PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk

dokumen-dokumen yang mirip
PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL,Tbk SEPTEMBER 2011 DAN 2010

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbk

REKSA DANA SCHRODER PRESTASI GEBYAR INDONESIA II DAFTAR ISI. Halaman. Laporan Auditor Independen 1

Salinan Surat Pernyataan tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 PT Citatah Tbk

LAPORAN KEUANGAN Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk tahuntahun yang berakhir pada tanggal tersebut

PT MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT SUGIH ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT Citatah Tbk Laporan Posisi Keuangan 30 September 2011 dengan angka perbandingan 31 Desember 2010 (Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT. BANK SINARMAS Tbk.

LAPORAN KEUANGAN Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT Panorama Transportasi Tbk dan Anak Perusahaan

P.T. APAC CITRA CENTERTEX Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT Bank Mayapada Internasional Tbk Laporan Keuangan Interim Per 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 serta periode yang berakhir pada tanggal-tanggal

PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan

P.T. MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbk

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2011 DAN 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT Asuransi Ramayana Tbk dan Anak Perusahaan. Laporan Keuangan Konsolidasi dan Informasi Tambahan Per 30 Juni 2011

P.T. APAC CITRA CENTERTEX Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk

PT MITRA INVESTINDO Tbk

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Tahun 2011 Tahun 2010

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2011 DAN 30 JUNI 2010 (MATA UANG INDONESIA)

Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.

PT. BANK SINARMAS Tbk.

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2012 DAN 30 JUNI 2011 (MATA UANG INDONESIA)

PT BANK MUTIARA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk

PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT VICTORIA INSURANCE

PT Electronic City Indonesia Tbk dan Entitas Anak

LAPORAN KEUANGAN Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut

PT. BANK SINARMAS Tbk.

1. Umum. a. Pendirian dan Informasi Umum

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA)

Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2014 (tidak diaudit) dan 30 Juni 2013 (tidak diaudit)

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

Revisi PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH LAMPUNG LAPORAN KEUANGAN

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Surat Pernyataan Direksi Tentang Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan PT Bank Sinarmas Tbk untuk Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010

PT BANK CAPITAL INDONESIA Tbk. LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT), 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT)

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA

PT BANK SINARMAS Tbk

PT MITRA INVESTINDO Tbk

Revisi PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT Trada Maritime Tbk Dan Anak Perusahaan

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian (Tidak Diaudit) 31 Maret 2012 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

1. UMUM. a. Pendirian dan informasi umum

PT Bank Ina Perdana Tbk

BANK METRO EXPRESS LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Tanggal 29 Februari 2016 dan 31 Desember 2015

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008

PT Asuransi Ramayana Tbk dan Entitas Anak. Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014

PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH LAMPUNG. LAPORAN KEUANGAN 31 Maret 2014 (UNAUDITED), 31 Desember 2013 (AUDITED) DAN 31 Maret 2013 (UNAUDITED)

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2013 DAN 31 MARET 2012 (MATA UANG INDONESIA)

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT Tifa Finance Tbk. Laporan Keuangan. Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 (tidak diaudit) dan 30 Juni 2011 (tidak diaudit) dan

PT PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 30 November 2017 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS

PT BANK CHINA CONSTRUCTION BANK INDONESIA Tbk, (dahulu BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbk)

PT POOL ADVISTA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

Per 31 Oktober 2016 (dalam jutaan Rupiah)

BANK SHINHAN INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA)

PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT Asuransi Ramayana Tbk

PT SUPARMA Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017

Per 31 Juli 2016 (dalam jutaan Rupiah)

Ekshibit E 1. U M U M. a. Pendirian dan Informasi Umum

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 November 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 31 Juli 2017 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 30 April 2018 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS

- 7. Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo )

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH LAMPUNG LAPORAN KEUANGAN

PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

Transkripsi:

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbk MAR 2012, 2011 & DES 2011 EQUITY TOWER LT.9 JL. JEND. SUDIRMAN KAV 52 53 TLP (021 ) 51401707, FAX (021) 51401708/09 JAKARTA -12910 Email : bankwindu@cbn.net.id http//:www.bankwindu.com

DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan PT Bank Windu Kentjana International Tbk pada akhir periode 31 Maret 2012 dan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011. LAPORAN KEUANGAN Laporan Posisi Keuangan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 3 Laporan Laba Rugi Komprehensif selama periode 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 5 Laporan Perubahan Ekuitas 6 Laporan Arus Kas 7 Catatan atas Laporan Keuangan 8 2

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Laporan Posisi Keuangan 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 31 Maret 2012 31 Desember 2011 Rp '000.000 Rp '000.000 ASET Kas 79,807 108,067 Giro pada Bank Indonesia 438,064 410,733 Giro pada bank lain - pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan penghapusan sebesar nihil pada tahun 2012 dan 2011 63,838 60,096 Penempatan pada bank lain - pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan penghapusan sebesar nihil pada tahun 2012 dan 2011 24,144 - Efek-efek - pihak ketiga - setelah memperhitungkan penyisihan penghapusan, pendapatan diterima dimuka dan premi yang belum diamortisasi sebesar nihil pada tahun 2012 dan 2011 912,298 1,142,728 Kredit - setelah dikurangi penyisihan penghapusan dan pendapatan bunga yang ditangguhkan sebesar Rp 53.469 juta pada tahun 2012 dan Rp 71.890 juta pada tahun 2011 4,620,008 4,555,043 Tagihan akseptasi - pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan penghapusan sebesar nihil pada tahun 2012 dan 2011 5,916 1,456 Pendapatan bunga yang masih akan diterima 16,504 16,876 Aset tetap setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan amortisasi sebesar Rp 61.739 juta pada tahun 2012 dan Rp 57.006 juta pada tahun 2011 116,108 121,342 Aset pajak tangguhan 6,656 6,657 Aset lain lain bersih 52,286 29,796 JUMLAH ASET 6,335,629 6,452,794 3

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Laporan Posisi Keuangan 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 31 Maret 2012 31 Desember 2011 Rp '000.000 Rp '000.000 LIABILITAS DAN EKUITAS Liabilitas Liabilitas segera 11,046 1,504 Simpanan Pihak pihak berelasi 282,187 697,755 Pihak ketiga 5,317,977 5,115,937 Jumlah 5,600,164 5,813,692 Simpanan dari bank lain - pihak ketiga 49,193 26,293 Liabilitas akseptasi - pihak ketiga 5,916 1,456 Hutang pajak 6,053 7,281 Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi - - Cadangan imbalan pasti pasca-kerja 21,276 16,276 Liabilitas lain-lain 57,688 28,658 Jumlah Liabilitas 5,751,335 5,895,159 Ekuitas Modal saham Modal dasar - 10.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham Modal ditempatkan dan disetor - 3.756.875.883 saham 375,688 375,688 Tambahan modal disetor - bersih 127,419 127,419 Laba (rugi) yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek Saldo laba setelah eliminasi defisit sebesar Rp 147.757 juta pada tanggal 31 Oktober 2005 melalui kuasi reorganisasi 81,187 54,528 Jumlah Ekuitas 584,294 557,635 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 6,335,629 6,452,794 4

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Laporan Laba Rugi Komprehensif Untuk Periode yang Berakhir 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 31 Maret 2012 31 Maret 2011 Rp '000.000 Rp '000.000 PENDAPATAN DAN BEBAN Pendapatan bunga 145,551 106,705 Beban bunga 85,131 65,688 Pendapatan bunga - bersih 60,421 41,017 Pendapatan lainnya Keuntungan penjualan surat berharga 529 48 Provisi dan komisi lainnya 8,756 1,610 Keuntungan selisih kurs mata uang asing - bersih 345 85 Pemulihan cadangan penurunan nilai aset non produktif - 11,366 Keuntungan atas kenaikan nilai wajar efek efek 4,551 2,024 Pemulihan cadangan kerugian penurunan nilai aset produ 32,606 1,331 Lainya 2,112 2,264 Jumlah pendapatan lainnya 48,900 18,728 Beban lainnya Tenaga kerja 27,195 20,507 Umum dan administrasi 28,067 16,197 Cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif 11,272 12,848 Penyisihan kerugian komitmen dan kontinjensi - 3,411 Cadangan kerugian penghapusan aset non produktif 3 - Kerugian atas penurunan nilai efek efek 3,077 2,313 Lainya 4,161 75 Jumlah beban lainnya 73,775 55,351 Beban lainnya bersih (24,875) (36,623) LABA SEBELUM PAJAK 35,546 4,394 PENDAPATAN DAN BEBAN NON-OPERASIONAL Pendapatan Beban PENDAPATAN (BEBAN) NON-OPERASIONAL - BERSIH - 0 BEBAN (PENGHASILAN) PAJAK Kini 8,886 520 Tangguhan - - 8,886 520 LABA BERSIH 26,659 3,874 PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN - - JUMLAH PENDAPATAN KOMPREHENSIF 26,659 3,874 LABA PER SAHAM DASAR (Dalam Rupiah Penuh) 7.10 1.03 5

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Laporan Perubahan Ekuitas Selama Periode 31 Maret 2012 dan 2011 TAHUN 2011 TAHUN 2012 MODAL LABA TOTAL MODAL LABA TOTAL KOMPEN DISETOR DITAHAN DISETOR DITAHAN A. MODAL DASAR 10.000.000.000 lbr saham @ Rp.100 Rp. 1.000.000.000.000,- B. MODAL DITEMPATKAN & DISETOR 3.756.875.883 lbr saham @ Rp.100,- 375,688 375,688 375,688 375,688 C. TAMBAHAN MODAL - Agio Saham 127,419 127,419 127,419 127,419 - Disagio (-/-) -Cadangan Umum & Tujuan -Laba / Rugi Tahun Lalu 18,314 18,314 54,528 54,528 -Penurunan Nilai Surat Berharga - - - - -Revaluasi aset Tetap LABA BERJALAN 1 JANUARI S/D 31 Maret 2011 dan 2012 3,874 3,874 26,659 26,659 SALDO PER 31 Maret 2012 503,107 22,188 525,295 503,107 81,187 584,294 6

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Laporan Arus Kas Selama Periode 31 Maret 2012, 2011 dan 31 Desember 2011 31 Maret 2012 31 Maret 2011 31 Desember 2011 Rp '000.000 Rp '000.000 Rp '000.000 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Pendapatan bunga, provisi dan komisi 147,540 238,744 495,834 Pendapatan operasional lainnya 45,884 86,999 8,517 Beban bunga dan beban keuangan lainnya (85,131) (173,191) (294,411) Beban umum dan administrasi (32,686) (102,918) (67,084) Beban tenaga kerja (32,195) (34,789) (84,117) Pendapatan diterima (beban dibayar) non operasional bersih (3,480) 629 3,064 Arus kas operasional sebelum perubahan aset dan Liabilitas operasi 39,933 15,473 61,803 Penurunan (kenaikan) Aset operasi : Penempatan pada bank lain - - - Efek-efek 219,285 1,257,413 (79,836) Kredit (64,964) (699,336) (1,664,903) Tagihan akseptasi (4,460) 731 1,822 Aset lain lain (22,118) (54,369) 14,461 Kenaikan (penurunan) liabilitas operasi : Liabilitas segera 9,542 (8,064) (23,612) Simpanan dan simpanan dari bank lain (190,628) 355,075 2,082,642 Liabilitas akseptasi 4,460 (738) (1,822) Hutang pajak (1,228) - (10,401) Liabilitas lain-lain 25,145 28,733 734 Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 14,967 894,918 380,888 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penjualan Aset tetap 346 1,945 29,776 Perolehan Aset tetap 500 29,361 (19,303) Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas investasi 846 31,305 10,473 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari penerbitan saham - - - Biaya emisi saham - Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan - - - KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 15,813 926,223 391,361 KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 1,149,224 8,028 957,139 Pengaruh perubahan kurs mata uang asing - - 649 KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 1,165,037 934,250 1,349,149 PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Kas dan Setara Kas terdiri dari : Kas 79,807 47,722 108,067 Giro pada Bank Indonesia 438,064 190,946 410,733 Penempatan Pada Bank Lain 87,982 171,783 60,096 Bank Indonesia Intervensi 559,184 523,800 770,253 Jumlah Kas dan Setara Kas 1,165,037 934,251 1,349,149 7

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Pendirian dan Informasi Umum Perusahaan PT. Bank Windu Kentjana International (d/h PT. Bank Multicor Tbk.) (atau selanjutnya disebut "Perusahaan") didirikan pada tanggal 2 April 1974 berdasarkan Akta No. 4 dari Bagijo, SH, notaris di Jakarta. Akta Pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. Y.A 5/369/19 tanggal 12 Oktober 1974 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 93 tanggal 19 November 1974, tambahan No. 719. Pada tahun 2007, berdasarkan Akta No. 170 tanggal 28 November 2007 dari Eliwaty Tjitra, SH notaris di Jakarta, nama perusahaan diubah menjadi PT. Bank Windu Kentjana International Tbk. Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan Akta No. 01 tanggal 03 Januari 2008 dari Eliwaty Tjitra, SH, notaris di Jakarta sehubungan dengan penggabungan PT. Bank Windu Kentjana ke dalam Perusahaan. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan terakhir telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU 00982.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 08 Januari 2008 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.58 tanggal 18 Juli 2008. Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantor Pusat di Equity Tower Lantai 9, Jl. Jend Sudirman Kav 52 53 Jakarta. Perusahaan mempunyai 1 kantor Pusat, 22 Kantor Cabang, 20 Kantor Cabang Pembantu dan 31 Kantor kas yang berlokasi di Pulau Jawa, Sumatera, Bali, Kalimantan dan Tanjung Pinang sehingga total seluruh kantor 74 Kantor. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah menjalankan kegiatan umum perbankan. Perusahaan telah beroperasi secara komersial sejak tahun 1974. Perusahaan adalah sebuah Bank devisa swasta nasional. B. Penggabungan Usaha dengan PT. Bank Windu Kentjana Untuk memperkuat struktur Permodalan terkait dengan implementasi Arsitektur Perbankan Indonesia (API), para pemegang saham PT. Bank Multicor Tbk dan PT. Bank Windu Kentjana, telah menyetujui untuk melakukan penggabungan usaha ( merger ). Rencana merger tersebut telah dituangkan dalam Usul Inti Kesepakatan Pemegang Saham PT. Bank Windu Kentjana dan PT. Bank Multicor Tbk tanggal 31 Juli 2007. Dalam penggabungan ini PT. Bank Multicor Tbk bertindak selaku Perusahaan yang menerima Penggabungan dan PT. Bank Windu Kentjana, sebagai Perusahaan Yang Akan Bergabung. Pada tanggal 2 Oktober 2007, Perusahaan telah mengajukan Pernyataan Penggabungan kepada Bapepam LK dan telah mendapat persetujuan efektif sesuai dengan Surat Ketua Bapepam dan LK dengan No. S 5968/BL/2007 tanggal 26 November 2007. Berdasarkan Akta No. 170 PT. Bank Multicor Tbk tentang Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 28 November 2007 dari Eliwaty Tjitra, SH, notaris di Jakarta, menyetujui beberapa hal sebagai berikut : 1. Menyetujui penggabungan usaha ( merger ) PT. Bank Windu Kentjana ke dalam PT. Bank Multicor Tbk. 8

2. Menyetujui Rancangan Penggabungan Usaha ( Merger ) yang telah disusun bersama sama oleh Direksi PT. Bank Windu Kentjana dan Direksi PT. Bank Multicor Tbk. 3. Menyetujui konsep Akta Penggabungan ( merger ) dan konsep Akta Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan. 4. Menyetujui perubahan susunan Direksi dan komisaris Perusahaan. 5. Mengubah seluruh Anggaran Dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Undang Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, antara lain: Perubahan nama dari PT. Bank Multicor Tbk menjadi PT. Bank Windu Kentjana International Tbk dan perubahan lokasi. Perubahan Modal Dasar Perusahaan Rp. 1 Triliun ( 1.000.000.000.000 ) yang terbagi atas 10.000.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp. 100, dan modal Ditempatkan dan Disetor 2.742.245.170 lembar saham dengan nilai nominal Rp. 274.224.517.000, dengan perincian sebagai berikut : Jumlah Saham Nominal Jumlah Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100, 72.255.139.900 Ir. Syamsuar Halim 593.457.809 Rp. 100, 59.345.780.900 PT. Mitra Wadah Kencana 556.706.008 Rp. 100, 55.670.600.800 Drs. Johnny 361.275.699 Rp. 100, 36.127.569.900 PT. BCA Finance 129.093.590 Rp. 100, 12.909.359.000 Masyarakat 379.160.665 Rp. 100, 37.916.066.500 Total 2.742.245.170 274.224.517.000 Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 9/67/KEP.GBI/2007 tanggal 18 Desember 2007, Bank Indonesia telah memberikan izin penggabungan usaha PT. Bank Windu Kentjana ke dalam PT. Bank Multicor Tbk. dan Keputusan Gubernur Bank Indonesia tersebut mulai berlaku sejak tanggal persetujuan perubahan Anggaran Dasar PT. Bank Multicor Tbk, Perusahaan Hasil Penggabungan Oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU 00982.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 8 Januari 2008. Dengan efektifnya penggabungan, maka seluruh kepemilikan saham PT. Bank Windu Kentjana dihapuskan serta dilakukan konversi dan alokasi saham Perusahaan (berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh Penilai Independen ) sebagai berikut : Sebelum Merger Setelah Merger Eks PT. Bank Multicor Tbk 1.729.245.170 2.185.539.162 Eks PT. Bank Windu Kentjana 202.600 556.706.008 Sejak tanggal penggabungan usaha, seluruh hubungan hukum antara nasabah/relasi bisnis eks PT. Bank Windu Kentjana dengan PT. Bank Multicor Tbk telah dialihkan ke PT. Bank Windu Kentjana International Tbk. Neraca proforma setelah efektifnya penggabungan usaha pada tanggal 08 Januari 2008 telah dipublikasikan pada tanggal 6 Pebruari 2008 pada Koran Bisnis Indonesia. 9

C. Penawaran Umum Efek Perusahaan PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Pada tanggal 20 Juni 2007 melalui surat No.S 3023/BL/2007 dari ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) Perusahaan telah memperoleh pernyataan efektif untuk melakukan penawaran umum perdana atas 300.000.000 saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp. 100 per saham. Saham saham Perusahaan telah tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 3 Juli 2007. Pada tanggal 31 Desember 2009 seluruh saham Perusahaan sebanyak 2.742.245.170 saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 24 Juni 2010 melalui surat No. S 5684/BL/2010 dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) Perusahaan telah memperoleh pernyataan efektif untuk Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Saham saham Perusahaan telah tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 31 Juli 2010. Pada tanggal 31 Juli 2010 seluruh saham Perusahaan sebanyak 3.756.875.883 saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia. D. Karyawan, Direksi dan Dewan Komisaris Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan per tanggal 31 Maret 2012 sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen Direksi Direktur Utama Wakil Direktur Utama Direktur : Sjerra Salim : Ir.Syamsuar Halim : Mohamad Hasan : Herman Sujono : Hendri Kurniawan : Tohir Sutanto : Setiawati Samahita Perusahaan memiliki Komisaris Independen sebagaimana dipersyaratkan oleh Bapepam LK sebagai perusahaan terbuka, yaitu Mohamad Hasan yang telah mendapat kan persetujuan dari Bank Indonesia pada tanggal 07 Juni 2010 dan telah disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 24 Juni 2010 Per tanggal 31 Maret 2012 komite yang ada adalah sebagai berikut : Susunan Komite Audit Perusahaan adalah sebagai berikut: Ketua : Mohamad Hasan Anggota : Rusmin Anggota : Donny Pradono Suleiman Susunan Komite Pemantau Resiko adalah sebagai berikut : Ketua : Anggota : Rusmin Anggota : Donny Pradono Suleiman 10

Susunan Komite Renumerasi dan Nominasi adalah sebagai berikut : Ketua : Mohamad Hasan Anggota : Syamsuar Halim Anggota : Andreas Basuki Jumlah rata rata karyawan pada bulan Maret 2012 dan 2011 adalah sebanyak 956 karyawan dan 1105 karyawan. 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan untuk tahun yang akhir 31 Maret 2011 disusun sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang termasuk Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia ( PAPI ) 2008 dan peraturan No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang merupakan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam LK No. KEP 06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan Surat Edaran No. SE 02/BL/2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Publik Industri Pertambangan Umum, Minyak dan Gas Bumi dan Perbankan. Laporan keuangan disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing masing akun tersebut. Dasar penyusunan laporan keuangan adalah dasar akrual kecuali untuk laporan arus kas. Untuk tujuan penyusunan laporan arus kas, kas dan setara kas termasuk kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, dan simpanan yang sangat likuid dengan jatuh tempo tiga (3) bulan atau kurang dari tanggal perolehan. Sebelum tanggal 1 Januari 2010, kas dan setara kas untuk tujuan penyusunan laporan arus kas temasuk kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain. Perubahan ini disebabkan dari pencabutan PSAK 31 Akuntansi Perbankan efektif 1 Januari 2010. Dengan demikian, untuk tujuan perbandingan penyajian, laporan arus kas untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 telah disajikan kembali. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang rupiah. Angka angka yang disajikan dalam catatan atas laporan keuangan ini adalah dalam jutaan Rupiah, kecuali bila dinyatakan secara khusus. b. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ) Revisi Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK revisi efektif tanggal 1 Januari 2010, berikut: (i) PSAK 50 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan, yang berisi persyaratan pengungkapan instrument keuangan dan kriteria informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan diterapkan berdasarkan klasifikasi instrument keuangan, dari perspektif penerbit, yakni aktiva keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian bunga, dividen, keuntungan dan kerugian yang terkait; dan situasi tertentu dimana saling hapus aktiva dan liabilitas keuangan diizinkan. PSAK ini juga mewajibkan pengungkapan atas, antara lain, informasi mengenai 11

faktor faktor yang mempengaruhi pemilihan kebijakan akuntansi atas instrumen keuangan. Standar ini menggantikan PSAK 50 Akuntansi Investasi Efek Tertentu. (ii) PSAK 55 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, yang menetapkan dasar dasar pengakuan dan pengukuran aktiva keuangan, liabilitas keuangan dan kontrakkontrak pembelian atau penjualan instrument non keuangan. PSAK ini menjelaskan di antaranya definisi derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penentuan kriteria lindung nilai. Standar ini menggantikan PSAK 55 (Revisi 1999) Akuntansi Instrumen Derivatif dan Lindung Nilai. Dalam penerapan standar baru di atas, Perusahaan telah mengidentifikasi sejumlah penyesuaian transisi sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 mengenai Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Penyesuaian transisi berasal dari dampak penilaian kembali kerugian penurunan nilai aktiva keuangan, yang merupakan selisih antara cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2006) setelah dikurangi dampak aktiva pajak tangguhan dengan cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung dengan menggunakan Peraturan Bank Indonesia mengenai penyisihan penghapusan aktiva produktif. c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Perusahaan menyelenggarakan pembukuan dalam mata uang rupiah. Transaksi transaksi dalam mata uang asing yang terjadi di sepanjang tahun tercatat dengan nilai kurs yang berlaku pada saat terjadinnya transaksi yang bersangkutan. Pada tanggal neraca, aktiva dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia melalui reuters pada pukul 16.00 WIB. Keuntungan atau kerugian yang timbul sebagai akibat dari penjabaran asset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dicatat dalam laba rugi tahun berjalan. Kurs yang digunakan untuk menjabarkan aktiva dan liabilitas dalam mata uang asing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 adalah kurs Reuters jam 16.00 WIB masing masing sebesar: 2012 2011 Rp Rp Euro 12,199.01 12,374.67 Dolar Amerika Serikat 9,144.00 8,707.50 Dolar Autralia 9,512.05 9,003.56 Dolar Singapura 7,268.11 6,906.85 Dolar Hongkong 1,177.81 1,118.92 Yen Jepang 111.33 105.21 12

d. Transaksi Pihak pihak Berelasi PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak pihak berelasi. Definisi pihak berelasi adalah sesuai dengan PSAK No. 7 (revisi 2010) mengenai Pengungkapan Pihakpihak berelasi dan sesuai dengan peraturan BI No. 8/13/PBI/2006 mengenai Perubahan atas Peraturan BI No. 7/3/PBI/2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum. Suatu pihak dianggap berelasi dengan perusahaan jika: 1. Secara langsung, atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara: a. Mengendalikan, dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan perusahaan. b. Memiliki kepentingan pada perusahaan yang memberikan pengaruh signifikan atas perusahaan. c. Memiliki kontrol bersama atas perusahaan. 2. Suatu entitas adalah perusahaan asosiasi. 3. Suatu entitas merupakan ventura bersama dimana perusahaan sebagai venturer. 4. Personil manajemen kunci perusahaan dan/atau entitas induk perusahaan. 5. Anggota keluarga terdekat dari pihak yang diidentifikasikan dalam (1) atau (4) 6. Entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau secara signifikan dipengaruhi oleh, atau hak suara dalam entitas tersebut, secara lansung atau tidak langsung oleh individu yang dimaksud dalam (4) atau (5). 7. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja perusahaan atau perusahaan lain yang terkait dengan perusahaan. e. Penggunaan Estimasi Manajemen membuat estimasi dan asumsi dalam penyusunan laporan keuangan yang mempengaruhi jumlah jumlah yang dilaporkan atas aset, liabilitas, pendapatan dan beban. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode yang sama pada saat terjadinya revisi estimasi atau pada periode masa depan yang terkena dampak. f. Instrumen Keuangan Kebijakan Akuntansi Perusahaan telah menerapkan kebijakan akuntansi berikut berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) yang berlaku efektif 1 Januari 2010. Perusahaan mengakui aktiva keuangan atau liabilitas keuangan pada neraca, jika dan hanya jika, Perusahaan menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aktiva keuangan) atau yang diterima (dalam hal liabilitas keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, termasuk biaya transaksi. Biaya transaksi adalah biaya biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan atau penerbitan aktiva keuangan atau liabilitas keuangan, dimana biaya tersebut adalah biaya 13

yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan instrument keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif. Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aktiva keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga yang relevan, menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur instrument keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari instrumen keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perusahaan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrument keuangan tersebut, tanpa mempertimbangkan kerugian kredit di masa depan, namun termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dari aktiva keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aktiva keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai untuk penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih. Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen tersebut dan mempertimbangkan apakah instrumen tersebut memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: asset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aktiva keuangan tersedia untuk dijual, liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan liabilitas lain lain; dan melakukan evaluasi kembali atas kategori kategori tersebut pada setiap tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar ketentuan yang disyaratkan. Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar instrument keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal neraca adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid price dan ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi. Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present value), perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi, model harga opsi (options pricing models), dan model penilaian lainnya. Laba/Rugi Hari ke 1 Apabila harga transaksi dalam suatu pasar yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar instrumen sejenis pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau berbeda dengan nilai wajar yang dihitung menggunakan teknik penilaian dimana variabelnya merupakan data yang 14

diperoleh dari pasar yang dapat diobservasi, maka Perusahaan mengakui selisih antara harga transaksi dengan nilai wajar tersebut (yakni Laba/Rugi hari ke 1) dalam laporan laba rugi, kecuali jika selisih tersebut memenuhi kriteria pengakuan sebagai aktiva yang lain. Dalam hal tidak terdapat data yang dapat diobservasi, maka selisih antara harga transaksi dan nilai yang ditentukan berdasarkan teknik penilaian hanya diakui dalam laporan laba rugi apabila data tersebut menjadi dapat diobservasi atau pada saat instrumen tersebut dihentikan pengakuannya. Untuk masing masing transaksi, Perusahaan menerapkan metode pengakuan Laba/Rugi Hari ke 1 yang sesuai. Aktiva Keuangan 1. Aktiva Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi Aktiva keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi meliputi asset keuangan dalam kelompok diperdagangkan dan asset keuangan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aktiva keuangan diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki untuk diperdagangkan apabila asset keuangan tersebut diperoleh terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat. Aktiva keuangan ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal jika memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidak konsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul dari pengukuran aktiva atau pengakuan keuntungan dan kerugian karena penggunaan dasar dasar yang berbeda; atau b. Aktiva tersebut merupakan bagian dari kelompok aktiva keuangan, liabilitas keuangan, atau keduanya, yang dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan; atau c. Instrumen keuangan tersebut memiliki derivatif melekat, kecuali jika derivatif melekat tersebut tidak memodifikasi secara signifikan arus kas, atau terlihat jelas dengan sedikit atau tanpa analisis, bahwa pemisahan derivatif melekat tidak dapat dilakukan. Aktiva keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat pada neraca pada nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi. Bunga yang diperoleh dicatat sebagai pendapatan bunga, sedangkan pendapatan dividen dicatatsebagai bagian dari pendapatan lain lain sesuai dengan persyaratan dalam kontrak, atau pada saat hak untuk memperoleh pembayaran atas dividen tersebut telah ditetapkan. Pada tanggal 31 Maret 2012, kategori ini mencakup investasi dalam Sertifikat Indonesia (SBI) dan obligasi korporasi. Bank 2. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aktiva keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aktiva keuangan tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan tidak diklasifikasikan sebagai asset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, 15

investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau asset tersedia untuk dijual. Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi. Pada tanggal 31 Maret 2012, kategori ini mencakup kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, kredit yang diberikan, tagihan akseptasi, pendapatan bunga yang masih akan diterima, dan aktiva lain lain dalam bentuk uang jaminan, tagihan penjualan agunan yang diambil alih, dan tagihan transaksi ATM. 3. Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aktiva keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dan manajemen Perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki asset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Apabila Perusahaan menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo, maka seluruh asset keuangan dalam kategori tersebut terkena aturan pembatasan (tainting rule) dan harus direklasifikasi ke kelompok tersedia untuk dijual. Setelah pengukuran awal, investasi ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi pada saat penghentian pengakuan dan penurunan nilai dan melalui proses amortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. 4. Aktiva Keuangan Tersedia untuk Dijual Aktiva keuangan tersedia untuk dijual merupakan aktiva yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan dalam kategori instrumen keuangan yang lain. Aktiva keuangan ini diperoleh dan dimiliki untuk jangka waktu yang tidak ditentukan dan dapat dijual sewaktu waktu untuk memenuhi kebutuhan likuiditas atau karena perubahan kondisi pasar. Setelah pengukuran awal, asset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar. Komponen hasil (yield) efektif dari efek hutang tersedia untuk dijual serta dampak penjabaran mata uang asing (untuk efek hutang dalam mata uang asing) diakui dalam laporan laba rugi. Laba atau rugi yang belum direalisasi yang timbul dari penilaian pada nilai wajar aktiva keuangan tersedia untuk dijual tidak diakui dalam laporan laba rugi, melainkan dilaporkan sebagai laba atau rugi bersih yang belum direalisasi pada bagian ekuitas dalam neraca dan laporan perubahan ekuitas. Apabila aktiva keuangan dilepaskan, atau dihentikan pengakuannya, maka laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi langsung diakui dalam laporan 16

laba rugi. Jika Perusahaan memiliki lebih dari satu jenis surat berharga yang sama, maka diterapkan dasar masuk pertama keluar pertama. Bunga yang diperoleh dari asset keuangan tersedia untuk dijual diakui sebagai pendapatan bunga yang dihitung berdasarkan suku bunga efektif. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai aktiva keuangan juga diakui dalam laporan laba rugi. Pada tanggal 31 Maret 2012, Perusahaan tidak memiliki asset keuangan dalam kategori ini. Liabilitas Keuangan 1. Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi Liabilitas keuangan diklasifikasikan dalam kategori ini apabila liabilitas tersebut merupakan hasil dari aktivitas perdagangan atau transaksi derivatif yang tidak dimaksudkan sebagai lindung nilai, atau jika Perusahaan memilih untuk menetapkan liabilitas keuangan tersebut dalam kategori ini. Perubahan dalam nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi. Pada tanggal 31 Maret 2012, Perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan dalam kategori ini. 2. Liabilitas Keuangan Lain lain Kategori ini merupakan liabilitas keuangan yang dimiliki tidak untuk diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrument keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lain lain, jika subtansi perjanjian kontraktual mengharuskan Perusahaan untuk menyerahkan kas atau aktiva keuangan lain kepada pemegang instrumen keuangan, atau jika liabilitas tersebut diselesaikan tidak melalui penukaran kas atau asset keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau telah ditetapkan. Liabilitas keuangan lain lain pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar dan sesudah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, dengan memperhitungkan dampak amortisasi (atau akresi) berdasarkan suku bunga efektif atas premi, diskonto dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pada tanggal 31 Maret 2012, kategori ini mencakup liabilitas segera, simpanan, simpanan dari bank lain, liabilitas akseptasi, dan liabilitas lain lain. Instrumen Keuangan Derivatif Derivatif melekat dipisahkan dari kontrak utama dan dicatat sebagai derivatif jika seluruh kondisi berikut terpenuhi: a. Karakteristik ekonomi dan risiko dari derivatif melekat tidak berkaitan erat dengan karakteristik ekonomi dan risiko dari kontrak utama. b. Instrumen terpisah yang memiliki persyaratan yang sama dengan derivatif melekat memenuhi definisi sebagai derivatif. 17

c. Instrumen campuran atau instrument yang digabungkan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Derivatif yang berdiri sendiri dan derivatif melekat yang dipisahkan diklasifikasikan sebagai aktiva atau liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, kecuali derivatif tersebut ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Pada pengakuan awal, instrumen derivatif diukur pada nilai wajar pada tanggal transaksi derivatif terjadi atau dipisahkan, dan selanjutnya diukur pada nilai wajar. Derivatif disajikan sebagai aktiva apabila nilai wajarnya positif, dan disajikan sebagai liabilitas apabila nilai wajarnya negatif. Laba atau rugi dari perubahan nilai wajar derivatif langsung diakui dalam laporan laba rugi. Manajemen menelaah apakah derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak utamanya pada saat pertama kali. Perusahaan menjadi salah satu pihak dari kontrak tersebut. Penelaahan kembali dilakukan apabila terdapat perubahan syarat syarat kontrak yang mengakibatkan modifikasi arus kas secara signifikan. Saling Hapus Instrumen Keuangan Aktiva keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca jika, dan hanya jika, Perusahaan saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan asset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Penurunan Nilai dari Aktiva Keuangan Pada setiap tanggal neraca, manajemen Perusahaan menelaah apakah suatu asset keuangan atau kelompok aktiva keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi telah mengalami penurunan nilai. 1. Aktiva Keuangan pada Biaya Perolehan Diamortisasi Manajemen pertama tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aktiva keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk asset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aktiva keuangan yang dinilai secara individual, baik aktiva keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka asset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aktiva keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aktiva yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas asset dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aktiva dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aktiva tersebut (yang merupakan suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal). Nilai tercatat aktiva tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi 18

atau menggunakan akun cadangan kerugian penurunan nilai dan jumlah kerugian yang terjadi diakui di laporan laba rugi. Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka dilakukan pemulihan atas akun cadangan kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui dalam laporan laba rugi, dengan ketentuan pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aktiva keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum adanya pengakuan penurunan nilai pada tanggal pemulihan dilakukan. 2. Aktiva Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan tidak diukur pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aktiva keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk asset keuangan serupa. 3. Aktiva Keuangan Tersedia untuk Dijual Dalam hal instrumen ekuitas dalam kelompok tersedia untuk dijual, penelaahan penurunan nilai ditandai dengan penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehannya yang signifikan dan berkelanjutan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka kerugian penurunan nilai kumulatif yang dihitung dari selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba rugi, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui dalam laporan laba rugi. Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi (harus diakui melalui ekuitas). Kenaikan nilai wajar setelah terjadinya penurunan nilai diakui di ekuitas. Atas instrumen hutang dalam kelompok tersedia untuk dijual, penurunan nilai ditelaah berdasarkan kriteria yang sama dengan asset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Bunga tetap diakru berdasarkan suku bunga efektif asal yang diterapkan pada nilai tercatat aktiva yang telah diturunkan nilainya, dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrument hutang meningkat dan peningkatan nilai wajar tersebut karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan melalui laporan laba rugi. Penghentian Pengakuan Aktiva dan Liabilitas Keuangan 1. Aktiva Keuangan Aktiva keuangan (atau bagian dari kelompok aktiva keuangan serupa) dihentikan pengakuannya jika: a. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aktiva keuangan tersebut berakhir; b. Perusahaan tetap memiliki hak untuk menerima arus kas dari aktiva keuangan tersebut, namun juga menanggung liabilitas kontraktual untuk membayar kepada 19

pihak ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa adanya penundaan yang signifikan berdasarkan suatu kesepakatan; atau c. Perusahaan telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aktiva keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aktiva keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas asset keuangan, namun telahmentransfer pengendalian atas aktiva keuangan tersebut. Ketika Perusahaan telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aktiva keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas asset keuangan dan masih memiliki pengendalian atas aktiva tersebut, maka aktiva keuangan diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan asset keuangan tersebut.keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aktiva yang ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aktiva yang ditransfer dengan nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Perusahaan. 2. Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir, dibatalkan atau telah kadaluarsa. Jika liabilitas keuangan tertentu digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama namun dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau terdapat modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang ada saat ini, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dianggap sebagai penghentian pengakuan liabilitas keuangan awal. Pengakuan timbulnya liabilitas keuangan baru serta selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan awal dengan yang baru diakui dalam laporan laba rugi. g. Giro Wajib Minimum (GWM) Pada tanggal 23 Oktober 2008, Bank Indonesia (BI) mengeluarkan peraturan No. 10/25/PBI/2008 mengenai perubahan atas Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 10/19/2008 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia. Peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan Peraturan No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing yang berlaku efektif pada tanggal 1 November 2010, kecuali untuk GWM Loan to Deposit (LDR) berlaku efektif pada 1 Maret 2011. Pada tanggal 9 Februari 2011, Bank Indonesia telah menerbitkan Peratuaran No. 13/10/PBI/2011 mengubah Peraturan No. 12/19/2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM terdiri dari GWM Rupiah dan GWM mata uang asing. GWM Rupiah terdiri dari GWM Utama, GWM Sekunder, dan GWM LDR. GWM Utama adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo rekening giro pada BI yang besarnya ditetapkan oleh BI sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga. 20