BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari suatu organisasi atau perusahaan adalah memiliki citra

dokumen-dokumen yang mirip
Vania Amadea. Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya 27. Kemanggisan, Jakarta Barat Indonesia ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Hotel adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang jasa akomodasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah media online seperti yang digunakan oleh Humas Pemerintah Kabupaten Jepara.

BAB 1 PENDAHULUAN. (berkomunikasi) sudah dianggap sebagai suatu kepentingan bagi public relations. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan persepsi kepada masyarakat atau publik. Pemahaman dari suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public

PARADIGMA BARU HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa public relations. Banyak nya kesuksesan dari perusahaan adalah salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan masalah pokok yang akan diteliti, yaitu Bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dalam membentuk citra positiif dan mencapai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Pemuda dan Olahraga untuk menyusun dan merumuskan.kebijakan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang bertugas untuk memberikan masukan tentang konsekuensi dari

TEKNIK MENULIS RILIS WORKSHOP MEDIA KEMENTERIAN PERTANIAN RI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dilakukan manusia setiap harinya untuk berinteraksi antar sesama untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam profesi Humas antar instansi pun tidak jauh berbeda. Menurut Frank

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM)

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun sifat penelitian yang digunakan oleh penulis adalah bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Media merupakan salah satu eksternal stakeholder perusahaan yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan univesitas lainnya. Bina Nusantara selaku universitas swasta yang unggul dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations sangat berkembang saat ini dalam suatu perusahaan atau organisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendefinisikan masalah atau peluang, merencanakan, mengkomunikasikan dan mengevaluasi dalam kegiatan-kegiatan humas.

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Kalimantan Timur khususnya Kota Balikpapan yang dikenal

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era digital saat ini, masyarakat Indonesia telah menjadi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tidaknya suatu komunikasi, bila proses gerakan komunikasi itu mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap individu, khususnya di kota besar seperti Jakarta. Masyarakat dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan teknologi yang semakin canggih, sistem informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Public Relations (PR) menurut Frank Jefkins merupakan semua bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah


BAB I PENDAHULUAN. sejumlah lembaga pemerintahan yang terkesan lambat dan berbelit-belit menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menyatakan bahwa wartawan dipahami sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia, maka kebutuhuhan jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif kualitatif, bahwa penelitian ini hanya terbatas pada usaha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi kompleks jelasnya media adalah pemain utama dalam komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh penilaian baik dari masyarakat atau public image. Keinginan itu

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang biasa dilakukan oleh suatu perusahaan atau lembaga. Public Relations

BAB 1 PENDAHULUAN. Hulu Energi ONWJ merupakan perusahaan berskala internasional dengan keberhasilan

BAB 3 OBYEK PENELITIAN Sejarah Kementerian Pemuda dan Olahraga. keolahragaan sebenarnya sudah ada sejak masa awal kemerdekaan Indonesia.

Berita Feature Opini Tajuk Essay Kolom. Sastra Tulisan Ilmiah Tulisan Ilmiah Populer

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya komunikasi adalah unsur pokok dalam suatu organisasi karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang paling menguntungkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan komunikasi, baik verbal maupun

OPTIMALISASI KEHUMASAN PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat yang semakin maju dan berkembang, informasi

meningkat, terlebih informasi terkini atau up to date, yang dapat diperoleh dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini setiap Rumah Sakit Swasta maupun Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, terlebih lagi kehidupan manusia. Komunikasi sendiri. karena komunikasi merupakan faktor terpenting dalam kehidupan,

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Di sebuah organisasi, perusahaan, maupun instansi pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS DATA. A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Paska perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat (Humas) sangat berkembang di masyarakat. Pesatnya perkembangan

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB I PENDAHULUAAN. publiknya baik internal maupun publik eksternal. Dengan pengayatan unit Public

BAB III METODE PENELITIAN. Kualitatif, Menurut Ardianto (2011:60), Metode deskriptif kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media cetak dan elektronik dewasa ini sangat berkembang di dunia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menangkal persepsi yang salah. Komunikasi yang berujung pada

BAB I PENDAHULUAN. Sosialisasi empat pilar sudah ada sejak tahun Untuk melaksanakan

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu aktifitas dasar manusia, dengan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan dari suatu organisasi atau perusahaan adalah memiliki citra (image) yang baik di semua aspek yang terkait atau berhubungan dengan organisasi atau perusahaan tersebut. Citra (image) dapat diartikan sebagai kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap organisasi atau perusahaan. Menurut Bill Canton dalam Sukatendel (1990) citra juga merupakan kesan, perasaan, gambaran yang dengan sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang atau organisasi (Soemirat & Ardianto, 2010:112). Pembentukan, pengelolaan, dan peningkatan citra merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi dari Public Relations (PR) atau yang dalam Bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah Hubungan Masyarakat, disingkat Humas. Citra inilah yang menjadi fokus utama seorang Humas, yaitu bagaimana dapat membentuk, mengelola dan meningkatkan citra positif organisasi menjadi agenda yang penting bagi seorang Humas. Hal ini sesuai dengan pendapat Ruslan yang menyebutkan bahwa menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi, reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas Humas dalam melaksanakan manajemen kehumasan membangun citra atau nama baik lembaga/organisasi dan produk yang diwakilinya. (Ruslan, 2010:26). Sudah menjadi tugas utama Humas untuk membentuk, mengelola, dan meningkatkan citra melalui alur komunikasi dan informasi yang terbuka, baik kepada publik internal organisasi maupun publik eksternal organisasi. Publik internal adalah publik yang berada di dalam organisasi, yang terdiri dari pegawai, baik tingkat pimpinan

2 maupun bawahan. Sedangkan publik eksternal adalah publik yang berada di luar organisasi, yang antara lain terdiri dari kelompok-kelompok dalam masyarakat, lembaga, pers, dan media massa, baik cetak maupun elektronik. Hal ini didukung oleh pendapat Jefkins yang mengatakan bahwa PR adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik yang sifatnya internal (ke dalam) maupun yang sifatnya eksternal (ke luar), antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian (Jefkins, 2004:10). Keinginan sebuah organisasi untuk mempunyai citra yang baik pada publik sasaran, harus berawal dari adanya upaya pengelolaan citra yang perlu dilaksanakan. Setiap organisasi perlu melakukan berbagai upaya dan memanfaatkan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada publik dalam rangka membangun citra positif bagi organisasi yang bersangkutan. Kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada publik tersebut bisa bermacam-macam, salah satu diantaranya adalah dengan menyusun dan membuat program-program untuk meningkatkan kualitas organisasi yang bertujuan untuk menarik perhatian publik atau masyarakat. Penyusunan program- program menuju perbaikan dan peningkatan mutu atau kualitas dari organisasi tersebut merupakan langkah yang tepat untuk meningkatkan citra (Sutojo, 2004:60). Citra merupakan suatu istilah baru yang menarik dan banyak diperbincangkan saat ini oleh masyarakat. Citra itu sendiri merupakan salah satu aset terpenting dari suatu perusahaan atau organisasi (Soemirat & Ardianto, 2010:112). Penelitian citra memberi informasi untuk mengevaluasi kebijaksanaan, memperbaiki kesalahpahaman, menentukan daya tarik pesan hubungan masyarakat, dan meningkatkan citra hubungan masyarakat dalam pikiran publik (Soemirat & Ardianto, 2010:117). Hal inilah yang membuat penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai citra suatu

3 organisasi dan khususnya mengamati bagaimana Humas berperan dalam memperoleh citra positif bagi organisasinya melalui program-program yang dilaksanakan. Sejalan dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh organisasi untuk memperoleh citra positif, maka berbagai upaya tersebut juga dilakukan oleh instansi/lembaga pemerintah. Era keterbukaan informasi publik saat ini telah memberikan ruang bagi masyarakat untuk ikut mengawasi jalannya pembangunan dan kinerja pemerintah, termasuk program-programnya. Adanya unit kehumasan pada setiap instansi pemerintah merupakan suatu keharusan fungsional dalam rangka penyebaran tentang aktivitas instansi tersebut baik ke dalam atau ke luar yaitu kepada masyarakat pada umumnya (Sunarto, 2003:58), sehingga peranan Humas menjadi sangat vital atau penting untuk mengkomunikasikan instansi/lembaga dimaksud dengan publik atau masyarakat, dalam rangka membangun dan mengelola citra instansi/lembaga yang bersangkutan. Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) adalah kementerian dalam sistem Pemerintahan Indonesia yang mempunyai tugas pokok dan fungsi utama melakukan pembinaan, pengembangan, dan pemberdayaan pemuda dan olahraga. Sebagai instansi yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden, Kemenpora berusaha untuk menyiapkan dan melaksanakan program-program yang bermanfaat bagi pembinaan dan pengembangan pemuda dan olahraga di Indonesia. Tidak hanya itu, Kemenpora juga berupaya mengajak serta mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dan terlibat langsung dalam melaksanakan program-programnya. Program-program yang dilaksanakan Kemenpora pada dasarnya difokuskan kepada upaya pembinaan, pengembangan dan pemberdayaan pemuda dan olahraga,

4 sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan dan Undang- Undang No. 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Melalui program-program yang dilaksanakan oleh Kemenpora, diharapkan pemuda tidak saja mampu berperan aktif dalam pembangunan nasional, namun sekaligus menjadi solution maker bagi permasalahan yang melingkupi pemuda itu sendiri. Oleh karena itu perlu terus ditingkatkan wawasan, kapasitas, dan keterampilan pemuda guna mendukung partisipasi dan peran aktif pemuda di berbagai bidang pembangunan nasional menuju kesejahteraan dan keadilan sosial sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, serta terlaksananya pelayanan kepemudaan yang sesuai dengan karakteristik pemuda sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan. Kemenpora juga berupaya memotivasi dan memfasilitasi agar masyarakat dari berbagai lapisan usia gemar berolahraga dan menjadikan olahraga sebagai gaya hidup. Dalam rangka meningkatkan budaya olahraga sebagai bagian dari proses dan pencapaian tujuan pembangunan nasional, keberadaan dan peran olahraga dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara harus mendapatkan kedudukan yang sejajar dengan sektor pembangunan lainnya terutama untuk meningkatkan kesehatan, kebugaran, pergaulan sosial, dan kesejahteraan individu, kelompok, atau masyarakat pada umumnya secara terencana dan sistemik. (sumber: http://www.kemenpora.go.id/index/preview/statistik/167/2010-03 2012/14 Maret/21:09 WIB) Perlu kiranya dikemukakan bahwa terbongkarnya kasus korupsi Proyek Wisma Atlet di Palembang, Sumatera Selatan dan terungkapnya kasus Proyek Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional di Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat, yang lebih dikenal dengan Kasus Hambalang, memang secara langsung maupun tidak

5 langsung berpengaruh terhadap citra Kemenpora sebagai lembaga pemerintah. Meskipun demikian, mengingat kasus-kasus tersebut melibatkan hanya beberapa oknum pejabat Kemenpora secara pribadi, maka upaya pengelolaan citra Kemenpora oleh Humas tampaknya tidak mengalami gangguan yang berarti. Oleh karena itu, program-program Kemenpora tetap berlangsung sesuai dengan rencana. Program-program yang dilaksanakan sebagai bentuk pengelolaan citra Kemenpora tidak terlepas dari peranan Humas di dalamnya, termasuk penyelenggaraan event (penyusunan program acara). Event menurut pakar komunikasi/pr dikutip dari Macnamara (dalam Ruslan, 2008:232) biasanya dilakukan untuk mendapatkan perhatian dari media, klien, perusahaan atau produk. Penyusunan program acara tertentu atau yang lebih dikenal dengan peristiwa khusus (special event) yang dipilih dalam jangka waktu, tempat, dan objek tertentu yang sifatnya untuk mempengaruhi opini publik termasuk ke dalam strategi PR atau yang lebih dikenal dengan bauran PR. (Nova, 2009:41-42) Kemenpora mempunyai program unggulan di bidang Olahraga yang dilasanakan setiap tahun, yang juga masuk dalam salah satu kegiatan (Calendar Event) Humas, yaitu pelaksanaan peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas). Peringatan Haornas untuk pertama kali diselenggarakan pada tanggal 9 September 1983. Tanggal tersebut sengaja dipilih untuk mengenang sejarah diselenggarakannya Pekan Olahraga Nasional (PON) untuk pertama kali. PON I digelar pada tanggal 9-12 September 1948, di Solo, melibatkan tidak kurang dari 600 atlet yang bertanding dalam sembilan cabang olahraga. Kesuksesan Indonesia menggelar PON untuk pertama kali inilah yang menjadi simbol peningkatan fungsi olahraga menjadi media diplomasi. Ajang tersebut sekaligus menjadi bukti bahwa olahraga tak sekedar sarana peningkatan hidup sehat dan prestasi, namun juga dapat menjadi alat perjuangan

6 dan pemersatu bangsa. Melihat pentingnya makna penyelenggaran PON pertama tersebut, pemerintah kemudian menetapkan tanggal 9 September sebagai Hari Olahraga Nasional (Haornas). Selain dari itu, peringatan Haornas juga bertujuan untuk mengingatkan masyarakat dan juga para atlet mengenai pentingnya olahraga bagi sebuah bangsa. Melalui peringatan Haornas, Kemenpora berusaha memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Olahraga merupakan bagian dari proses dan pencapaian tujuan pembangunan nasional, sehingga keberadaan dan perananan olahraga dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah sangat penting, khususnya dalam mendukung terwujudnya manusia Indonesia yang sehat. Karena itulah penulis merasa tertarik untuk membahas program peringatan Haornas yang dilaksanakan oleh Kemenpora sebagai program/kegiatan tahunan. 1.2 Ruang Lingkup Pada umumnya citra dari instansi/lembaga pemerintah memang sudah ada atau terbentuk, khususnya citra dari lembaga kementerian. Namun, citra tersebut membutuhkan pengelolaan yang baik dan tepat untuk dapat memberikan dampak yang positif terhadap instansi/lembaga pemerintah yang bersangkutan. Mengelola dan memelihara citra jauh lebih berat daripada membentuk citra. Hal ini membuat instansi/lembaga pemerintah memerlukan usaha dan upaya yang lebih kuat atau ekstra untuk memperoleh citra (image) yang baik di mata masyarakat. Terlebih lagi, luasnya cakupan masyarakat yang dihadapi dengan kepentingan yang berbeda-beda membuat Humas di instansi-instansi pemerintah harus bekerja lebih intensif dan optimal. Karena itu, Humas harus berperan secara aktif dalam mengkomunikasikan program-program

7 yang direncanakan dan dilaksanakan oleh suatu instansi/lembaga pemerintah, di mana program-program tersebut dapat memberikan gambaran yang jelas akan arah dan tujuan instansi/lembaga pemerintah yang bersangkutan. Upaya untuk melakukan pengelolaan citra suatu organisasi termasuk instansi pemerintah, memerlukan peran serta dan keterlibatan Humas secara langsung sebagai garda terdepan dari organisasi. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti bagaimana dan sejauh mana peranan Hubungan Masyarakat dalam pengelolaan citra Kementerian Pemuda dan Olahraga melalui program peringatan Hari Olahraga Nasional. Dalam penelitian ini, penulis membatasi pembahasan masalah khusus tentang peranan Humas dalam pengelolaan citra Kementerian Pemuda dan Olahraga melalui program peringatan Hari Olahraga Nasional. 1.2.1 Rumusan Masalah 1. Bagaimana peranan Humas dalam melakukan pengelolaan citra Kemenpora melalui program peringatan Hari Olahraga Nasional? 2. Bagaimana upaya Humas mengatasi hambatan/kendala dalam mengelola citra Kemenpora melalui program peringatan Hari Olahraga Nasional? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui dan menganalisis peranan Humas dalam pengelolaan citra Kemenpora melalui program peringatan Hari Olahraga Nasional.

8 2. Mengetahui dan menganalisis bagaimana upaya Humas mengatasi hambatan/kendala dalam mengelola citra Kemenpora melalui program peringatan Haornas. 1.4 Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat yang positif baik dari segi akademis, sosial, maupun praktis, yaitu: 1. Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan akademik bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang peranan Hubungan Masyarakat, khususnya dalam mengelola citra organisasi atau perusahaan. - State Of The Art Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Ade Irwanto, Tahun 2010 dengan judul Strategi Media Relations Pusat Humas Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI (Kemenakertrans RI) Dalam Mempertahankan Citra, disimpulkan bahwa strategi Humas Kemenakertrans RI melalui media relations sudah berjalan sangat baik dalam mempertahankan citra Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Penelitian yang dilakukan oleh Tria Monika, tahun 2010 dengan judul Peranan Humas Walikota Jakarta Timur Dalam Meningkatkan Citra Lembaga Melalui Program Pembinaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), disimpulkan bahwa peranan Humas melalui program UKM dapat meningkatkan citra lembaga.

9 Penelitian yang dilakukan oleh Ivony Silitonga, tahun 2011 dengan judul Peranan Humas Pemasaran terhadap Peningkatan Kunjungan Wisatawan (Studi Deskriptif Peranan Humas Pemasaran di Galeri Rahmatshah dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peranan Humas pemasaran terhadap peningkatan kunjungan wisatawan memiliki kinerja Humas baik, sehingga dapat meningkatkan pengunjung setiap harinya. Yang membedakan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah bahwa di dalam penelitian ini penulis lebih memfokuskan penelitian pada peranan Humas melalui salah satu program unggulan Kemenpora di bidang olahraga, yaitu peringatan Hari Olahraga Nasional. Bagaimana peranan dan kinerja Humas pemerintah dalam program peringatan Haornas dapat mengelola citra Kemenpora. 2. Manfaat Sosial Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat untuk lebih mengetahui peranan Humas pada instansi pemerintah khususnya Kemenpora sekaligus diharapkan dapat memotivasi masyarakat Indonesia untuk ikut berpartisipasi dalam program-program yang dilaksanakan Kemenpora yang pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pemuda serta pembinaan dan pengembangan olahraga Indonesia pada khususnya, serta meningkatakan kesejahteran bangsa Indonesia pada umumnya. 3. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi organisasi, khususnya instansi-instansi pemerintah dalam mengelola citra organisasinya terutama sekali untuk divisi Hubungan Masyarakat.

10 1.5 Metodologi Penelitian Dalam upaya memperkaya data dan untuk lebih memahami serta menambah informasi dalam menyusun skripsi ini, maka penulis menggunakan metode penelitian dengan metode kualitatif. Kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti (Herdiansyah, 2010:9). Sebagai peneliti ilmu komunikasi atau public relations dengan metode kualitatif, dalam analisis datanya tidak menggunakan bantuan ilmu statistika, tetapi menggunakan rumus 5w+1h (who, what, when, where, why, how). Selain what (data dan fakta yang dihasilkan dari penelitian), how (bagaimana proses data itu berlangsung), who (siapa saja yang bisa menjadi informan kunci dalam penelitian), where (dimana sumber informasi penelitian itu bisa digali atau ditemukan), dan when (kapan sumber informasi itu bisa ditemukan), yang paling penting dicermati dalam analisis penelitian kualitatif adalah why (analisis lebih dalam atau penafsiran atau interpretasi lebih dalam ada apa di balik fakta dan data hasil penelitian itu, mengapa bisa terjadi seperti itu). Why (mengapa) memberikan pemahaman lebih dalam dari hasil penelitian kualitatif. (Ardianto, 2011:58-59). Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Dalam penelitian kualitatif lebih ditekankan adalah soal kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas data) (Kriyantono, 2006:58). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis Deskriptif- Kualitatif. Menurut Rakhmat (2002:24), Penelitian deskriptif hanyalah memaparkan

11 situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. 1.5.1 Metode Pengumpulan Data Data-data dalam penelitian diperoleh dengan menggunakan dua jenis metode pengumpulan data, yakni: Data Primer dan Data Sekunder. Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung dari objek penelitian perorangan, kelompok, dan organisasi (Ruslan, 2003:29) serta dapat dikumpulkan melalui wawancara mendalam yang dilakukan secara langsung kepada pihak-pihak yang telah dipilih oleh penulis sendiri, yaitu pihak yang dapat memberikan informasi berkaitan dengan judul skripsi yang dipilih. Menurut Ruslan (2003:132), data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (dihasilkan oleh pihak lain) atau digunakan oleh lembaga lainnya yang bukan pengelolanya, tetapi dapat dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu. Data sekunder diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi (tersedia) antara lain dari publikasi dan informasi yang dikeluarkan oleh berbagai organisasi atau perusahaan, seperti majalah, jurnal, buku, maupun dokumen serta informasi melalui internet yang berkaitan dengan penelitian ini. 1.6 Sistematika Penulisan Bagian ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara garis besar mengenai apa yang akan dibahas pada masing-masing bab dalam skripsi ini. Penulisan skripsi dibagi menjadi lima bab dengan uraian sebagai berikut:

12 BAB 1 : PENDAHULUAN Dalam bab ini dijelaskan latar belakang, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi, serta sistematika penulisan. BAB 2 : LANDASAN TEORI Dalam bab ini dijelaskan tentang teori-teori yang mendukung dan berkaitan dengan topik yang dibahas atau diteliti. BAB 3 : OBYEK PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan tentang sejarah dan struktur organisasi. Bab ini juga berisi penjelasan tentang metode metode apa saja yang penulis gunakan, permasalahan yang ada sampai pada alternatif pemecahan masalah yang dibutuhkan untuk penelitian. BAB 4 : HASIL PENELITIAN Di dalam bab ini diuraikan secara garis besar kerangka skripsi yang merupakan jawaban atau solusi dari permasalahan di dalam obyek penelitian. BAB 5 : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi uraian tentang kesimpulan yang diambil dari hasil pembahasan penelitian serta saran-saran yang dapat diberikan untuk perbaikan selanjutnya.