BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian 1234567Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Rumah Sakit Banyumas II,tempat pemeriksaan di Unit Transfusi Darah Cabang Palang Merah Indonesia Banyumas, dan waktu penelitian dilaksanakan bulan Februari sampai Maret 2011. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi penelitian adalah penderita thalassaemia yang melakukan rawat inap dan menjalankan tindakan transfusi darah berulang 10 kali dan 10 kali di Rumah Sakit Banyumas II, pada bulan Februari 2011 baik lakilaki maupun perempuan. 2. Sampel diambil sebanyak 69 penderita dari total populasi penderita thalassemia yang berasal dari RS Banyumas II dan melakukan prosedur permintaan darah di UTDC- PMI Banyumas. D. Variabel 1. Variabel bebas Transfusi darah berulang 20
21 2. Variabel terikat Hasil uji cocok serasi E. Alat dan Bahan 1234567Alat yang digunakan adalah tabung reaksi rak tabung, working table, serofuge/ sentrifuge sero ( DiaCent1-2 ), inkubator ( ID Incubator 37 S II ), liss Centrifuge ( ID Centrifuge 12 S II ), dispenser diluents, micropipette 5ul, 25 ul, 50 ul. Bahan yang digunakan adalah darah vena pasien dengan antikoagulan atau tanpa antikoagulan, darah donor dari kantong darah, liss/coombs card, diluents, anti sera golongan darah ( anti sera A, anti sera, B,anti sera D ), NaCl fisiologis, buvin albumin 6%, sel A, sel B, sel O. F. Prosedur Pemeriksaan 1. Cara pengambilan sampel darah pasien 1234567Pengambilan darah dilakukan pada vena fossa cubiti. Torniquet dipasang pada lengan atas pasien dan pasien diminta untuk mengepalkan tangan, vena yang akan diambil darahnya/ditusuk dibersihkan dahulu dengan alcohol 70% sampai kering. Kemudian kulit ditusuk dengan jarum dan spuit sampai ujung jarum masuk ke lumen vena. Perlahan-lahan spuit ditarik sampai didapatkan darah kurang lebih 3 ml. Setelah darah berhasil didapatkan, tourniquet dilepas, kapas diletakan di atas jarum, kemudian jarum dilepas.
22 Luka bekas tusukan jarum ditekan selama beberapa menit dengan kapas, kemudian ditutup dengan plester. Jarum dilepas dari spuit dan darah dialirkan ke dalam tabung melalui dinding tabung, atau darah dimasukkan ke dalam botol dengan menggunakan EDTA ( dihomogenkan ). 2. Pengambilan sampel donor Sampel untuk donor di ambil dari slang kantong dengan memotong selang kantong yang sudah diberi tanda yaitu ikatan pada selang untuk sampel uji cocok serasi. 3. Pemisahan Serum/ plasma Sampel pasien dan donor pada tabung diberi identitas pada masing-masing tabung. Kemudian disentrifuge pada sentrifuge sero dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. Serum yang terbentuk dipisahkan dari endapan sel-sel darah dengan menggunakan pipet Pasteur. 4. Pencucian Sel darah merah. a. Kedalam tabung dimasukan 8 tetes sel darah merah pekat. b. Kemudian ditambahkan saline 0,9% sebanyak ± 4 ml 5 ml, dan kocok-kocok dengan pipet Pasteur sampai homogen c. Tabung disentrifuge/diputar dengan kecepatan 3000 rpm selama 2 menit. d. Dengan menggunakan pipet Pasteur, supernatan dibuang hingga sel darah merah pekat menjadi 100%
23 e. Pencucian dilakukan sampai tiga kali. 5. Membuat suspensi sel darah merah 5 % (dalam NaCl Fisiologis ) 1234567Satu tetes sel darah merah pekat 100 % yang telah dicuci dimasukan ke dalam tabung, kemudian tambahkan NaCl Fisiologis 19 tetes, kemudian dihomogenkan. 6. Membuat suspensi sel darah merah 1 % (dalam diluent ) a. Dipipet diluents sebanyak 0,5 ml ke dalam tabung (dengan dispenser yang sudah ada ukurannya ) b. Kemudian ditambahkan 5 ul sel darah merah pekat 100% ( yang sudah dicuci ) pada diluent, dikocok-kocok hingga homogen. 7. Pemeriksaan Golongan Darah a. Disiapkan 8 tabung dan beri identitas, Anti A, Anti B, Sel A, Sel B, Sel O, Auto Control, Anti D( Rhesus ), buvin albumin 6% b. Diteteskan 1 tetes sel darah merah ( suspensi 5% ), pada tabung Anti A, anti B, Auto Control, Anti D ( Rhesus ), buvin albumin 6% c. Diteteskan 2 tetes serum/plasma pada tabung sel A, sel B, sel O,dan Auto Control d. Diteteskan 1 tetes Anti A pada tabung Anti A, Anti B pada tabung Anti B, 1 tetes Anti D pada tabung Anti D, dan 1 tetes buvin albumin 6% pada tabung buvin albumin
24 e. Diteteskan 1 tetes sel A pada tabung Sel A, Sel B pada tabung Sel B, Sel O pada tabung Sel O. f. Semua tabung ( 8 tabung ) dicentrifuge dengan kecepatan 3000 Rpm selama 15 detik g. Hasil dibaca terhadap aglutinasi 8. Pemeriksaan Uji Cocok Serasi a. Liss/ coombs card diberi identitas pasien dan donor ( Mayor, minor, auto control dan atau auto pool sesuai kebutuhan ), penutup aluminium dibuka. b. Suspensi 50 ul sel darah merah 1 % donor dan 25 ul plasma pasien dimasuka pada Mayor c. Suspensi 50 ul sel darah merah 1 % pasien dan 25 ul plasma donor dimasukan pada Minor d. Suspensi 50 ul sel darah merah 1 % pasien dan 25 ul plasma pasien pada Auto control e. Liss/ coombs card diinkubasi pada incubator 37 S II selama 15 menit pada suhu 37 C, ( dengan menekan tombol time 1/2/3 sesuai letak liss/coombs card pada rak ) f. Liss/coombs card dicentrifuge pada centrifuge liss S II d selama 10 menit dengan kecepatan 1000 rpm ( dengan menekan tombol start ) Hasil reaksi dibaca secara makroskopis
25 9. Pemeriksaan Direct coombs test a. Diambil liss/ coombs card, diberi identitas. b. Dimasukan suspensi 50 ul sel darah merah 1 % pasien pada liss/coombs card. c. Diputar pada centrifuge liss/coombs card dengan kecepatan 1000 rpm selama 10 menit ( dengan menekan tombol start). d. Hasil reaksi dibaca secara makroskopis G. Pengumpulan Data 1. Data primer didapatkan dari : Unit Tranfusi Darah Cabang PMI Banyumas mengenai hasil pemeriksaan uji cocok serasi penderita dan donor 2. Data sekunder didapatkan dari : Register Laboratorium rawat inap Rumah Sakit Banyumas II, mengenai nama, umur, jenis kelamin dan transfusi darah berulang H. Pengolahan dan analisa data 1234567Data berupa hasil pemeriksaan uji cocok serasi yang diperoleh, disajikan secara deskriptif. 1234567Untuk melihat hubungan varibel transfusi darah berulang dilakukan uji hipotesis Fisher Exact.
26 I. Definisi Operasional 1. Transfusi darah berulang adalah seringnya pasien mendapatkan transfusi darah yang dikategorikan menjadi : a. Kurang dari atau sama dengan 10 kali b. Lebih dari 10 kali Skala data nominal 2. Thalassaemia adalah salah satu jenis anemia hemolitik yang diturunkan secara autosomal oleh kedua orang tuanya. 3. Penderita thalassaemia adalah orang yang dinyatakan menderita thalassaemia dan menjalankan transfusi darah di Rumah Sakit Banyumas II. 4. Hasil uji cocok serasi adalah hasil pemeriksaan mereaksikan antara darah penderita dengan darah donor yang dilakukan sebelum darah ditransfusikan sehingga mendapatkan darah untuk ditransfusikan, dengan metode gel test, dengan kategori hasil : a. Kompatibel ( cocok ) b. Inkompatibel ( tidak cocok secara minor ) 5. Skala data nominal