BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Biaya operasional terendah adalah dialami oleh PT. Centrin Online Tbk (CENT), dan tertinggi di alami oleh Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS DATA. tingkat kebenaran hipotesis penelitian yang telah dirumuskan. Dalam analisis data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. data hasil perhitungan data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH PRODUK, HARGA, PROMOSI DAN TEMPAT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN RESTORAN RICHEESE FACTORY CABANG DEPOK KELAPA DUA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang

BAB IV HASIL PENELITIAN

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selanjutnya akan membahas mengenai penelitian tentang pengaruh komisaris

PENGARUH SANKSI PERPAJAKAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI WILAYAH KPP PRATAMA DEPOK. : Baiq Laxmi Riska Zone

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data. Tabel 4.1. Hasil Perolehan Data Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2011

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

bawah ini, dari statistik deskriptif ini dapat diketahui jumjah sampel yang diteliti.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dipenuhi asumsi klasik. Asumsi yang lain yang harus dipenuhi adalah mengenai

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. asumsi klasik dan pengujian hipotesis adalah mengetahui gambaran atau

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA. Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan. PT. Indofood Tbk. Periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. pola asuh orang tua, motivasi belajar dan prestasi belajar IPS. 1. Pola asuh orang tua

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Setelah melalui beberapa tahap kegiatan penelitian, dalam bab IV ini diuraikan analisis hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Analisis hasil penelitian terbagi dalam deskripsi data penelitian dan pengujian hipotesis. 1. Deskripsi Data Penelitian Data yang dijadikan dasar deskripsi hasil penelitian adalah kepatuhan wajib pajak (X 1 ), jumlah pemeriksaan pajak (X 2 ) dan penerimaan pajak penghasilan wajib pajak badan (Y). Data yang berhasil diperoleh diolah dengan menggunakan teknik statistik deskriptif, yang meliputi perhitungan skor terendah dan skor tertinggi sehingga tampak nilai rata-rata, standar deviasi dan distribusi frekuensi. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu kepatuhan wajib pajak dan jumlah pemeriksaan pajak, sedangkan variabel dependennya yaitu penerimaan pajak penghasilan wajib pajak badan. Statistik deskriptif dari masing-masing variabel dalam penelitian ini disajikan pada tabel 4.1 berikut ini: 76

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Penerimaan PPh Badan 36 569.957.846,00 11.031.993.358,00 1.674.843.476,17 1.798.737.563,32 Kepatuhan Wajib Pajak 36 0,63 0,95 0,74 0,08 Pemeriksaan Pajak 36 16,00 166,00 68,00 35,00 Valid N (listwise) 36 Sumber: Data yang telah diolah Pada tabel 4.1 diatas terlihat bahwa: a. Penerimaan pajak penghasilan wajib pajak badan mempunyai: 1) Nilai minimum sebesar Rp 569.957.846 kondisi ini memberi makna bahwa selama periode 2009 2011 jumlah penerimaan pajak penghasilan wajib pajak badan yang paling rendah yang diterima oleh KPP Pratama Bogor terjadi pada bulan Januari 2009. 2) Nilai maksimumnya sebesar Rp 11.031.993.358 kondisi ini memberi makna bahwa selama periode 2009 2011 jumlah penerimaan pajak penghasilan wajib pajak badan yang paling tinggi yang diterima oleh KPP Pratama Bogor terjadi pada bulan April 2011. 3) Untuk rata-rata jumlah penerimaan pajak penghasilan wajib pajak badan dari 36 sampel atau 36 bulan sebesar Rp 1.674.843.476,17 dengan standar deviasi sebesar Rp 1.798.737.563,32. 77

b. Kepatuhan wajib pajak mempunyai: 1) Nilai minimum sebesar 0,63 kondisi ini memberi makna bahwa selama periode 2009 2011 jumlah kepatuhan wajib pajak yang paling rendah yang tercatat di KPP Pratama Bogor terjadi pada bulan Februari 2011. 2) Nilai maksimum sebesar 0,95 kondisi ini memberi makna bahwa selama periode 2009 2011 jumlah kepatuhan wajib pajak yang paling tinggi yang tercatat di KPP Pratama Bogor terjadi pada bulan Desember 2009 dan bulan April 2011. 3) Untuk rata-rata kepatuhan wajib pajak dari 36 sampel atau 36 bulan sebesar 0,74 dengan standar deviasi sebesar 0,08. c. Jumlah Pemeriksaan pajak dalam hal ini jumlah SKPKB yang diterbitkan mempunyai: 1) Nilai minimum sebanyak 16 lembar kondisi ini memberi makna bahwa selama periode 2009 2011 jumlah pemeriksaan pajak yang paling rendah yang tercatat di KPP Pratama Bogor terjadi pada bulan Februari 2010. 2) Nilai maksimumnya sebesar 166 lembar kondisi ini memberi makna bahwa selama periode 2009 2011 jumlah pemeriksaan pajak yang paling tinggi yang tercatat di KPP Pratama Bogor terjadi pada bulan April 2011. 3) Untuk rata-rata jumlah pemeriksaan pajak dari 36 sampel atau 36 bulan sebesar 68 lembar dengan standar deviasi sebesar 35 lembar. 78

2. Uji Asumsi Regresi Klasik Agar dapat menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Analisis regresi dalam penelitian ini terdiri atas variabel independen yaitu kepatuhan wajib pajak dan jumlah pemeriksaan pajak serta variabel dependen yaitu penerimaan pajak penghasilan wajib pajak badan. Berikut ini merupakan hasil uji asumsi regresi klasik yang telah dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini, yang terdiri dari: a. Uji Normalitas Bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data. Uji normalitas data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan grafik normal P-P Plots. Deteksi adanya normalitas yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Gambar 4.1 Hasil Pengujian Normalitas Data 79

Berdasarkan hasil pengujian terhadap kenormalan data pada gambar 4.1 diatas, terlihat bahwa data (titik-titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa populasi data kepatuhan wajib pajak, jumlah pemeriksaan pajak dan penerimaan pajak penghasilan wajib pajak badan berdistribusi normal. b. Uji Multikolinieritas Bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel independen dalam suatu model regresi. Deteksi yang digunakan untuk mengetahui apakah terjadi multikolinieritas dalam penelitian ini dengan menggunakan besaran tolerance (TOL) dan VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai tolerance (TOL) mendekati angka 1 dan nilai VIF dibawah angka 10 maka tidak terjadi multikolinieritas. Tabel 4.2 Hasil Pengujian Besaran VIF dan Tolerance Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Kepatuhan Wajib Pajak.910 1.098 Pemeriksaan Pajak.910 1.098 a. Dependent Variable: Penerimaan PPh Badan Sumber: Output SPSS 80

Dari tabel 4.2 diatas terlihat bahwa nilai tolerance untuk kepatuhan wajib pajak dan jumlah pemeriksaan pajak sebesar 0,910 dan nilai VIF yang didapat sebesar 1,098. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terdapat masalah multikolinieritas. c. Uji Heteroskedastisitas Bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Uji heteroskedastisitas tidak terjadi apabila penyebaran data dalam scatterplot menyebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y atau tidak membentuk suatu pola tertentu. Jika membentuk pola-pola tertentu yang teratur, seperti garis, menunjukkan adanya gejala heteroskedastisitas. Gambar 4.2 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas 81

Hasil pengujian dari grafik scatterplot yang terlihat gambar 4.2 diatas dapat diketahui bahwa titik-titik tidak membentuk pola yang jelas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini. d. Uji Autokorelasi Bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Deteksi adanya autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan metode Durbin-Watson. Model regresi dikatakan tidak terdapat autokorelasi apabila nilai Durbin-Watson (d) mendekati angka 2. Sebaliknya jika nilai DW mendekati 0 atau mendekati 4 maka diduga ada autokorelasi positif atau autokorelasi negatif. Tabel 4.3 Hasil Pengujian Autokorelasi Model Summary b Model Durbin-Watson 1 2.032 b. Dependent Variable: Penerimaan PPh Badan Sumber: Output SPSS Pada tabel 4.3 tersebut, didapat nilai DW hitung yang dihasilkan dari model regresi sebesar 2,032. Sementara dari tabel DW dengan signifikansi (α) 5%, jumlah sampel (n) 36 dan jumlah variabel independen (k) 2, diperoleh nilai d L sebesar 1,354 dan nilai d U sebesar 1,587. Jadi nilai 4-d U = 2,413 dan 4-d L = 2,646. 82

Hal tersebut menunjukkan nilai DW (2,032) terletak diantara d U (1,587) dan 4-d U (2,413). Angka tersebut berada pada daerah tidak ada autokorelasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif dalam penelitian ini. Hasil uji DW dapat dilihat dengan lebih jelas pada gambar 4.3 dibawah ini: Autokorelasi Daerah Tidak ada Autokorelasi Daerah Autokorelasi Positif Keragu-raguan Keragu-raguan Negatif 0 1,354 1,587 2,032 2,413 2,646 4 d L d U d 4-d U 4-d L Gambar 4.3 Daerah Kritis Uji Durbin-Watson B. Pembahasan 1. Evaluasi Hasil Regresi Berganda a. Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) mengukur prosentasi sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai ini juga dapat digunakan untuk melihat sampai seberapa jauh model yang terbentuk dapat menerangkan kondisi yang sebenarnya. Besarnya koefisien determinasi adalah 0 sampai dengan 1. Jika besarnya koefisien determinasi semakin mendekati 0 (nol), maka semakin kecil pengaruh 83

variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika besarnya koefisien determinasi semakin mendekati 1 (satu), maka semakin besar pula pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Tabel 4.4 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.815 a.664.644 1.073.336.626,56 a. Predictors: (Constant), Pemeriksaan Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak b. Dependent Variable: Penerimaan PPh Badan Sumber: Output SPSS Dari output pada tabel 4.4 diketahui bahwa nilai R yang diperoleh sebesar 0,815 artinya korelasi antara kepatuhan wajib pajak dan jumlah pemeriksaan pajak sebesar 0,815. Hal tersebut menunjukkan terjadinya hubungan yang sangat erat karena nilainya mendekati 1. Nilai R Square (R 2 ) sebesar 0,664 merupakan pengkuadratan dari koefisien korelasi (0,815 x 0,815 = 0,664) artinya persentase sumbangan pengaruh kepatuhan wajib pajak dan jumlah pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak penghasilan wajib pajak badan adalah sebesar 66,4% sedangkan sisanya sebesar 33,6% (100% - 66,4%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Sedangkan nilai koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R Square) yang diperoleh sebesar 64,4%. 84

Nilai Standard Error of the Estimate sebesar 1.073.336.626,56 artinya kesalahan yang dapat terjadi dalam memprediksi penerimaan pajak penghasilan wajib pajak badan adalah sebesar Rp 1.073.336.626,56. b. Uji Signifikansi Variabel Independen Uji signifikansi variabel independen yang dilakukan oleh penulis dengan menggunakan uji t (uji koefisien regresi secara parsial). Uji t bertujuan untuk mengetahui apakah secara parsial kepatuhan wajib pajak dan jumlah pemeriksaan pajak berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap penerimaan pajak penghasilan wajib pajak badan. Tabel 4.5 Hasil Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients t Sig. B Std. Error (Constant) -5347347814.66 1572415331.64-3.401.002 1 Kepatuhan Wajib Pajak 6365118292.69 2204722129.57 2.887.007 Pemeriksaan Pajak 34128448.92 5385277.87 6.337.000 a. Dependent Variable: Penerimaan PPh Badan Sumber: Ouput SPSS 85

Berdasarkan tabel 4.5 maka data tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1) Standard Error adalah nilai maksimum yang dapat terjadi dalam memperkirakan rata-rata populasi berdasarkan sampel. Nilai ini untuk mencari t hitung (koefisien regresi/standar error). 2) Hasil uji t variabel kepatuhan wajib pajak Hasil uji t terhadap kepatuhan wajib pajak dapat dilihat pada tabel 4.5 (tabel coefficients), diperoleh t hitung sebesar 2,887. Tabel distribusi t dengan α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 36-2-1 = 33. Hasil yang diperoleh untuk t tabel sebesar 2,035. Dalam hal ini t hitung (2,887) > t tabel (2,035), maka H 0 ditolak. Berdasarkan tingkat signifikansi dari tabel 4.5 diatas bahwa tingkat signifikansi (Sig.) atau probabilitas dari kepatuhan wajib pajak adalah 0,007 < 0,05 maka H 0 ditolak. Dengan kata lain bahwa koefisien regresi signifikan. Berdasarkan hal tersebut bahwa kepatuhan wajib pajak secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan wajib pajak badan di KPP Pratama Bogor. 3) Hasil uji t variabel jumlah pemeriksaan pajak Hasil uji t terhadap jumlah pemeriksaan pajak dapat dilihat pada tabel 4.5 (tabel coefficients), diperoleh t hitung sebesar 6,337. Tabel distribusi t dengan α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan/degree of freedom (df) 86

n-k-1 atau 36-2-1 = 33. Hasil yang diperoleh untuk t tabel sebesar 2,035. Dalam hal ini t hitung (6,337) > t tabel (2,035), maka H 0 ditolak. Berdasarkan tingkat signifikansi dari tabel 4.5 diatas bahwa tingkat signifikansi (Sig.) atau probabilitas dari kepatuhan wajib pajak adalah 0,000 < 0,05 maka H 0 ditolak. Dengan kata lain bahwa koefisien regresi signifikan. Berdasarkan hal tersebut bahwa kepatuhan wajib pajak secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan wajib pajak badan di KPP Pratama Bogor. c. Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui apakah secara simultan atau bersama-sama variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Pengujian melalui uji F adalah pengujian dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Tabel 4.6 Hasil Uji F ANOVA a Model Df F Sig. Regression 2 32.648.000 b 1 Residual 33 Total 35 a. Dependent Variable: Penerimaan PPh Badan b. Predictors: (Constant), Pemeriksaan Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak Sumber: Output SPSS 87

ANOVA merupakan uji koefisien regresi secara bersama-sama untuk menguji signifikansi pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Dari tabel 4.6 diperoleh F hitung sebesar 32,648 sedangkan F tabel dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, dimana α = 5%, df 1 (jumlah variabel 1) atau 3-1 = 2, dan df 2 (n-k-1) atau 36-2-1 = 33 (n merupakan jumlah sampel dan k merupakan jumlah variabel independen), maka diperoleh F tabel sebesar 3,285. Hasil F hitung > F tabel (32,648 > 3,285) maka H 0 ditolak. Sedangkan nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,000 yang berarti angka ini lebih kecil dari tingkat signifikansi (0,000 < 0,05) maka H 0 ditolak. Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kepatuhan wajib pajak dan jumlah pemeriksaan pajak secara simultan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan wajib pajak badan di KPP Pratama Bogor. 2. Model Regresi Yang Terbentuk Model regresi yang terbentuk merupakan persamaan yang menunjukkan arah hubungan dan besarnya pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil uji regresi pada tabel 4.5 diatas, maka model regresi berganda yang terbentuk dapat dijabarkan dalam persamaan berikut: Y = -5.347.347.814,66 + 6.365.118.292,69 X 1 + 34.128.448,92 X 2 Beberapa hal yang dapat diketahui dari persamaan regresi berganda tersebut adalah sebagai berikut: a. Konstanta yang diperoleh sebesar -5.347.347.814,66. Hal ini menunjukkan apabila semua variabel independen bernilai 0, maka penerimaan pajak penghasilan wajib pajak badan akan turun sebesar Rp -5.347.347.814,66. 88

b. Koefisien regresi dari kepatuhan wajib pajak (X 1 ) sebesar 6.365.118.292,69. Hal ini menunjukkan apabila nilai kepatuhan wajib pajak (X 1 ) naik sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel lain nilainya tetap, maka akan diikuti oleh kenaikan penerimaan pajak penghasilan wajib pajak badan di KPP Pratama Bogor sebesar Rp 6.365.118.292,69. c. Koefisien regresi dari jumlah pemeriksaan pajak (X 2 ) sebesar 34.128.448,92. Hal ini menunjukkan apabila jumlah pemeriksaan pajak (X 2 ) naik sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel lain nilainya tetap, maka akan diikuti oleh kenaikan penerimaan pajak penghasilan wajib pajak badan di KPP Pratama Bogor sebesar Rp 34.128.448,92 3. Evaluasi Hasil Uji Variabel Dominan Pengujian terhadap pengaruh dominan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan melihat besarnya nilai Standardized Coefficients beta dari model regresi yang terbentuk. Berdasarkan hasil uji regresi yang dapat dilihat pada tabel 4.7, diperoleh nilai Standardized Coefficients beta kepatuhan wajib pajak sebesar 0,305 dan jumlah pemeriksaan pajak sebesar 0,670. Tabel 4.7 Hasil Uji Variabel Dominan Coefficients a Model Standardized Coefficients Beta (Constant) 1 Kepatuhan Wajib Pajak.305 Pemeriksaan Pajak.670 a. Dependent Variable: Penerimaan PPh Badan Sumber: Output SPSS 89

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel jumlah pemeriksaan pajak memiliki nilai Standardized Coefficients beta lebih tinggi, maka jumlah pemeriksaan pajak memiliki pengaruh paling dominan terhadap penerimaan pajak penghasilan wajib pajak badan di KPP Pratama Bogor dibandingkan dengan kepatuhan wajib pajak. 4. Perbandingan Hasil Penelitian dengan Penelitian Terdahulu Debby Oktivani (2007) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Jumlah Pemeriksaan Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Madiun. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Debby Oktivani, dengan menggunakan data fiskal antara tahun 2003 sampai dengan 2005 diketahui bahwa kepatuhan wajib pajak dan jumlah pemeriksaan secara serempak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Madiun. Sedangkan dalam penelitian ini, diketahui bahwa kepatuhan wajib pajak dan jumlah pemeriksaan pajak berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun secara simultan terhadap penerimaan pajak penghasilan wajib pajak badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor. Hasil penelitian ini memperkuat penelitian yang telah dilakukan oleh Debby Oktivani. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Debby Oktivani dengan penelitian ini terletak pada tahun penelitian, pemilihan Kantor Pajak Pratama dan data fiskal yang digunakan. 90