PENGARUH SARANA PRASARANA PENJAS DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU PENJAS

dokumen-dokumen yang mirip
PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA PRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan di setiap lembaga formal maupun non formal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SURVEI SARANA PRASARANA OLAHRAGA DENGAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES SMP NEGERI KECAMATAN DAMPAL SELATAN KABUPATEN TOLITOLI ARMAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di SMPN 2 Kuta Baro Aceh Besar. Muhammad 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purnama Sidiq Nugraha, 2013

BAB I PENDAHULUAN. macam skenario kegiatan pembelajran di kelas. Pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. integral dari pendidikan secara keseluruhan. Tujuan pendidikan jasmani

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dilakukan guru sebagai pengajar. Mengajar merupakan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakhry Brillian Hidayat, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian. integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

I. PENDAHULUAN. bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan. Pembekalan pengalaman belajar diarahkan untuk membina, sekaligus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam. mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga.

I. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soepartono (2000:6) sarana olahraga adalah terjemahan dari facilities, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pedidikan jasmani pada dasarnya bagian integral dari pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah RIYAN FATHUL CHOER, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. modern, makmur dan sejahtera adalah bangsa-bangsa yang memiliki sistem dan

Studi tentang kelengkapan sarana dan prasarana penjasorkes sekolah dasar se-kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat kualitatif dan kuantitatif juga merupakan hasil dari proses

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. individu secara menyeluruh. Namun, perolehan keterampilan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. dalam mencapai maksud atau tujuan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adi Maulana Sabrina, 2013

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. sesuatu yang diperlukan dalam pendidikan jasmani, mudah dipindahkan

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan bertujuan untuk

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tubuh agar tetap sehat. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di

KEADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI TAHUN 2016 DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani termasuk bagian integral dari sistem pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan secara keseluruhan. Bertujuan mengembangkan aspek

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Rima Ratna Ningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. lancar sangat ditentukan oleh beberapa unsur antara lain guru, siswa,

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kwalitas setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks penelitian. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul betul

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, melalui pendidikanlah suatu upaya mencetak sumber daya

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PENJELAJAHAN GERAK PADA SISWA KELAS V SDN 19 BOKAT KABUPATEN BUOL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gymnastics yang artinya: untuk menerangkan bermacam-macam gerak. yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk

TINJAUAN KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PERHENTIAN RAJA KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

prilaku hidup sehat peserta didik, dalam kehidupan sehari-hari (Suroto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. digunakan atau dimanfaatkan di dalam pembelajaran pendidikan jasmani,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Undang-undang Sistem. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta sama-sama telah dan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mencakup pengajaran dan pelaksanaan nilai-nilai, isi pendidikan ialah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

PENGARUH SARANA PRASARANA PENJAS DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU PENJAS (Studi pada Guru Penjasorkes SD di UPTD Pendidikan Kecamatan Cimaragas) Oleh Hendrik Rubianto 82351112018 Abstrak Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Artinya, penjas bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel pada program sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk. Tetapi penjas adalah bagian penting dari pendidikan. Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya. Meskipun pendidikan jasmani menawarkan kepada anak untuk bergembira, kenyataannya beberapa siswa masih enggan untuk mengikuti pelajaran pendidikan jasmani. Banyak alasan yang mereka sampaikan, mulai dari pura-pura sakit, capek, sampai pada keluhan tidak kuat berolahraga dan sebagainya, sehingga keberhasilan pendidikan penjaskes makin menurun. Setelah dilakukan studi pendahuluan diperoleh kenyataan bahwa banyak faktor yang menyebabkan permasalahan di atas. Dua faktor di antaranya adalah sarana prasarana penjas dan gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru penjas.rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana pengaruh sarana prasarana penjas terhadap kinerja guru penjas?; (2) Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru penjas?; dan (3) Bagaimana pengaruh sarana prsarana pendidikan dan gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru penjas?. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Ingin mengetahui pengaruh sarana prasarana penjas terhadap kinerja guru penjas; (2) Ingin mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru penjas; dan (3) Ingin mengetahui pengaruh sarana prasarana penjas dan gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru penjas. Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Metode penelitian deskriptif, yaitu untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang sedang diselidiki. Adapun sampel penelitian ini diambil berdasarkan teknik total sampling. Dengan demikian maka sampel dalam penelitian ini merupakan keseluruhan populasi yaitu 24 orang responden. Berdasarkan hasil pengolahan data pada masing-masing variabel dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) sarana prasarana Penjas berpengaruh positif terhadap kinerja guru penjas. Semakin baik sarana prasarana Penjas, maka akan semakin tinggi kinerja guru penjas; (2) gaya kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif terhadap kinerja guru Penjas. Semakin tinggi gaya kepemimpinan kepala sekolah, maka akan semakin tinggi pula kinerja guru Penjas; dan (3) manajemen inovasi dan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh positif terhadap Kinerja Guru Penjas. Dengan demikian semakin baik Sarana Prasarana Penjas dan semakin tinggi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah akan semakin meningkat Kinerja Guru Penjas. Kata kunci : Sarana Prasarana Penjas,Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kinerja Guru. PENDAHULUAN Menjadi guru pendidikan jasmani yang profesional tidak semudah yang dibayangkan orang selama ini. Salah jika ada yang menganggap mereka hanya dengan modal peluit bisa menjadi guru pendidikan jasmani di sekolah. Bahkan sebaliknya, bahwa untuk menjadi guru pendidikan jasmani yang profesional akan lebih sulit dibanding menjadi guru mata pelajaran yang lain. Hal ini disebabkan bahwa mata pelajaran pendidikan jasmani lebih kompleks permasalahannya dibanding dengan mata pelajaran yang lain. Oleh sebab itu tidak bisa guru mata pelajaran lain diminta untuk mengajar mata pelajaran pendidikan jasmani atau sebaliknya. Halaman 45

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Administrasi Pendidikan Volume I Nomor 1 Januari 2013 Profesi guru pendidikan jasmani secara umum sama dengan guru mata pelajaran yang lain pada umumnya, namun secara khusus ada letak perbedaan yang prinsip dan ini merupakan ciri khas tersendiri. Profesionalisasi tenaga kependidikan menjadi kebutuhan yang utama dalam masyarakat jika masyarakat itu sendiri mengakuinya. Tenaga kependidikan khususnya guru sangat diakui oleh masyarakat jika guru tersebut mempunyai tingkat kredibilitas yang tinggi, yaitu komitmen, dapat dipercaya, dan profesional dalam bidangnya. Begitu pentingnya profesionalisasi, maka di lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) ditawarkan matakuliah Persiapan Profesi Guru, sebagai salah satu matakuliah yang wajib diikuti oleh para mahasiswa calon guru. Kebutuhan guru pendidikan jasmani yang profesional sangat tinggi, dalam rangka menanggapi tantangan zaman modern. Seiring dengan itu banyak dinyatakan beberapa praktisi bahwa guru pendidikan jasmani secara umum belum menunjukkan profesionalnya. Hal itu dapat diberikan beberapa contoh yaitu: guru mengajar hanya duduk di pinggir lapangan, sedangkan siswa suruh latihan sendiri tanpa ada motivasi, penghargaan, dan perhatian yang serius. Contoh yang lain guru mengajar hanya secara tradisional yaitu tanpa menggunakan media dan metode yang sesuai dengan yang seharusnya. Guru pendidikan jasmani tugasnya tidak hanya menyampaikan materi yang bersifat fisik dan motorik saja, melainkan semua ranah harus tersampaikan pada siswanya melalui pembelajaran dan pendidikan yang utuh. Manajemen kelas merupakan kelemahan secara umum bagi guru pendidikan jasmani ketika mengajar. Padahal terkait dengan manajemen kelas merupakan salah satu syarat yang mutlak untuk keberhasilan pembelajaran. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olah raga. (Depdiknas, 2006:25) Faktor penyebab kurangnya sarana pembelajaran. Sarana pembelajaran merupakan semua fasilitas yang secara langsung dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efesien. Sedangkan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah. Kurang memadainya sarana prasana pendidikan berdampak langsung terhadap keberhasilan pembelajaran Penjasorkes. Pada prosesnya pembelajaran Penjasorkes memerlukan sarana prasarana yang memadai, mengingat proses pembelajarannya memerlukan alat yang cukup banyak, sehingga apabila tidak di dukung oleh sarana prasarana maka keberhasilan pembelajaran Penjasorkes tidak akan terwujud. Kenyataan menunjukkan bahwa sarana prasarana olahraga yang ada saat ini masih belum memadai, sehingga keberhasilan pembelajaran Penjasorkes pun apa adanya. Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi dalam sebuah lembaga pendidikan sekolah dilihat dari kepemimpinannya masih perlu ditingkatkan. Seorang pemimpin mempunyai efek langsung dan tidak langsung terhadap lingkungan organisasi. Efek tersebut, sangat tergantung pada konsistensi gaya kepemimpinan yang dilaksanakan. Konsistensi kepala sekolah akan berpengaruh terhadap kinerja guru, maka hasilnya sangat berbeda dengan hasil yang ditunda. Misalnya kepuasan yang dilayani menjadi puas dalam waktu relatif singkat setelah dilakukan eleminasi layanan yang kurang bermanfaat, seperti melalui pelatihan singkat terhadap staf. Bertolak dari fokus masalah di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, Pengaruh Sarana Prasarana Penjas dan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru Penjas (Studi pada Guru Penjasorkes SD di UPTD Pendidikan Kecamatan Cimaragas). METODE Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Metode penelitian deskriptif, yaitu Halaman 46

Hendrik Rubianto Pengaruh Sarana Prasarana Penjas dan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Penjas (Studi pada Guru Penjasorkes SD di UPTD Pendidikan Kecamatan Cimaragas) untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktafakta dan sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang sedang diselidiki. PEMBAHASAN Pengaruh Sarana Prasarana Penjas terhadap Kinerja Guru Penjas Hasil perhitungan statistic diperoleh nilai korelasi antara sarana prasarana Penjas dengan kinerja guru Penjas sebesar 0.559 dengan demikian ada hubungan positif antar variabel artinya bila variabel kinerja guru Penjas naik atau ditingkatkan maka akan diikuti penguatan variabel sarana prasarana Penjas atau sebaliknya. Nilai koefisien determinan sebesar 0.313, dengan demikian variabel sarana prasarana Penjas berpengaruh terhadap variabel kinerja guru Penjas sebesar 31.3%, dengan demikian faktor-faktor lain diluar variabel sebesar 68.7%. Probabilitas hasil = 0.000 < = 0.05, maka sarana prasarana Penjas berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru penjas. Dengan demikian maka sarana prasarana sangat menunjang tercapainya kinerja guru. Secara umum prasarana berarti segala sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha atau pembangunan). Menurut Agus S. Suryobroto (2004: 4), prasarana atau perkakas adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, mudah dipindah tetapi berat. Contoh: Matras, peti lompat, meja tenis meja, trampolin, dan lain-lain. Menurut Soepartono (2000: 4), prasarana atau fasilitas adalah: Segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, bersifat permanen atau tidak dapat dipindah-pindahkan. Contoh: Lapangan (sepakbola, bolavoli, bola basket, kasti, tenis lapangan dll). Fasilitas harus memenuhi standar minimal untuk pembelajaran, antara lain ukuran sesuai dengan kebutuhan, bersih, terang, pergantian udara lancar, dan tidak membahayakan pengguna. Dalam olahraga prasarana didefinisikan sebagai sesuatu yang mempermudah atau memperlancar tugas dan memiliki sifat yang relatif permanen. Salah satu sifat tersebut adalah susah dipindahkan. Berdasarkan definisi tersebut dapat disebutkan beberapa contoh prasarana perkakas pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah: Matras, peti lompat, meja tenis meja, trampolin, dan lain-lain. Sedangkan beberapa contoh prasarana fasilitas pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah lapangan tenis, lapangan bola basket, gedung olahraga, lapangan sepakbola, stadion atletik, dan lainlain. Gedung olahraga merupakan prasarana berfungsi serba guna yang secara berganti-ganti dapat digunakan untuk pertandingan beberapa cabang olahraga. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 893) menyatakan bahwa Prasarana pendidikan jasmani adalah suatu yang diperlukan dalam pendidikan jasmani, yang bersifat semipermanen (perkakas) dan dapat dipindahpindahkan maupun yang bersifat permanen (fasilitas) yang tidak dapat dipindahkan. Soepartono (2000: 5) mengemukakan bahwa prasarana berarti segala sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha atau pembangunan). Dalam olahraga prasarana didefinisikan sebagai sesuatu yang mempermudah atau memperlancar tugas dan memiliki sifat yang relatif permanen. Salah satu sifat tersebut adalah susah dipindahkan. Agus (2004: 4) menyatakan bahwa Prasarana atau perkakas adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, dapat dipindahkan (bisa semi permanen) tetapi berat dan sulit. Antaralain adalah matras, peti lompat, kudakuda, palang tunggal, palang sejajar, palang bertingkat, meja tenis meja, trampolin. Perkakas ini idealnya tidak dipindah-pindah, agar tidak mudah rusak, kecuali kalau memang tempatnya terbatas sehingga harus selalu bongkar pasang. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru Penjas Hasil perhitungan statistic diperoleh nilai nilai korelasi antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru Penjas sebesar 0.565 dengan demikian ada hubungan positif antar variabel artinya bila variabel kinerja guru Penjas naik atau ditingkatkan maka akan diikuti penguatan variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah atau sebaliknya. Nilai koefisien determinan sebesar 0.319 dengan demikian variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap variabel Halaman 47

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Administrasi Pendidikan Volume I Nomor 1 Januari 2013 kinerja guru Penjas sebesar 31.9 %, dengan demikian faktor-faktor lain diluar variabel sebesar 67.1%. Probabilitas hasil = 0.000 < = 0.05, maka gaya kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru Penjas. Kepala sekolah mempunyai dua peran utama, pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru, dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen. Pembaharuan pendidikan melalui manajemen berbasis sekolah (MBS) dan komite sekolah yang diperkenalkan sebagai bagian dari desentralisasi memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap berbagai fungsi dari kedua peran tsb. Pendekatan manusiawi, saling asah-asih dan asuh sangat diyakini kepemimpinan kepala sekolah satuan pendidikan akan efektif dan hal ini sangat menunjang pencapaian tujuan sekolah yang telah digariskan. Pemimpin tertinggi di sekolah adalah kepala sekolah. Kepemimpinannya sangat berpengaruh bahkan menentukan keberhasilan sekolah. Sejalan dengan hal tersebut, Davis (Sutisna, 1985:255), menjelaskan: Tanpa kepemimpinan, suatu organisasi hanyalah sejumlah orang yang kacau. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk membujuk orang-orang lain supaya mengejar tujuan yang telah ditetapkan dengan bergairah. Ia adalah faktor manusiawi yang mempersatukan kelompok dan menggerakkannya kearah tujuan-tujuan. Berdasarkan kutipan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan kepala sekolah merupakan cara atau usaha kepala sekolah dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan guru, staf, siswa, orang tua siswa, dan pihak lain yang terkait, untuk bekerja sama berperan serta guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu tujuan institusi pendidikan. Sementara itu kata Kepala Sekolah tersusun dari dua kata yaitu kepala yang dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga, dan sekolah yaitu sebuah lembaga di mana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai seseorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Kepala sekolah dilukiskan sebagai orang yang memiliki harapan tinggi bagi para staf dan para siswa. Kepala sekolah adalah mereka yang banyak mengetahui tugastugas mereka dan mereka yang menentukan irama bagi sekolah mereka (Lipham, 1985:18). Rumusan tersebut menunjukkan pentingnya peranan kepala sekolah dalam menggerakkan kehidupan sekolah guna mecapai tujuan. Studi keberhasilan kepala sekolah menunjukkan bahwa Kepala sekolah adalah seseorang yang menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah (Wahjosumidjo, 2002:82). Kepala Sekolah yang berhasil adalah Kepala Sekolah yang memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi kompleks yang unik, serta mampu melaksanakan perannya dalam memimpin sekolah. Pengaruh Sarana Prasarana Penjas dan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru Penjas Nilai korelasi antara sarana prasarana Penjas dan gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru Penjas sebesar 0.675 dengan demikian ada hubungan positif antar variabel artinya bila variabel kinerja guru Penjas naik atau ditingkatkan maka akan diikuti penguatan variabel sarana prasarana Penjas dan gaya kepemimpinan kepala sekolah atau sebaliknya Nilai koefisien determinan sebesar 0.456 dengan demikian variabel sarana prasarana Penjas dan gaya kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap variabel kinerja guru Penjas sebesar 45.6%, dengan demikian faktorfaktor lain diluar variabel sebesar 54.4%. Probabilitas hasil = 0.000 < = 0.05, maka sarana prasarana Penjas dan gaya kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru Penjas. Kinerja berasal dari kata "Performance" dan sering diartikan dengan unjuk kerja atau perilaku kerja dan hasil kerja.. Kinerja adalah suatu bentuk hasil kerja atau hasil usaha berupa tampilan fisik, maupun gagasan. Kinerja sering juga dihubungkan dengan kompetensi pada diri pelakunya. Untuk itu kinerja guru adalah kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas yang dimiliki guru dalam menyelesaikan suatu pekerjaannya (Depdiknas,2004). Halaman 48

Hendrik Rubianto Pengaruh Sarana Prasarana Penjas dan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Penjas (Studi pada Guru Penjasorkes SD di UPTD Pendidikan Kecamatan Cimaragas) Kinerja mempunyai hubungan erat dengan produktivitas karena merupakan indikator dalam menentukan usaha untuk mencapai tingkat produktivitas organisasi yang tinggi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka upaya untuk mengadakan penilaian terhadap kinerja organisasi merupakan hal yang penting. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh simpulan sebagai berikut. 1. Sarana prasarana Penjas berpengaruh positif terhadap kinerja guru penjas. Semakin Lengkap sarana prasarana Penjas, maka akan semakin tinggi kinerja guru penjas. 2. Gaya kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif terhadap kinerja guru Penjas. Semakin tinggi gaya kepemimpinan kepala sekolah, maka akan semakin tinggi pula kinerja guru Penjas. 3. Manajemen inovasi dan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh positif terhadap Kinerja Guru Penjas. Dengan demikian semakin baik Sarana Prasarana Penjas dan semakin tinggi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah akan semakin meningkat Kinerja Guru Penjas DAFTAR PUSTAKA Depdiknas, 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Jakarta: depdiknas. Depdiknas,2004. Panduan Penilaian Kinerja Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005, Jakarta: depdiknas. Lipham James M.1985. The Principal Concepts, Competencies, and Cases. NewYork: Longman Inc. Soepartono,2000. Pendidikan dan Pembangunan, Tantangan bagi Pembaharuan Pendidikan. Bandung: Ganaco NV. Sutisna O. 1985. Administrasi Pendidikan Dasar Teoretis untuk Praktik Profesional. Bandung: Angkasa. Wahjosumidjo, 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: Rajawali Press. Halaman 49

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Administrasi Pendidikan Volume I Nomor 1 Januari 2013 Halaman 50