabungan Investa Batara ib Pada Bank Tabungan Negara Syari ah Kantor Cabang Semarang, IAIN Walisongo Semarang. 5 Tugas Akhir. Noviyanto, 2009, Strategi Pemasaran Produk TIM (Tabungan Investasi Masyarakat) di BPRS Artha Surya Barokah Semarang, IAIN Walisongo Semarang. 6 Tugas Akhir, Nur Hasan Mudzakir 2014, Analisis Strategi Pemasaran Produk BMT Harapan Ummat Kudus, IAIN Walisongo Semarang. 7 Arief Furchan, Penelitian Dalam Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, hlm. 39.

6 Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yakni dilakukan ditempat observasi yaitu BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Tegal Kota. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Maksud dari kualitatif adalah penelitian ini lebih bersifat untuk mengembangkan teori, sehingga akan menemukan teori baru dan dilakukan sesuai dengan kaidah non statistic. 8 2. Sumber data Selain jenis data suatu penelitian juga dibutuhkan sumber data untuk memperoleh dalam memecahkan masalah data yang digunakan dalam penelitian ini di bagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder, yang berarti: a. Data primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden atau obyek yang diteliti atau ada hubungannya dengan obyek yang diteliti. 9 Dalam sumber data primer ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi (pengamatan) dan wawancara. Peneliti mengamati langsung kinerja karyawan dalam melayani nasabah di BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Tegal Kota. Dan peneliti melakukan wawancara kepada kasir, dan manager BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Tegal Kota. b. Data Sekunder Merupakan data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. 1) Sumber Informasi Dokumen Sumber informasi dokumen adalah segala macam bentuk informasi yang berhubungan dengan dokumen, baik yang resmi maupun tidak resmi, dalam bentuk laporan, statistik, surat-surat resmi, buku harian, dan semacamnya, baik yang diterbitkan 8 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002, hlm. 5. 9 Mohpabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis, Jakarta: PT. Bumi Aksara, cet. 1, 2006, hlm. 57.

7 maupun yang tidak diterbitkan. 10 Atas dasar itu maka penulis mencari sumber data dari berbagai buku dan laporan tentang kegiatan lembaga keuangan syariah. 2) Sumber Informasi Kepustakaan Sumber informasi kepustakaan yaitu berbagai macam bahan bacaan yang menghimpun berbagai informasi dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan. 11 Oleh karena itu guna menunjang penelitian ini, penulis mengumpulkan informasi, baik berupa teoriteori, maupun konsep-konsep yang telah dikumpulkan oleh para ahli, yang ada pada sumber kepustakaan. 3) Sumber Informasi Lapangan Sumber informasi lapangan yaitu dari obyek langsung informasi lapangan dapat juga disebut dengan informasi pribadi dan sumbernya pun disebut dengan sumber informasi pribadi, sebab biasanya informasi semacam ini diperoleh dari orang yang langsung berkecimpung pada obyek yang diteliti. 12 Dalam hal ini peneliti dapat memperoleh data dari berbagai keterangan tentang halyang berhubungan dengan strategi pemasaran produk simpanan sukarela berjangka di BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Tegal kota. 4) Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yang diperlukan adalah: a) Observasi Observasi diartikan sebagai pencatatan dan pengamatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. 13 Metode ini digunakan untuk mengumpulkan 10 Mohamad Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategis, Jakarta: Rineka Cipta, hlm. 42. 11 Mohamad Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategis,...,hlm. 43. 12 Mohamad Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi,...,hlm. 45. 13 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, hlm. 158.

8 informasi yang berkenaan dengan strategi pemasaran produk simpanan sukarela berjangka pada BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Tegal Kota. b) Interview (wawancara) Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi verbal dengan cara bertanya secara langsung untuk mendapatkan informasi atau keterangan. Berdasarkan pernyataan tersebut wawancara dilakukan dengan mengadakan pertemuan langsung dengan manager BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Tegal Kota. c) Dokumentasi Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil, atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian tersebut. 14 Dokumentasi ini digunakan untuk mengetahui datadata yang berupa catatan atau dokumentasi mengenai strategi pemasaran produk simpanan sukarela berjangka, profil BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Tegal Kota dan lain sebagainya yang diperlukan dalam penelitian ini. F. SISTEMATIKA PENULISAN Pembahasan dalam Tugas Akhir ini sendiri dari lima bab, dengan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat hasil penelitian, tinjauan pustaka, metodelogi penelitian, sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI 14 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,...,hlm. 181.

9 BAB II I BAB IV BAB V Dalam bab ini membahas mengenai definisi strategi, definisi pemasaran, landasan Al-Qur an, definisi produk simpanan, definisi mudharabah. GAMBARAN UMUM BMT BUS CABANG TEGAL KOTA Dalam bab ini menjelaskan tentang gambaran umum BMT Bina Ummat Sejahtera mulai dari sejarah BMT Bina Ummat Sejahtera, Visi dan Misi, struktur organisasi, Budaya kerja BMT Bina Ummat Sejahtera, Prinsip kerja BMT Bina Ummat Sejahtera, dan Produkproduk. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini merupakan bab inti dari permasalahan yang di bahas, di sini penulis mencoba menganalisa bagaimana produk simpanan sukarela berjangka (SISUKA), strategi pemasaran produk simpanan sukarela berjangka (SISUKA) di BMT Ummat Sejahtera Cabang Tegal Kota. PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan hasil penelitian yang telah dilakukan dan memberikan saran yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas untuk memperoleh solusi atas permasalahan tersebut.