BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang layak. Seiring dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bahasa inggris adalah performance. Istilah performance sering diindonesiakan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia dan perilaku organisasi (Colquitt et al., 2001). Keadilan sangat

BAB I PENDAHULUAN. pelaksana pekerjaan. Organisasi merupakan suatu kumpulan orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi bisnis bisa sukses dan tetap eksis serta bertahan hidup (survive)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. manajemen (tools of management) yang terdiri dari man, money, methods,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang penting bagi organisasi. Peran para pegawai yang bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset utama suatu perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang terdiri dari sekumpulan

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dipengaruhi oleh pertumbuhan lembaga pelayanan dan praktik

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadatnya, alamnya yang indah, atraksi wisata serta mempunyai keaneka

BAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang

PENGARUH PENEMPATAN, KEADILAN ORGANISASIONAL, KEPUASAAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI RSUD WANGAYA KOTA DENPASAR

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan hampir disemua sektor

BAB I PENDAHULUAN. (Rachmawati, 2008). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Ardana, dkk (2012:3)

BAB I PENDAHULUAN. dukungan dan keterlibatan karyawan.perhatian terhadap perbedaan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. efisien dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi (Rusmayanti, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. yang terserap di industri pariwisata, seiring dengan bergesernya kecenderungan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Agar dapat memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas maka sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya sumber daya manusia yang dimiliki. Tujuan organisasi yang ingin. sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. organisasi secara efektif dan efisien. Namun, untuk mencapai tujuan itu tentu

BAB I. Pendahuluan. Sumber daya manusia yang ada di era globalisasi ini, secara kuantitas tidak sesuai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Silvi Nurlaely, 2013

I. PENDAHULUAN. Tuntutan persaingan dalam pengelolalan kegiatan usaha dari lingkup organisasi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang semakin meningkat (Kotter, 1995). Dalam iklim persaingan usaha

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang makin meluas dan kompleks dengan. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin canggih memerlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. di pengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia dalam menjalankan fungsi-fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi, dan seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, merupakan kegiatan yang padat moral serta padat karya

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh perilaku dan sikap orang-orang yang berperan didalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (Prastuti, 2014). Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan sangat

BAB I PENDAHULUAN. manusia memegang peran bagi oraganisasi dalam mencapai tujuanya.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan (Arwani, 2006). perawat merasa puas dalam bekerja (Aditama,2006).

BAB I PENDAHULUAN. kemasyarakatan dan pemerintah. Bakotic (2013) kepuasan kerja sering ditunjukan

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Dari berbagai jenis faktor produksi, tenaga kerja merupakan faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa pelayanan dibidang kesehatan. Sebagai salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kompetitif dengan mendorong sebuah lingkungan kerja yang positif (Robbins dan


BAB I PENDAHULUAN. maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. Satu hal yang harus diperhatikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyangga yang menjadi kekuatan ekonomi negara sehingga banyak tenaga kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan kepuasan yang dirasakan seorang pekerja secara

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. penulis mengemukakan beberapa definisi dari beberapa ahli yaitu :

Pertemuan Kedua Ketiga Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kinerjannya. Kinerja yang baik merupakan salah satu sasaran

BAB I PENDAHULUAN. Masalah rendahnya kinerja karyawan merupakan masalah yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. Faktor penggerak organisasi yang paling utama adalah sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Hasibuan (2007) Byars dan Rue Sutrisno (2009)

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan merupakan fungsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. bertahan. Setiap organisasi dituntut untuk siap menghadapi perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penempatan merupakan proses menempatkan orang-orang yang tepat pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang muncul. Organisasi dalam era persaingan haruslah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. daya non manusia sebagai alat penunjang terselesainya kegiatan perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. orang-orang dalam bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lainnya sehingga harus benar-benar dapat digunakan secara efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang didirikan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kompensasi merupakan seseuatu yang diterima karyawan sebagai penukar dari

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Satu hal yang penting yaitu

BAB I PENDAHULIAN. di bidang pendistribusian BBM atau SPBU, dimana pekerjaan serta lingkungan

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia masih terus menerus melaksanakan program pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu aktivitas dalam menentukan apa pekerjaan yang dilakukan dan siapa yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori yang menghubungkan konsep kepuasan kerja dengan keadilan

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengelola suatu instansi/lembaga/perusahaan peran pegawai yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. lingkungan internal ataupun eksternal rumah sakit. Pertumbuhan jumlah rumah sakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH KERJA (Survey pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Surakarta)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan bagi masyarakat telah menjadi suatu kebutuhan yang utama. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak. Seiring dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka semakin meningkat pula tuntutan masyarakat akan nilai-nilai kesehatan. Hal ini menjadikan lembaga kesehatan dituntut untuk meningkatkan kualitas akan pelayanan jasa kesehatan yang lebih baik (Ade et al., 2014). Kualitas pelayanan kesehatan masyarakat saat ini, sudah menjadi bisnis yang menjanjikan. Sehingga banyak pihak swasta yang mendirikan pusat pelayanan kesehatan masyarakat dan berusaha memberikan kualitas pelayanan yang terbaik. Hal ini, mengakibatkan persaingan antara pusat pelayanan kesehatan, baik swasta maupun negeri. Karena pihak swasta, mampu memberikan kualitas pelayanan yang lebih baik dibandingkan negeri, sehingga konsumen lebih memilih swasta dibanding negeri. Untuk bisa bersaing pelayanan negeri harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas agar bisa memberi pelayanan yang terbaik (M.Hadi et al, 2013). Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat berperan dalam suatu organisasi dalam memberikan pelayanan kepada publik. Pemberi pelayanan kesehatan masyarakat (rumah sakit) dituntut untuk memiliki sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu bersaing dengan pemberi pelayanan kesehatan masyarakat lainnya. Rumah sakit juga dituntut untuk mampu mengelola sumber

daya manusia yang dimiliki, sehingga dapat mencapai tujuan rumah sakit dengan efektif dan efisien. Salah satu yang menunjukkan rumah sakit tersebut efektif dan efisien adalah dari kinerja maksimal yang dimiliki oleh rumah sakit tersebut (Ade et al., 2014). Benyamin (2009) menyatakan bahwa pegawai adalah asset penting bagi perusahaan. Keberadaan asset ini adalah fakta bila SDM merupakan bagian integral dari organisasi, sehingga segala masalah yang terkait dengan SDM di organisasi harus dipecahkan dengan baik dan benar. Asri et al, (2014) menjelaskan bahwa perusahaan membutuhkan pegawai yang mampu bekerja lebih baik dan lebih cepat, sehingga diperlukan pegawai yang mempunyai kinerja (Job Performance) yang tinggi. Fany (2015) menyatakan kinerja pegawai merupakan hasil atau prestasi kerja pegawai yang dinilai dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang ditentukan oleh pihak organisasi. Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang sesuai standar organisasi dan mendukung tercapainya tujuan organisasi. Berbagai cara ditempuh untuk meningkatkan kinerja pegawai misalnya melalui pendidikan dan pelatihan, pemberian kompensasi dan motivasi serta menciptakan lingkungan kerja yang baik. Rumah sakit Umum Daerah Wangaya merupakan salah satu rumah sakit umum yang berada di Kota Denpasar, tepatnya di Jl Kartini N0.133 Denpasar, Bali. Kelangsungan rumah sakit ini bergantung pada kemampuannya untuk memberikan respon terhadap kebutuhan konsumen melalui pelayanan yang berkulitas. Dalam usaha untuk melancarkan kinerja perusahaan maka sangat 1

diperlukannya mempertahankan dan meningkatkan kinerja pegawai. Rumah sakit Umum Daerah Wangaya memiliki pegawai PNS. Pegawai yang berstatus pegawai PNS yang bekerja pada Rumah sakit Umum Daerah Wangaya tahun 2015 berjumlah sebanyak 523 orang pegawai. Jumlah pegawai pada rumah sakit Umum Daerah Wangaya tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 1.1 Tabel 1.1 Jumlah Pegawai pada Rumah sakit Umum Daerah Wangaya, tahun 2015 No Departemen Jumlah Pegawai (Orang) 1 Dokter 62 2 Bidan 23 3 Staf 261 4 Customer Service 11 5 Perawat 147 6 Satpam 4 7 Sopir 3 8 Kebersihan 12 Jumlah 523 Sumber : RSUD Wangaya, Tahun 2015 Tabel 1.1 menunjukkan jumlah pegawai rumah sakit Umum Daerah Wangaya sebanyak 523 orang pegawai sesuai dengan departemennya. Tujuan dicantumkan tabel ini adalah untuk mengetahui banyaknya pegawai PNS yang bekerja pada rumah sakit Umum Daerah Wangaya yang membantu kelancaran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Melalui observasi persoalan yang terdapat pada rumah sakit umum Daerah Wangaya bagaimana menciptakan sumber daya manusia yang dapat menghasilkan kinerja yang optimal sehinga tujuan rumah sakit dapat tercapai. Produktivitas kerja merupakan tuntutan utama bagi rumah sakit agar kelangsungan hidup atau 2

operasionalnya dapat terjamin. Seperti yang telah biasa dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya adalah dengan melaksanakan kegiatan morning report, yaitu melakukan evaluasi di setiap pagi dimana membahas tentang apa yang telah terjadi dihari sebelumnya. Selain kegiatan morning report untuk meningkatkan kinerja pegawai yang optimal juga dilaksanakan rapat bulanan dimana membahas tentang masalah-masalah dan juga saran-saran yang tujuannya untuk meningkatkan kinerja pegawai yang optimal. Ade et al. (2014) menyampaikan pada perusahan jasa yang bergerak dibidang pelayan kesehatan seperti Rumah Sakit Wangaya, kinerja pegawai merupakan salah satu faktor utama yang menentukan disukai tidaknya rumah sakit tersebut oleh para pengguna jasa rumah sakit tersebut, hal ini karena pegawailah terutama bagian keperawatan yang paling sering berinteraksi langsung dengan para pengguna jasa rumah sakit (pasien). Apabila pelayanan terhadap pasien bagus itu berarti kinerja para perawat bagus yang pada akhirnya akan berpengaruh pada pendapatan rumah sakit tersebut. Oleh karena itu kinerja pegawai pada sebuah rumah sakit mutlak harus ditingkatkan. Harry and Dennis (2008) menyatakan pegawai mempunyai peran yang utama dalam setiap kegiatan perusahaan, karena pegawai menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan sistem perusahaan. Tujuan perusahaan akan lebih mudah dicapai apabila pegawai ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Tetapi kompetensi dan kemampuan saja tidak cukup untuk meningkatkan kinerja pegawai, dibutuhkan juga ketepatan dalam menempatkan pegawai sesuai dengan kompetensi dan kemampuannya. 3

Menempatkan sumber daya manusia adalah proses penentuan lokasi dan posisi seseorang pegawai dalam suatu perusahaan yang dilaksanakan oleh para manajer sumber daya manusia (Ardana,dkk 2012:18). Menurut Ardana,dkk (2012:82) penempatan adalah proses mencocokkan atau membandingkan kualifikasi yang dimiliki dengan persyaratan pekerjaan dan sekaligus memberikan tugas, pekerjaan kepada calon pegawai untuk dilaksanakan. Ketepatan dalam menetapkan pegawai dengan kesesuaian bidang dan keahlian menjadi sebuah keharusan dari sebuah Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya. Menurut Hasibuan, 2007:70 mengemukakan penempatan pegawai adalah tindak lanjut dari seleksi yaitu menempatkan calon pegawai yang diterima pada jabatan/pekerjaan yang membutuhkannya. Hasibuan (2007:63) menyatakan penempatan harus didasarkan pada job description dan job specification yang telah ditentukan serta berpedoman kepada prinsip "The right man on the right place and the right man behind the job. Hal ini akan membawa suatu instansi kepada hasil kerja yang optimal karena terdapat adanya korelasi positif antara penempatan pegawai dengan peningkatan produktifitas kerja. Helena (2014) menyatakan bahwa penempatan adalah menempatkan posisi seseorang ke posisi pekerjaan yang tepat, seberapa baik seorang pegawai cocok dengan pekerjaanya akan mempengaruhi jumlah dan kualitas pekerjaan. Jika dilihat dari pendapat beberapa ahli kepegawaian, dapat disimpulkan bahwa penempatan pegawai secara tepat akan menghasilkan kinerja pegawai yang baik, berdaya guna, dan berhasil guna (Harry et al, 2014). 4

Suhartini dan Maulana (2010) mengemukakan bahwa pemimpin perlu mempertimbangkan prinsip keadilan saat membuat keputusan karena setiap anggota organisasi memiliki kepekaan yang kuat (strong sense) terhadap keadilan. Pemimpin yang tidak mempertimbangkan keadilan dalam keputusan yang diambilnya akan berisiko timbulnya perubahan negatif pada komitmen pekerja, tingkat absensi, kepuasan kerja, dan kinerja pegawai (Hasan, 2010). Untuk meminimalisir terjadinya penurunan kinerja pegawai, rumah sakit harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya penurunan kinerja pada pegawai di dalam rumah sakit salah satunya adalah faktor keadilan organisasional. Benyamin (2009) mendefinisikan keadilan organisasional sebagai penilaian personal mengenai standar etika dan moral dari perilaku manajerial. Dalam menilai keadilan organisasional setidaknya terdapat tiga bidang yang harus dievaluasi, yaitu: imbalan, proses, dan hubungan interpersonal. Beberapa riset yang menguji keadilan organisasional melalui tiga komponen, yaitu: distributif, prosedural, dan interaksional (Harris, 2015). Kamran (2013) mendefinisikan keadilan organisasi sebagai kondisi pekerjaan yang mengarahkan individu pada suatu keyakinan bahwa mereka diperlakukan secara adil atau tidak adil oleh organisasinya. Mojgan et al, (2014) juga menjelaskan bahwa keadilan organisasi merupakan motivator penting dalam suatu lingkungan pekerjaan. Moosa et al (2014) mengemukakan bahwa pemimpin perlu mempertimbangkan prinsip keadilan saat membuat keputusan karena setiap anggota organisasi memiliki kepekaan yang kuat terhadap keadilan. Pemimpin yang tidak mempertimbangkan keadilan dalam keputusan yang diambilnya akan berisiko 5

timbulnya perubahan negatif pada komitmen pegawai dalam bekerja, tingkat absensi, kepuasan kerja, dan kinerja pegawai (Rabia et al, 2015). Hasil observasi langsung di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya, peneliti melihat pegawai di rumah sakit tersebut mengeluhkan perbedaan tentang penghasilan dengan waktu kerja dimana pekerjaan dan tanggung jawab memiliki perbedaan dengan penghasilan yang diterima pegawai dengan pekerjaan yang lebih banyak sehingga terjadinya kesenjangan sosial. Hal itu menunjukkan bahwa keadilan organisasional melalui hak dan tanggung jawab yang dirasakan oleh pegawai di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya menunjukkan dan menyebabkan pegawai bekerja dengan tidak maksimal. Melalui hasil observasi dan pengertian dari para ahli dapat disimpulkan bahwa keadilan organisasional menjadi suatu hal yang semakin penting pada masa sekarang ini. Persoalan ketidakadilan organisasional menyebabkan ketidakpuasan yang apabila tidak segera diselesaikan dapat menimbulkan perilaku kinerja yang menyimpang. Berbagai perilaku menyimpang seperti datang terlambat, mengabaikan perintah atasan, atau menggunakan barang perusahaan di luar kewenangannya merupakan bentuk penyimpangan yang dilakukan secara sadar untuk mengganggu perusahaan (Ari and Cristina, 2012). Pada akhirnya ketidakadilan organisasional hanya akan menghilangkan ikatan di antara anggota organisasi, sangat menyakitkan bagi individu, dan berbahaya bagi perusahaan (Ayesha et al, 2014). Lebih lanjut faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai adalah kepuasaan kerja. Robbins (2007:112) kepuasan kerja pegawai merupakan hal 6

yang bersifat individual tentang perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Kepuasaan kerja merupakan reaksi dan perasaan seseorang terhadap tempat mereka bekerja (Stephen, 2014). Setiap individu pasti memiliki tingkat kepuasaan berbeda-beda. Muhammad (2011) kepuasaan kerja adalah suatu sikap umum berupa hasil dari beberapa sikap khusus terhadap karakteristik individual, hubungan kelompok diluar pekerjaannya serta faktor-faktor pekerjaan. Sedangkan menurut Wira dan Agoes (2013) mendifinisikan kepuasaan kerja merupakan respons emosional dan efektivitas yang berdampak pada aspek pekerjaan. Kepuasan kerja (job satisfaction) ialah sikap seseorang terhadap pekerjaannya yang berasal dari persepsi mereka tentang pekerjaannya itu (Ade et al., 2014). Kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang positif yang merupakan hasil dari evaluasi pengalaman kerja seseorang (Selly, 2014). Pegawai yang dengan sukarela melaksanakan tugasnya melebihi perannya adalah individu yang memiliki kepuasan kerja yang kuat dalam bekerja dan adanya perasaan yang diakibatkan dari terpenuhinya kebutuhannya, sehingga kinerja pegawai tercapai (M. Hadi et al, 2013). Rumah sakit merupakan salah satu bentuk organisasi yang bergerak di bidang pelayanan. Pelayanan kesehatan inilah yang selalu dituntut agar selalu bertambah baik. Hal ini tidak mudah, karena terdapat persaingan yang semakin ketat. Salah satu faktor kunci keberhasilan dalam meningkatkan kinerja organisasi diawali dari kinerja individu pegawai berdasarkan kepuasan. Kepuasan kerja 7

pegawai yang semakin baik diharapkan dapat membawa dampak yang positif bagi kinerja pegawai (Abdullah, 2013). Kinerja pegawai dapat ditelusuri dari sikap pegawai seperti kepuasan kerja. Kepuasan kerja perawat ditemukan mempengaruhi kinerja dan produktivitas rumah sakit (Alasmari and Douglas, 2012). Alasmari and Douglas (2012) melakukan studi terhadap 923 perawat pada rumah sakit di Riyadh, Arab Saudi. Hasil dari analisis regresi mengindikasikan bahwa beberapa variabel yang berkontribusi terhadap kinerja pegawai keseluruhan adalah kepuasan dengan supervisi, promosi, pembayaran, kondisi kerja; keadilan organisasi dan status perkawinan. Fungsi rumah sakit sebagai pelayanan kesehatan yang menyeluruh seiring dengan berkembangnya ilmu dan teknologi baik dalam upaya penyembuhan bagi konsumen yang sedang sakit maupun bagi konsumen yang membutuhkan konsultasi kesehatan dan upaya pencegahan serta peningkatan kesehatan (Ade et al. 2014). Maka dari itu kinerja pegawai dibutuhkan untuk mendukung terlaksananya pelayanan yang maksimal sesuai dengan prosedur pelayanan kesehatan. Dari uraian di atas, perlu kiranya mengetahui seberapa besar pengaruh penempatan, keadilan organisasi dan kepuasan kerja pegawai terhadap kinerja pegawai PNS Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimanakah penempatan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai pada Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya? 8

2) Bagaimanakah keadilan organisasional mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai pada Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya? 3) Bagaimanakah kepuasan kerja pegawai mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai pada Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan permasalahan yang telah dijabarkan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui pengaruh penempatan terhadap kinerja pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya. 2) Untuk mengetahui pengaruh keadilan organisasional terhadap kinerja pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya. 3) Untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja pegawai terhadap kinerja pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan yang diperoleh dari penelitian ini dapat dibedakan menjadi kegunaan teoritis dan praktis. 1) Kegunaan Teoritis Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat serta menambah ragam karya penelitian serta dapat menjadi sumbangan konseptual bagi peneliti sejenis 9

sehingga dapat membandingkan teori-teori dengan kenyataan dilapangan khususnya tentang permasalahan kinerja pegawai. 2) Kegunaan Praktis Penelitian diharapkan memberikan masukan dan pertimbangan untuk Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya dalam hal penanganan masalah penempatan pegawai, keadilan organisasional dan kepuasan kerja pegawai. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran umum mengenai skripsi ini maka penulisannya disusun berdasarkan atas beberapa bab sistematis sehingga antar bab mempunyai hubungan yang erat. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut. BAB I Pendahuluan Secara ringkas diuraikan pokok permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini meliputi latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian. BAB II Kajian Pustaka Bab ini berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan objek penelitian yang meliputi kinerja pegawai, penempatan pegawai, keadilan organisasional, kepuasan kerja dan rumusan hipotesis. BAB III Metode Penelitian Bab ini memuat identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, teknik penentuan sampel, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data. 10

BAB IV Pembahasan Bab ini membahas gambaran umum Perusahaan dan pembahasan hasil penelitian. BAB V Simpulan dan Saran Dalam bab ini akan diuraikan simpulan dari pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dan saran-saran yang dipandang perlu baik untuk pihak manajemen perusahaan maupun penelitian selanjutnya. 11