BAB I PENDAHULUAN. untuk maju dari tahun ke tahun. Sebuah organisasi harus mampu mengantisipasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Organisasi dituntut untuk selalu tetap dapat eksis menghadapi kemajuan. lebih dahulu agar resiko kegagalan relatif kecil.

Koordinasi. 1. Pengertian Koordinasi

PENGARUH KOORDINASI DAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN TERHADAP KUALITAS PRODUK PADA CV. PERMATA 7 WONOGIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam sebuah organisasi setiap pimpinan perlu untuk mengkoordinasikan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Stoner dalam bukunya Sudarsono (2002:65), Organisasi. merupakan suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang,

ANALISIS PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN DI KSU LEPP M3 MINO LESTARI KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. dalam kaitannya dengan kelangsungan hidup organisasi, karena berhasil atau

PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI

BAB II KOORDINASI DALAM PENANGGULANGAN BENCANA. bencana terdapat beberapa unit-unit organisasi atau stakeholders yang saling

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring bertambahnya manusia dan tuntutan hidup dalam bermasyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan setiap kegiatan pada suatu organisasi baik pemerintahan

ANALISIS PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP KINERJA PENGURUS KUD KARYA BERSAMA DI WATES LAMPUNG TENGAH. Oleh. Yulistina Dosen Tetap STIE Umitra ABSTRAK

bermasyarakat. Baik secara individu maupun kelompok. 1 diatas rata-rata, dibutuhkanpemahaman kekuatan-kekuatan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. telah tersedia, baik sumber yang bersifat manusia maupun non manusia, serta

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab menjalankan kegiatan administrasi sehari-hari. Dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. untuk dua sebab yakni: 1) intervensi pemerintah pusat yang terlalu besar di masa

CYBER-TECHN. VOL 5 NO 1 (2010)

kebulatan atau totalitas yang berfungsi secara utuh disebabkan adanya saling

BAB I PENDAHULUAN. paling penting dalam usaha organisasi mencapai keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri yang merupakan motivasi pendiriannya yang harus dicapai oleh

PROBLEMATIKA MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN SOLUSINYA DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. karyawan merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari lagi.

BAB VI PENUTUP. keseluruhan pertanyaan dalam wawancara mendalam terhadap 5 (lima)

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ADMINISTRASI DI UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi adalah suatu sistem yang menghubungkan sumber-sumber daya

I. PENDAHULUAN. kereta api, maka di butuhkan pula keamanan dan kenyamanan kereta api. Masalah

Bahan Presentasi KOORDINASI DAN KOLABORASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 tiap mata

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI KERJA PEGAWAI MELALUI PENERAPAN AZAS-AZAS MOTIVASI OLEH SEORANG PEMIMPIN. Oleh : H. Firman Yudhanegara.

BAB IV ANALISIS PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD DI KB TK ISLAM MASJID AL AZHAR PERMATA PURI NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Muslich, Etika Bisnis Pendekatan Substansi dan Fungsional, Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Cetakan Ke 1, 1998, hlm. 61.

BAB 1 PENDAHULUAN atau yang biasa disebut kurikulum KTSP. Penyelenggaraan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha -usaha para

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi-potensinya agar menjadi pribadi yang bermutu. Sekolah. keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Yayasan Yatim Mandiri Surabaya. Menurut salah satu staff program. Yayasan Yatim Mandiri Cabang. Surabaya yang bernama Aan Khunaefi,

BAB II KAJIAN TEORITIK

PENGAMBIL KEPUTUSAN YANG RASIONIL MERUPAKAN TOLOK UKUR EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN Oleh : Drs. Djoko Suyono, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan wadah untuk mencapai cita-cita mereka. 1 Dalam organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Koordinasi & Rentang Manajemen

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan bersama. Setiap organisasi memerlukan sumber daya manusia, karena sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. bersangkutan meraih keberhasilan dalam mengelola organisasi yang dipimpinnya.

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah pada dasarnya menuntut Pemerintah Daerah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting bagi

BAB II URAIAN TEORITIS. meningkatkan efektivitas kerja pada perusahaan penerbangan PT. Mandala

BAB I PENDAHULUAN. mengerjakan sesuatu yang diinginkan. Menurut T.Hani Handoko pelatihan. (training) dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetesnsi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2012, hal. 381

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin cepat membuat konsumen

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR DINAS KESEJAHTERAAN SOSIAL KOTA SAMARINDA

KOORDINASI CAMAT SECARA VERTIKAL DALAM MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI WILAYAH KECAMATAN NANUSA KABUPATEN TALAUD. Oleh : Serly Rosali Tawatuan

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Didalam suatu organisasi pemerintah maupun swasta harus mencantumkan

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI KUDU 01 BAKI SUKOHARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dalam bahasa aslinya yakni skhole, scola, scholae atau schola

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai bentuk tantangan dan resiko. Oleh karena itu, suatu. tersebut akan dapat berjalan dengan maksimal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu aktivitas dalam menentukan apa pekerjaan yang dilakukan dan siapa yang

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF PADA HOTEL GARUDA DI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan keinginan pelanggan, menyampaikan produk ke konsumen atau

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasawarsa ini perkembangan organisasi, semakin pesat, baik

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan oleh

KARYA ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEDISIPLINAN KARYAWAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Hamdani menyatakan bahwa active learnig adalah strategi belajar

ANALISIS PEMBAGIAN KERJA DAN WEWENANG KARYAWAN TERHADAP PRESTASI KERJA PADA DEALER CEMARA AGUNG MOTOR MAGETAN

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan proses pembangunan. Sedangkan pembangunan diarahkan dan

BAB II URAIAN TEORITIS

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. ALFA RETAILINDO KARTASURA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Bambang Hariadi, 2002:17)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental baik

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi senantiasa memanfaatkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab, wewenang dan sasaran tersendiri. Akan tetapi setiap

BAB I PENDAHULUAN. kecil. Sebuah organisasi harus mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi

PERANAN PROMOSI JABATAN DALAM USAHA MENINGKATKAN PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA CV. BINA KARYA LAMPUNG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan organisasi mengatasi berbagai tantangan dan berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

PENGARUH KOORDINASI TERHADAP KINERJA PETUGAS PEMUNGUT PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN TAROGONG KIDUL KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam zaman modern saat ini, suatu lembaga atau organisasi dituntut untuk maju dari tahun ke tahun. Sebuah organisasi harus mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi apabila tidak ingin mengalami kegagalan. Begitu pun dengan Sekolah Dasar Muhammadiyah 3, yang mana sekolah ini sangat membutuhkan pemimpin atau manajer yang dapat memimpin di sekolah tersebut. Kata memimpin mempunyai arti memberikan bimbingan, menuntun, mengarahkan dan berjalan didepan. Kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka kepengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci untuk menjadi seorang manajer yang efektif. Dengan kata lain pemimpin tidak akan terbentuk apabila tidak ada bawahan. Dewasa ini, pertumbuhan dan perkembangan banyak terjadi pada organisasi yang bergerak diberbagai bidang, baik itu organisasi sosial kemasyarakatan maupun organisasi sosial keagamaan. Organisasi Islam (yang berorientasi sosial keagamaan) merupakan salah satu wadah dan sarana untuk menyebarkan ajaran islam dimuka bumi ini. Oleh karenanya, keberadaannya harus senantiasa dijaga dan dipertahankan. Untuk menghadapi tantangan-tantangan serta mengantisipasi perubahanperubahan yang terjadi, maka organisasi harus dapat menerapkan manajemen 1

sebaik mungkin. Dimana manajemen memiliki beberapa fungsi dan salah satunya adalah fungsi koordinasi. Koordinasi merupakan usaha mengarahkan kegiatan seluruh unit-unit organisasi dengan tujuan memberikan sumbangan yang maksimal bagi terciptanya tujuan tertentu. 1 Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, yang memungkinkan anggota mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai melalui tindakan individu secara terpisah. Manusia sebagai individu selalu berperan aktif dan mendominasi dalam kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentuan terwujudnya tujuan tersebut. Tujuan tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif pegawai dan orang-orang yang bersangkutan, meskipun alat-alat yang dimiliki lembaga tidak memiliki manfaat jika peran aktif pegawai tidak diikutsertakan. Karena itulah integrasi individu dan peranannya dalam organisasi sangat diperlukan bagi efektivitas dan kemajuan organisasi. Bila kegiatan-kegiatan dibagi, didepartementasikan, pimpinan perlu untuk mengkoordinasikan kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. 2 Tanpa koordinasi, individu-individu departeman akan kehilangan pegangan atas peranan mereka dalam organisasi. Mereka akan mulai mengejar kepentingan sendiri, yang sering merugikan pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan. 1 Sukamdiyo, Manajemen Koperasi, (Jakarta : Erlangga, 1997), h. 43. 2 T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi 2, cet. 18, (Yogyakarta : BPFE, 2003).h. 195 2

Sistem Adalah komponen yang terdiri dari sub komponen-sub komponen yang saling berkaitan dan saling menentukan, sehingga membentuk sesuatu kebulatan atau totalitas yang terpadu. Koordinasi adalah penyelarasan secara teratur atau penyusunan kembali kegiatan-kegiatan yang saling bergantung dari individu-individu untuk mencapai tujuan bersama. 3 Koordinasi penting dalam organisasi yang kompleks. Karena disitu terdapat banyak kegiatan yang berlainan dilakukan oleh banyak orang dalam banyak bagian. Kebutuhan akan koordinasi akan timbul sewaktu-waktu apabila satu orang atau kelompok bertanggung jawab atas kesempurnaan suatu tugas. Apabila terdapat keadaan saling bergantung diantara kegiatan-kegiatan maka hasil yang efektif akan dapat tercapai hanya apabila kegiatan-kegiatan tersebut dikoordinasikan. Dengan pendelegasian wewenang dan pembagian kerja kepada para bawahan oleh manajer atau pimpinan maka setiap individu bawahan akan mengerjakan hanya sebagian dari pekerjaan tersebut, karena itu masingmasing pekerjaan bawahan harus disatukan, diintegrasikan, dan diarahkan untuk mencapainya tujuan. Karena tanpa koordinasi tugas dan pekerjaan dari setiap individu karyawan atau pegawai maka tujuan organisasi tidak akan tercapai. Koordinasi ini merupakan tugas penting yang harus dilakukan oleh seorang pimpinan. 3 Drs. Moekijat, Koordinasi suatu tinjauan teoritis, (Bandung; PT, Mandar Maju, 1994),h.2. 3

Menurut G.R. Terry, koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan Mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan. 4 Jadi sistem koordinasi adalah usaha mengarahkan kegiatan seluruh unit-unit organisasi dengan tujuan memberikan sumbangan yang maksimal bagi terciptanya tujuan tertentu dengan sub-sub komponen yang membentuk kebulatan atau keseluruhan yang berurutan. Definisi G.R Terry itu tadi berarti bahwa koordinasi adalah peryataan usaha dan meliputi ciri-ciri, yaitu jumlah usaha (baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif), waktu yang tepat dari usaha-usaha ini dan pengarahan usahausaha ini. Banyak masalah koordinasi timbul karena unit-unit organisasi yang berlainan bertanggung jawab atas kegiatan yang berlainan dan kegiatan ini mempunyai jadwal waktu dan persyaratan yang berlainan. Beberapa masalah ini dapat dihindarkan oleh perencanaan struktur organisasi yang efektif. Prosedur atau program kerja dapat dipergunakan untuk mengkoordinasikan kegiatankegiatan. Kadang perencanaan ulang struktur dapat merupakan suatu pendekatan yang berguna. Dalam hal-hal yang lain mungkin perlu menggunakan individuindividu atau kelompok dalam mengkoordinasikan tugas atau pekerjaan untuk pencapai penyatuan paduan yang efektif. Pimpinan mengkoordinasi, hal itu melalui pemberian petunjuk dan pengarahan sebagai bagian dari kondisi system 4 Drs. Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, Edisi Revisi, cet.4.(jakarta : Bina Aksara. 2005),h. 85. 4

kerja, agar para pegawai dapat termotivasi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi. 5 peranan dari seorang coordinator cukup berat, tugas yang berat dan peranan yang ganda diperlukan dalam mengambil suatu tanggung jawab, agar dapat mengkoordinasikan proses kerja sama secara terus menerus dan berkeseinambungan sebagai konsekuensi logis ia dituntut dalam mengkoordinir peningkatan usaha kerjasama. Seorang koordinator dimintakan memiliki persyaratan berupa kemahiran manajemen dan kualitas kepemimpianan. Kualitas adalah tingkat baik buruknya (mutu) dengan menggambarkan di muka bumi ini biasanya menyangkut juga jangka waktu penyelesaiannya, tata waktu dalam tahap pengerjaan atau pengutamaannya, penggunaan material dan peralatan yang diperlukan, pembagian wewenang dan tanggung jawab serta kejelasan lainnya yang dianggap perlu. Akademik adalah Suatu lembaga yang menangani administrasi proses starata pendidikan. Jadi pengertian kualitas akademik di SD Muhammadiyah 3 ini adalah suatu tingkat baik atau buruknya mutu starata pendidikan dalam lembaga pendidikan pada khususnya bertempat di SD Muhammadiyah 3. Koordinasi adalah upaya untuk mencapai hasil yang baik melalui keseimbangan (balancing), menyesuaikan waktu (timing), dan mengintegrasikan pekerjaan yang direncakan. Setiap manajer atau pemimpin dapat mengadakan koordinasi kegiatan-kegiatan petugas, pejabat-pejabat lain, sehingga kesemuanya dapat sama-sama bekerja untuk mencapai suatu produk atau tujuan dengan 5 Agus Dharma, Manajemen Prestasi Kerja,(Jakarta ; CV. Rajawali, 1991), h. 5

menyeimbangkan akan penggunaan waktu, biaya, tenaga, teknik dan fasilitas, sehingga tidak tumpang tindih (overlapping). 6 dengan melakukan keseimbangan (balancing) diartikan sebagai menyediakan keadaan dimana setiap bagian saling mendukung, melengkapi, dan saling membantu. Semua diarahkan untuk mencapai tujuan bersama. Koordinasi dalam waktu bertujuan agar masing-masing dapat mengatur waktunya, sehingga kegiatan-kegiatan dijalankan dengan baik, tidak saling mendahului. Oleh karena itu, untuk mendapatkan koordinasi perlu sekali ada penjadwalan. Sehingga tiap kegiatan dapat teratur waktunya. Dan koordinasi dalam uang, tenaga dan material bertujuan agar tidak terjadi pemborosan (mubazdir) atau tidak ada yang terbuang percuma. Dalam pandangan ajaran islam segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Demikian pula ketika kita melakukan sesuatu yang benar, baik, terencana dan terorganisasi dengan rapi, maka terhindar dari keraguan dalam memutuskan sesuatu atau dalam mengerjakan sesuatu. Artinya: Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang-orang yang berjuang dijalan- Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang bersusun kukuh. (Ash Shaff:4) 6 Drs EK. Moctar Effendy, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, (Jakarta : Bhratara Karya Aksara, 186), h. 104 6

Mengkoordinasi (coordinating) merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubung-hubungkan, menyatupadukan dan menyelaraskan pekerjaan-pekerjaan bawahan terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan bersama atau tujuan organisasi. Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai maksud tersebut antara lain dengan memberi intruksi, perintah, mengadakan pertemuan-pertemuan dalam mana diberi penjelasanpenjelasan, bimbingan atau nasehat dan bila perlu diberi teguran. 7 Dari beberapa pengertian diatas dapat diketahui bahwa koordinasi memainkan peranan penting bagi kelangsungan hidup suatu organisasi, karena kelangsungan hidup suatu organisasi pada tingkat tertentu ditentukan oleh kualitas usaha-usaha koordinasi yang dijalankan. Dengan dasar koordinasi merangkum semua harmonis seluruh kegiatan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai dengan sukses, koordinasi hanya mungkin terjadi apabila ada kesadaran dan kesediaan sukarela dari semua anggota organisasi atau pemimpin-pemimpin organisasi (untuk kerja sama antar instansi) ke dalam proses pelaksanaan kerja dibawah pengarahan seseorang yang mempunyai kewenangan fungsional tertentu. 8 7 M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta : Ghalia Indo, 1990),h.23. 8 Drs. Dann Sugandhna, Koordinasi Alat Pemersatu Gerak Administrasi, (Jakarta : Intermedia,1991),h. 27 7

Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah suatu lembaga pendidikan, yang mana memerlukan sebuah koordinasi kepala sekolah dalam meningkatkan kualitasnya, yang dapat mengembangkan akademik sekolah. Baik itu kegiatan fisik maupun kegiatan rohaniah, serta menghubungkan dan menyesuaikan kegiatan-kegiatan yang saling bergantungan secara organisasional. Peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian di sekolah dasar Muhammadiyah 3. Terutama pada peningkatan kualitas akademik melalui sistem koordinasi kepala sekolah. Dengan dasar koordinasi merangkum secara harmonis seluruh kegiatan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai dengan sukses. Sekolah dasar Muhammadiyah 3 merupakan lembaga keagamaan yang bergerak dibidang pendidikan. Membantu semua lapisan masyarakat pada umumnya dan para siswa sekolah dasar Muhammadiyah 3 pada khususnya. Agar tujuan yang telah ditentukan dapat berjalan secara optimal dan efektif, maka disinilah pentingnya koordinasi kepala sekolah dalam menangani kualitas akademik sekolah tersebut. Pada tahun 2008-2011 sekolah mengalami peningkatan hal ini disebabkan karena koordinasi yang baik kepala sekolah dengan sie-sie nya. Sedangkan sebelum tahun 2008 banyak guru yang keluar dan kepercayaan masyarakat akan pendidikan di sekolah dasar Muhammadiyah 3 menurun dan banyak kegiatan-kegiatan yang sudah terprogram tidak terlaksana. Dari uraian di atas, maka peneliti akan mengangkat Sekolah Dasar Muhammadiyah 3 sebagai obyek penelitian yang berkaitan dengan koordinasi 8

yang dilakukan oleh kepala sekolah SD Muhammadiyah 3 yaitu dengan tema judul PENINGKATAN KUALITAS AKADEMIK MELALUI SISTEM PENGKOORDINASIAN. B. Rumusan Masalah Dari konteks penelitian di atas, maka penulis memiliki fokus penelitian yaitu: 1. Bagaimana Peningkatan Kualitas Akademik Melalui Sistem Pengkoordinasian di Sekolah Dasar Muhammadiyah 3 Surabaya? 2. Bagaimana Faktor Penghambat dan Pendukung Peningkatan Kualitas Akademik di Sekolah Dasar Muhammadiyah 3 Surabaya? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui prosedur dan pelaksanaan kualitas akademik melalui sistem pengkoordinasian. 2. Mengetahui upaya kepala sekolah dalam menjalankan system koordinasi. 3. Mengetahui problematika yang terjadi selama proses koordinasi berlangsung. D. Kegunaan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian diatas, maka tujuan ini adalah : 1. Secara Toeritis Untuk mengembangkan pengetahuan yang dimiliki dan juga untuk mengembangkan dedikasi ilmiah sehingga dapat menyumbangkan ide bagi 9

dunia pendidikan yang berhubungan dengan sistem koordinasi kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas akademik. 2. Secara Praktis Sebagai salah satu syarat untuk lulus dalam menyelesaikan studi di Fakultas Tarbiyah Sunan Ampel Surabaya. a. Bagi Kepala Sekolah Sebagai bahan masukan dan pertimbangan para manajer Sekolah dalam pengelolaan kualitas akademik dengan lebih kreatif dan inovatif. b. Bagi Sekolah Sebagai sarana informasi dan pedoman mengenai system koordinasi yang baik dan efektif bagi sebuah lembaga. E. Definisi Konseptual Suatu konsep atau pengertian sebenarnya adalah definisi secara singkat dari kelompok-kelompok fakta atau gejala, yang merupakan salah satu unsur pokok dalam penelitian. 9 9 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat,(Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama 1990),h.21 10

Dalam untuk pedoman kerja bagi penelitian dan supaya tidak ada kesalahpahaman dalam mengartikan maksud judul tersebut maka dapat kami tegaskan sebagai berikut ; 1. Peningkatan Kualitas Akademik Peningkatan adalah proses atau cara meningkatkan suatu usaha atau kegiatan sedangkan yang dimaksud dengan Kualitas adalah tingkat baik buruknya (mutu) dengan menggambarkan di muka bumi ini biasanya menyangkut juga jangka waktu penyelesaiannya, tata waktu dalam tahap pengerjaan atau pengutamaannya, penggunaan material dan peralatan yang diperlukan, pembagian wewenang dan tanggung jawab serta kejelasan lainnya yang dianggap perlu. 10 Akademik adalah Suatu lembaga yang menangani administrasi proses starata pendidikan. Yang meliputi kualitas manajemen Kurikulum, manajemen tenaga kependidikan, manajemen saran dan prasarana, manajemen keuangan dan manajemen hubungan masyarakat. Dengan demikian kualitas akademik merupakan tingkat baik atau buruknya mutu dalam menangani administrasi suatu lembaga yakni Sekolah Dasar Muhammadiyah 3. Jadi peningkatan kualitas akademik di SD Muhammadiyah 3 Surabaya adalah suatu usaha atau kegiatan lembaga yang menangani administrasi proses 10 Drs. Pariata Westra, Sutarto, Ibnu Syamsi, Ensiklopedi Administrasi, (Jakarta : CV. Haji Masagung, 1989)h.357 11

strata pendidikan dalam meningkatkan baik buruknya atau mutu lembaga tersebut. Adapun indikator Peningkatan kualitas akademik di SD Muhammadiyah 3 Surabaya meliputi 3 ranah yaitu : a. Ranah kognitif yaitu ranah yang mencakup kegiatan mental atau otak seperti pemahaman materi selama kegiatan belajar mengajar yaitu diskusi di dalam kelas. b. Ranah afektif yaitu ranah berupa penjabaran-penjabaran selama pembelajaran didalam kelas seperti halnya mendatangkan Polisi sebagai fasilitator untuk meningkatkan pemahaman siswa. c. Ranah Psikomotorik adalah pengaplikasian apa yang didapatkan siswa selama proses belajar mengajar, seperti halnya menari, bela diri, drum band, dll. 2. Sistem Pengkoordinasian Sistem Adalah sekelompok atau seperangkat obyek atau bagian atau komponen yang interdependen dan hubungan satu sama lain, yang dapat menyelesaikan seperangkat obyektif (tujuan) yang telah ditetapkan lebih dahulu. 11 Pengkoordinasi merupakan tugas pimpinan yang dilakukan dengan mengusahakan agar semua kegiatan dapat selaras dan anggota-anggotanya 11 Drs. Hendyat Soetopo, Drs. Wasty Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta : Bina Aksara,1986) h. 22 12

dapat bekerjasama dengan baik sehingga tujuan dapat tercapai dengan efisien. 12 Menurut E.F.L Brech bahwasanya koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok kepada masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya diantara para anggota itu sendiri. 13 Sebagai aktifitas manajemen dari sebuah organisasi agar ditemukan keselarasan dalam setiap aktifitas, di tiap-tiap unit bahkan sampai pada komponen terkecilpun dalam usaha untuk pencapaian tujuan yang diinginkan di dalam organisasi, maka diperlukan koordinasi supaya beban-beban antar bagian menjadi seimbang. Koordinasi merupakan proses untuk memastikan bahwa aktifitas perorangan atau kelompok yang saling berkaitan berjalan sedemikian rupa, sehingga mereka saling melengkapi satu sama lain dan memberikan sumbangan yang maksimal pada pencapaian tujuan keseluruhan organisasi. 14 Dengan demikian sistem koordinasi merupakan kerjasama yang teratur. Keteraturan dari kerjasama ini dapat diciptakan melalui prosedurprosedur yang berturut-turut sehingga rangkaian pekerjaan selesai. 12 Ibnu Syamsi, Pokok-Pokok Organisasi dan Manajemen,(Jakarta : PT. Rineka Cita, 1994).h. 113 13 Malayu SP. Hasibuan, Manajer Dasar, Pengertian dan Maslah, Edisi Revisi cet,4. (Jakarta : Bumi Aksara, 2005)h.85. 14 Philip Sadler, Mendesain Organisasi, (Jakarta : PT. Pustaka Binama Pressindo, 1994),h.43. 13

F. Sistematika Pembahasan Untuk mengarahkan pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis terlebih dahulu menyajikan struktur penulisan dalam sistematika pembahasan sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan yang mencakup latar belakang, Rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, dan sistematika pembahasan. BAB II : Landasan teori yang berisikan tentang kajian kepustakaan konseptual yang meliputi kajian pustaka tentang : Peningkatan Kualitas Akademik dan Koordinasi Kepala Sekolah. BAB III : Merupakan metodologi penelitian yang berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, teknik analisis, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian. BAB IV : Laporan hasil Penelitian yang mencakup gambaran atau umum subyek penelitian serta data dan analisis data yang memuat Profil Sekolah, Letak Geografis, Susunan Pengurusan dan Struktur Organisasi, Sarana Prasarana, Program Kerja Akademik, dan Kegiatan Sekolah. BAB V : Berisi Penyajian Data dan Analisis Data yang memuat tentang Deskripsi data yang sesuai masalah dan analisis data. BAB VI : Berisi penutup yang memuat Kesimpulan dan Saran. 14