Analisis Perbandingan Nilai Tahanan Pembumian Pada Tanah Basah, Tanah Berpasir dan Tanah Ladang

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA PENGARUH JARAK DAN KEDALAMAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN DENGAN 2 ELEKTRODA BATANG

PERBEDAAN PENAMBAHAN GARAM DENGAN PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP NILAI TAHANAN PENTANAHAN PADA SISTEM PENTANAHAN. IGN Janardana

EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 1 Januari 2015; 23 28

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Umur Pada Beberapa Volume PENGARUH UMUR PADA BEBERAPA VOLUME ZAT ADITIF BENTONIT TERHADAP NILAI TAHANAN PENTANAHAN

PENGARUH PASIR - GARAM, AIR KENCING SAPI, BATU KAPUR HALUS DAN KOTORAN AYAM TERNAK TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN PADA SAAT KONDISI TANAH BASAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan Sistem Pentanahan Tenaga Listrik Terintegrasi Pada Bangunan

Penentuan Kedalaman Elektroda pada Tanah Pasir dan Kerikil Kering Untuk Memperoleh Nilai Tahanan Pentanahan yang Baik

BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI KEAMANAN PADA SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK 150 KV JAJAR. Diajukan oleh: HANGGA KARUNA D JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PENGARUH KADAR AIR DAN KEDALAMAN ELEKTRODA BATANG TUNGGAL TERHADAP TAHANAN PEMBUMIAN PADA TANAH LIAT

ANALISIS PENAMBAHAN LARUTAN BENTONIT DAN GARAM UNTUK MEMPERBAIKI TAHANAN PENTANAHAN ELEKTRODA PLAT BAJA DAN BATANG

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

Pemanfaatan Bentonite sebagai Media Pembumian Elektroda Batang

Satellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT

SIMULASI PENGARUH KEDALAMAN PENANAMAN DAN JARAK ELEKTRODA TAMBAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN. Mohamad Mukhsim, Fachrudin, Zeni Muzakki Fuad

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS SISTEM PENTANAHAN MENGGUNAKAN TEMBAGA DIBANDING DENGAN MENGGUNAKAN PIPA GALVANIS (LEDENG)

BAB 10 SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI

Analisa Perbandingan Konfigurasi Vertikal Dengan Bujur Sangkar Elektroda Pentanahan Menggunakan Matlab

Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. gardu induk maka tenaga listrik tidak dapat disalurkan. Sehingga pembangunan

Analisa Tahanan Pembumian Peralatan Gedung Laboratorium Teknik Universitas Borneo Tarakan Yang Menggunakan Elektrode Pasak Tunggal Panjang 2 Meter

EVALUASI SISTEM PEMBUMIAN GARDU INDUK BELAWAN

PETUNJUK PRAKTIS PERANCANGAN PENTANAHAN SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang dengan pesat dan besar. Apabila terjadi kesalahan di sistem tenaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hasrul, Evaluasi Sistem Pembumian Instalasi Listrik Domestik di Kabupaten Barru

BAB III METODE PENGUKURAN PENTANAHAN Blok Diagram Perancangan Pengukuran Pentanahan. Dibuat Berpetak

PENENTUAN RESISTIVITY TANAH DI DALAM MENETAPKAN AREA PEMASANGAN GROUNDING GARDU DISTRIBUSI

KONDUKTOR ALUMUNIUM PADA SISTEM GROUNDING. Galuh Renggani Wilis Dosen Prodi Teknik Mesin Universitas Pancasakti Tegal

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH

PENGARUH POROSITAS TANAH SISTEM PENTANAHAN PADA KAKI MENARA SALURAN TRANSMISI 150 kv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V9.i1 ( )

PERUBAHAN KONFIGURASI ELEKTRODE PENTANAHAN BATANG TUNGGAL UNTUK MEREDUKSI TAHANAN PENTANAHAN

IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem pentanahan merupakan sistem pengamanan terhadap perangkatperangkat

BAB II DASAR TEORI. adanya pengukuran, maka dapat diketahui seberapa besar nilai tahanan pembumian di

IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV (APLIKASI PADA TOWER SUTT 150 KV TOWER 33)

Politeknik Negeri Sriwijay A BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PEMBUMIAN PERALATAN RUANG STUDIO TEKNIK ARSITEKTUR GEDUNG B FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA JALAN PB. SUDIRMAN DENPASAR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3. Perhitungan tahanan pembumian satu elektroda batang. Untuk menghitung besarnya tahanan pembumian dengan memakai rumus :

BAB I PENDAHULUAN. Pada gardu induk harus memiliki sistem pembumian yang handal yang

BAB IV EVALUASI. 4.1 Umum

Studi Pengaruh Jenis Tanah dan Kedalaman Pembumian Driven Rod terhadap Resistansi Jenis Tanah

PENGARUH PENAMBAHAN GYPSUM DALAM MEREDUKSI NILAI RESISTANSI PENTANAHAN DI TANAH LADANG

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

ANALISA PERBANDINGAN TAHANAN PEMBUMIAN PERALATAN ELEKTRODA PASAK PADA GEDUNG LABORATORIUM TEKNIK UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

ANALISA PENGARUH KEDALAMAN ELEKTRODA PENTANAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN

STUDI PENGARUH JENIS TANAH DAN KEDALAMAN PEMBUMIAN DRIVEN ROD TERHADAP RESISTANSI JENIS TANAH

PENGGUNAAN KONDUKTOR TEMBAGA DAN ALUMINIUM UNTUK SISTEM PENTANAHAN

Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan. Oleh Maryono

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA. Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON TRANSIEN PEMBUMIAN GRID

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci Pentanahan, Gardu Induk, Arus Gangguan Ketanah, Tegangan Sentuh, Tegangan Langkah, Tahanan Pengetanahan. I. PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

KARAKTERISTIK BATANG PENTANAHAN SISTEM ARANG-GARAM (SIGARANG) SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN SISTEM PENTANAHAN

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MODUL III PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini data yang diambil dari pengukuran

METODE PENURUNAN TAHANAN PENTANAHAN PADA ELEKTRODA PLAT DENGAN SOIL TREATMENT GARAM

SISTEM PENTANAHAN PADA GARDU INDUK

ANALISIS PENGARUH JENIS TANAH TERHADAP BESARNYA NILAI TAHANAN PENTANAHAN

1. Proteksi Generator

ANALISA SISTEM PENTANAHAN ELEKTRODE ROD DENGAN BIAYA ENERGI YANG EKONOMIS

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V9.i2 ( )

BAB II TEORI UMUM PEMBUMIAN GRID PADA DUA LAPIS TANAH. Sistem pembumian peralatan-peralatan pada gardu induk biasanya

PRAKTIKUM 1: SISTEM PENTANAHAN /GROUNDING -PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN

BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat

DAFTAR ISI SISTEM PENTANAHAN (PEMBUMIAN) TITIK NETRAL 3

METODE PENURUNAN TAHANAN PEMBUMIAN PADA ELEKTRODA PLAT DENGAN SOIL TREATMENT GARAM

METODE PENGUKURAN DAN PENGUJIAN SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK

COMPARATIVE ANALYSIS OF GROUNDING RESISTANCE VALUE IN SOIL AND SEPTICTANK. Abdul Syakur, Juningtyastuti, Arif Dermawan *)

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGAMBILAN DATA

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TAHANAN TANAH (EARTH METER) DIGITAL

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR

JOBSHEET PRAKTIKUM 7 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN GROUNDING UNTUK LABORATORIUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI DI TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Kegiatan 2 : STARTING MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai bulan september 2013 sampai dengan bulan maret

Dasar Rangkaian Listrik

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH

ANALISA PENTANAHAN PADA BTS BSC BANJARSARI Resna Yunaningrat Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Transkripsi:

Analisis Perbandingan Nilai Tahanan Pembumian Pada Tanah Basah, Tanah Berpasir dan Tanah Ladang Sudaryanto Fakultas Teknik, Universitas Islam Sumatera Utara Jl. SM. Raja Teladan, Medan Abstrak Sistem pembumian memegang peranan yang sangat penting dalam sistem pada peralatan-peralatan listrik. Nilai tahanan pembumian yang kecil sangat dianjurkan pada sistem pembumian. Salah satu faktor untuk mendapatkan nilai tahanan pembumian yang kecil yaitu letak elektroda batang yang akan ditanam, untuk mengetahui nilai pembumian tersebut maka diperlukan pengukuran. Salah satu unsur yang perlu diperhatikan dalam pengukuran suatu sistem pembumian adalah kondisi tanah di daerah dimana sistem pembumian tersebut akan dipasang. Pada penelitian ini pengukuran dilakukan menggunakan metode tiga titik dengan menancapkan elektroda batang tunggal di tanah pada kondisi tanah yang berbeda-beda dan lokasi yang berbeda juga. Pengukuran tahanan pembumian dilakukan di daerah Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang dan Marelan Pasar 1 Tengah Tanah 600 Medan Marelan. Di mana hasil pengukuran untuk kondisi tanah yang berbeda dengan kedalaman yang sama yaitu 100 cm diperoleh harga tahanan pembumian untuk tanah kering (ladang) sebesar 46 Ohm, tanah berbatu kerikil sebesar 210 Ohm dan di parit berair sebesar 12 Ohm. Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa nilai tahanan pembumian sangat dipengaruhi oleh kedalaman elektroda batang tunggal yang ditanam dan kondisi tanah dimana elektroda tersebut ditanam, serta diperoleh harga tahanan yang paling kecil di parit berair. Kata-kata Kunci: Elektroda Batang, Tahanan Pembumian, Kedalaman penanaman,tanah Pendahuluan Sistem pembumian memegang peranan yang sangat penting dalam sistem proteksi. Sistem pembumian digunakan sebagai jalur pelepasan arus gangguan ke tanah. Menurut fungsinya pembumian dibedakan menjadi dua, yaitu pembumian titik netral sistem tenaga listrik dan pembumian peralatan. Pembumian netral sistem tenaga listrik berfungsi sebagai pengaman sistem atau jaringan, sedangkan pada pembumian peralatan berfungsi sebagai pengaman terhadap tegangan sentuh. Pembumian mula-mula dilakukan dengan menanamkan batang-batang konduktor tegak lurus ke permukaan tanah (vertikal). Tetapi kemudian orang menggunakan batang-batang konduktor sejajar dengan permukaan tanah dengan kedalaman beberapa meter di bawah permukaan tanah. Hal ini dilakukan mula-mula karena pada suatu daerah yang berbatu tidak dapat menanamkan elektroda pembumian ke dalam. Setelah diselidiki lebih lanjut ternyata pembumian dengan sistem penanaman horizontal dengan bentuk kisi-kisi (grid) mempunyai keuntungan-keuntungan dibandingkan dengan pembumian yang memakai batang-batang vertikal. Sistem pembumian batang vertikal masih banyak digunakan pada gardu induk, dan juga merupakan teori dasar dari sistem pembumian. Tinjauan Pustaka Sistem pembumian atau biasa disebut sebagai grounding sistem adalah sistem pengamanan terhadap peralatan-peralatan yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik terutama akibat sambaran petir. Sistem pembumian digambarkan sebagai hubungan antara suatu peralatan atau sirkit listrik dengan bumi. Sistem pembumian yang digunakan baik untuk pembumian netral dari suatu sistem tenaga listrik, pembumian sistem penangkal petir dan pembumian untuk suatu peralatan khususnya dibidang telekomunikasi dan elektronik perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena pada prinsipnya pembumian tersebut merupakan dasar yang digunakan untuk suatu sistem proteksi. Tidak jarang orang umum/awam maupun seorang teknisi masih ada kekurangan dalam memprediksikan nilai dari suatu hambatan pembumian. Besaran yang sangat dominan untuk diperhatikan dari suatu sistem pembumian adalah hambatan sistem dari suatu sistem pembumian tersebut. Untuk mengetahui nilai-nilai hambatan jenis tanah yang akurat harus dilakukan pengukuran secara Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 1, Pebruari 2016 71

ISSN : 2502 3624 langsung pada lokasi yang digunakan untuk sistem pembumian karena struktur tanah yang sesungguhnya tidak sesederhana yang diperkirakan, untuk setiap lokasi yang berbeda mempunyai hambatan jenis tanah yang tidak sama. Harga tahanan jenis tanah pada daerah kedalaman tertentu tergantung pada beberapa faktor yaitu : - Jenis tanah : liat, berpasir, berbatu dan lain-lain - Lapisan tanah : berlapis-lapis dengan tahanan jenis berlainan atau sejenis - Komposisi kimia dari larutan garam dalam kandungan air - Kelembaban, temperature & kepadatan tanah Jenis tanah, seperti berpasir, berbatu, tanah liat dan lain-lain mempengaruhi besar tahanan jenis. Berdasarkan Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) tahanan jenis tanah dari berbagai jenis tanah dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Tahanan Jenis Tanah Jenis Tanah Tahanan Jenis Tanah ( -m) Tanah Rawa 30 Tanah Liat dan Tanah Ladang 100 Pasir Basah 200 Kerikil Basah 500 Pasir dan Kerikil kering 1000 Tanah Berbatu 3000 Salah satu faktor utama dalam setiap usaha pengamanan rangkaian listrik adalah pembumian. Pembumian adalah suatu usaha untuk mengadakan hubungan dengan tanah (bumi) menggunakan penghantar dan elektroda tanah. Pembumian yang baik pada gardu sangat penting untuk keamanan dan keandalan operasional sistem tenaga. Apabila suatu pengamanan/perlindungan yang baik akan dilaksanakan, maka harus ada sistem pembumian yang dirancang dengan baik dan benar. Agar sistem pembumian dapat bekerja dengan efektif, harus memenuhi persyaratanpersyaratan sebagai berikut : 1. Membuat jalur impedansi rendah ke tanah untuk pengamanan personil dan peralatan dengan menggunakan rangkaian efektif. 2. Sistem pembumian dapat melawan dan menyebarkan gangguan berulang dan arus akibat surja hubung (surge currents). 3. Menggunakan bahan tahan korosi terhadap berbagai kondisi kimiawi tanah untuk meyakinkan kontinuitas penampilannya sepanjang umur peralatan yang dilindungi. Sudaryanto, Analisis Perbandingan... 4. Menggunakan sistem mekanik yang kuat namun harus dapat menyalurkan arus gangguan dengan baik. Secara umum sistem pembumian dibagi atas dua bagian yaitu pembumian sistem dan pembumian peralatan. Pembumian sistem adalah pengadaan hubungan dengan tanah untuk suatu titik penghantar arus dari suatu sistem. Pada umumnya titik tersebut adalah titik netral dari mesin-mesin listrik arus putar seperti generator, motor, dan transformator. Sedangkan pembumian peralatan adalah pengadaan hubungan dengan tanah untuk bagian-bagian yang tidak membawa arus dari sistem. Bagian-bagian ini adalah semua logam yang dekat dengan sistem yang membawa arus. Pembumian ini berfungsi sebagai pengaman terhadap kemungkian kebocoran arus dari suatu sistem. Jenis-Jenis Sistem Pembumian Sistem pembumian yang menggunakan elektroda pembumian yang ditanam langsung ke dalam tanah terdiri dari beberapa macam cara, antara lain: jenis pembumian rod (batang), jenis pembumian grid, pembumian kombinasi grid-rod. Tahanan Pembumian Tahanan kutub pembumian selanjutnya disebut tahanan pembumian adalah seluruh tahanan listrik yang dimiliki system pembumian idealnya tahanan pembumian adalah 0 (nol), namun karena mencapainya sulit, maka sebagai referensi, untuk gedung maksimum 5 Ohm. Pembumian Rod (batang) Pada pembumian rod ini, batang-batang elektroda ditanam tegak lurus dengan permukaan tanah. Bila elektroda rod tersebut dialiri arus gangguan ke tanah ketika daerah perumahan terjadi gangguan tanah, maka arus tersebut akan menyebar atau mengalir ke tanah dan akan mengakibatkan naiknya beda potensial pada permukaan tanah. Makin jauh dari elektroda tersebut, penyebaran arus semakin luas, sehingga kepadatan arusnya juga semakin berkurang. Elektroda tanah adalah penghantar yang ditanam di dalam tanah dan membuat kontak langsung dengan tanah. Hambatan arus melewati sistem elektroda tanah mempunyai tiga komponen yaitu : 1. Tahanan pasaknya sendiri dan sambungansambungannya 2. Tahanan kontak antara pasak dengan tanah sekitar 3. Tahanan tanah sekelilingnya 72 Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 1, Pebruari 2016

Metodologi Untuk mengetahui apakah suatu tahanan pembumian sesuai dengan standar, maka diperlukan pengukuran tahanan pembumian tersebut. Pengukuran tersebut atas beberapa jenis yang secara menyeluruh disebut sebagai pengukuran pembumian. Pengukuran yang disebut di atas adalah pengukuran tahanan pembumian yang bertujuan mengetahui besarnya tahanan pembumian dari beberapa kondisi tanah. Pada Pengukuran tahanan pembumian ini terdapat 3 tempat pengukuran yaitu pada tanah basah, tanah berpasir dan tanah ladang (kering), pada setiap pengukuran dilakukan dengan menggunakan 1 elektroda batang dengan variabel kedalaman penanaman elektroda. Iap-tiap percobaan dilakukan 3 kali pengulangan agar didapatkan hasil yang terbaik. Pemilihan Tempat dan Waktu Pengujian Penelitian ini dilakukan pada tanah berpasir dan tanah ladang (kering) yang bertempat di daerah perumahan de Villa Marelan Jln. Marelan VII/pasar 1 Tengah, Tanah 600 Medan Marelan. Untuk bahan perbandingan penelitian juga dilakukan pada tanah basah di daerah persawahan Jln. Marelan VII, pasar 1 Tengan, Tanah 600 Medan Marelan. 2. Elektroda utama (tes) dengan panjang 1,5 meter 3. Elektroda batang bantu Elektroda bantu berfungsi sebagai pemban ding dari elektroda utama untuk mendapatkan nilai tahanan pembumian. 4. Meteran Alat untuk mengukur jarak antar batang elektroda dan kedalaman elektroda yang ditanam. 5. Kabel penghubung Kabel penghubung berfungsi untuk menghubungkan Earth Tester dengan elektroda uji dan elektroda bantu. 6. Palu atau Martil Palu atau Martil adalah alat yang berfungsi untuk membantu menanam elektroda ke dalam tanah. Sistem Pengukuran Pengukuran resistansi pembumian jenis elektroda batang untuk berbagai perubahan variabel kedalaman menggunakan metode 3 titik dengan menggunakan alat ukur resistansi pembumian yaitu Earth Tester. Prosedur Pengukuran Pengukuran tahanan pembumian elektroda batang dengan kedalaman bervariasi dilakukan dengan 3 kondisi. Elektroda Elektroda yang digunakan dalam penelitian ini berupa batang (rod), terbuat dari besi bulat berdiameter 15 mm, merupakan elektroda utama (tes) dengan panjang 1,5 meter, dan 2 (dua) buah elektroda bantu. Peralatan Pengukuran Peralatan-peralatan yang diperlukan dalam proses pengukuran tahanan pembumian, antara lain: 1. Eart Tester Dengan data sebagai berikut: Merk KYORITSU Sumber tenaga: 9 V DC Jenis: Analog Earth Tester Model 4102. Eart Tester berfungsi untuk menampilkan nilai tahanan pembumian yang terukur. Earth tester seperti pada Gambar 1. Gambar 1. Earh Tester Model 4102 Pengukuran tahanan pembumian elektroda batang tunggal dengan kedalaman bervariasi dilakukan dengan tahapan pengukuran sebagai berikut: 1. Mempersiapkan peralatan dan bahan. 2. Menentukan jarak antar elektroda yaitu dengan jarak 7 meter. 3. Membuat rangkaian pengujian dengan menanam elektroda utama dan elektroda bantu. Menghubungkan wayar merah, kuning dan hijau dari alat ukur ke elektroda. 4. Menanam elektroda tes (utama) dengan memukul kepala elektroda menggunakan martil secara bertahap. 5. Memeriksa tegangan baterai dengan menekan tombol Off Batt Chek, jika baterai dalam keadaan baik maka jarum akan berada pada daerah baik. 6. Mengecek penghubung atau penjepit pada elektroda utama dan elektroda bantu. 7. Melakukan pengukuran. Mengukur tahanan tanah dengan menekan tombol 1 dan tekan tombol MEAS (pengukuran), jika jarum penunjuk bergerak dengan skala penuh maka tekan tombol 10 atau 100 dan catat hasil yang didapatkan. 8. Mencatat nilai ukur tahanan yang muncul dari alat ukur dengan membaca angka penunjukan jarum. Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 1, Pebruari 2016 73

ISSN : 2502 3624 9. Mengembalikan ke posisi awal 10. Melakukan pengujian tahanan pembumian untuk kedalaman elektroda utama yang berbeda dengan langkah 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. 11. Tahapan yang sama untuk kondisi tanah yang berbeda. Diagram alir proses pengukuran tahanan pembumian dengan elektroda batang tunggal yang ditanam di tanah lokasi daerah perumahan de Villa Marelan Jln. Marelan VII/pasar 1 Tengah Tanah 600 Medan Marelan dengan tiga kondisi adalah sebagai berikut: Mulai Mempersiapkan peralatan pengukuran Data Percobaan Sudaryanto, Analisis Perbandingan... Data-data hasil pengukuran tahanan pembumian dengan elektroda tunggal yang ditanam di tanah basah (tanah persawahan) dengan kedalaman berbeda ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Tahanan pembumian 1 elektroda batang pada tanah basah (tanah persawahan) Kedalaman Nilai Tahanan Nilai Tahanan pembumian rata-rata (meter) Percobaan I II III 0,25 37 39 35 37 0,50 21 25 23 23 0,75 17 20 16 17,7 1,00 14 13 11 12,7 1,25 8 10 7 8,3 Menyusun jarak elektroda Utama dan bantu sejauh 6 m Mengatur kedalaman elektroda test Mencatat tahanan pembumian yang dihasilkan Tabel 3. Tahanan pembumian 1 elektroda batang pada tanah berpasir Kedalaman Nilai Tahanan Nilai Tahanan pembumian rata-rata (meter) Percobaan I II III 0,25 376 394 417 395,7 0,50 219 252 275 248,7 0,75 182 189 192 187,7 1,00 148 137 156 147,0 1,25 126 113 137 23,7 Selesai Gambar 2. Diagram alir proses pengukuran tahanan Pembumian dengan elektroda batang tunggal Analisa dan Pembahasan Pengukuran tahanan pembumian yang dilakukan pada 3 kondisi jenis tanah yaitu: 1. Kondisi tanah basah (tanah persawahan). 2. Kondisi tanah berpasir 3. Kondisi tanah ladang (kering) Tabel 4. Tahanan pembumian 1 elektroda batang pada tanah ladang (kering) Kedalaman Nilai Tahanan Nilai Tahanan pembumian rata-rata (meter) Percobaan I II III 0,25 112 137 121 123 0,50 98 102 99 99,7 0,75 84 91 87 87,3 1,00 68 63 71 67,3 1,25 56 50 62 56 74 Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 1, Pebruari 2016

Ohm 500 400 300 200 100 0 0,25 1 0,50 2 0,75 3 1,00 4 1,25 5 meter T. Basah T. Kering T. Pasir Kesimpulan Berdasarkan hasil pengukuran tahanan pembumian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Tahanan elektroda pembumian untuk elektroda batang tunggal akan bernilai semakin kecil bila elektroda batang tersebut ditanam semakin dalam dari permukaan tanah untuk ketiga kondisi yang berbeda. Gambar 2. Grafik Nilai tahanan pembumian Vs kedalaman elektroda Analisis Struktur dan karakteristik tanah merupakan salah satu faktor yang mutlak diketahui karena mempunyai kaitan erat dengan perencanaan sistem pembumian yang akan digunakan. Nilai tahanan jenis tanah harganya bermacam-macam, tergantung pada komposisi tanahnya. Pengelompokan tahanan jenis tanah dari berbagai macam jenis tanah pada kedalaman tertentu tergantung pada beberapa hal antara lain pengaruh temperature, pengaruh kelembaban dan pengaruh kandungan kimia. Secara teori untuk tanah pada kondisi tanah yang sama, semakin dalam penanaman elektroda, tahanan tanah dan tahanan jenis tanah akan menurun atau kecil karena semakin dekat dengan air tanah yang berpengaruh dengan kelembaban yang nantinya berpengaruh terhadap konduktivitas. Semakin dalam kedalaman elektroda yang tertanam maka nilai tahanan pembumian semakin rendah. Hal ini terjadi juga pada semua kondisi tanah yang berbeda-beda (basah, kering dan tanah berpasir), dan grafik hasil pengukuran besar tahanan pembumian dengan kedalaman elektroda untuk tiga kondisi tanah yang berbeda ditunjukkan pada Gambar 2. Dari Gambar 2 terlihat bahwa untuk tahanan dengan elektroda tertanam di tanah basah harganya lebih rendah bila dibandingkan dengan elektroda yang di tanah kering (ladang) dan berpasir dikarenakan kelembaban tanah disekitar lebih rendah. 2. Nilai tahanan elektroda pembumian yang bernilai paling kecil untuk elektroda yang tertanam di tanah basah (persawahan), untuk sama-sama kedalaman elektroda 1 meter diperoleh R = 12,7 ohm untuk tanah basah, sedangkan untuk tanah kering R = 67,3 ohm dan tanah berpasir R = 147 ohm, ini disebabkan karena tahanan jenis tanahnya mempunyai harga yang berbeda. 3. Dari ketiga kondisi tanah dapat dibandingkan bahwa tanah basah yang mempunyai harga tahanan pembumian paling kecil. Daftar Pustaka Hutauruk, T.S., 1991, Pengetanahan netral sistem tenaga dan pengetanahan peralatan. Penerbit Erlangga, Jakarta. Metode Pentanahan. https//www.andre-electro. blogspot.in Pabla A.S, 1984, Sistem Distribusi Daya Listrik,.Penerbit Erlangga, Jakarta Persyaratan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL 2000). Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. R. Zoro, 1992, Proteksi Tegangan Lebih Pada Sistem, ITB, Bandung. Sujana Sapiie dan Nishino Osamu, 1994, Pengukuran Dan Alat-alat Ukur Listrik, PT Pradnya Paramita, Jakarta Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 1, Pebruari 2016 75

(ripple) yang tinggi pada tegangan sangat berbahaya dan rugi panas bagi peralatan elektronik yang sensistif maupun peralatan-peralatan yang dikontrol. Pengubah tegangan (Converter) masih banyak aplikasinya pada penggunaan elektronika daya. Dalam penelitian ini mempelajari tentang Step-up Cuk konverter sebagai pembangkit tegangan DC yang di kontrol berbasis Fuzzy Logic. Fuzzy Logic digunakan dengan 3 fungsi keanggotaan (Membership Function) dan membandingkan kandungan ripple tegangan keluaran 5 Membership Function. Operator fuzzy yang digunakan adalah Mandani. Operator Mandani banyak digunakan dalan penelitian penelitian rangkaian kontrol dengan menggunakan Fuzzy Logic karena mengoperasikan secara simulasi sangat mudah dan familiar dibandingkan dengan metode Sugeno. Kontroler Fuzzy logic sangat kecil menghasilkan transien danmecapai kondisi waktu steady state gelombang DC dibandingkan dengan menggunakan kontroller PI atau PID [Panda, dkk]. Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 1, Pebruari 2016 67

ISSN : 2502 3624 Sudaryanto, Analisis Perbandingan... 68 Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 1, Pebruari 2016