BAB II LANDASAN PUSTAKA. Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KERANGKA TEORI. Seorang pemimpin memainkan peranan yang sangat dominan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KERANGKA TEORI. Kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PENELITIAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB II TUJUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatakan kesadaran dan kesediaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia membahas dan mengemukakan bagaimana suatu organisasi mengolah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bukunya Heidjrachman (2002) kompensasi adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika seorang individu bekerja pada suatu organisasi, instansi ataupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi dari masing-masing pegawainya. Kinerja tinggi yang diharapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

BAB II KAJIAN TEORI. Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti

BAB II TELAAH PUSTAKA. Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsipprinsip

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kepada keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan nilai-nilai tinggi dari

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Disiplin Kerja Pegawai. kehidupan kelompok atau organisasi, baik organisasi formal maupun non

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan peradaban sudah sangat maju, menuntut Sumber Daya Manusia yang

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut rivai (2004) bahwa Disiplin adalah suatu alat yang digunakan para

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dan pada saat

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan

BAHAN AJAR M S D M. Bagian-4. Menyesuaikan Harapan Karyawan dengan Strategi Perusahaan Melalui Komunikasi dan Disiplin Kerja. Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Istilah pemimpin digunakan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam bidang pekerjaannya. Oleh karena itu keberadaan suatu. perusahaan tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu kesatuan yang kompleks yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis karena diharapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah organisasi. Manajemen sumber daya manusia mempunyai

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN UD. PUSTAKA PELAJAR YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. perusahaan sektor publik. Salah satu perusahaan sektor publik yang menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Disiplin Kerja. Disiplin berasal dari bahasa latin "disciple" yang berarti pengikut, atau

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang tangguh diperlukan untuk menghadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Karyawan PT. Pattindo Malang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan itu juga semakin meningkat. Penting bagi perusahaan untuk terus meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. pembentukan kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis.

BAB I PENDAHULUAN. Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN KILIMANTAKA KABUPATEN KARANG TUMARITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESI PENELITIAN. yang mendukung kesuksesan organisasi dalam mencapai suatu tujuan serta salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Bagian ini akan membahas tinjauan pustaka (kinerja guru bersertifikasi, disiplin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BADAN DIKLAT DAN LITBANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SRAGEN

II. LANDASAN TEORI. oleh Malayu S.P. Hasibuan (2003 : 1), yang mengartikan bahwa:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM)

BAB I PENDAHULUAN. memberikan hasil yang maksimal apabila tidak didukung oleh sumber daya

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PADA KOPERASI KELUARGA BESAR PT. SEMEN PADANG (KKSP)

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Malayu S.P

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengawasan dilakukan oleh seorang pimpinan adalah untuk mengawasi pelaksanaan

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis disiplin berasal dari kata inggris yaitu disciple yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Tentang Camat, Tugas, dan Fungsinya. Menurut Undang-Undang no 23 Tahun 2014 pasal 224 ayat (1) menyebutkan

pujian atau kritik atas hasil kerja karyawan Tabel 4.14 Tanggapan responden mengenai pemimpin selalu meminta karyawan untuk berpartisipasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Produktivitas kerja karyawan adalah sikap mental seseorang yang selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan norma-norma atau aturan-aturan yang telah ditetapkan. Menurut Siagian

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia global semakin kompleks, sehingga pemanfaatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dimensi efektivitas berkaitan dengan pencapaian untuk kerja yang maksimal

BAB I PENDAHULUAN. 1 Susan Aprianti, 2013 Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Di Bidang Pendidikan Dasar Dinas

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. disiplin kerja yang baik. Hal ini berkaitan dengan kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam suatu organisasi. Pemanfaatan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. sebagai faktor penggeraknya. Dalam sumber daya manusia terdapat

Transkripsi:

BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya (Tjiptono, 2007). Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada pola dasar seperti : Mengarahkan para bawahannya atas tugas-tugas yang diberikan kepada bawahannya, mendukung kerja bawahannya dan menggunakan saran para bawahannya (Rivai, 2007). Menurut Ralph dan Ronald yang dikutip oleh Winardi (2007) gaya kepemimpinan dibagi menjadi tiga macam, yaitu : a. Gaya Kepemimpinan Otokratis Gaya kepemimpinan otokratis yaitu gaya kepemimpinan dimana pemimpin banyak mempengaruhi atau menentukan prilaku para bawahannya. Seorang pemimpin yang menganut gaya ini, menganggap bahwa semua kewajiban dalam mengambil keputusan, menjalankan tindakan, mengarahkan, memberi motivasi dan mengawasi bawahan terpusat ditangannya. Serta memutuskan bahwa dialah yang berhak untuk memutuskan dan mempunyai perasaan bahwa bawahan tidak mampu dalam mengarahkan diri mereka sendiri serta adanya alas an lain untuk beranggapan mempunyai posisi yang kuat dalam mengarahkan serta mengawasi

pelaksanaan pekerjaan dengan maksud meminimumkan penyimpangan dari arah yang ia berikan. Kepemimpinan seperti ini cenderung memberikan perhatian individual ketika memberikan pujian dan kritik, tetapi berusaha untuk lebih bersikap impersonal dan berkawan dibandingkan dengan bermusuhan secara terbuka. Ciri-cirinya : 1) Pimpinan mendikte teknik dan langkah kegiatan bawahan dalam bekerja setiap hari. 2) Pimpinan mengabaikan pendapat sekalipun bawahannya (kelompok). 3) Pimpinan mengambil keputusan sendiri. 4) Pimpinan kurang memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan bawahan (kelompok). 5) Menggunakan pendekatan ancaman apabila terjadi kesalahan atau penyimpangan. b. Gaya Kepemimpinan Demokratis Gaya kepemimpinan demokratis yaitu gaya kepemimpinan yang banyak menekankan pada partisipasi anggotanya dari pada kecenderungan pemimpin untuk menentukan diri sendiri. Ia tidak menggunakan wewenangnya untuk membuat keputusan akhir dan untuk memberikan pengarahan tertentu kepada bawahannya, tetapi ia mencari berbagai pendapat dengan pemikiran dari para bawahannya mengenai keputusan yang akan diambil. Pemimpin akan mendorong kemampuan mengambil keputusan dari para bawahannya sehingga pikiran-pikiran mereka akan selalu meningkat dalam menyampaikan pendapatnya. Para bawahan juga didorong agar meningkatkan kemampuan dan mengendalikan diri serta menerima tanggung jawab yang besar. Pemimpin akan lebih sportif dalam

menerima masukan-masukan dari para bawahannya, meskipun wewenang terakhir dalam keputusan terletak pada pimpinan. Ciri-cirinya : 1) Pemimpin memberikan kesempatan pada bawahan untuk menentukan cara penyelesaian pekerjaan. 2) Pemimpin mendengar pendapat, ide dan saran dari bawahan. 3) Pemimpin mengajak bawahan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. 4) Pemimpin sangat memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan bawahan. 5) Menindak para bawahan yang melanggar disiplin organisasi dan etika kerja, pendekatan bersifat korektif dan edukatif. c. Gaya kepemimpinan Laissez Faire (bebas) Gaya kepemimpinan Leissez Faire (bebas) yaitu gaya kepemimpinan yang lebih banyak menekankan keputusan kelompok. Pimpinan akan menyerahkan kepetusan kepada keinginan kelompok serta dalam bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan tersebut kepada bawahan. Pimpinan tidak membuat peraturan tentang pelaksanaan pekerjaan dan hanya sedikit melakukan kontak atau hubungan dengan para bawahan sehingga bawahan dituntut untuk memiliki kemampuan dan keahlian yang tinggi. Kepemimpinan laissez faire memberikan kebebasan yang mutlak kepada kelompok. Ciri-cirinya : 1) Pemimpin menyerahkan tanggung jawab pada pelaksanaan pekerjaan kepada bawahan. 2) Pemimpin memberikan kebebasan kepada bawahan untuk mengemukakan ide, saran dan pendapat. 3) Pemimpin menyerahkan kepada bawahan sepenuhnya dalam hal pengambilan keputusan.

4) Pemimpin percaya bahwa bawahannya mampu melakukan tugas-tugasnya dengan baik. 5) Pemimpin membiarkan bawahannya memilih cara-cara yang dikehendakinya dalam melaksanakan tugas. Dari ketiga gaya kepemimpinan di atas, masing-masing mempunyai tugas, wewenang dan ciri-ciri yang berbeda, yang nantinya bisa membedakan dalam penilaian para bawahannya. Menurut Rivai (2003:64) menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan merupakan dasar mengklarifikasikan tipe kepemimpinan. Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar yaitu, yang mementingkan pelaksanaan tugas, yang mementingkan hubungan kerjasama, dan meningkatkan hasil yang dapat dicapai. 2. Disiplin Kerja Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku (Fathoni, 2006:126). Disiplin adalah pelatihan, khususnya pelatihan pikiran dan sikap untuk menghasilkan pengendalian diri, kebiasaan-kebiasaan untuk mentaati peraturan yang berlaku (Siagin, 2006:304). Menurut Hasibuan (2004) kedidiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Berdasarkan pengertian diatas disimpulkan bahwa disiplin kerja merupakan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan baik

tertulis maupun tidak tertulis dan bila melanggar akan ada sanksi atas pelanggarannya. Setiyawan dan Waridin (2006) dalam Mohammad (2005), ada lima faktor dalam penilaian disiplin kerja terhadap pemberian layanan pada masyarakat, yaitu: a. Kualitas kedisiplinan kerja, meliputi datang dan pulang yang tepat waktu, pemanfaatan waktu pelaksanaan tugas dan kemampuan mengembangkan potensi diri berdasarkan motivasi yang positif. b. Kuantitas pekerjaan meliputi volume keluaran dan kontribusi. c. Kompensasi yang diperlukan meliputi : saran, arahan atau perbaikan. d. Lokasi tempat kerja atau tempat tinggal. e. Konservasi meliputi penghormatan terhadap aturan dengan keberanian untuk selalu melakukan pencegahan terjadinya tindakan yang bertentangan dengan aturan. Terdapat empat perspektif daftar yang menyangkut disiplin kerja menurut Rivai (2004) : a. Disiplin retributif (retributive discipline) yaitu berusaha menghukum orang yang berbuat salah. b. Disiplin korektif (corrective discipline) yaitu berusaha membantu karyawan mengoreksi perilakunya yang tidak tepat. c. Perspektif hak-hak individu (individual right perspective) yaitu berusaha melindungi hak-hak dasar individu selama tindakan-tindakan disipliner. d. Perspektif utilitarian (utilitarian perspective) yaitu berfokus kepada penggunaan didiplin hanya pada saat konsekuensi-konsekuensi tindakan didiplin melebihi dampak-dampak negatifnya.

Rivai (2004) juga menyebutkan ada tiga konsep dalam pelaksanaan tindakan disipliner, yaitu : a. Aturan tungku panas yaitu pendekatan untuk melaksanakan tindakan disipliner. b. Tindakan disiplin progresif yaitu untuk memastikan bahwa terdapat hokum minimal yang tepat terhadap setiap pelanggaran. c. Tindakan disiplin positif yaitu banyak situasi, hukuman tindakan memotivasi karyawan mengubah suatu perilaku. 3. Kinerja Karyawan Kinerja merupakan perilaku organisasi yang secara langsung berhubungan dengan produksi barang atau penyampaian jasa. Informasi tentang kinerja organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting digunakan untuk mengevaluasi apakah proses kinerja yang dilakukan organisasi selama ini sudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan atau belum. Akan tetapi dalam kenyataannya banyak organisasi yang justru kurang atau bahkan tidak jarang ada yang mempunyai informasi tentang kinerja dalam organisasinya. Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu (Tika, 2006). Sedangkat menurut Rivai dan Basri (2005) kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk

melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan. Menurut Guritno dan Waridin (2005) kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Hakim (2006) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja yang dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran atau tugas individu tersebut dalam suatu perusahaan pada suatu periode waktu tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar trtntu dari perusahaan dimana individu tersebut bekerja. Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh pegawai dengan standar yang telah ditentukan (Masrukhin dan Waridin, 2004). Berdasarkan pengertian kinerja dari beberapa pendapat diatas, kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Kinerja juga berarti hasil yang dicapai oleh seseorang, baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Rivai dan Basri (2005) kinerja pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu : a. Kemampuan. b. Keinginan. c. Lingkungan. Rivai dan Basri (2005) juga menyebutkan empat aspek kinerja: a. Kemampuan. b. Penerimaan tujuan perusahaan.

c. Tingkat tujuan yang dicapai. d. Interaksi antara tujuan dan kemampuan para karyawan dalam perusahaan. Kemudian tujuan kinerja menurut Rivai dan Basri (2005): a. Kemahiran dari kemampuan tugas baru diperuntukan untuk perbaikan hasil kinerja dan kegiatannya. b. Kemahiran dari pengetahuan baru dimana akan membantu karyawan dengan pemecahan masalah yang kompleks atas aktivitas membuat keputusan pada tugas. c. Kemahiran atau perbaikan pada sikap terhadap teman kerjanya dengan satu aktivitas kinerja. d. Target aktivitas perbaikan kinerja. e. Perbaikan dalam kualitas atau produksi. f. Perbaikan dalam waktu atau pengiriman. Yuwalliatin (2006) mengatakan bahwa kinerja diukur dengan instrument yang dikembangkan dalam studi yang tergabung dalam ukuran kinerja secara umum kemudian diterjemahkan kedalam penilaian perilaku secara mendasar, meliputi: a. Kuantitas kerja. b. Kualitas kerja. c. Pengetahuan tentang pekerjaan. d. Pendapat atau pernyataan yang disampaikan. e. Perencanaan kegiatan. B. Hubungan Antar Variabel 1. Hubungan antara Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan Gaya kepemimpinan pada dasarnya menekankan untuk menghargai tujuan individu sehingga nantinya para individu akan memiliki keyakinan bahwa kinerja

actual akan melampaui harapan kinerja mereka. Seorang pemimpin harus menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya (Waridin dan Guritno, 2005). Tampubolon (2007) menyatakan bahwa faktor kepemimpinan juga berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang erat dan pengaruh antara faktor kepemimpinan dan faktor kinerja karyawan. H1: Gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. 2. Hubungan antara Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan Menurut Setiyawan dan Waridin (2006) dan Aritonang (2005) menyatakan bahwa disiplin kerja karyawan bagian dari faktor kinerja. Disiplin kerja harus dimiliki setiap karyawan dan harus dibudayakan di kalangan karyawan agar bisa mendukung tercapainya tujuan organisasi karena merupakan wujud dari kepatuhan terhadap aturan kerja dan juga sebagai tanggung jawab diri terhadap perusahaan. Pelaksanaan disiplin dengan dilandasi kesadaran dan keinsafan akan terciptanya suatu kondisi yang harmonis antara keinginan dan kenyataan. Untuk menciptakan kondisi yang harmonis tersebut terlebih dahulu harus diwujudkan keselarasan antara kewajiban dan hak karyawan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa disiplin merupakan sikap kesetiaan dan ketaatan seseorang atau sekelompok orang terhadap peraturan-peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis, yang tercermin dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan. Hal demikian

membuktikan bila kedisiplinan karyawan memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. H2: Disiplin kerja karyawan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. 3. Hubungan antara Gaya Kepemimpinan dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan Gaya kepemimpinan dan Disiplin kerja diindikasikan memiliki pengaruh yang secara bersama-sama (simultan) terhadap kinerja dari karyawan. Tingkat ketidakhadiran karyawan yang cukup tinggi dan sikap pemimpin yang kurang tegas dalam memberi sanksi kepada karyawan yang tidak disiplin menyebabkan target yang telah ditetapkan oleh perusahaan tidak dapat selesai tepat pada waktunya. Hal ini juga menimbulkan kecemburuan sosial antar karyawan. Hal ini mengintimidasikan bahwa disiplin kerja dan kepemimpinan, kedua variabel tersebut berdampak atau menimbulkan pengaruh terhadap menurunnya kinerja karyawan. Karyawan yang disiplin serta didukung dengan gaya kepemimpinan yang tepat akan mampu menyelesaikan target kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Selain itu, karyawan juga akan merasa lebih nyaman dalam bekerja. Hal ini juga akan meningkatkan motivasi dan semangat kerja dari karyawan. Dengan demikian, disiplin kerja yang tinggi dan gaya kepemimpinan yang tepat akan membuat kinerja karyawan menjadi lebih optimal. Sehingga, dengan

optimalnya kinerja karyawan akan membawa perusahaan mencapai visi yang telah ditetapkan. H3 : Gaya kepemimpinan dan Disiplin Kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. C. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian-penelitian yang menyangkut Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan sebagai berikut: 1. Pengaruh Disiplin Kerja, Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kinerja Pegawai pada PT Kertas Kraft Aceh (Persero), yang ditulis oleh Yakub (2014). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa disiplin kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. 2. Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi dan Gaya kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan Pada Percetakan Sadha Jaya di Denpasar yang ditulis oleh Dwipayana (2013). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kepemimpinan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. 3. The Influence of Leadership Style on the Performance of Subordinates in Nigerian Libraries yang ditulis oleh Olusola Fatokun (2010). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

4. Pengaruh Disiplin Kerja dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada PT Pustaka Rizki Putra Semarang, yang ditulis oleh Meta (2013). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa disiplin kerja dan kepemimpinan memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama-sama (simultan). A. Kerangka Konsep Variabel Independent X Variabel Dependent Y Gaya Kepemimpinan (X1) H1 H2 Kinerja Karyawan (Y) Disiplin Kerja (X2) H3 Gambar 2.1 Kerangka Konsep