Tata cara pencatatan akuifer dengan metode logging geolistrik tahanan jenis short normal (SN) dan long normal (LN) dalam rangka eksplorasi air tanah

dokumen-dokumen yang mirip
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di dan tidak untuk di komersialkan

sasi Nasional Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di dan tidak untuk di komersialkan

Tata cara pengukuran geolistrik Wenner untuk eksplorasi air tanah

SNI 2818:2012. Standar Nasional Indonesia. Tata cara pengukuran geolistrik Schlumberger untuk eksplorasi air tanah BSN. Badan Standardisasi Nasional

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron

Tata cara pengukuran geolistrik Schlumberger untuk eksplorasi air tanah

Tata cara analisis dan evaluasi data uji pemompaan dengan metode Papadopulos Cooper

Tata cara pengukuran geolistrik Schlumberger untuk eksplorasi air tanah

Cara uji geser langsung batu

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Cara uji sifat hidraulik akuifer terkekang dan bebas dengan metode Jacob

Tata cara pengukuran tekanan air pori tanah dengan pisometer pipa terbuka Casagrande

Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium

Cara uji sifat tahan lekang batu

Tata cara perhitungan evapotranspirasi potensial dengan panci penguapan tipe A

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan

Cara uji penetrasi aspal

Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik (UMH-Fisik) dengan alat ukur arus tipe baling-baling

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Cara uji daktilitas aspal

Tata cara analisis data pengujian surutan bertahap pada sumur uji atau sumur produksi dengan metode Hantush-Bierschenk

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Semen portland komposit

Cara uji berat jenis aspal keras

Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

PENYELIDIKAN PENDUGAAN GEOLISTRIK UNTUK PENELITIAN AIR TANAH, DI ASRAMA RINDAM - SENTANI, KABUPATEN 7AYAPURA, PROPINSI PAPUA

RSNI3 2527:2012 SNI. Standar Nasional Indonesia. Cara uji sifat hidraulik akuifer terkekang dan bebas dengan metode Jacob

Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan

Metode uji penentuan kadar pasir dalam slari bentonit

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar

Perhitungan debit andalan sungai dengan kurva durasi debit

Spesifikasi aspal emulsi kationik

Metode uji penentuan faktor-faktor susut tanah

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

Cara uji pengukuran potensi keruntuhan tanah di laboratorium

Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan kaki

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Tata cara pengukuran laju infiltrasi tanah di lapangan menggunakan infiltrometer cincin ganda

POTENSI SUMBERDAYA AIR TANAH DI SURABAYA BERDASARKAN SURVEI GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

Tata cara pembuatan model fisik sungai dengan dasar tetap

Cara uji sifat dispersif tanah dengan alat pinhole

Metode uji CBR laboratorium

Rambu evakuasi tsunami

Bambu lamina penggunaan umum

Metode uji CBR laboratorium

Mesin pemecah biji dan pemisah kulit kakao - Syarat mutu dan metode uji

PENGUKURAN TAHANAN JENIS (RESISTIVITY) UNTUK PEMETAAN POTENSI AIR TANAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRAYA. Oleh:

Metode uji kuat geser langsung tanah tidak terkonsolidasi dan tidak terdrainase

Tata cara pengambilan contoh muatan sedimen melayang di sungai dengan cara integrasi kedalaman berdasarkan pembagian debit

Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap

Cara uji sifat dispersif tanah lempung dengan hidrometer ganda

Metode penentuan karakteristik gesek (indeks) geosintetik dengan uji geser langsung

Analisis kadar abu contoh batubara

Cara uji kepadatan tanah di lapangan dengan cara selongsong

Tata cara pembuatan benda uji di laboratorium mekanika batuan

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kekentalan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Kayu bundar jenis jati Bagian 3: Pengukuran dan tabel isi

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

Cara uji tekan triaksial pada batu di laboratorium

Interpretasi Data Geofisika untuk Penentuan Titik Pemboran Air Tanah di Daerah Mertoyudan, Kab. Magelang, Provinsi Jawa Tengah

PENDUGAAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI DESA TELLUMPANUA KEC.TANETE RILAU KAB. BARRU SULAWESI-SELATAN

Metode Geolistrik (Tahanan Jenis)

Spesifikasi agregat untuk lapis permukaan jalan tanpa penutup

Baja tulangan beton SNI 2052:2014

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

Cara uji kelarutan aspal

Kulit masohi SNI 7941:2013

PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITAS JEMBER

SNI 2435:2008 Standar Nasional Indonesia

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

Tata cara perbandingan hasil simulasi model aliran air tanah terhadap informasi lapangan

Tata cara pemasangan dan pembacaan alat ukur regangan tanah

IDENTIFIKASI AIRTANAH ASIN BERDASARKAN PENDUGAAN GEOLISTRIK DI PESISIR KOTA CILACAP JAWA TENGAH

Udara ambien Bagian 10: Cara uji kadar karbon monoksida (CO) menggunakan metode Non Dispersive Infra Red (NDIR)

Bibit niaga (final stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 2: Ayam ras tipe petelur

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

Transkripsi:

Badan Standardisasi Nasional Tata cara pencatatan akuifer dengan metode logging geolistrik tahanan jenis short normal (SN) dan long normal (LN) dalam rangka eksplorasi air tanah ICS 13.080.01; 93.020 Badan Standardisasi Nasional

BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Persyaratan... 2 5 Perlengkapan dan bahan... 2 6 Metode pengukuran... 3 7 Interpretasi... 4 8 Pelaporan... 5 Lampiran A (informatif)... 6 Lampiran B (informatif)... 10 Bibliografi... 12 BSN 2012 i

Prakata Standar ini mengacu pada ASTM D5434-93, Field Logging Subsurface Exploration of Soil and Rock yang sebagian isinya disesuaikan berdasarkan hasil penelitian di lapangan oleh Pusat Litbang Sumber Daya Air. Standar ini melengkapi SNI 03-2528-1991 Metode eksplorasi awal air tanah dengan cara geolistrik Wenner dan SNI 03-2818-1992 Metode eksplorasi air tanah dengan geolistrik susunan Schlumberger. Standar ini termasuk dalam Gugus Kerja Hidrologi, Hidraulika, Lingkungan, Air Tanah dan Air Baku pada Sub Panitia Teknik Bidang Sumber Daya Air yang berada di bawah Panitia Teknik Konstruksi dan Bangunan, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. Penulisan standar ini mengacu kepada PSN 08 dan telah mendapat masukkan dan koreksi dari ahli bahasa. Perumusan standar ini dilakukan melalui proses pembahasan pada Gugus Kerja, Prakonsensus dan Konsensus pada tanggal 18 September 2003 di Pusat Litbang Sumber Daya Air Bandung serta proses penetapan pada Panitia Teknik yang melibatkan para nara sumber dan pakar dari berbagai instansi terkait. BSN 2012 ii

Pendahuluan Standar ini disusun secara adaptasi dengan mengacu pada ASTM D 5434, Field Logging Subsurface Exploration of Soil and Rock yang sebagian isinya disesuaikan berdasarkan hasil penelitian di lapangan oleh Pusat Litbang Sumber Daya Air. Standar ini dapat digunakan dalam melaksanakan logging tahanan jenis batu atau tanah di lubang sumur bor, yaitu untuk menentukan jenis, batas lapisan, dan akuifer berdasarkan tahanan jenisnya. Logging tahanan jenis Short Normal (SN), Long Normal (LN) dan pengukuran kedalaman muka air tanah untuk akhir pengukuran dilakukan secara manual minimal untuk setiap kedalaman 1 meter. Pengukuran dilaksanakan apabila tidak ada kegiatan lain yang dapat mempengaruhi data hasil pengukuran. Pengukuran secara manual menghasilkan grafik pengukuran, berupa kedalaman pada sumbu tegak dan nilai tahanan jenis batuan pada sumbu datar, sedangkan pengukuran secara otomatik akan menghasilkan rekaman berupa grafik kedalaman terhadap tahanan jenis. BSN 2012 iii

Tata cara pencatatan akuifer dengan metode logging geolistrik tahanan jenis short normal (SN) dan long normal (LN) dalam rangka eksplorasi air tanah 1 Ruang lingkup Standar ini menjelaskan pelaksanaan logging tahanan jenis dalam pekerjaan pengeboran air tanah dengan mengetahui data tahanan jenis batu atau tanah di dalam sumur untuk menentukan jenis batuan, batas lapisan, dan akuifer. Data hasil pengukuran dikorelasikan dengan log bor hasil pengeboran untuk menentukan litologi, ketebalan, dan kedalaman akuifer. Pengukuran dilaksanakan sebelum konstruksi sumur yang merupakan sebagian tahapan kegiatan pengeboran air tanah, membantu dalam menentukan ketebalan, kedalaman akuifer, pemasangan pipa dan saringan. 2 Acuan normatif SNI 03-2528,Metode eksplorasi awal air tanah dengan cara geolistrik Wenner. SNI 03-2818,Metode eksplorasi air tanah dengan geolistrik susunan Schlumberger. SNI 03-3970,Metode pengukuran tinggi muka air tanah bebas di sumur. ASTM D 5434-93,Field logging of subsurface exploration of soil and rock. 3 Istilah dan definisi 3.1 Akuifer adalah lapisan batu atau tanah yang dapat menyimpan dan meluluskan air tanah. 3.2 Log bor adalah rekaman material hasil pengeboran yang dibawa ke permukaan dan disusun berdasarkan kedalamannya. 3.3 Eksplorasi air tanah adalah segala kegiatan penyelidikan atau penelitian dalam rangka pencarian air tanah yang akan dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. 3.4 Elektrode adalah penghantar listrik dibuat dari logam yang menghantarkan arus listrik atau sebagai penerima potensial listrik yang ditancapkan di permukaan tanah. 3.5 Interpretasi data logging tahanan jenis adalah suatu proses penafsiran dengan menganalisis data lapangan geolistrik tahanan jenis menjadi suatu data batuan bawah permukaan dan akuifer. 3.6 Logging adalah perekaman atau pengukuran di lubang sumur dengan posisi pengukuran secara tegak. 3.7 Logger adalah peralatan untuk perekaman atau pengukuran di lubang sumur dengan posisi pengukuran secara tegak. 3.8 Long Normal atau LN adalah susunan pengukuran dengan posisi jarak sonde arus A dan sonde potensial M adalah antara 100 cm sampai dengan 250 cm. 3.9 Short Normal atau SN adalah susunan pengukuran dengan posisi jarak sonde arus A dan sonde potensial M adalah antara 20 cm sampai dengan 50 cm. BSN 2012 1 dari 12

3.10 Sonde adalah penghantar listrik dibuat dari logam yang menghantarkan arus listrik atau sebagai penerima potensial listrik yang dimasukkan ke dalam lubang sumur dan berfungsi sama dengan elektrode. 4 Persyaratan 4.1 Pengukuran Pengukuran harus memperhatikan hal-hal berikut : a) pemasangan elektrode di permukaan, elektrode harus kontak baik dengan tanah; b) bila pengukuran manual dengan jarak vertikal minimal 1 meter; c) pengukuran dilakukan jika tidak ada kegiatan yang mempengaruhi data hasil pengukuran; d) kondisi fluida di dalam sumur. 4.2 Peralatan Jenis peralatan yang digunakan harus memenuhi ketentuan teknis yang berlaku dan meliputi : a) satu buah pengirim arus searah atau bolak-balik dan jika arus bolak-balik dengan frekuensi maksimum 25 hertz; b) sumber arus disesuaikan dengan kebutuhan dan ketelitian pembacaan alat 1 ohm; c) satu buah penerima potensial dengan ketelitian pembacaan 1 milivolt; d) pengukuran dengan sumber arus searah sebaiknya elektrode dan sonde yang tidak berpolarisasi untuk potensial yang sesuai dengan spesifikasi alat; e) elektrode dan sonde yang disesuaikan dengan spesifikasi alat; f) pengukur ketinggian muka tanah, seperti alat waterpass dan theodolit; g) satu buah kabel logger lengkap dengan sonde; h) semua alat ukur harus dikalibrasi sesuai dengan ketentuan spesifikasinya, atau pada saat diperlukan. 5 Perlengkapan dan bahan Perlengkapan dan bahan yang dipergunakan sebagai berikut: a) alat pengukur kedalaman muka air, panjang sesuai dengan kebutuhan; b) rol meter, panjang sesuai dengan kebutuhan; c) kertas milimeter bila menggunakan alat manual; BSN 2012 2 dari 12

d) kertas perekam disesuaikan dengan spesifikasi alat; e) kalkulator; f) peralatan reparasi; g) kamera. 6 Metode pengukuran 6.1 Manual Pengukuran secara manual terdiri dari tahapan : 6.1.1 Persiapan pengukuran a) tentukan titik acuan pengukuran; b) ukur dan catat kedalaman muka air; c) pasang elektrode dipermukaan tanah; d) hubungkan kabel elektrode ke alat; e) hubungkan kabel sonde ke alat; f) turunkan kabel sonde sampai dasar sumur. 6.1.2 Prosedur pengukuran a) siapkan tabel pengukuran; b) catat arus yang dikirim (ampere), tegangan (volt) dan tahanan (ohm); c) tarik kabel sonde sepanjang 1 m; d) ulangi kegiatan butir b) dan c); e) akhiri pengukuran sampai ke permukaan air tanah. 6.1.3 Perhitungan dan penggambaran a) hitung r a dan k s untuk setiap kedalaman dengan rumus di bawah ini : ρ a ΔV = k S...(1) I k S = 4 P AM...(2) dengan : r a adalah tahanan jenis semu (ohm-meter) BSN 2012 3 dari 12

k s D V I AM adalah faktor koreksi geometris (meter) adalah beda potensial (volt) adalah arus (ampere) adalah jarak elektrode potensial dan arus (meter) b) catat dalam tabel pengukuran (Lampiran B, Tabel 1 dan 2); c) gambarkan nilai r a hasil pengukuran setiap kedalaman pada sumbu datar dan kedalaman pada sumbu tegak di kertas milimeter (Lampiran A, Gambar A.2). 6.2 Otomatik Pengukuran secara otomatik terdiri dari tahapan : 6.2.1 Persiapan pengukuran a) tentukan titik acuan pengukuran; b) ukur dan catat kedalaman muka air; c) pasang elektrode dipermukaan tanah; d) hubungkan kabel elektrode ke alat; e) hubungkan kabel sonde ke alat; f) turunkan kabel sonde sampai dasar sumur; g) siapkan kertas grafik dan masukkan pada alat untuk merekam data pengukuran. 6.2.2 Prosedur pengukuran a) masukkan kertas grafik pada alat untuk merekam data pengukuran; b) tarik kabel sonde ke atas secara perlahan, sesuai dengan spesifikasi alat; c) akhiri pengukuran sampai ke permukaan air tanah; d) ambil dan periksa kertas hasil perekaman data pengukuran, versus tahanan jenis dan kedalaman. 7 Interpretasi Lakukan interpretasi dengan menganalisis data hasil pengukuran yang dikorelasikan dengan log bor dari hasil pengeboran dengan tahapan sebagai berikut : a) perhatikan kondisi geologi dan geohidrologi di sekitar daerah pengukuran dalam interpretasi akuifer; BSN 2012 4 dari 12

b) perhatikan log bor lainnya, bila ada data di sekitar lokasi pengukuran; c) tentukan susunan batuan secara tegak pada setiap kedalaman; d) lakukan interpretasi kedalaman akuifer, jenis dan batas lapisan batuan berdasarkan nilai tahanan jenisnya. 8 Pelaporan Laporan pengukuran memuat informasi sebagai berikut (Lampiran A, Gambar A.3) : a) pemilik sumur; b) pelaksana pengeboran; c) lokasi pengeboran; d) tujuan pengeboran; e) nomor sumur; f) elevasi sumur; g) kedalaman sumur; h) diameter sumur; i) kedalaman muka air tanah; j) pelaksanaan pengukuran, meliputi tanggal, hari, bulan, dan tahun pengukuran; k) jenis alat; l) nama pelaksana pengukuran, pengawas, dan penanggung jawab; m) hasil interpretasi akuifer termasuk kedalaman, ketebalan, dan litologi akuifer; n) kondisi jenis batuan lainnya, termasuk kedalaman dan ketebalannya. BSN 2012 5 dari 12

Lampiran A (informatif) Gambar 3 2 1 4 11 4 10 5 6 7 8 9 12 Keterangan : 1. logger 6. sonde potensial LN 11. permukaan tanah 2. drum kabel 7. sonde potensial SN 12. lubang sumur bor 3. penyangga kabel 8. sonde arus 4. elektrode potensial atau arus 9. bandul pemberat 5. kabel logger 10. muka air tanah Gambar A.1 Susunan elektrode dan sonde pengukuran SN dan LN BSN 2012 6 dari 12

MULAI tentukan titik acuan pengukuran ukur dan catat kedalaman muka air pasang elektrode di permukaan tanah hubungkan kabel elekrode ke alat pengukur hubungkan kabel sonde ke alat ukur turunkan kabel sonde sampai dasar sumur manual siapkan tabel pengukuran Cara pencatatan data otomatik Masukkan kertas perekam data pada alat pengukur Catat arus yang dikirim (ampere), tegangan (volt), dan tahanan (ohm) Tarik kabel sonde sepanjang 1 m Tarik kabel sonde secara perlahan ke atas (sesuai spesifikasi alat) tidak sampai muka air tanah akhiri pengukuran pada muka air tanah Y akhiri pengukuran pada muka air tanah hitung ra dan k s plot ra horizontal kedalaman (a) vertikal ambil dan periksa kertas perekaman data pengukuran interpretasikan data log SELESAI Gambar A.2 Bagan alir logging tahanan jenis SN dan LN BSN 2012 7 dari 12

Kurva Short Normal (SN) Kurva Long Normal (LN) Tahanan Jenis (ohm-m) Tahanan Jenis (ohm-m) Kedalaman (m) 0 10 0 30 60 90 120 Kedalaman (m) 0 10 0 30 60 90 120 20 20 30 30 40 40 50 50 60 60 70 70 80 80 90 90 100 100 Gambar A.3 Contoh gambar hasil pengukuran manual SN dan LN BSN 2012 8 dari 12

PENDUGAAN METODE LISTRIK L o k a s i : Ds.Ciparay, Kec.Ciparay, Kab.Bandung Nomor Sumur : 1 Pemilik : Hidrologi Kedalaman : 100 m Kontraktor : PT Deltax Muka air : - 7 m RIG Pengeboran : Rotary Diameter : 4 inch Metoda Pengeboran : D.C Mud Flush A l a t : JOHNSON- KECK DR-74 Tujuan Pengeboran : Sumur Uji Pengukur : Herman Suratman E l e v a s i : + 689 m Pengawas : Djumhana BE Koordinat : 09 0.22' LS, 07 0.99' BT Akuifer : 54-66 m, 75-94 m T a n g g a l : 22 Mei 1996 Cuaca : Terang Kurva SN dan LN Penampang Litologi Sumur Kedalaman (m) 0 10 Tahanan Jenis (ohm-m) 0 30 60 90 120 Tanah Lempung pasiran abu-abu Pasir halus kasar Pasir lempungan, cokelat kehitaman 20 Pasir kasar, hitam 30 Lempung abu-abu 40 Breksi vulkanik, kompak abu kehitaman 50 Akuifer Lahar berupa pasir tufan abu kecokelatan 60 Breksi vulkanik, kompak abu kehitaman 70 80 Akuifer Pasir tufan, cokelat muda Lahar berupa pasir tufan abu kehitaman 90 Breksi vulkanik, kompak abu kehitaman 100 Breksi vulkanik, kompak Gambar A.4 Contoh hasil pengukuran short normal dan long normal BSN 2012 9 dari 12

Lampiran B (informatif) Tabel Tabel B.1 Contoh hasil pengukuran manual SN dan LN Lokasi : Ciparay Kedalaman : 100 m Kabupaten : Bandung Diameter : 4 inc Nomor sumur : 1 Muka air tanah : - 7 m Elevasi sumur : + 689 m Alat : Johnson Keck DR-74 Tanggal : 22 Mei 1986 Pengukur : Herman S Cuaca : Terang Pengawas : Djumhana BE Kedalaman ( m ) Tahanan Jenis ( Ohm-m ) Kedalaman Tahanan Jenis ( Ohm-m ) S N L N ( m ) S N L N 1 26 10 45 2 27 4 36 3 28 12 42 4 29 14 38 5 30 7 35 6 31 6 34 7 14 24 32 24 65 8 3 22 33 16 45 9 15 20 34 29 62 10 7 24 35 19 75 11 2 29 36 45 88 12 4 36 37 28 75 13 14 42 38 41 85 14 4 24 39 30 80 15 12 28 40 36 76 16 4 26 41 20 62 17 10 25 42 23 50 18 2 18 43 24 48 19 6 28 44 8 15 20 8 34 45 6 21 21 7 30 46 4 17 22 7 38 47 3 16 23 8 34 48 14 21 24 8 34 49 10 17 25 6 28 50 1 18 BSN 2012 10 dari 12

Tabel B.2 Contoh hasil pengukuran manual SN dan LN Lokasi : Ciparay Kedalaman : 100 m Kabupaten : Bandung Diameter : 4 inc Nomor sumur : 1 Muka air tanah : - 7 m Elevasi sumur : + 689 m Alat : Johnson Keck DR-74 Tanggal : 22 Mei 1986 Pengukur : Herman S Cuaca : Terang Pengawas : Djumhana BE Kedalaman ( m ) Tahanan Jenis ( Ohm-m ) Kedalaman Tahanan Jenis ( Ohm-m ) S N L N ( m ) S N L N 51 4 19 76 7 25 52 5 17 77 7 32 53 15 19 78 14 48 54 3 19 79 17 26 55 10 25 80 9 28 56 11 29 81 11 30 57 11 32 82 10 27 58 26 67 83 11 30 59 18 78 84 10 32 60 58 52 85 13 36 61 50 116 86 12 28 62 51 118 87 9 33 63 33 105 88 17 37 64 45 112 89 10 37 65 42 117 90 9 20 66 20 32 91 9 26 67 14 25 92 21 73 68 8 20 93 27 100 69 9 17 94 2 15 70 8 22 95 5 11 71 9 27 96 4 11 72 9 26 97 2 10 73 15 19 98 1 21 74 6 18 99 75 12 22 100 BSN 2012 11 dari 12

Bibliografi 1. Scott Keys and MacCary, 1971, Techniques of Water Ressources Invetidations of the United States Geological Survey, Aplication of Borehole Geophysics to Water Resources Investigation, Book 2, Chapter E1, United States Government Printing Office, Washington 1971. p 5-58. 2. Walter, 1976, Groundwater Survey TNO, Geophysical Well Logging for Geohidrological Purposes in Unconsolidated Formations, Delft - The Netherlands 1976. p 23-32. BSN 2012 12 dari 12