BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam potensi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB V PENUTUP. segala kegiatan yang menyangkut Desa Wisata. Pemberdayaan Masyarakat di

ARAHAN BENTUK, KEGIATAN DAN KELEMBAGAAN KERJASAMA PADA PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PANTAI PARANGTRITIS. Oleh : MIRA RACHMI ADIYANTI L2D

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor industri terbesar yang menghasilkan devisa

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena merupakan salah satu sumber devisa.

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. proses penyediaan lapangan kerja, standar hidup bagi sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditentukan untuk bisa ditaati dan dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. andalan bagi perekonomian Indonesia dan merupakan sektor paling strategis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. tertarik di bidang bisnis selalu memikirkan dan berusaha untuk melakukan bisnis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kelayakan

BAB I PENDAHULUAN. di sektor jasa yang disebut industri pariwisata, oleh karena itu banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. buatan dan peninggalan sejarah. Wilayah Kabupaten Sleman terdapat banyak

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah wisatawan domestik dan asing ke DIY, (ribu orang) (Sumber : yogyakarta.bps.go.

BAB I PENDAHULUAN. Destinasi pariwisata merupakan daya tarik bagi kedatangan wisatawan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah.program pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi sebagai daya tarik wisata. Dalam perkembangan industri. pariwisata di Indonesia pun menyuguhkan berbagai macam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata merupakan industri yang banyak dikembangkan di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Peta Wisata Kabupaten Sleman Sumber : diakses Maret Diakses tanggal 7 Maret 2013, 15.

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

HOTEL RESORT BINTANG DUA DAN PUSAT KEBUGARAN PENDAHULUAN

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi ketika seseorang pengunjung melakukan perjalanan. Pariwisata secara

BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat lah yang berinteraksi secara langsung dengan wisatawan.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan daerah, memberdayakan

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

2014 ANALISIS MEAL EXPERIENCE TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Pantai Pulang Syawal terletak di Desa Tepus, Kecamatan Tepus, Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi Masyarakat Dalam, Inta Sulisdiyanti, FKIP, UMP, 2017

Sebagai desa wisata yang sudah beroprasi lebih dari 10 tahun, Desa Wisata Brayut memiliki jumlah wisatan asing dan lokal yang terus meningkat setiap

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tempat. Pemerintah sedang giat-giatnya untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mengandalkan sektor pariwisata untuk membantu pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Kota Gudeg, Kota Pelajar, Kota Budaya dan Kota Sejarah. Dari julukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hanya dalam kurun tiga tahun, jumlah desa wisata bertambah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan daerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daerah pegunungan, pantai, waduk, cagar alam, hutan maupun. dalam hayati maupun sosio kultural menjadikan daya tarik yang kuat bagi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai faktor termasuk di dalamnya keberadaan penginapan (hotel, homestay,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Pantai Sanur Kaja terletak di pesisir utara (Kaja) kawasan Sanur dan

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. dengan keanekaragaman budaya dan kesenian yang berbeda-beda di masing-masing

PEMBERDAYAAN PENGUSAHA JASA WISATA DAN KULINER DI KAWASAN CANDI CETO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. wisata kuliner, dan berbagai jenis wisata lainnya. Salah satu daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. 1. Arkeologi : adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) khususnya kota Yogyakarta adalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang

LAMPIRAN. 1. Lampiran I Brosur Paket Wisata Desa Wisata Pentingsari

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia sedang mengembangkan sektor wisata yang terdapat di alam

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kemajuan zaman belakangan ini

MEMBANGUN MIMPI DIKAMPUNG SENDIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam potensi alam, seni dan budaya. Potensi-potensi itu tentu harus dikembangkan agar dapat membawa dampak positif bagi industri pariwisata di Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa negara-negara yang memiliki tiga puluh tiga provinsi ini memiliki segudang peninggalan seni dan budaya yang memiliki keindahan dan daya tarik di masing-masing provinsi serta tidak dapat ditemukan di negara lain, sehingga banyak wisatawan domestik maupun luar negeri yang ingin menikmati keindahan alam, seni dan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Salah satu provinsi yang mempunyai keanekaragaman alam, seni dan budaya adalah Daerah Istimewa Yogyakarta. Provinsi ini memiliki empat Kabupaten serta Kotamadya yang banyak dikunjungi oleh wisman (wisatawan mancanegara), maupun wisnus (wisatawan nusantara), terdapat ribuan customer per hari mengunjungi berbagai obyek yang dimiliki oleh provinsi ini antara lain Candi Prambanan, Gembiraloka, Kaliurang, Parangtritis, Keraton Yogyakarta dan berbagai obyek wisata lain yang ada di DIY. Pengembangan pariwisata yang ada di DIY tidak hanya di titik beratkan pada obyek wisata yang telah dikenal masyarakat luas saja namun ada alternatif andalan lainnya 1

2 yang mulai dikembangkan yaitu Desa Wisata dengan potensi alam, seni dan budayanya. Desa Wisata lebih bergerak pada bidang studi pengembangan budaya dan pariwisata berbasis potensi lokal. Kabupaten Sleman sebagai daerah yang memiliki keindahan alam mulai mengenalkan Desa Wisata kepada para wisatawan. Tercatat terdapat 37 Desa Wisata yang dikelola oleh masyarakat setempat (Sumber: Arsip Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman). Desa Wisata yang terdapat di Kabupaten Sleman menawarkan berbagai macam potensi yang dimiliki antara lain pemandangan bentangan sawah yang masih sejuk, dan permai, peninggalan budaya, seni dan budaya para leluhur hingga bangunan yang usianya telah mencapai ratusan tahun yang masih terawat dengan baik. Inskeep mendefinisikan Desa Wisata sebagai suatu wisata pedesaan dimana sekelompok kecil wisatawan tinggal dalam atau dekat dengan suasana tadisional, sering di desa-desa yang terpencil dan belajar tentang kehidupan pedesaan dan lingkungan setempat (Ahimsa Putra, 1988 dalam Ratna Sari, 2010: 26). Desa Wisata Pentingsari adalah salah satu DesaWisata yang memiliki daya tarik khas yang terdapat di Desa Umbulharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Wisata Pentingsari dahulu tidak pernah masuk dalam hitungan wisatawan lokal maupun wisatawan asing yang berkunjung ke Yogyakarta, tapi kini potensi pariwisata yang tersimpan disana mulai menjadi incaran wisatawan. Hal itu tidak terlepas

3 dari keyakinan, keinginan, dan tekad kuat dari masyarakat setempat untuk membuat desa mereka menjadi tujuan wisata seperti dua desa tetangga mereka,yaitu Desa Sambi dan Desa Candi, yang lebih dulu terkenal menjadi Desa Wisata. Keinginan kuat warga desa di Lereng Gunung Merapi itu bukan tanpa alasan, karena Desa Pentingsari memang menyimpan pesona pariwisata. Perlahan-lahan, warga membenahi desanya untuk menjadi Desa Wisata andalan. Potensi yang tersimpan di Desa Wisata Pentingsari atau juga dikenal dengan "Dewi Peri", antara lain, benda peninggalan sejarah Keraton Yogyakarta, Pancuran Sendang Sari, Kompleks Luweng, Watu Dakon, Watu Payung, Watu Gandul, dan peninggalan zaman perang merebut kemerdekaan Indonesia. Kompleks Luweng atau tempat memasak merupakan sebuah tempat yang menurut sejarah merupakan dapur umum pada masa Perang Diponegoro, sedangkan Pancuran Sendang Sari adalah lokasi mandi para putri Kraton Yogyakarta, untuk mewujudkan Desa Pentingsari menjadi Desa Wisata, masyarakat telah menyiapkan segala sesuatunya seoptimal mungkin, baik itu potensi wisata dan perilaku masyarakat agar ramah serta terbuka kepada wisatawan. Hal ini penting, karena keramahan menjadi nilai jual yang tinggi. Tekad kuat masyarakat desa itu ternyata berbuah manis, karena Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman pada 15 April 2008 mencanangkan Desa Pentingsari sebagai Desa Wisata.

4 Desa Pentingsari belum begitu lama menjadi Desa Wisata namun Desa Wisata Pentingsari kini telah menjadi Desa Wisata nomor satu di Yogyakarta sehingga dapat menjadi contoh untuk Desa Wisata lainnya. Semua itu tak lepas dari partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Desa Wisata Pentingsari. Partisipasi masyarakat adalah salah satu faktor pendukung adanya pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari selain adanya dukungan dari pemerintah dan potensi yang terdapat di Desa Wisata Pentingsari, tanpa adanya partisipasi masyarakat maka pemberdayaan masyarakat tidak akan berjalan. Partisipasi anggota masyarakat adalah keterlibatan anggota masyarakat dalam pembangunan, meliputi kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan (implementasi) program/proyek pembangunan yang dikerjakan di dalam masyarakat lokal (Rahardjo Adisasmita, 2006: 34). Desa Wisata Pentingsari sebagian masyarakatnya berprofesi sebagai PNS, wirausaha, dan petani namun masih ada beberapa masyarakat yang belum sejahtera, maka dari itu Desa Pentingsari memberdayakan masyarakatnya agar ikut memajukan desanya sebagai Desa Wisata, dengan adanya pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari maka masyarakat yang belum sejahtera dapat lebih mensejahterakan kehidupannya dengan cara menjadi pengelola Desa Wisata atau membuka usaha yang sekiranya dapat menghasilkan uang misalnya saja menjadikan rumahnya sebagai homestay untuk wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Pentingsari, berjualan

5 makanan dan minuman, menjual oleh-oleh untuk wisatawan, menjadi pemandu wisata dan masih banyak lagi, namun ada juga masyarakat yang tidak berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari karena sudah merasa mampu secara materi selain itu juga karena usia yang sekiranya sudah tidak memungkinkan untuk ikut berpartisipasi secara maksimal dalam pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Wisata Pentingsari. Desa Wisata Pentingsari kini telah dikenal banyak orang karena potensi wisata yang banyak tersimpan disana maka kini Desa Wisata Pentingsari tidak pernah sepi pengunjung. Dalam sehari bisa terdapat 400 lebih tamu yang berkunjung dan menginap disana, padahal ada beberapa masyarakat yang belum siap menjadikan rumahnya sebagai homestay dengan alasan belum mampu, masih mempunyai anak balita dan mempunyai kesibukan dikantor namun kini beberapa masyarakat mulai membangun rumahnya menjadi homestay untuk menambah jumlah homestay yang ada di Desa Wisata Pentingsari. Dalam pembagian homestay terkadang dirasa masyarakat kurang adil sehingga menimbulkan kecemburuan sosial diantara warga desa namun hal tersebut biasanya tidak sampai membuat masalah yang besar karena pengelola segera menyelesaikan masalah tersebut dan memberikan pengertian kepada warga. Kesibukan di kantor sebagai pegawai atau kesibukan di kampus atau sekolah terkadang juga membuat masyarakat sulit membagi waktu dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Wisata Pentingsari,

6 apalagi jika banyak tamu yang datang ke Desa Wisata Pentingsari sehingga belum dapat mengikuti kegiatan pemberdayaan secara maksimal, namun biasanya masyarakat yang bekerja dan yang masih kuliah atau sekolah akan ikut berpartisipasi pada saat kegiatan sore hari, malam hari atau pada saat libur, dengan adanya Desa Wisata Pentingsari warga masyarakat ditantang untuk mampu memberikan sumbang sih melalui pemberdayaan yang diadakan, tujuannya untuk kesejahteraan bagi seluruh warga masyarakat. Kini masyarakat Desa Wisata Pentingsari telah dapat merasakan dampak adanya pemberdayaan masyarakat yang diadakan di Desa Wisata Pentingsari. Masyarakat mulai menikmati manfaatnya yaitu meningkatnya perekonomian masyarakat, mendapat pengetahuan dan ilmu yang penting untuk lebih memajukan desanya dan masih banyak perubahan yang dirasakan masyarakat dengan adanya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Desa Wisata Pentingsari. Dampak negatifnya yaitu membuat Desa Wisata lain merasa tersaingi atas kesuksesan yang di didapat Desa Wisata Pentingsari. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pemberdayaan masyarakat untuk memajukan Desa Wisata Pentingsari, ingin mengetahui proses pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Wisata Pentingsari, faktor apa saja yang mendukung dan yang menghambat adanya pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari dan dampak pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari.

7 B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang diatas maka dapat diperoleh beberapa permasalahan yang dapat di identifikasi sebagai berikut : 1. Adanya masyarakat yang tidak ikut berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari karena sudah merasa mampu secara materi. 2. Adanya masyarakat yang kurang maksimal dalam mengikuti kegiatan pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari karena usia yang sudah tua. 3. Masih adanya beberapa masyarakat yang belum siap menjadikan rumahnya sebagai homestay dengan alasan belum mampu, masih mempunyai anak balita dan kesibukannya di kantor. 4. Kesibukan di kantor, di kampus atau di sekolah membuat masyarakat kurang maksimal dalam mengikuti kegiatan pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Wisata Pentingsari. 5. Dalam pembagian homestay terkadang dirasa masyarakat kurang adil sehingga menimbulkan kecemburuan sosial diantara warga desa. 6. Desa Wisata lain merasa tersaingi atas kesuksesan yang di didapat Desa Wisata Pentingsari.

8 C. Batasan Masalah Berdasarkan Identifikasi diatas, maka dalam penelitian ini lebih memfokuskan pada pemberdayaan masyarakat untuk memajukan Desa Wisata Pentingsari. D. Rumusan Masalah Rumusan Masalah yang diajukan dalam penelitian ini antara lain : 1. Bagaimana proses pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Wisata Pentingsari? 2. Apa saja faktor yang mendukung dan menghambat pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Wisata Pentingsari? 3. Apa saja dampak pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Desa Wisata Pentingsari? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu: 1. Untuk mengetahui proses pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Wisata Pentingsari. 2. Untuk mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Wisata Pentingsari. 3. Untuk mengetahui dampak dari pemberdayaan yang dilakukan di Desa Wisata Pentingsari.

9 F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai Desa Wisata Pentingsari yang berada di Yogyakarta. b. Dapat memberikan kontribusi dalam ilmu pengetahuan khususnya untuk memahami pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Wisata Pentingsari. c. Dapat menjadi referensi dan informasi untuk penelitian selanjutnya agar lebih baik. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi koleksi bacaan serta menambah referensi dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasan. b. Bagi Dosen Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap dosen yang kiranya akan mengkaji lebih jauh berkaitan dengan penelitian ini.

10 c. Bagi Mahasiswa Hasil penelitian ini diharapkan untuk dapat menambah wawasan mengenai pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Pentingsari. d. Bagi Masyarakat Umum Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi baru tentang pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Pentingsari. e. Bagi Peneliti 1) Penelitian ini digunakan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana. 2) Menambah pengetahuan dan pengalaman penelitian dalam terjun langsung ke dalam masyarakat yang dapat dijadikan bekal untuk penelitian-penelitian selanjutnya.