PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - PERANCIS PERIODE : JANUARI - JUNI 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Perancis 1. Total perdagangan Perancis periode Januari-Juni 2014 tercatat sebesar 473,03 miliar atau mengalami penurunan sebesar 1,37% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang tercatat senilai 479,60 miliar. Total perdagangan tersebut, terdiri dari ekspor sebesar 217,99 miliar atau turun 1,22% dibandingkan periode yang sama tahun 2013, dan impornya mencapai 255,04 miliar, atau turun 1,50%. Neraca perdagangan Perancis pada periode Januari-Juni 2014 defisit sebesar 37,04 miliar atau mengalami penurunan sebesar 3,16% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang mencapai angka sebesar 38,25 miliar. 2. Negara tujuan utama ekspor Perancis pada periode Januari-Juni 2014, umumnya ke kawasan Uni Eropa, yaitu : Jerman sebesar 37,35 miliar, pangsanya 17,13%, meningkat sebesar 3,06%; Italia sebesar 15,93 milar, pangsanya 7,31% (+1,34%); Spanyol sebesar 15,87 miliar, pangsanya 7,28% (+4,66%); dan Belgia sebesar 15,68 miliar, pangsanya 7,19% (-8,84%). Kontribusi keempat negara tersebut terhadap total ekspor Perancis pada periode ini sebesar 38,91%. Bagi Perancis, Indonesia hanya menjadi negara tujuan ke-51, sedangkan Singapura dan Malaysia masing-masing di urutan ke-17 dan ke-35. 3. Beberapa komoditi ekspor utama Perancis ke Dunia pada periode Januari-Juni 2014, yang meningkat dibanding periode yang sama tahun 2013, antara lain : Nuclear Reactors, Boilers, Machinery sebesar 25,15 milar, pangsanya 11,54% dan naik sebesar 0,91%, juga merupakan komoditi dengan nilai ekspor yang tertinggi pada periode ini ; Aircraft, Spacecraft, And Parts Thereof sebesar 21,55 milar, pangsanya 9,89% dan naik sebesar 2,35%; Vehicles Other Than Railway Or Tramway sebesar 18,75 miliar, pangsanya 8,60% dan naik sebesar 3,43%. Sedangkan, yang mengalami penurunan nilai ekspor, antara lain : Electrical Machinery And Equipment And Parts Thereof; sebesar 16,59 miliar, pangsanya 7,61%, dengan penurunan sebesar 2,03%;
Pharmaceutical Products sebesar 12,83 miliar, pangsanya 5,88% dan turun sebesar 10,45%. Medicaments Consisting Of Mixed Or Unmixed Products For Therapeutic sebesar 9,63 miliar, pangsanya 4,42%, dengan penurunan sebesar 11,40%; Mineral Fuels, Mineral Oils And Products Of Their Distillation; sebesar 8,63 miliar, pangsanya 3,96%, dengan penurunan sebesar 7,86%. 4. Sementara itu, untuk negara asal impor Perancis pada periode Januari-Juni 2014, umumnya juga dari kawasan Uni Eropa. Impor Perancis dari Jerman sebesar 49,83 miliar, dengan pangsa 19,54%, turun sebesar 0,36%; Belgia sebesar 28,22 miliar, (11,07%) dan turun 3,13%; Italia sebesar 19,84 miliar (7,78%) dan naik 2,85%, serta Belanda sebesar 18,63 miliar (7,31%) dan naik 2,48%. Keempat negara tersebut, memberi kontribusi sebesar 45,70% terhadap total impor Perancis pada periode ini. Vietnam dan Singapura merupakan negara-negara ASEAN yang tercatat sebagai negara asal impor Perancis dengan peringkat masing-masing ke-35 dan ke-36. Sementara itu, Indonesia posisinya di peringkat ke-48. Sedangkan, Thailand dan Malaysia peringkatnya masih di atas Indonesia masing-masing di peringkat ke-40 dan ke-42. 5. Beberapa komoditi impor utama Perancis dari Dunia pada periode Januari-Juni 2014 yang meningkat dibanding periode yang sama tahun 2013, antara lain : Nuclear Reactors, Boilers, Machinery sebesar 29,17 miliar, pangsanya 11,44%, dengan kenaikan sebesar 1,19%; Pharmaceutical Products sebesar 10,34 milar, pangsanya 4,06% dan naik sebesar 4,13%; Plastics And Articles Thereof sebesar 10,21 miliar, pangsanya 4,00% dan naik sebesar 3,00%. Sedangkan, yang mengalami penurunan nilai impor, antara lain : Mineral Fuels, Mineral Oils And Products Of Their Distillation; sebesar 37,41 milar, pangsanya 14,67% dan turun sebesar 11,20% ; Vehicles Other Than Railway Or Tramway sebesar 22,71 miliar, pangsanya 8,90% dan turun sebesar 0,13%; Electrical Machinery And Equipment And Parts Thereof; sebesar 20,49 miliar, pangsanya 8,03%, dengan penurunan sebesar 1,28%; Petroleum Oils & Oils Obtained Frm Bitum Minerals, Crude sebesar 15,04 miliar, pangsanya 5,90%, dengan penurunan sebesar 14,20%.
B. Perkembangan perdagangan bilateral Perancis dengan Indonesia 1. Pada periode Januari-Juni 2014, total perdagangan Perancis dengan Indonesia tercatat senilai 742,66 juta, turun sebesar 33,54% dibandingkan dengan total perdagangan periode yang sama tahun 2013 dengan nilai 1.117,44 juta. Realisasi total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor senilai 323,31 juta, dan impor sebesar 419,35 juta. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013, ekspor turun sebesar 50,21%. Sedangkan, untuk impor turun sebesar 10,43%. Sehingga, neraca perdagangan antara Perancis dengan Indonesia pada periode Januari-Juni 2014 tercatat surplus bagi Indonesia sebesar 45,57 juta atau turun sebesar 128,26% jika dibandingkan dengan periode Januari-Juni 2013 yang tercatat defisit bagi Indonesia sebesar 161,24 juta. 2. Ekspor Perancis ke Indonesia pada periode Januari-Juni 2014 terdiri dari : Aircraft, Spacecraft, And Parts Thereof turun sebesar 73,69%, dari 359,59 juta menjadi 94,62 juta; Electrical Machinery And Equipment And Parts Thereof; meningkat sebesar 63,28%, dari 51,48 juta menjadi 84,06 juta; Powered Aircraft "e.g. Helicopters And Aeroplanes"; mengalami penurunan sebesar 83,50%, dari 350,85 juta menjadi 57,89 juta. 3. Impor Perancis dari Indonesia pada periode Januari-Juni 2014 terdiri dari : Electrical Machinery And Equipment And Parts Thereof; mengalami penurunan sebesar 12,46%, dari 201,49 juta menjadi 176,38 juta; Rubber And Articles Thereof, turun sebesar 14,53%, dari 69,47 juta menjadi 59,38 juta; Natural Rubber, Balata, Gutta-Percha, Guayule, mengalami penurunan sebesar 17,05%, dari 63,99 juta menjadi 53,08 juta; Electrical Apparatus For Switching Or Protecting Electrical Circuits, turun sebesar 5,42%, dari 43,54 juta menjadi 41,18 juta. C. Informasi lainnya 1. Perkembangan indikator ekonomi Perancis kuartal II tahun 2014 Pada kuartal kedua tahun 2014 PDB annual growth rate Perancis tidak mengalami perubahan dibanding kuartal pertama tahun 2014, atau meningkat 0,0%. Sementara itu, tingkat konsumsi kuartal kedua tahun 2014, meningkat jika dibanding kuartal sebelumnya.
Sedangkan, tingkat inflasi Perancis bulan Agustus 2014 mencapai 0,50%, tidak mengalami perubahan bila dibandingkan dengan bulan Juli 2014. Di Perancis kategori yang paling penting dalam Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah pakaian dan obat-obatan 20,6%; makanan 16,4%; kesehatan 10,1%; energy 8,7%; penyewaan dan jasa real estate 7,4%; transportasi dan komunikasi 5%; pakaian dan alas kaki 4,7%, dan farmasi 4,6%. 2. Trade Related Policy Perancis dan Uni Eropa (UE) saat ini Tindakan retaliasi Pemerintah Rusia menerapkan kebijakan larangan impor produk makanan (buah-buahan, sayur, daging dan produk susu) dari negara-negara UE, Kanada, Norwegia dan Australia terkait krisis di Ukraina, memiliki dampak terhadap kinerja perekonomian Perancis. Sebagai response atas larangan impor Rusia tersebut, produsen buah-buahan, sayursayuran, produk susu dan daging di Perancis menyuarakan perlunya kebijakan pemerintah guna mengantisipasi membanjirnya produk-produk tersebut di pasar Perancis, yang berdampak turunnya harga dan semakin merugikan perekonomian untuk jangka panjang. Para produsen mengingatkan juga bahwa kerugian terbesar tidak hanya dihitung dari hilangnya nilai ekspor Perancis ke Rusia, namun dapat menurunkan nilai produk karena turunnya kualitas, melimpahnya produk dari negara-negara UE serta PHK di sektor buahbuahan dan sayur-sayuran. Pada 28 Agustus 2014, sejumlah asosiasi dan federasi produsen buah dan sayur-sayuran Perancis menyampaikan pernyataan bersama kepada Presiden Hollande mengenai dampak embargo. Dimana, Rusia merupakan salah satu mitra utama bagi ekspor produk pangan sehingga produsen menderita kerugian besar akibat embargo tersebut. Tidak hanya kerugian material, namun untuk jangka panjang dapat mengakibatkan menurunnya aktivitas perusahaan yang berpengaruh pada lapangan kerja. Lebih lanjut, ssosiasi dan federasi mendesak pemerintah untuk membawa isu ini dalam mekanisme WTO. Ditambahkan, bahwa dengan kualitas daging yang menurun seiring waktu, produsen terpaksa menjual daging dengan harga lebih murah. Sementara, asosiasi produsen produk susu Perancis menekankan kepada Pemerintah Perancis dan UE agar segera menyusun regulasi untuk menghadapi embargo ( khu-susnya mengantisipasi penurunan harga produk susu) karena melimpahnya produk susu yang tidak terserap di pasar Rusia. Mengingat produk-produk pangan kerap menjadi bagian dari isu politik, maka Pemerintah dan UE perlu mengantisipasi kemungkinan pemanfaatan produk pangan dalam menekan secara politis di ranah internasional ke depannya guna menghindari krisis yang lebih parah.
Saat ini, harga buah-buahan di pasar Perancis turun sekitar 12% dan harga sayur-sayuran turun sebesar 3%. Selain disebabkan sanksi, turunnya harga komoditas juga disebabkan membanjirnya hasil produk di pasaran karena meningkatnya panen komoditi buah-buahan dan sayur-sayuran Perancis. Sejak adanya larangan impor produk buah-buahan, sayur-sayuran, produk susu dan daging oleh Rusia, UE telah mengeluarkan sejumlah kebijakan emergency market support dalam rangka market stabilization selama bulan Agustus 2014 untuk sejumlah produk tertentu yakni produk buah-buahan dan sayuran tertentu (a.l tomat, wortel, timun, apel) dan produk susu (susu bubuk dan mentega). Bila diperlukan, UE juga akan mempertimbangkan langkah dukungan untuk produk-produk tertentu lainnya sesuai dengan perkembangan. Dukungan yang diberikan kepada negara-negara UE antara lain contemporary storage untuk produk susu, dan kompensasi pada saat panen bagi produk pertanian. Sumber : Laporan Atdag Paris, Perancis, Agustus 2014