III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 28 Januari 27 Februari 2015 bekerja sama

dokumen-dokumen yang mirip
Aktivitas Harian Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Di Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 18 hari (waktu efektif) pada bulan Maret 2015

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR LAMPIRAN... ix

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Resort Pemerihan, TNBBS pada bulan. WWF Indonesia (World Wide Fund for Nature Indonesia).

II. TINJAUAN PUSTAKA. sumatera. Klasifikasi orangutan sumatera menurut Singleton dan Griffiths

MATERI DAN METODE. a b c Gambar 2. Jenis Lantai Kandang Kelinci a) Alas Kandang Bambu; b) Alas Kandang Sekam; c) Alas Kandang Kawat

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melakukan grooming. Pola perilaku autogrooming tidak terbentuk. dikarenakan infant tidak terlihat melakukan autogrooming.

Aktivitas Harian Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) di Bali Safari and Marine Park, Gianyar

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang analisis habitat monyet ekor panjang dilakukan di hutan Desa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2012 di Suaka Rhino Sumatera, Taman

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dilakukan pada bulan Desember Maret Penelitian dilaksanakan di

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

AKTIVITAS POLA MAKAN DAN PEMILIHAN PAKAN PADA LUTUNG KELABU BETINA

POLA PENGGUNAAN RUANG OLEH ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii, LESSON 1827) DI TAMAN MARGA SAWTA RAGUNAN RIZKI KURNIA TOHIR E

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari Februari 2014 di

PERILAKU HARIAN ORANGUTAN (Pongo pygmaeus Linnaeus) DALAM KONSERVASI EX-SITU DI KEBUN BINATANG KASANG KULIM KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR RIAU

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2014 di Blok Kalijernih KPHL Batutegi

BAB III METODE PENELITIAN

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU

III. BAHAN DAN METODE. antara bulan Januari Maret 2014 dengan pengambilan data antara pukul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

POLA PENGGUNAAN WAKTU OLEH ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii, LESSON 1827) DI TAMAN MARGA SAWTA RAGUNAN RIZKI KURNIA TOHIR E

Perilaku Harian Owa Jawa (Hylobtes Moloch Audebert, 1798) Di Pusat Penyelamatan Dan Rehabilitasi Owa Jawa (Javan Gibbon Center), Bodogol, Sukabumi

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. KUKANG JAWA (Nycticebus javanicus E. Geoffroy, 1812)

HASIL DA PEMBAHASA. Keadaan Umum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan jenis kera kecil yang masuk ke

Tingkah Laku Owa Jawa (Hylobates moloch) di Fasilitas Penangkaran Pusat Studi Satwa Primata, Institut Pertanian Bogor

TERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari

Gambar 2. Induk Babi Bunting yang Segera Akan Beranak

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan 20 ekor Itik Rambon Betina, 4 ekor Itik

METODE PENELTIAN. Penelitian tentang keberadaan populasi kokah (Presbytis siamensis) dilaksanakan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

IV. METODE PENELITIAN

GROOMING BEHAVIOUR PATTERN OF LONG-TAILED MACAQUE (Macaca fascicularis, Raffles 1821) IN PALIYAN WILDLIFE SANCTUARY, GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA

HASIL. Penggunaan Kamera IR-CCTV pada Pengamatan Perilaku Walet Rumahan. Nesting room di dalam rumah walet

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Hewan Percobaan Bahan dan Peralatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

TINGKAH LAKU MAKAN RUSA SAMBAR (Cervus unicolor) DALAM KONSERVASI EX-SITU DI KEBUN BINATANG SURABAYA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Persiapan tanaman uji, tanaman G. pictum (kiri) dan tanaman A. gangetica (kanan)

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. M11, dan M12 wilayah Resort Bandealit, SPTN wilayah II Balai Besar Taman

3. METODE PENELITIAN. Penelitian tentang ukuran kelompok simpai telah dilakukan di hutan Desa Cugung

LAMPIRAN 1. Tanda tangan,

II. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN

III. METODE PENELITIAN

PAKAN DI GHITA YASANINGTHIAS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan, kukang Jawa mulai terlihat aktif pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang Lampung (Gambar 2).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

Konsumsi Buah Dan Sayur Susenas Maret Dalam rangka Hari Gizi Nasional, 25 Januari 2017

Strategi Adaptasi Macaca nigra (Desmarest, 1822) Melalui Perilaku Makan di Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

POLA AKTIVITAS ORANGUTAN (Pongo abelii) DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER KETAMBE ACEH TENGGARA

I. PENDAHULUAN. Kupu-kupu raja helena (Troides helena L.) merupakan kupu-kupu yang berukuran

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012

tumbuhan di sekitar pelajaran 8

SOAL ULANGAN HARIAN. Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Hari / Tanggal : Rabo,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai tingkah laku makan sapi Madura jantan yang diberi

Terbuka lebar peluang ekspor dari budidaya belut

Aktivitas Harian Bekantan (Nasalis larvatus) di Cagar Alam Muara Kaman Sedulang, Kalimantan Timur

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di ruang penangkaran lovebird Jl. Pulau Senopati Desa

keadaan seimbang (Soerianegara dan Indrawan, 1998).

MODE LOKOMOSI PADA ORANGUTAN KALIMANTAN (Pongo pygmaeus Linn.) DI PUSAT PRIMATA SCHMUTZER, JAKARTA MUSHLIHATUN BAROYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok koleksi tumbuhan Taman Hutan Raya Wan Abdul

BAB III METODOLOGI. Tanpa Skala. Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian. Gambar 2 Lokasi Penelitian

Analisis Penggunaan Ruang dan Waktu Rusa Sambar Rusa unicolor di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta. Disiapkan Oleh:

4.1. Letak dan Luas Wilayah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Febuari 2015 di kanan

bab 1 bilangan aku dan keluargaku lingkunganku tema

PERILAKU HARIAN SEPASANG BURUNG NURI TALAUD (EOS HISTRIO) DI KANDANG PENELITIAN BPK MANADO

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Rusa merupakan salah satu sumber daya genetik yang ada di Negara Indonesia.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Resort Pemerihan Taman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ilmiah siamang berdasarkan bentuk morfologinya yaitu: (Napier and

II. TINJAUAN PUSTAKA. Siamang yang ditemukan di Sumatera, Indonesia adalah H. syndactylus, di

Transkripsi:

13 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada 28 Januari 27 Februari 2015 bekerja sama dan di bawah program PT. Taman Safari Indonesia didampingi oleh Bapak Keni Sultan, Fadli Rachman, dan Imam Syahril. Berdasarkan pada kebijakan pihak Taman Safari Indonesia mengenai batasan waktu dan tempat, penelitian dilakukan terhadap orangutan sumatera yang berada dalam kandang peragaan (Gambar 3) Pusat Primata, Taman Safari Indonesia, Cisarua hanya pada hari kerja sejak orangutan sumatera dipindahkan ke kandang peragaan sekitar pukul 08:30 hingga orangutan sumatera dipindahkan kembali ke kandang tidur sekitar pukul 16:45. Gambar 3. Kandang peragaan orangutan sumatera di Taman Safari Indonesia, Bogor

14 Kandang peragaan orangutan sumatera berukuran sekitar 20 m x 30 m. Fasilitas yang terdapat di kandang peragaan antara lain kolam, ban truk, tambang manila, tali karet ban, ayunan, lonceng, batang pohon, bangunan relief, kanopi plesteran, dan payung berteduh. Bagian lantai dasar kandang peragaan mencakup kolam, tanah berumput, dan bagian bawah kanopi plesteran. Bagian atas kandang peragaan meliputi bangunan relief, kanopi plesteran, batang pohon, dan payung berteduh. Kandang peragaan dibatasi oleh pagar listrik untuk mencegah orangutan sumatera keluar kandang peragaan. B. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan adalah lembar data, kamera digital DSC- W710 dan Canon EOS 600D, jam digital, dan pshycrometer untuk mengukur suhu dan kelembaban udara lingkungan kandang peragaan. Obyek penelitian yakni empat individu (satu individu jantan dan tiga individu betina) orangutan sumatera (Tabel 1). Tabel 1. Orangutan sumatera yang menjadi obyek penelitian di Taman Safari Indonesia, Bogor Induk Nama Seks Jantan Betina Oyong Jantan liar liar Tanggal datang Tanggal lahir Asal sitaan Kelompok umur dewasa Desi Betina Jhoni Sisi - Maya Betina Rahma Betina liar liar 29/11/ 2012 21/6/ 2009 11/12/ 2004 - TSI Siantar, Sumatera Utara dewasa dewasa - sitaan dewasa

15 Oyong merupakan orangutan sumatera jantan dewasa yang berasal dari hasil sitaan. Ciri khas morfologi yang dimiliki oleh Oyong adalah rambut yang tumbuh di sekitar bagian dagu. Desi merupakan orangutan sumatera betina dewasa hasil perkawinan orangutan sumatera Jhoni dan Sisi di Taman Safari Indonesia. Saat penelitian dilakukan, Desi sedang mengandung janin hasil kopulasi dengan Oyong. Desi memiliki ukuran tubuh paling besar. Maya merupakan orangutan sumatera betina dewasa yang didatangkan dari Siantar. Maya memiliki umur paling muda. Maya memiliki ukuran tubuh paling kecil. Rahma merupakan orangutan sumatera betina dewasa yang berasal dari hasil sitaan. C. Metode Penelitian Pengamatan aktivitas harian orangutan sumatera dilakukan dengan metode Scan Sampling yang dikombinasikan dengan metode One-Zero Sampling (Altmann, 1974). Pencatatan data dilakukan secara instantanaeous (Paterson, 1992), yakni setiap aktivitas masing-masing individu dicatat dengan interval waktu sepuluh menit. Parameter penelitian ini adalah persentase frekuensi aktivitas orangutan sumatera yang meliputi aktivitas istirahat, makan, eliminatif, sosial, kawin, dan lokomosi. Menurut Linburg (1980), aktivitas istirahat merupakan ketika individu relatif melakukan aktivitas lain dalam periode waktu tertentu, baik dalam posisi duduk maupu berbaring. Aktivitas makan dimulai ketika orangutan

16 sumatera memberikan kode atau isyarat berupa menjulurkan tangan kepada keeper atau pengunjung, bertepuk tangan, dan meludah untuk meminta pakan yang dilanjutkan dengan menangkap pakan yang dilempar oleh keeper atau pengunjung. Orangutan sumatera mengambil pakan yang gagal ditangkap atau pakan sengaja diberikan menyebar agar orangutan aktif berlokomosi. Setelah pakan diperoleh, orangutan sumatera akan mengupas apabila pakan yang diberikan berupa buah, seperti: jeruk, salak, kelapa, dan pisang. Buah yang telah dikupas ataupun yang dikupas lalu dikunyah, dan ditelan. Keeper memberikan pakan sebanyak empat kali dalam sehari dengan rincian jadwal pemberian pakan pada pagi hari sekitar pukul 07:00 08:00 di kandang tidur sebelum orangutan sumatera dikeluarkan ke kandang peragaan yaitu pemberian pakan utama, pukul 10:00 pemberian pakan utama di kandang peragaan, pukul 14:00 pemberian pakan tambahan, dan pukul 17:00 pemberian pakan utama setelah orangutan dimasukkan ke kandang tidur. Pakan utama orangutan sumatera di Pusat Primata, Taman Safari Indonesia terdiri dari pisang, salak, jeruk, apel, rambutan (musiman), mangga (musiman), kelapa, daun kemang, rumput gajah muda, daun rasamala, bayam, daun gambas, kacang panjang, dan sawi. Pakan tambahan terdiri dari monkey chow dan gibbon ball yang terdiri dari kedelai, madu, beras merah, dan telur (Imam Syahril, pers.comm). Aktivitas eliminatif meliputi aktivitas urinasi dan defekasi yang dilakukan oleh orangutan sumatera selama waktu pengamatan. Aktivitas sosial mencakup bermain, baik sendiri maupun bersama dan grooming baik

17 autogrooming maupun allogrooming (Kinnard, 1997). Aktivitas kawin meliputi kopulasi dan masturbasi baik yang dilakukan sendiri maupun bersama individu lain (Fox, 1968). Aktivitas lokomosi merupakan aktivitasgerak berpindah yang dilakukan oleh individu orangutan sumatera dari satu pohon ke pohon lain atau dari satu tempat ke tempat lain (Linburg, 1980). Perhitungan persentase frekuensi aktivitas setiap individu dilakukan dengan cara (Martin dan Batesson, 1988): Persentase frekuensi aktivitas = x 100% A = Frekuensi aktivitas per hari B = Total frekuensi seluruh aktivitas per hari D. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Penelitian pendahuluan untuk habituasi dilakukan selama dua hari sebelum melakukan pencatatan data. Habituasi merupakan masa pembiasaan terhadap keberadaan pengamat agar satwa obyek penelitian terganggu aktivitas hariannya karena keberadaan pengamat (Kuncoro, 2014). Habituasi terhadap orangutan sumatera di Taman Safari

18 Indonesia, Bogor dilakukan dengan cara berdiam diri baik berdiri ataupun duduk, dan berjalan di sekitar kandang peragaan orangutan sumatera. 2. Pengamatan dan pencatatan data dilakukan secara bergantian dengan periode waktu 3 x 10 menit untuk masing-masing individu dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 pengulangan. Pengamatan dilakukan di luar kandang peragaan atau di dalam Rumah Aceh yang berjarak sekitar 5 meter dari tepi kandang peragaan agar keberadaan pengamat mengganggu aktivitas harian orangutan sumatera. 3. Pencatatan suhu dan kelembaban udara lingkungan kandang peragaan dilakukan pada kondisi cuaca cerah, berkabut, hujan ringan, dan hujan deras. E. Analisis Data Setelah data primer hasil pengamatan diperoleh, kemudian data tersebut dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan menggunakan program Microsoft Office Excel 2007 untuk mengetahui persentase frekuensi aktivitas harian orangutan sumatera di Taman Safari Indonesia.