45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, abash, dan masuk akal. Paradigma juga bersifat normatif, menunjukkan kepada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan pertimbangan eksistensial atau epitemologis yang panjang. 1 Paradigma yang digunakan di dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis. Paradigma konstruktivis, yaitu paradigma yang hampir merupakan antitesis dari paham yang meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau ilmu pengetahuan. Paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap socially meaningful action melalui pengamatan langsung dan terperinci terhadap pelaku sosial yang bersangkutan dan menciptakan dan memelihara atau mengelola dunia sosial mereka. 2 Menurut Patton, para peneliti konstruktivis mempelajari beragam realita yang terkonstruksi oleh individu dan implikasi dari kontruksi tersebut bagi kehidupan mereka dengan yang lain. Dalam konstruksivis, setiap individu memiliki pengalaman yang unik. Dengan demikian, penelitian dengan strategi 1 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 9. 2 Dedy N. Hidayat, Paradigma dan Metodologi Penelitian Sosial Empirik Klasik, (Jakarta: Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia, 2003), hlm. 3. 45
46 seperti ini menyarankan bahwa setiap cara yang diambil individu dalam memandang dunia adalah valid, dan perlu adanya rasa menghargai atas pandangan tersebut. 3 Paradigma konstruktivis memiliki beberapa kriteria yang membedakannya dengan paradigm lainnya, yaitu ontology, epistemology, dan metodologi. Level ontology, paradigma konstruktivis melihat kenyataan sebagai hal yang ada tetapi realitas bersifat majemuk, dan maknanya berbeda bagi tiap orang. Dalam epistemology, peneliti menggunakan pendekatan subjektif karena dengan cara itu bisa menjabarkan pengkonstruksian makna oleh individu. Dalam metodologi, paradigma ini menggunakan berbagai macam jenis pengonstruksian dan menggabungkannya dalam sebuah konsensus. Proses ini melibatkan dua aspek: hermeunetik dan dialetik. Hermeunetik merupakan aktivitas dalam merangkai teks percakapan, tulisan, atau gambar. Sedangkan dialetik adalah penggunaan dialog sebagai pendekatan agar subjek yang diteliti dapat ditelaah pemikirannya dan membandingkannya dengan cara berpikir peneliti. Dengan begitu, harmonitas komunikasi dan interaksi dapat dicapai dengan maksimal. 4 3.2 Metode Penelitian Berdasarkan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang 3 Michael Quinn Patton, Qualitative Research and Evaluation Methods, 3rdEdition. (Thousand Oaks, California: Sage Publications, Inc., 2002), hlm. 96-97. 4 William Lawrence Neuman, Social Research Methods: Qualitative and quantitative Approaches, (Pearson Eduation, 2003). Hlm. 75.
47 menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 5 Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah. 6 Penelitian dengan jenis deskriptif berarti adalah data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan tersebut. Kutipan dan data ini didapatkan melalui catatan di lapangan, foto, rekaman wawancara, dan dokumen resmi lainnya. Berkaitan dengan masalah yang diangkat, penulis bertujuan untuk meneliti dan mengetahui proses digitalisasi film Indonesia klasik di Sinematek Indonesia sebagai upaya preservasi warisan budaya visual. Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian studi kasus. Metode studi kasus adalah strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how dan why, bila peneliti hanya sedikit memiliki peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitian terletak pada fenomena masa kini di dalam konteks kehidupan nyata. 7 Dari pendapat di atas, penulis memahami bahwa desain penelitian studi kasus dibuat guna dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan awal, yaitu pada pertanyaan seperti mengapa atau bagaimana pada fokus penelitian sehingga 5 Taylor, S.J. dan Bogdan, R., Introduction to Qualitative Research Methods. second edition. Willey, New York, 2006, hlm. 4. 6 Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Rosdakarya. Bandung, 2006, hlm. 5. 7 Prof. Dr. Robert K. Yin, Studi Kasus: Desain & Metodei, Rajawali Press, Jakarta, 1997, hlm. 1.
48 akan mempermudah peneliti ke tahap pengumpulan dan analisis data. Karakteristik umum desain penelitian berperan sebagai latar untuk memikirkan desain yang spesifik bagi studi kasus. 8 Strategi studi kasus memiliki empat desain, yaitu: 1. Desain Kasus Tunggal Holistik 2. Desain Kasus Tunggal Terjalin 3. Desain Multi Kasus Holistik 4. Desain Multi Kasus Terjalin Tipe-tipe Dasar Desain Studi Kasus Holistik (Unit analisis tunggal) Terjalin (Unit multi analisis) Desain-desain Kasus Tunggal Desain-desain Multi Kasus Tipe 1 Tipe 3 Tipe 2 Tipe 4 Keterangan gambar: Tipe 1 : Desain dengan kasus tunggal dan unit analisis tunggal Tipe 2 : Desain dengan kasus tunggal dan unit multi analisis Tipe 3 : Desain dengan multi kasus dan unit analisis tunggal Tipe 4 : Desain dengan multi kasus dan unit multi analisis Kasus yang akan diteliti adalah proses digitalisasi film Indonesia klasik di Sinematek Indonesia sebagai upaya preservasi warisan budaya visual. Penelitian 8 Prof. Dr. Robert K. Yin, Studi Kasus: Desain & Metodei, Rajawali Press, Jakarta, 2009, hlm. 46.
49 ini membahas bagaimana proses digitalisasi film tahun 1954 Lewat Djam Malam karya Usmar Ismail. Unit analisis dibedakan dalam dua bagian, yaitu individu meliputi orangorang dan non individu meliputi organisasi atau lembaga. Unit analisis sebagai pedoman definisi dikaitkan dengan cara penentuan pertanyaan pertanyaan awal penelitian. 9 Berdasarkan definisi di atas, maka yang menjadi unit analisis individu adalah key informan dan informan, sedangkan yang menjadi unit analisis non individu adalah Sinematek Indonesia. Berdasarkan fokus penelitian yang ditetapkan oleh penulis, yaitu proses digitalisasi film tahun 1954 Lewat Djam Malam karya Usmar Ismail di Sinematek Indonesia, maka desain penelitian yang cocok adalah tipe 2, yaitu dengan kasus tunggal dan unit multi analisis. 3.3 Subyek Penelitian Subjek penelitian adalah benda, hal, atau organisasi tempat data atau variabel penelitian yang dipermasalahkan melekat. Tidak ada satu pun penelitian yang dapat dilakukan tanpa adanya subjek penelitian, karena seperti yang telah diketahui bahwa dilaksanakannya penelitian dikarenakan adanya masalah yang harus dipecahkan, maksud dan tujuan penelitian adalah untuk memecahkan 9 Prof. Dr. Robert K. Yin, Studi Kasus: Desain & Metodei, Rajawali Press, Jakarta, 2009, hlm. 30.
50 persoalan yang timbul tersebut. Hal ini dilakukan dengan jalan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari informan. 10 Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai subjek adalah orang-orang yang terlibat dalam kegiatan digitalisasi film Lewat Djam Malam di Sinematek Indonesia. 3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Wawancara Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dalam koleksi data dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai hal-hal yang diperlukan sebagai data penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam (in-depth interview) terhadap beberapa informan. Sasaran wawancara mendalam ialah menyelenggarakan wawancara yang memungkinkan para informan membahas secara mendalam sebuah subjek. Metode wawancara mengunakan wawancara semistruktur dengan menggunakan daftar pertanyaan yang mencakup beberapa pertanyaan spesifik dan beberapa pertanyaan bebas 11. Wawancara dilakukan menggunakan suatu pedoman yang berisi uraian penelitian yang tertuang dalam daftar-daftar pertanyaan agar proses wawancara berjalan baik. 10 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, hlm. 200. 11 Sulistyo-Basuki, Metode Penelitian, Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Depok, 2006, hlm. 172.
51 Wawancara dilakukan kepada Direktur Utama Sinematek Indonesia Adi Surya Abdi sebagai informan dan Lisabona Rahman sebagai key informan. 3.4.2 Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode penelitian yang dipergunakan untuk menguraikan dan menjelaskan apa-apa yang sudah berlaku melalui sumber. 12 Teknik ini merupakan cara mengumpulkan data sekunder berupa dokumen penting yang berhubungan dengan sumber data penelitian ini dan juga gambaran umum tentang Sinematek Indonesia, berupa foto, arsip, transkip, dan lainnya yang mendukung penelitian ini. Dan dari bahan-bahan tertulis, seperti buku, agenda, dokumen, laporan kemajuan, artikel berita, hasil penelitian, dan hasil evaluasi program. Serta berita online, blog, dan video tutorial yang ada di YouTube. 3.4.3 Observasi (pengamatan) Metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan menggunakan indera, terutama pengamatan dan pendengaran. Observasi dapat diartikan sebagai pencatat atau pengamatan terhadap gejala-gejala yang diselidiki dan juga dapat diartikan dengan pengamatan bebas. 13 Observasi dilakukan untuk memperoleh sumber data dan informasi faktual melalui pengamatan di lokasi penelitian. Teknik observasi yang 12 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Tarsito, Bandung, 1985, Hlm. 132. 13 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, PT. Bina Aksara, Jakarta, 1989, hlm. 321.
52 dilakukan oleh peneliti adalah Observasi Non Partisipan, dimana peneliti tidak terlibat langsung di dalam kegiatan, melainkan hanya mengamati kegiatan yang berlangsung di lokasi penelitian. 14 Dalam hal ini peneliti mengadakan penelitian ke Sinematek Indonesia, di sana akan dilakukan pengamatan dan pengukuran terhadap apa yang terjadi di dalam lembaga tersebut seperti, kerja sama, kinerja profesional, dan pelaksanaan program. 3.5 Teknik Analisis Data Data yang diperoleh melalui penelitian ini kemudian dianalisa dengan menggunakan metode kualitatif. Pada dasarnya penelitian ini berusaha untuk mencari gambaran mengenai proses digitalisasi Lewat Djam Malam di Sinematek Indonesia. Proses analisis data dilakukan semenjak data dikumpulkan. Data yang diperoleh dikumpulkan, dikategorikan, dan kemudian dicari kesesuaian polanya yang pada tahapan selanjutnya diadakan analisis terhadap data tersebut, analisis dilakukan dengan jalan mengaitkan kategori data ke dalam kerangka teori yang ada. Data yang diperoleh dalam keseluruhan proses penelitian ini akan disajikan dalam bentuk uraian yang disusun secara sistematik agar dapat dipahami dengan mudah. 14 Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Sinar Baru Algensindo, Jakarta 2004, hml.109.
53 3.6 Triangulasi Data (keabsahan data) Metode triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang menanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang akan dipakai adalah triangulasi dengan sumber yang berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. 15 15 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Rosdakarya Bandung, 1993, Hlm. 178.