NASKAH. Diajukan oleh: D TEKNIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah kendaraan juga berbanding lurus dengan meningkatnya

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGUKURAN DAN ANALISIS BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL PENGEMUDI BUS AKDP RUTE SOLO- SEMARANG

Evaluasi Beban Kerja Mental Masinis Kereta Api Prameks dengan Metode RNASA-TLX (Studi Kasus: PT. KAI DAOP 6 YOGYAKARTA)

PENGUKURAN BEBAN KERJA MENTAL MASINIS KERETA API RUTE JARAK JAUH (STUDI KASUS PADA PT KAI DAOP 2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL MASINIS DENGAN METODE RNASA-TLX (Studi Kasus: PT. KAI DAOP 6 YOGYAKARTA)

ANALISIS TINGKAT BEBAN KERJA OPERATOR PACKING DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT GEMBIRA

ANALISA BEBAN KERJA OPERATOR INSPEKSI DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT. XYZ

ANALISIS BEBAN KERJA TERHADAP PENGEMUDI BUS JURUSAN BANDUNG-DENPASAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL OPERATOR WEAVING B UNIT INSPECTING PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV DENGAN METODE NASA-TLX

ANALISA BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA OPERATOR KARGO DI PT. DHARMA BANDAR MANDALA (PT. DBM)

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL MASINIS DENGAN METODE RNASA-TLX

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ASPEK PENCAHAYAAN DALAM PEKERJAAN PEMERIKSAAN VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. Penerbangan merupakan sarana transportasi yang sudah dalam kondisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara menangani pasien

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH MUSIK TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL PEKERJA BATIK TULIS DAN CAP DI BATIK PUTRA LAWEYAN

xii 3.2 Pengumpulan Data Pengolahan Data NASA-TLX RSME Analisis Komparatif Desain Penelitian..

C.4. Analisis Beban Kerja Fisik dan Mental pada Pengemudi Bus Damri...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL UNTUK MENGURANGI TINGKAT KELELAHAN PEKERJA DI CV. SUMBER JAYA FURNITURE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN BEBAN KERJA MENTAL PERAWAT BERDASARKAN SHIFT KERJA DAN JENIS KELAMIN MENGGUNAKAN METODE NATIONAL

HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Evaluasi Beban Kerja Mental Dengan Subjective Workload Assessment Technique (Swat) Di PT. Air Mancur

Tingkat Beban Kerja Mental Masinis berdasarkan NASA-TLX (Task Load Index) di PT. KAI Daop. II Bandung

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Pengukuran Beban Kerja Mental Perawat Unit Gawat Darurat dengan Metode NASA-Task Load Index

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA Tutorial 4 BEBAN KERJA MENTAL

BAB I PENDAHULUAN. bidang komunikasi maupun bidang instruksional telah memungkinkan tersedianya

Moch. Zulfiqar Afifuddin Rizqiansyah. Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang

,,3. Sv.h erii. s7-,,tr t. Surat Pernyataan. Pengalihan Hak Pubtikasi. Menyatakan bahwa makalah berludul: Judul Ka

TUGAS AKHIR EVALUASI BEBAN KERJA MENTAL DAN FISIK DALAM SHIFT YANG BERBEDA DI DIVISI FINISHING PRINTING PT. DANLIRIS

Bab 3 Metodologi Penelitian

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA DEPARTEMEN LOGISTIK PT ABC

Tingkat Beban Kerja Mental Masinis Berdasarkan NASA-TLX (Task Load Index) Di PT. KAI Daop. II Bandung *

ANALISIS PERBEDAAN SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL, BEBAN KERJA FISIK, KUALITAS TIDUR, DAN TINGKAT KEWASPADAAN PADA SUPIR TRAVEL PO.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, pihak penyedia jasa dituntut untuk

BAB V PEMBAHASAN 5.1 NASA-TLX Analisis Setiap Dimensi NASA-TLX

Moch. Zulfiqar Afifuddin Rizqiansyah. Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA DIVISI DISTRIBUSI PRODUK PT. PARAGON TECHNOLOGY AND INNOVATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KERETA API PRAMEKS

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan metode pengukuran denyut jantung. Metode pengukuran. dengan metode SWAT (Subjective Workload Assessment Technique).

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGUKURAN BEBAN KERJA PERAWAT MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX DI RUMAH SAKIT XYZ

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUKURAN BEBAN KERJA PSIKOLOGIS KARYAWAN CALL CENTER MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX (Task Load Index) PADA PT. XYZ

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENGUKURAN BEBAN KERJA MENTAL PADA DIVISI OPERASI PT. X DENGAN METODE NASA-TLX

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

PENGUKURAN BEBAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DENGAN METODE NASA-TLX DI PT. CAT TUNGGAL DJAJA INDAH

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL UNTUK MENGURANGI TINGKAT KELELAHAN PEKERJA DI CV. SUMBER JAYA FURNITURE

Unisba.Repository.ac.id DAFTAR ISI

PENGUKURAN BEBAN MENTAL DI KALANGAN MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX (STUDI KASUS: MAHASISWA DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI UNDIP)

Analisis Pengaruh Beban Kerja Mental Terhadap Perubahan Kondisi Fisiologis pada Petugas Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA)

BAB 6 KESIMPULAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS BEBAN KERJA KOORDINATOR DAN MANAGER MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX (11 pt, bold, huruf kapital)

Evaluasi Beban Kerja Operator Mesin pada Departemen Log and Veeeneer Preparation di PT. XYZ

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan metode yang telah diakui. berbagai metode, dan salah satunya adalah metode pengukuran NASA TLX.

EVALUASI ERGONOMI BERDASARKAN WORKLOAD ANALYSIS DAN POSTUR KERJA PADA PROSES BATIK CAP (Studi Kasus UKM Batik Cap Supriyarso)

ANALISIS PENGARUH SISTEM KERJA SHIFTING TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL KARYAWAN

PENGARUH PENDAPATAN ORANG TUA SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA, KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO. (Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI

PENGUKURAN BEBAN KERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX DI UPBJJ UNIVERSITAS TERBUKA MEDAN TUGAS SARJANA

ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR MESIN PEMOTONG BATU BESAR (SIRKEL 160 CM) DENGAN MENGGUNAKAN METODE 10 DENYUT

ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CVL DAN NASA-TLX DI PT. ABC

Amri 1, Herizal Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Aceh-Indonesia

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KARAKTERISTIK PEKERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DI PT. DELTA MERLIN SURAKARTA

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SELVA PRISTIAN NOVENSIA A

Beban Kerja Mental menurut Level Jabatan dan Usia Karyawan di Industri CPO

PENGARUH PROFESI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SEMESTER GASAL SD NEGERI SIGIT 3 TAHUN AJARAN 2014/ 2015

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Seminar Nasional IDEC 2014 ISBN: Surakarta,20 Mei 2014

PEMAHAMAN PELAJAR SMA PENGGUNA SEPEDA MOTOR TERHADAP RAMBU, MARKA, PERATURAN LALU LINTAS DAN SAFETY RIDING ( STUDI KASUS DI SMA BATIK 2 SURAKARTA )

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1 Program Studi PG-PAUD. DisusunOleh: BAROROH NIHAYATI A

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas

PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi mengalami kecelakaan kerja berupa kecelakaan lalu lintas (road. jalan serta cuaca turut berperan (Bustan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan

Reka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI BEBAN KERJA MENTAL DAN FISIK DALAM SHIFT YANG BERBEDA DI DIVISI FINISHING PRINTING PT. DANLIRIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 83 yaitu mahasiswa

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA DENGAN METODE WORKLOAD ANALYSIS DAN NASA-TLX DI LABORATORIUM UJI PT. GELORA DJAJA SURABAYA

Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK CABANG WONOGIRI TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONSUMSI ENERGI KERJA PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI PENGUKURAN DAN ANALISIS BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL PENGEMUDI BUS AKDP RUTE SOLO-SEMARANG (Studi kasus pada Perusahaan Otobus New Ismo) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyahh Surakarta Diajukan oleh: LINDA APRILIA AKRIYANTO D 600 100 032 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

PENGUKURAN DAN ANALISIS BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL PENGEMUDI BUS AKDP RUTE SOLO-SEMARANG (Studi kasus Perusahaan Otobus New Ismo) Linda Aprilia Akriyanto 1, Etika Muslimah 2, Siti Nandiroh 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta JL. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura 57102 Telp. 0271 717417 2,3 Staf Pengajar Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta JL. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura 57102 Telp. 0271 717417 Email: aprilia_lind@yahoo.co.id Abstrak Transportasi merupakan aspek penting dalam kehidupan masyarakat. Tuntutan kebutuhan masyarakat untuk melakukan mobilisasi sangat dipengaruhi oleh transportasi, dimana sebagian besar masyarakat Indonesia menggunakan transportasi darat sebagai kendaraan mereka. Pengemudi merupakan aspek penting karena pengemudi adalah subyek yang menjalankan alat transportasi yang ada. Mengemudi adalah pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi. Pengemudi dalam hal ini adalah pengemudi bus, bukan hanya bertanggung jawab terhadap keselamatan dirinya tetapi juga keselamatan penumpang. Kecelakaan dapat ditimbulkan oleh beberapa hal yang tidak terduga oleh pengemudi. Kondisi tersebut dapat menimbulkan beban kerja yang tinggi pada pengemudi, sehingga perlu dilakukan pengukuran beban kerja bagi pengemudi baik fisik maupun mental. Penelitian ini mengukur beban kerja fisik yang dilakukan menggunakan denyut jantung dan beban kerja mental dengan metode RNasa TLX. Hasil pengukuran beban kerja fisik yang telah dilakukan menggunakan denyut jantung untuk perjalanan Solo-Semarang diperoleh sebesar 92,33 denyut/menit dan untuk perjalanan Solo-Semarang-Solo sebesar 89,88 denyut/menit yang termasuk dalam kategori beban kerja ringan. Pengukuran beban kerja mental diperoleh skor untuk kondisi perjalanan pagi-sore sebesar 72,29 dan untuk perjalanan sore-malam sebesar 71,13 yang termasuk dalam kategori beban kerja sedang. Dari kedua kondisi perjalanan faktor/dimensi tuntutan mental dan tuntutan visual adalah dua faktor terbesar yang menyebabkan beban mental. Kata Kunci: beban kerja fisik, beban kerja mental, denyut jantung, RNasa TLX Pendahuluan Mengemudi adalah pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi dan juga fokus. Pengemudi dalam hal ini adalah pengemudi bus bertanggung jawab bukan hanya terhadap keselamatan dirinya sendiri tetapi juga keselamatan penumpang. Banyak faktor yang menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas di Indonesia, menurut data statistik penyebab kecelakaan lalu lintas terbesar adalah faktor pengemudi. (hubdat.dephup.go.id) Pada Perusahaan Otobus New Ismo Setiap harinya bus beroperasi dari pukul 06.30 WIB sampai pukul 23.00 WIB. Dalam sehari bus dapat melakukan perjalanan Solo-Semarang PP sebanyak dua kali. Lamanya waktu bekerja, ketidakteraturan lalu lintas pada saat perjalanan merupakan masalah yang dapat menimbulkan beban kerja baik fisik maupun mental bagi pengemudi bus. Keluhan yang sering dirasakan pengemudi adalah kelelahan. Karena kelelahan yang dialami pengemudi dapat mempengaruhi konsentrasi saat mengemudi sehingga bisa membahayakan keselamatan penumpang dan pengguna jalan yang lainnya. Berdasarkan latar belakang tersebut kemudian dilakukan penelitian tentang beban kerja fisik dan beban kerja mental dari pengemudi bus yang ada di PO New Ismo rute Solo-Semarang. Landasan Teori Beban Kerja Beban kerja terjadi akibat dari adanya interaksi antara operator dengan tugas yang sedang dikerjakan. Dalam hal ini ada beban kerja secara fisik dan beban kerja secara mental.

Beban Kerja Fisik Kerja fisik adalah kerja yang membutuhkan energi fisik pada otot manusia yang akan berfungsi sebagai sumber tenaga. Kerja fisik disebut juga manual operation dimana performansi kerja sepenuhnya akan tergantung pada upaya manusia yang berperan sebagai sumber tenaga maupun pengendali kerja. Pengukuran Beban Kerja Fisik Dengan Denyut Jantung Salah satu cara untuk mengetahui besarnya beban kerja fisik adalah dengan denyut jantung, yaitu dengan cara: 1. Merasakan denyut yang ada pada arteri radial pada pergelangan tangan. 2. Menggunakan alat stethoscope. 3. Menggunakan electrocardiogram. (Nurmianto, 2003) Alat yang biasa digunakan untuk mengukur denyut jantung adalah pulsemeter. Hubungan antara beberapa media yang digunakan untuk mengukur beban kerja beserta pengkategoriannya adalah sebagai berikut: Tabel 1. Media pengukur beban kerja beserta kategorinya Assesment Workload of Oxygen consumption litres/min Lung ventilation litres/min Rectal temperature o C Heart rate pulse/mins Very low 0,25-0,3 6-7 37,5 60-70 Low 0,5-1 11-20 37,5 75-100 Moderate 1-1,5 20-31 37,5-38 100-125 High 1,5-2 31-43 38-38,5 125-150 Very high 2-2,5 43-56 38,5-39 150-175 Extremely high 2,4-4 60-100 over 39 over 175 Sumber : (Nurmianto, 2003) Beban Kerja Mental Menurut Henry R. Jex dalam Hancock (1988) menjelaskan beban kerja mental adalah selisih antara kapasitas beban mental seseorang dalam kondisi termotivasi dengan tuntutan beban kerja dari suatu tugas. NASA TLX adalah salah satu metode untuk mengukur beban kerja fisik, menurut Hart & Staveland, 1988 dalam Hancock (1988), NASA-TLX lebih mudah untuk dianalisis dan lebih akurat dibandingkan metode-metode Subjective mental workload measurements lainnya. National Aeronautics and Space Administration Task Load Index (NASA-TLX) (Hart & Staveland, 1988) Nasa TLX adalah alat penilaian multi dimensi yang memberikan rating beban kerja secara keseluruhan yang didasarkan pada bobot rata-rata 6 subskala, yaitu Mental demand, Physical Demand,Temporal Demand, Performance, Effort dan Frustation Level.(Hancock, 1988) Tahapan yang dilakukan dalam pengukuran beban mental dengan metode NASA TLX adalah sebagai berikut: 1. Rating Tahapan pertama dari metode ini adalah responden memberikan rating terhadap keenam dimensi beban mental yang ada pada Nasa TLX. 2. Bobot (weight) Tahapan kedua dari metode ini adalah dengan memilih satu diantara dua dimensi beban mental yang menurut responden memberikan beban mental yang lebih dominan. Kuesioner terdiri dari 15 pasang perbandingan yang kemudian akan dihitung jumlah tally dari setiap dimensi. Bobot dari setiap dimensi diperoleh berdasarkan banyaknya jumlah tally. 3. Perhitungan Besarnya beban mental didapatkan dari perkalian antara rating dan bobot dari setiap dimensi kemudian jumlahnya dibagi 15. Σ Skor Nasa TLX =... (1) Dalam penelitian Damayanti (2012), menurut Cha & Park (1997). Nasa TLX telah dikembangkan untuk mengukur beban kerja mental pengemudi, RNasa TLX. Pada dasarnya RNasa TLX sama dengan Nasa TLX, tetapi dimensi yang diukur dikembangkan dan disesuaikan untuk mengevaluasi beban kerja mental pengemudi.

Dimensi Tuntutan mental Tuntutan visual Tuntutan auditori/pendengaran Tabel 2. Dimensi RNasa TLX Titik ujung Deskripsi skala Seberapa dibutuhkannya perhatian mental saat mengemudi Seberapa dibutuhkannya kegiatan visual dalam mengenali informasi saat mengemudi Seberapa dibutuhkannya kegiatan auditori dalam mengenali atau mendengar informasi saat mengemudi Tuntutan waktu Kesulitan dalam mengemudi Kesulitan mengerti informasi Sumber : (Damayanti, 2012) Seberapa besar tuntutan waktu yang dialami saat mengemudi Seberapa sulit mengemudikan kendaraan yang dikendarai dibandingkan dengan kendaraan lain yang serupa Seberapa sulit memahami informasi saat mengemudikan kendaraan yang dikendarai Skor beban kerja dalam NASA TLX dibagi menjadi tiga bagian yaitu: Skor > 80 : beban pekerjaan yang agak berat Skor 50-80 : beban pekerjaan sedang Skor < 50 : beban pekerjaan agak ringan. Mengemudi Mengemudi adalah kegiatan yang membutuhkan konsentrasi, karena kita dituntut untuk dapat mengendalikan kendaraan dengan baik. Menjadi seorang pengemudi banyak hal yang harus diketahui mulai dari lalu lintas jalanan, memahami dengan baik kendaraan yang dikemudikan, juga sikap saling mengahargai dan menghormati antar pengguna jalan. Agar pengemudi lebih dapat berhati-hati dan tidak membahayakan keselamatan orang lain. (hubdat.dephub.go.id) Uji Normalitas data Dalam buku Duwi Priyatno (2012) yang berjudul Belajar Cepat Olah Data Statistik. Syarat pokok yang harus dipenuhi dalam analisis parametrik adalah normalitas data. Untuk yang menggunakan analisis parametrik seperti analisis perbandingan 2 rata-rata, analisis variansi satu arah, korelasi, regresi dan sebagainya, maka perlu dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu. Hal ini agar dapat diketahui apakah data berdistribusi normal atau data tidak berdistribusi normal. Normalitas suatu data penting karena dengan data yang terdistribusi normal, maka data tersebut dianggap dapat mewakili suatu populasi. Dalam SPSS, uji validitas yang sering digunakan adalah metode uji Lilliefors dan metode One Sample Kolmogorov. Uji t Dengan SPSS memungkinkan untuk melakukan berbagai uji statistik parametrik salah satunya uji t. Uji t berguna untuk menilai apakah rata-rata dan keragaman dari dua kelompok berbeda secara statistik satu sama lain. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Otobus New Ismo di Surakarta. Penelitian pada 8 pengemudi bus New Ismo rute Solo-Semarang PP dilakukan pada saat sebelum mengemudi dan setelah melakukan satu kali perjalanan Solo-Semarang. Adapun tahapan yang dilakukan untuk penelitian dijelaskan dalam bagan dibawah ini..

Gambar 1 Kerangka Pemecahan Masalah Gambar 2 Kerangka Pemecahan RNasa TLX

Hasil dan Pembahasan Beban Kerja Fisik Responden pada penelitian ini adalah pengemudi bus New Ismo Rute Solo-Semarang yang berjumlah 8 orang. Pengukuran denyut jantung dilakukan sebelum pengemudi melakukan pekerjaannya dan setelah melakukan pekerjaannya. Pengambilan data pengukuran denyut jantung dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Tabel 3 Rata-rata denyut jantung perjalanan Solo-Semarang Rata-rata denyut jantung Responden (denyut/menit) sebelum Sesudah 1 71,33 88,67 2 91,33 103,67 3 80,33 93,33 4 68,33 86,33 5 71,33 82,67 6 88,33 101,00 7 88,33 98,33 8 71,33 84,67 Rata-rata 78,83 92,33 Dari tabel 3 di atas kemudian dilakukan pengolahan untuk mengetahui apakah ada perbedaan denyut jantung antara sebelum dan sesudah mengemudi. Pengujian dilakukan dengan uji normalitas data dan uji t. Dari pengujian normalitas Lilliefors dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov dan Shapiro Wilk, dengan tingkat kepercayaan 0,05 maka signifikansi 0,05 maka H 0 diterima. Jadi data denyut jantung berdistribusi normal. Pengolahan data menggunakan uji t, nilai -t hitung > -t tabel, maka H 0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan denyut jantung antara sebelum mengemudi dengan sesudah mengemudi untuk perjalanan Solo-Semarang. Tabel 4 Rata-rata denyut jantung perjalanan Solo-Semarang-Solo Rata-rata denyut jantung Responden (denyut/menit) sebelum Sesudah 1 73,00 80,67 2 90,33 102,00 3 80,33 88,33 4 71,33 86,33 5 69,33 82,00 6 92,33 100,67 7 88,67 96,67 8 71,33 82,33 Rata-rata 79,58 89,88 Dari tabel 4 di atas kemudian dilakukan pengolahan untuk mengetahui apakah ada perbedaan denyut jantung antara sebelum dan sesudah mengemudi. Pengujian dilakukan dengan uji normalitas data dan uji t. Dari pengujian normalitas Lilliefors dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov dan Shapiro Wilk, dengan tingkat kepercayaan 0,05 maka signifikansi 0,05 maka H 0 diterima. Jadi data denyut jantung berdistribusi normal. Pengolahan data menggunakan uji t, nilai -t hitung > -t tabel, maka H 0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan denyut jantung antara sebelum mengemudi dengan sesudah mengemudi untuk perjalanan Solo-Semarang-Solo. Pada kondisi sebelum mengemudi rata-rata denyut jantung responden untuk perjalanan Solo-Semarang adalah 78,83 denyut/menit dan untuk perjalanan Solo-Semarang-Solo 79,58 denyut/menit. Sedangkan pada kondisi sesudah mengemudi terjadi kenaikan denyut jantung pada masing-masing responden untuk perjalanan Solo- Semarang yang rata-ratanya menjadi 92,33 denyut/menit untuk perjalanan Solo-Semarang-Solo yang rata-ratanya menjadi 89,88 denyut/menit. Nilai beban kerja fisik sebesar 92,33 denyut/menit dan 89,88 denyut/menit berarti termasuk dalam beban kerja ringan karena berada diantara 75-100 denyut/menit.

Dari pengolahan data yang telah dilakukan didapatkan bahwa pekerjaan mengemudi yang dilakukan termasuk dalam beban kerja yang ringan karena peningkatan denyut jantung yang terjadi antara sebelum mengemudi dan setelah mengemudi tidak terlalu tinggi. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi kabin sudah ber-ac sehingga temperatur ruang kerja/kabin tidak terlalu tinggi dimana temperatur yang tinggi merupakan salah satu penyebab meningkatnya denyut jantung. Kemudian juga dapat disebabkan oleh kegiatan mengemudi ini adalah kegiatan yang sehari-hari yang dikerjakan oleh pengemudi sehingga tubuh pengemudi sudah beradaptasi dengan kegiatan tersebut. Beban Kerja Mental Data RNasa TLX ini didapatkan dari pembagian kuesioner terhadap pengemudi. Kuesioner terdiri dari dua tahap, tahap pertama adalah pemberian rating dan tahap kedua adalah pembobotan. Jenis data dari hasil pembagian kuesioner ini ada dua jenis, yaitu data RNasa TLX untuk kondisi perjalanan pagi-sore dan data RNasa TLX untuk perjalanan sore-malam. Tabel 5 Rekapitulasi WWL (Weighted Workload) perjalanan pagi-sore No Dimensi WWL Rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 8 WWL 1 Tuntutan Mental 16,00 20,00 16,00 23,33 17,33 18,67 25,33 25,00 20,21 2 Tuntutan visual 22,67 14,00 10,00 21,33 16,00 8,67 25,33 21,33 17,42 3 Tuntutan auditori 4,67 16,00 9,33 11,33 8,67 16,00 19,00 8,67 11,71 4 Tuntutan waktu 30,00 8,67 20,00 12,00 16,00 13,00 10,00 8,00 14,71 5 Kesulitan mengemudi 9,33 9,33 0,00 4,33 4,00 8,00 5,00 3,67 5,46 6 Kesulitan mengerti informasi 0,00 5,00 4,67 0,00 0,00 4,67 5,00 3,00 2,79 Total WWL 82,67 73,00 60,00 72,33 62,00 69,00 89,67 69,67 72,29 Tabel 6 Rekapitulasi WWL (Weighted Workload) perjalanan sore-malam No Dimensi WWL Rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 8 WWL 1 Tuntutan Mental 28,33 26,67 9,33 20,00 14,00 15,00 19,00 16,00 18,54 2 Tuntutan visual 20,00 20,00 23,33 3,67 25,00 31,67 25,33 26,67 21,96 3 Tuntutan auditori 9,33 13,00 4,67 13,33 14,00 5,33 10,00 9,33 9,88 4 Tuntutan waktu 16,00 3,33 16,00 11,00 13,00 14,00 15,00 17,33 13,21 5 Kesulitan mengemudi 5,67 4,00 3,33 8,00 0,00 3,67 3,33 0,00 3,50 6 Kesulitan mengerti informasi 0,00 4,00 5,33 3,67 4,00 8,67 3,33 3,33 4,04 Total WWL 79,33 71,00 62,00 59,67 70,00 78,33 76,00 72,67 71,13 Dari tabel 5 dan 6 di atas kemudian dilakukan pengolahan untuk mengetahui apakah ada perbedaan WWL antara perjalanan pagi-sore dengan perjalanan sore-malam.. Pengujian dilakukan dengan uji normalitas data dan uji t. Dari pengujian normalitas Lilliefors dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov dan Shapiro Wilk, dengan tingkat kepercayaan 0,05 maka signifikansi 0,05 maka H 0 diterima. Jadi data berdistribusi normal. Pengolahan data menggunakan uji t didapatkan nilai t hitung < t tabel maka H 0 diterima sehingga tidak ada perbedaan skor RNasa TLX / WWL antara kondisi perjalanan pagi-sore dan kondisi perjalanan sore-malam, atau dapat dikatakan bahwa beban kerja mental yang dirasakan pengemudi pada kondisi perjalanan pagi-sore dan kondisi perjalanan sore malam relatif sama.

Perbandingan kondisi perjalanan pagi-sore dan perjalanan sore-malam 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00 Tuntutan Mental Tuntutan visual Tuntutan auditori Tuntutan waktu Kesulitan mengemudi Kesulitan mengerti informasi Perjalanan pagi-sore Perjalanan sore-malam Gambar 3 Perbandingan kondisi perjalanan pagi-sore dan sore-malam Dari dua kondisi perjalanan 2 dimensi terbesar yang mempengaruhi beban mental pengemudi adalah tuntutan mental dan tuntutan visual. Untuk tuntutan mental yang dirasakan pengemudi hal ini dikarenakan pengemudi memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaannya yang menyangkut banyak nyawa. Pengemudi juga harus berkonsentrasi dalam mengemudikan kendaraannya. Hal yang dapat menambah beban mental yang dirasakan pengemudi adalah kondisi perjalanan. Dimana apabila perjalanan macet dapat memicu tingkat emosi pengemudi. Selain itu dengan kondisi perjalanan yang macet akan memperlama waktu tempuh yang diperlukan oleh pengemudi, sehingga disini pengemudi dituntut untuk melakukan pengontrolan emosi yang baik demi keselamatan para penumpangnya. Tuntutan mental yang dirasakan antar individu berbeda-beda tergantung dari individu masingmasing. Ada yang tetap dapat mengendalikan diri selama perjalanan tetapi juga ada yang dapat dengan mudah terpicu emosinya dengan kondisi perjalanan yang ada. Sedangkan untuk tuntutan visual pada kondisi perjalanan pagi-sore berada pada urutan kedua dan pada kondisi perjalan sore-malam berada pada urutan pertama. Karena pencahayaan sangat penting bagi manusia untuk dapat melihat obyek-obyek secara jelas sehingga pada kondisi perjalanan sore-malam tuntutan visual dirasa lebih besar dikarenakan kondisi jalanan yang gelap jika dibandingkan dengan perjalanan pagi-sore. Dengan kategori beban mental yang ada untuk kondisi perjalanan pagi-sore dan kondisi perjalanan soremalam yang dialami pengemudi yaitu sebesar 72,29 dan 71,13 termasuk dalam kategori beban kerja mental yang sedang. Dari analisis dengan uji t yang telah dilakukan didapat hasil bahwa tidak ada perbedaan beban kerja antara perjalanan pagi-sore dan perjalanan sore malam. Hal ini karena kondisi yang dialami selama perjalanan relatif sama setiap harinya. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Hasil pengukuran beban kerja fisik berdasarkan denyut jantung untuk perjalanan Solo-Semarang rata-ratanya adalah 92,33 denyut/menit dan untuk perjalanan Solo-Semarang-Solo rata-ratanya adalah 89,88 denyut/menit, keduanya termasuk dalam kategori beban kerja ringan. 2. Hasil pengukuran beban mental menggunakan RNasa TLX menunjukkan bahwa untuk kondisi perjalanan pagisore diperoleh rata-rata WWL (Weighted Workload) sebesar 72,29 dan untuk kondisi perjalanan sore-malam diperoleh rata-rata WWL sebesar 71,13 sehingga keduanya termasuk dalam kategori beban kerja sedang. 3. Dari kedua kondisi perjalanan dua faktor/dimensi terbesar yang menyebabkan beban kerja mental adalah tuntutan mental dan tuntutan visual. 4. Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa beban kerja fisik yang diterima oleh pengemudi termasuk dalam beban kerja ringan sedangkan beban kerja mentalnya termasuk dalam beban kerja sedang. Sehingga dapat diberikan saran untuk pihak manajemen untuk melakukan pembinaan kepada pengemudi tentang keselamatan berlalu lintas dan juga mental.

Saran Beberapa saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Pada penelitian selanjutnya dapat dipertimbangkan masalah turn over karyawan yang dilengkapi dengan analisis biaya. Sehingga dapat diketahui berapa banyak karyawan yang optimal. 2. Pengemudi perlu mengatur waktu istirahatnya agar beban kerja yang dirasakan tidak terakumulasi menjadi lebih tinggi. 3. Pada penelitian selanjutnya untuk pengukuran beban kerja fisik dapat dilengkapi dengan pengukuran denyut jantung saat bekerja. Daftar Pustaka Damayanti, Kristiana Asih, dkk. 2012. Pengukuran Beban Mental Masinis Kereta Api Rute Jarak Jauh (Studi Kasus Pada PT KAI DAOP 2). Simposium Nasional RAPI XI FT UMS. Hancock, P.A & Meshkati, N. 1988. Human Mental Workload. Elsevier Science Publisher B.V : Netherlands. Hubdat.dephub.go.id/Petunjuk Teknis Pemilihan Awak Kendaraan Umum Teladan Tingkat Nasional Tahun 2013. Diunduh 5 April 2014 Nurmianto, Eko. 2003. Ergonomi, Konsep Dasar Dan Aplikasinya, edisi Pertama. Prima Printing : Surabaya. Priyatno, Duwi. 2012. Belajar Cepat Olah Data Statistik Dengan SPSS. Andi Offset : Yogyakarta.