ISSU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN. Jumlah KK yang tidak mempunyai jamban dari 30% menjadi 0% di tahun 2018

dokumen-dokumen yang mirip
RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

Program penyusunan Masterplan. Tersedianya Master Plan sistem pengelolaan air limbah domestik tahun Penyusunan Master Plan skala kabupaten

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota.

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL)

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan

Target. Real isasi. Real isasi 0% 10% 0%

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Bab III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1

BAB STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

Bab 3 : Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KABUPATEN ACEH TENGGARA

LAMPIRAN 7.A.1 KRITERIA KESIAPAN DALAM MEKANISME PENGANGGARAN TAHUN DEPAN (2016) Kriteria Kesiapan dalam Mekanisme Penganggaran Reguler

Mendapatkan gambaran tentang kondisi dan rencana penanganan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2017

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

BAB IV STRATEGI KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI SSK

1. Sub Sektor Air Limbah

1. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah

Kerangka Kerja Logis Pembangunan Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

2. Program Peningkatan Infrastruktur Air Limbah Domestik Sistem Setempat dan Sistem Komunal

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB 3 STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA TERNATE BAB 3

Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNANN SANITASI. 3.1 Tujuan,Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

LAMPIRAN 5Deskripsi Program dan Kegiatan

BAB III : STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI Disampaikan oleh : Ir. M. Maliki Moersid, MCP Direktur Pengembangan PLP

IV.1. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK

Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Pasaman Visi : Visi : Visi dan Misi Kabupaten Pasaman

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN. 1. Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah

L-5. Deskripsi Program Kegiatan DESKRIPSI PROGRAM KEGIATAN. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L5-1

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

REKAPITULASI KERANGKA LOGIS KABUPATEN SUKOHARJO. Program. Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah

5.1 PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR & ASPEK UTAMA

Memorandum Program Sanitasi

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

5.1 Gambaran Umum Monitoring dan Evaluasi

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN

REKAPITULASI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI JANGKA MENENGAH

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI KABUPATEN MADIUN

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2014 KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROPINSI MALUKU

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015

LAMPIRAN 3 LAMPIRAN 3 KERANGKA KERJA LOGIS

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

BAB V. STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BELUM GAMBAR PETA BELUM GAMBAR PETA. Gambar 3.1.LokasiInfrastruktur Air Limbah Existing

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2016

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN

Transkripsi:

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) AIR LIMBAH PERMASALAHAN MENDESAK ISSU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 30% penduduk Wakatobi tidak memiliki jamban 25% warga Wakatobi masih melaksanakan praktik BABS Potensi pencemaran lingkungan akibat 56% tanki septik terindikasi cubluk Adanya potensi pencemaran air tanah akibat tidak tersedia fasilitas IPLT Sebagian besar warga membuang langsung grey water ke tanah atau badan air infrastruktur air limbah tidak sesuai dengan standar teknis Infrastruktur limbah yang tidak memenuhi standar teknis dan cakupan layanannya Tersedianya infrastruktur yang memenuhi standar teknis dan menjangkau seluruh lapisan Menurunnya jumlah KK yang tidak mempunyai jamban Menurunnya prosentase kejadian BABS Menurunnya Prosentase tanki septik yang tidak memenuhi standar teknis Meningkatnya prosentase Rumah Tangga yang melakukan penyedotan tinja Tersedia sarana pengelola grey water di beberapa kawasan permukiman infrastruktur air limbah telah mengikuti pedoman teknis dan rencana induk sistem air limbah kabupaten mulai tahun 2017 Jumlah KK yang tidak mempunyai jamban dari 30% menjadi 0% di Prosentase penduduk yang melaksanakan praktik BABS dari 25% menjadi 0% pada Prosentase tanki septik yang tidak memenuhi standar teknis dari 56% menjadi 20% pada Prosentase rumah tangga yang melakukan penyedotan tanki septic dari 0% menjadi 36 % pada Prosentase kawasan permukiman yang telah memiliki sarana pengelola grey water yang mencapai 10% pada infrastruktur air limbah telah sesuai dengan rencana induk akses terhadap prasarana dan sarana air limbah sistem setempat (on site) di perkotaan dan perdesaan akses prasarana dan sarana air limbah baik sistem setempat maupun sistem terpusat di perkotaan dan perdesaan untuk perbaikan kesehatan Infrastruktur Air Limbah Sistem Setempat dan Sistem Komunal 1. Stimulan Jamban Keluarga Untuk MBR 2. MCK++ 3. Tanki Septik Komunal 4. IPLT dan sarana pendukungnya 6. pengadaan armada penyedot tinja Tidak ada Regulasi/Peraturan daerah yang mengatur air limbah Tersedianya Regulasi / Kebijakan daerah yang mengatur sistem Tersedianya masterplan sistem skala kabupaten Tersedianya peraturan daerah yang mengatur sistem 1 Dokumen Masterplan Air Limbah Ditetapkannya 1 dokumen Perda Pengelolaan air limbah Menyusun perangkat peraturan perundangan yang mendukung penyelenggaraan perangkat peraturan perundangan penyelenggaraan perangkat peraturan perundangan penyelenggaraan kinerja limbah Penyusunan Masterplan Air Limbah Skala Kabupaten 1. Penyusunan Peraturan Daerah tentang sistem 2. Sosialisasi peraturan daerah tentang air limbah PEMUTAKHIRAN SSK LAMPIRAN 193

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) AIR LIMBAH Rendahnya pengawasan terhadap pembangunan infrastruktur Beberapa fasilitas komunal dalam keadaan rusak Minimnya sumber daya manusia atau aparatur pemerintahan yang memahami sistem dan teknis limbah Rendahnya kesadaran dalam sarana Belum ada keterlibatan pihak swasta dalam air limbah Tersedianya sumber daya manusia yang mempunyai kapasitas dalam sistem Meningkatkan kesadaran dalam pemeliharaan infrastruktur Meningkatnya peran serta dunia usaha dan dalam Terpenuhinya SDM yang mendukung operasional dan pemeliharaan fasilitas komunal Meningkatnya jumlah infrastruktur air limbah yang dibangun oleh dunia usaha dan yang Fasilitas komunal dapat berfungsi dengan baik mencapai 20% pada tahun Dunia usaha dan berperan aktif dalam domestic mencapai 10% pada Mendorong pembentukan dan perkuatan institusi pengelola air limbah permukiman di daerah Merubah perilaku dan meningkatkan pemahaman terhadap pentingnya Mendorong partisipasi dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan pengembangan dan Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas personil Meningkatkan peran dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan pengembangan sistem air limbah permukiman Kapasitas SDM Infrastruktur Air Limbah Sistem Setempat dan Sistem Komunal 1. Sosialisasi dan kampanye 2. Bimbingan teknis limbah Sosialisasi dan Kampanye 1. Rehabilitasi sarana dan prasarana air limbah komunal 2. sarana dan prasarana air limbah komunal PEMUTAKHIRAN SSK LAMPIRAN 194

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) PERSAMPAHAN PERMASALAHAN MENDESAK ISSU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI PROGRAM KEGIATAN PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KEBIJAKAN Potensi /dampak kerusakan ekosistem laut akibat 15.9% membuang sampah kelaut Potensi /dampak kerusakan lingkungan akibat 40% membuang sampah tidak pada tempatnya akibat jumlah TPS yang tidak memadai Layanan angkutan hanya mencakup 14% wilayah kabupaten Kurangnya kesadaran terhadap pola sampah yang baik cakupan pelayanan persamapahan masih rendah akibat kurangnya sarana angkutan perampahan Meningkatnya kesadaran terhadap pola sampah yang baik Menurunnya prosentase jumlah membuang sampah ke laut Menurunnya jumlah yang membuang sampah sembarangan Meningkatnya cakupan layanan angkutan dari 14% menjadi 45% pada tahun Prosentase membuang sampah ke laut dari 15.9% menjadi 0% pada prosentase membuang sampah sembarangan dari 40% menjadi 15% pada Masyarakat telah mendapatkan layanan angkutan 1. Optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana 2. Meningkatkan cakupan pelayanan secara terencana dan berkeadilan 3. Meningkatkan kapasitas sarana sesuai sasaran pelayanan cakupan pelayanan dan kualitas sistem kinerja 1. TPS 2. TPST 3R 3. Pengadaan truk sampah 4. sosialisasi penanganan sampah 5. program best praktis forum kompos 6. pengadaan motor sampah 7. pemgadaan gerobak sampah Sarana angkutan sering mengalami kerusakan Adanya potensi pencemaran lingkungan akibat TPA Sistem TPA masih menggunakan open dumping tanpa dilengkapi fasilitas pengolahan air lindi Meningkatkan sistem TPA Pengelolaan TPA menggunakan sistem Control / sanitary landfill pada Pengelolaan TPA tidak memberikan dampak kerusakan lingkungan Melaksanakan rehabilitasi TPA yang mencemari lingkungan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) 1. TPA 2. SDM 3. Buffer zone 4. Amdal TPA PEMUTAKHIRAN SSK LAMPIRAN 195

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) PERSAMPAHAN sarana dan prasarana belum memenuhi standar teknis Pemerintah daerah belum mempunyai pedoman teknis dan rencana induk Menyediakan pedoman teknis dan rencana induk skala kabupaten sarana dan prasarana telah mengikuti pedoman teknis dan rencana induk mulai tahun 2017 1 Dokumen Masterplan Persampahan Menyiapkan rencana induk dan pedoman teknis kelembagaan, peraturan dan perundangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 1. Penyusunan Masterplan Persampahan Skala Kabupaten 2. Studi kualitas dan kuantitas sampah kabupaten 3. Studi manajemen 4. Perda sampah Minimnya dukungan dan dunia usaha/swasta dalam pembangunan sarana dan prasarana Kurangnya sosialisasi dan fasilitasi kepada dan dunia usaha/swasta Meningkatkan peran serta dunia usaha dan dalam pembangunan sarana dan prasarana Meningkatnya peran dan dunia usaha/swasta dalam pembangunan serta pemeliharaan sarana dan prasarana Prosentase peran aktif dalam pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang mencapai 10% Mengembangkan sistem insentif dan iklim yang kondusif bagi dunia usaha/swasta peran aktif dan dunia usaha/swasta sebagai mitra 1. Peran Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta 2. Fasilitasi kerjasama dengan dunia usaha 3. Kerjasama 4. Promosi produk daur ulang sampah; Peran serta dalam pengurangan timbulan sampah melalui praktek 3R hanya dilaksanakan di 14 desa dan kelurahan Rendahnya kesadaran dan pemahaman tentang sampah rumah tangga melalui praktek 3R Meningkatkan peran serta dalam praktik 3R Berkurangnya jumlah timbulan sampah yang masuk ke TPA Prosentase volume timbulan sampah yang masuk ke TPA berkurang hingga 20% pada Meningkatkan pengetahuan tentang sistem 3R (Reduce- Reuse-Recycle) dan pengamanan sampah B3 (Bahan Buangan Berbahaya dan Beracun) rumah tangga Pengurangan timbulan sampah secara maksimal dimulai dari sumbernya Kinerja Pengelolaan Persampahan 1. Pelatihan 3R bagi aparat pengelola 2. Pelatihan pengolahan sampah 3R bagi kader desa dan RT/RW 3. Pengadaan tempat sampah terpilah untuk rumah tangga 4. Pengadaaan keranjang sampah komposter PEMUTAKHIRAN SSK LAMPIRAN 196

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) DRAINASE PERMASALAHAN MENDESAK ISSU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIKAJAN PROGRAM KEGIATAN PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN - Belum ada target kabupaten - Belum ada peralatan pembersihan - Belum ada DED sistem - sistem jaringan belum terintegrasi Tersedianya dokumen induk infrastruktur sistem Kabupaten lebih terarah dan terintegrasi Tersusunnya 1 dokumen masterplan Kabupaten Menyusun masterplan sistem Kabupaten Wakatobi tahun 2017 Penyusunan masterplan sistem Kabupaten Wakatobi tahun 2017 Program saluran /goronggorong 1. Penyusunan Masterplan Kabupaten Wakatobi 2. Penyusunan DED Kabupaten Wakatobi 3. Penyusunan NSPK Kabupaten Wakatobi - Belum ada peta jaringan 4. Penyusunan database dan Sistem Informasi Jaringan Drainase Kabupaten Wakatobi - Sebagian masih buntu - Belum ada jadwal berkala tentang pembersihan - masih ada beberapa titik genangan di beberapa kawasan - Belum ada perda yang mengatur tentang - Perilaku warga yang masih membuang sampah di - belum ada regulasi tentang pembangunan dan pemeliharaan Terpeliharanya jaringan tersusunnya Kebijakan/perda tentang pembangunan dan pemeliharaan Kebijakan/perda tentang pembangunan dan pemeliharaan Ditetapkannya 1 dokumen/perda tentang Tersusunnya jadwal pemeliharaan Menyusun Kebijakan/perda tentang pembangunan dan pemeliharaan kemampuan perlatan pemeliharaan Penyusunan Kebijakan/perda tentang pembangunan dan pemeliharaan Program saluran /goronggorong 5. sumur resapan 1. Penyusunan Kebijakan/perda tentang pembangunan dan pemeliharaan 2. Sosialisasi peraturan daerah tentang pembangunan 3. Standar Operasional Prosedur (SOP) - Kurangnya sosialisasi dan komunikasi tentang melalui media minimnya pembangunan dan penanganan sarana dan prasarana Terbangunnya sarana dan prasarana yang memenuhi standar teknis Berkurannya daerah rawan genangan di Kabupaten Wakatobi Menurunnya Kawasan rawan genangan pada 6 kawasan dalam Ibukota Kabupaten Membangun sistem jaringan melalui pengawasan serta sinkron dengan masterplan/rencana Melakukan pengawasan dan sinkronisasi pembangunan Program saluran /goronggorong 1. Perencanaan pembangunan saluran /gorong-gorong PEMUTAKHIRAN SSK LAMPIRAN 197

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) DRAINASE - Anggaran pembangunan dan terbatas induk Kabupaten Wakatobi 2. saluran /gorong-gorong 3. Monitoring dan evaluasi pembangunan jaringan Optimalisasi sarana dan prasarana jaringan yang telah terbangun meningkatnya fungsi seluruh jaringan yang telah terbangun Presentase saluran yang berfungsi dengan baik meningkat dari 75% menjadi 100% di memelihara dan meningkatkan fungsi saluran yang telah terbangun pemeliharaan dan peningkatan saluran yang telah terbangun Program saluran /goronggorong 1. pemeliharaan saluran 2. peningkatan fungsi saluran 3. Monitoring dan evaluasi jaringan 4. Pengadaan saranan pemeliharaan saluran - penempatan SDM yang tidak sesuai dengan kompetensinya minimnya peran stekholder dalam pembangunan dan penanganan Meningkatnya peran stakeholder dalam pembangunan dan penanganan Dunia usaha dan telah berperan aktif dalam pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana saluran Dunia usaha dan berperan aktif dalam mencapai 10% pada tahun Mengembangkan sistem insentif dan iklim yang kondusif bagi stakeholder peran aktif stakeholder sebagai mitra Program saluran /goronggorong 1. Sosialisasi perda/reguasi tentang pembangunan dan sarana dan prasarana saluran 2. Penegakan perda/regulasi tentang pembangunan dan sarana dan prasarana saluran 3. Diklat teknis tentan dan pembangunan PEMUTAKHIRAN SSK LAMPIRAN 198

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) PHBS PERMASALAHAN MENDESAK 98 % tidak melakukan praktek CTPS di lima waktu penting, hanya 2% melakukan CTPS di lima waktu penting. TUJUAN SASARAN STRATEGI PROGRAM KEGIATAN meningkatkan kesadaran dalam ber-phbs terkait perilaku cuci tangan pakai sabun dalam rangka pencegahan penyakit diare dan cacingan di sesuai target SPM kesehatan tahun 2017 PERNYATAAN SASARAN Meningkatnya melakukan CTPS dari 2% menjadi 50% di INDIKATOR SASARAN berkurangnya jumlah yang tidak melakukan CTPS di lima waktu penting di Melakukan koordinasi lintas Advokasidengan lintas pengetahuan Prohisan / PHBS 1. Kampanye/ edukasi/ sosia lisasi/advokasi/ Penyuluhan PHBS ( CTPS) baik di maupun di Ttu ( disekolah,pondok pesantren), perkantoran 2. Gerakan CTPS di tingkat sekolah 3. / rehabilitasi/ pening katan sarana sanitasi sekolah ( CTPS ) 4. Pembuatan media Promosi dan informasi sadar hidup sehat spt : Stiker, spanduk, dll 5. Penyuluhan dan kampanye PHBS melalui siaran radio dan TV Kabel. 6. Pembentukan Kader sanitasi 7. Pembinaan kader Kesling 8. Pemicuan STBM 25 % masih melakukan BABS dan yang tidak melakukan BABS 75% 1. Meningkatkan kesadaran dan mencegah penyakit berbasis lingkungan( diare dan cacingan) di.2. Tercapainya RPJMN indikator penggunaan jamban sehat tahun 2017 Berkurangnya berperilaku BABS dari 25 % menjadi 0 % pada Berkurangnya melakukan praktek BABS di tahun pengetahuan Stakeolder dan 2. peran dalam berperilaku, 1. Kampanye/ edukasi/ sosiaiaslis advokasi/ Penyuluhan BABS, 2.Pemicuan Desa STBM. 3.Stimulan Jamban Sehat 4. Penyuluhan / pemanfaatan sarana jamban yang 5. Pembinaan desa STBM 6. Pelaksanaa lomba desa dan kegiatan praktek Desa ODF 7. Pembentukan kader pelaksana kegiatan PHBS/kesling tingkat Desa/Kel. 8. KapasitasPetugas Sanitasi 36,7 % air minum tidak terlindung. meningkatkan kesadaran dan mengurangi/ meniadakan resiko pencemaran kedalam badan air ( mencegahpenyakit diare di. Berkurangnya sumber airminum yang tidak MSK dari 36,7 % menjadi 0 % di tahun Berkurangnya sumberair minum yang tidak MSK pengetauan 2. cakupan mengakses air minum yang memenuhi syarat kesehatan.3. cakupan PHBS 1.Pemantauan/Pengawasan SAB 2. Stimulan perbaikan SAB. 3. Pemicuan Desa STBM 4. Pembinaan STBM 5. Penyuluhan/Sosialiasasi pemanfaatan air yang MSK 6. Pengambilan dan pemeriksaan sampel air secara kimia dan bakteri logis ( Uji Laboratorium kesehatan ) 68 % Kabupaten Wakatobi tidak memiliki SPAL hanya 32 % memiliki SPAL Meningkatkan kesadaran dalam mengurangi resiko penularan penyakit menular yang berbasis lingkungan(penyakit malaria) Meningkatkan memiliki Spal dari 32% menjadi 60 % di tahun Berkurangnya pencemaran lingkungan akibat air limbah yang tergenang di pemukiman penduduk. 1. cakupan pemukiman penduduk yang MSK. 2. cakupan sarana SPAL yang MSK di setiap Rumah Tangga. 1. Inspeksi saluran pembuangan air limbah ( SPAL ) 2. Pemicuan Desa STBM Pembinaan STBM. 3. Penyuluhan/ Sosialisasi manfaat SPAL Sehat ( MSK ) 4. Survey Jentik secara berkala. 5. Pemantauan/ Pengawasan pemukiman penduduk yang memenuhi syarat kesehatan ( MSK ). PEMUTAKHIRAN SSK LAMPIRAN 199

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) PHBS Rendahnya peran serta masya rakat di setiap Desa/Kel dalam upaya menciptakan lingkungan yang Belum Optimalnya pelaksanaan Perda terkait Sanitasi Masih rendahnya penerapan lingkungan yang sehat di sekolah terkait PHBS (Pengelolaan Sampah, BABS dan CTPS) 1.Tercapainya sehat dan mandiri 2.Meningkatkan peran serta di setiap Desa/Kel dalam terciptanya lingkungan yang Pembuatan serta optimalisasasi pelaksanaan Perda yang mengatur perilaku ( PHBS ) terkait upaya terciptanya sanitasi terkait perda tentang sampah dan BABS Pengetahuan dan kesadaran warga lingkungan sekolah terhadap upaya menciptakan sanitasi lingkungan sekolah yang 1.Berkurangnya angka penyakit yang disebabkan oleh buruk nya sanitasi lingkungan. 2. Meningkatnya peran serta dalam bentuk oleh.( disetiap Desa/ Kel sanitasi lingkungan yang sehat dari 0 % menjadi 60% pada 1. Adanya dasar hukum yang jelas ( Perda ) yang mengatur tentang perilaku BABS pada tahun 2014. 2. Pelaksanaan Perda yang mengatur tentang Pengelolaan sampah dan BABS secara Optimal 100% pada tahun 2014 1. Masuknya materi PHBS (Pengolahan sampah, CTPS dan BABS ) di lingkungan sekolah. 2. Terpenuhinya sarana fasilitas yang mendukung pelaksanaan PHBS ( CTPS, BABS dan penanganan sampah di lingkungan sekolah. 1. Meningkatnya derajat kesehatan secara berkesinambungan. 2. Meningkatnya kesadaran dalam berperilaku hidup bersih dan sehat dalam upaya mewujudkan sanitasi lingkungan yang 1. Tersedianya PERDA yang mengatur tentang perilaku BABS, dan Pengelolaan Sampah. 2.Terlaksananya perda yang mengatur tentang sampah dan perilaku BABS yang optimal. 1. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah terhadap sanitasi lingkungan ( perilaku BABS, CTPS, Pengolahan sampah ) 2.Tersedianya sarana atau fasilitas yang cukup dalam pelaksanaan PHBS ( CTPS, BABS dan penanganan sampah) Program Pemberdayaan dalam upaya menciptakan sanitasi lingkungan yang koordinasi lintas program dan liding kebijakan Upaya menciptakan Sanitasi Lingkungan yang sehat 1. Melengkapi sarana dan prasarana fasilitas sekolah. 2. Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung penerapan PHBS ( CTPS, BABS dan penanganan sampah di lingkungan sekolah. sarana dan kegiatan PHBS sanitasi di sekolah. 1. kapasitas tenaga pengelola progran kesehatan lingkungan.( Sanitasi ) 2. Pembentukan kader kesling ( Sanitasi ) di setiap Desa/Kel. 3. kapasitas kader kesling ( Sanitasi ) disetiap desa/kel 4. Pelaksanaan Lomba Desa terkait Sanitasi lingkungan di setiap desa/kel. 5. Pelaksanaan Program sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM ). 1. Penyusunan Perda yang mengatur tentang Perilaku ( BABS ). 2. Sosialisasi Perda PHBS. 3. Pembuatan Perda mendukung PHBS Pembuatan/ penerapan Pilot Projet Kawasan Percontohan gerakan Penyehatan Lingkungan. 1. Sosialisasi/ Pembentukan kader sanitasi ( kesling ) sekolah 2. Penyusunan/Penerapan pengembangan kurikulum PHBS di tatanan sekolah. 3. Pembinaan/ penguatan kader sanitasi ( Kesling ) sekolah 4. / rehabilitasi/peningkatan sarana air limbah dan sanitasi di lingkungan sekolah ( jamban, CTPS, Tong Sampah ) Porsi pendanaan untuk Prohisan dan lingkungan sehat masih sangat rendah. Tercapainya SPM Prohisan dan RPJMN serta target MDGs7 bidang sanitasi ( ) Meningkatnya pendanaan baik dari pemerintah maupun swasta yang optimal Adanya peningkatan pendanaan untuk kesehatan lingkungan Meningkatkan dukungan swasta dalam Prohisan dan pengem bangan lingkungan 2. PROHISAN Advokasi dan sosialisasi PEMUTAKHIRAN SSK LAMPIRAN 200

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) PHBS Media pengembangan Prohisan lingkungan sehat masih kurang. jangkauan Prohisan Bertambahnya media kampanye dan pemicuan di dan tempat umum Promosi dan penyuluhan sanitasi ( Kesling )di lakukan di tempat umum. Mengoptimalkan media prohisan dan pengembangan lingkungansehat 2. PROHISAN 1. Sosialisasi/ penyuluhan PHBS dan kesehatan lingkungan di. 2. Sosialisasi/ penyuluhan pemberantasan penyakit di. 3. Sosialisasi/ penyuluhan PHBS dan kesehatan lingkungan di TTU. 4. Pengadaan Media Promosi Elektronik dan Non Elektronik KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) PHBS PERMASALAHAN MENDESAK 98 % tidak melakukan praktek CTPS di lima waktu penting, hanya 2% melakukan CTPS di lima waktu penting. TUJUAN SASARAN STRATEGI PROGRAM KEGIATAN meningkatkan kesadaran dalam ber-phbs terkait perilaku cuci tangan pakai sabun dalam rangka pencegahan penyakit diare dan cacingan di sesuai target SPM kesehatan tahun 2017 PERNYATAAN SASARAN Meningkatnya melakukan CTPS dari 2% menjadi 50% di INDIKATOR SASARAN berkurangnya jumlah yang tidak melakukan CTPS di lima waktu penting di Melakukan koordinasi lintas Advokasidengan lintas pengetahuan Prohisan / PHBS 1. Kampanye/ edukasi/ sosia lisasi/advokasi/ Penyuluhan PHBS ( CTPS) baik di maupun di Ttu ( disekolah,pondok pesantren), perkantoran 2. Gerakan CTPS di tingkat sekolah 3. / rehabilitasi/ pening katan sarana sanitasi sekolah ( CTPS ) 4. Pembuatan media Promosi dan informasi sadar hidup sehat spt : Stiker, spanduk, dll 5. Penyuluhan dan kampanye PHBS melalui siaran radio dan TV Kabel. 6. Pembentukan Kader sanitasi 7. Pembinaan kader Kesling 8. Pemicuan STBM 25 % masih melakukan BABS dan yang tidak melakukan BABS 75% 1. Meningkatkan kesadaran dan mencegah penyakit berbasis lingkungan( diare dan cacingan) di.2. Tercapainya RPJMN indikator penggunaan jamban sehat tahun 2017 Berkurangnya berperilaku BABS dari 25 % menjadi 0 % pada Berkurangnya melakukan praktek BABS di tahun pengetahuan Stakeolder dan 2. peran dalam berperilaku, 1. Kampanye/ edukasi/ sosiaiaslis advokasi/ Penyuluhan BABS, 2.Pemicuan Desa STBM. 3.Stimulan Jamban Sehat 4. Penyuluhan / pemanfaatan sarana jamban yang 5. Pembinaan desa STBM 6. Pelaksanaa lomba desa dan kegiatan praktek Desa ODF 7. Pembentukan kader pelaksana kegiatan PHBS/kesling tingkat Desa/Kel. 8. KapasitasPetugas Sanitasi 36,7 % air minum tidak terlindung. meningkatkan kesadaran dan mengurangi/ meniadakan resiko pencemaran kedalam badan air ( mencegahpenyakit diare di. Berkurangnya sumber airminum yang tidak MSK dari 36,7 % menjadi 0 % di tahun Berkurangnya sumberair minum yang tidak MSK pengetauan 2. cakupan mengakses air minum yang memenuhi syarat kesehatan.3. cakupan PHBS 1.Pemantauan/Pengawasan SAB 2. Stimulan perbaikan SAB. 3. Pemicuan Desa STBM 4. Pembinaan STBM 5. Penyuluhan/Sosialiasasi pemanfaatan air yang MSK 6. Pengambilan dan pemeriksaan sampel air secara kimia dan bakteri logis ( Uji Laboratorium kesehatan ) 68 % Meningkatkan kesadaran Meningkatkan Berkurangnya pencemaran 1. cakupan 1. Inspeksi saluran pembuangan air limbah ( SPAL ) 2. Pemicuan Desa STBM Pembinaan PEMUTAKHIRAN SSK LAMPIRAN 201

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) PHBS Kabupaten Wakatobi tidak memiliki SPAL hanya 32 % memiliki SPAL Rendahnya peran serta masya rakat di setiap Desa/Kel dalam upaya menciptakan lingkungan yang Belum Optimalnya pelaksanaan Perda terkait Sanitasi Masih rendahnya penerapan lingkungan yang sehat di sekolah terkait PHBS (Pengelolaan Sampah, BABS dan CTPS) dalam mengurangi resiko penularan penyakit menular yang berbasis lingkungan(penyakit malaria) 1.Tercapainya sehat dan mandiri 2.Meningkatkan peran serta di setiap Desa/Kel dalam terciptanya lingkungan yang Pembuatan serta optimalisasasi pelaksanaan Perda yang mengatur perilaku ( PHBS ) terkait upaya terciptanya sanitasi terkait perda tentang sampah dan BABS Pengetahuan dan kesadaran warga lingkungan sekolah terhadap upaya menciptakan sanitasi lingkungan sekolah yang memiliki Spal dari 32% menjadi 60 % di tahun 1.Berkurangnya angka penyakit yang disebabkan oleh buruk nya sanitasi lingkungan. 2. Meningkatnya peran serta dalam bentuk oleh.( disetiap Desa/ Kel sanitasi lingkungan yang sehat dari 0 % menjadi 60% pada 1. Adanya dasar hukum yang jelas ( Perda ) yang mengatur tentang perilaku BABS pada tahun 2014. 2. Pelaksanaan Perda yang mengatur tentang Pengelolaan sampah dan BABS secara Optimal 100% pada tahun 2014 1. Masuknya materi PHBS (Pengolahan sampah, CTPS dan BABS ) di lingkungan sekolah. 2. Terpenuhinya sarana fasilitas yang mendukung pelaksanaan PHBS ( CTPS, BABS dan penanganan sampah di lingkungan sekolah. lingkungan akibat air limbah yang tergenang di pemukiman penduduk. 1. Meningkatnya derajat kesehatan secara berkesinambungan. 2. Meningkatnya kesadaran dalam berperilaku hidup bersih dan sehat dalam upaya mewujudkan sanitasi lingkungan yang 1. Tersedianya PERDA yang mengatur tentang perilaku BABS, dan Pengelolaan Sampah. 2.Terlaksananya perda yang mengatur tentang sampah dan perilaku BABS yang optimal. 1. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah terhadap sanitasi lingkungan ( perilaku BABS, CTPS, Pengolahan sampah ) 2.Tersedianya sarana atau fasilitas yang cukup dalam pelaksanaan PHBS ( CTPS, BABS dan penanganan sampah) pemukiman penduduk yang MSK. 2. cakupan sarana SPAL yang MSK di setiap Rumah Tangga. Program Pemberdayaan dalam upaya menciptakan sanitasi lingkungan yang koordinasi lintas program dan liding kebijakan Upaya menciptakan Sanitasi Lingkungan yang sehat 1. Melengkapi sarana dan prasarana fasilitas sekolah. 2. Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung penerapan PHBS ( CTPS, BABS dan penanganan sampah di lingkungan sekolah. sarana dan kegiatan PHBS sanitasi di sekolah. STBM. 3. Penyuluhan/ Sosialisasi manfaat SPAL Sehat ( MSK ) 4. Survey Jentik secara berkala. 5. Pemantauan/ Pengawasan pemukiman penduduk yang memenuhi syarat kesehatan ( MSK ). 1. kapasitas tenaga pengelola progran kesehatan lingkungan.( Sanitasi ) 2. Pembentukan kader kesling ( Sanitasi ) di setiap Desa/Kel. 3. kapasitas kader kesling ( Sanitasi ) disetiap desa/kel 4. Pelaksanaan Lomba Desa terkait Sanitasi lingkungan di setiap desa/kel. 5. Pelaksanaan Program sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM ). 1. Penyusunan Perda yang mengatur tentang Perilaku ( BABS ). 2. Sosialisasi Perda PHBS. 3. Pembuatan Perda mendukung PHBS Pembuatan/ penerapan Pilot Projet Kawasan Percontohan gerakan Penyehatan Lingkungan. 1. Sosialisasi/ Pembentukan kader sanitasi ( kesling ) sekolah 2. Penyusunan/Penerapan pengembangan kurikulum PHBS di tatanan sekolah. 3. Pembinaan/ penguatan kader sanitasi ( Kesling ) sekolah 4. / rehabilitasi/peningkatan sarana air limbah dan sanitasi di lingkungan sekolah ( jamban, CTPS, Tong Sampah ) PEMUTAKHIRAN SSK LAMPIRAN 202

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) PHBS Porsi pendanaan untuk Prohisan dan lingkungan sehat masih sangat rendah. Media pengembangan Prohisan lingkungan sehat masih kurang. Tercapainya SPM Prohisan dan RPJMN serta target MDGs7 bidang sanitasi ( ) jangkauan Prohisan Meningkatnya pendanaan baik dari pemerintah maupun swasta yang optimal Bertambahnya media kampanye dan pemicuan di dan tempat umum Adanya peningkatan pendanaan untuk kesehatan lingkungan Promosi dan penyuluhan sanitasi ( Kesling )di lakukan di tempat umum. Meningkatkan dukungan swasta dalam Prohisan dan pengem bangan lingkungan Mengoptimalkan media prohisan dan pengembangan lingkungansehat 2. PROHISAN 2. PROHISAN Advokasi dan sosialisasi 1. Sosialisasi/ penyuluhan PHBS dan kesehatan lingkungan di. 2. Sosialisasi/ penyuluhan pemberantasan penyakit di. 3. Sosialisasi/ penyuluhan PHBS dan kesehatan lingkungan di TTU. 4. Pengadaan Media Promosi Elektronik dan Non Elektronik PEMUTAKHIRAN SSK LAMPIRAN 203