SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT HEWAN TERNAK LEMBU MENGGUNAKAN METODE DUMPSTER SHAFER

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

BAB I PENDAHULUAN. membuat orang tertarik untuk menciptakan hal-hal yang baru agar dapat lebih

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

Implementasi Metode Dempster Shafer Pada Sistem Pakar Untuk Diagnosa Jenis-jenis Penyakit Diabetes Melitus

METODE PENALARAN SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN MODEL HIBRID FUZZY DEMPSTER SHAFER UNTUK IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG

Analisa Dan Perancangan Sistem Pakar Kerusakan Pada Aset UKM STIKOM Bali Menggunakan Metode Dempster Shafer

Jurnal Sarjana Teknik Informatika e-issn: Volume 1 Nomor 1, Juni 2013

BAB I PENDAHULUAN. parasit, bakteri, jamur dan virus yang berakibat kematian udang windu secara

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. produksi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh pemilihan jenis perlengkapan

Berikut langkah-langkah penelitian yang dilakukan: 1. Menentukan kebutuhan data yang akan digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengan suatu media konsultasi yang bersifat online. mengemukakan pesoalan-persoalan yang terjadi kemudian pakar akan

SISTEM PAKAR MENGIDENTIFIKASI PENOLAKAN FILM RADIOLOGI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB II KAJIAN PUSTAKA

overacting dan menyerang organ tubuh sendiri. Lupus juga mengenai banyak organ tubuh dan memiliki gejala klinis yang sangat bervariasi sehingga dikena

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya beberapa pengguna mesin air yang kurang mengerti

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan nyawa seseorang, Ironisnya gejala gejala tersebut seringkali

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. serangan musuh, dengan terlihat sehat, musuh tidak akan menyerang. Berdasarkan

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

JURNAL DETEKSI KERUSAKAN MESIN MOTOR TIPE GL MENGGUNAKAN METODE DAMPSTER SHAFER DAMAGE DETECTION ENGINE MOTO TYPE GL USE DAMPSTER SHAFER METHOD

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya adalah kesehatan, karena seseorang tidak akan merasakan kebahagiaan

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sama dengan kemampuan seorang pakar dibidang keilmuan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah program artificial inteligence ( kecerdasan buatan atau AI) yang

DIAGNOSA PENYAKIT MANUSIA YANG DIAKIBATKAN OLEH GIGITAN HEWAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT MATA BERBASIS ANDROID

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot

BAB I PENDAHULUAN. dalam informasi sangatlah penting. Teknologi mempunyai peranan penting yang

BAB I PENDAHULUAN. cara berpikir manusia yang disebut sebagai artificial intelligence atau lebih

PEMANFATAN TEOREMA BAYES DALAM PENENTUAN PENYAKIT THT

SISTEM PAKAR DIAGNOSA KERUSAKAN SEPEDA MOTOR MATIC INJEKSI MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

APLIKASI SISTEM PAKAR DETEKSI DINI PADA PENYAKIT TUBERKULOSIS

MODEL HEURISTIK. Capaian Pembelajaran. N. Tri Suswanto Saptadi

SISTEM PAKAR DETEKSI DINI PENYAKIT PADA BURUNG PUYUH DENGAN METODE FORWARD CHAINING

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA BERBASIS ANDROID

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS INFLUENZA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING PADA PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS AWAL DEMAM BERDARAH

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini sangat berdampak

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR BERBASIS ATURAN UNTUK MENENTUKAN MATA KULIAH YANG AKAN DIAMBIL ULANG (REMEDIAL) DENGAN METODE FORWARD CHAINING

BAB I PENDAHULUAN. primer meliputi makan, minum, pakaian dan lain-lain. Kebutuhan lain yang tidak

APLIKASI DIAGNOSA KERUSAKAN MESIN SEPEDA MOTOR BEBEK 4 TAK DENGAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU PADA ANAK DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

BAB I PENDAHULUAN. komputer adalah internet atau International Networking merupakan sarana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendengaran, pengecapan, dan penglihatan. Organ-organ tersebut tidak jarang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI DASAR. dalam penelitian yang akan dilakukan. Pustaka yang digunakan ditinjau dari objek

BAB I PENDAHULUAN. hidup menjadi lebih praktis dan efektif, apalagi dengan hadirnya perangkat

BAB I PENDAHULUAN. manusia atau bahkan melebihi kemampuan kerja manusia. meniru kerja dari para ahli. Dengan sistem pakar ini, orang awampun dapat

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari variasi warna, ukuran dan bentuk bunga yang dihasilkan. Hal lain

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang dilakukan oleh para ahli. Sistem Pakar merupakan salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. seperti layaknya seorang pakar (human exspert). Seorang pakar atau ahli (human

BAB I PENDAHULUAN. akan diderita. Setiap orang wajib menjaga kesehatannya masing-masing, tetapi

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara seorang pakar dengan pengguna. Dalam

Feresi Daeli ( )

BAB I PENDAHULUAN. manusia atau bahkan melebihi kemampuan kerja manusia.

SISTEM APLIKASI BERBASIS WEB UNTUK MENENTUKAN PENDERITA CACINGAN PADA ANAK USIA 5 10 TAHUN (Studi Kasus : Wilayah Kecamatan Pringsewu)

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT BABI DENGAN METODE BACKWARD CHAINING

RANCANGAN SISTEM PAKAR DENGAN METODE FORWARD CHAINING DAN HETEROASSOCOATIVE MEMORY UNTUK MENDETEKSI TINGKAT DEPRESI SESEORANG

PENERAPAN NAIVE BAYES CLASSIFIER DALAM IDENTIFIKASI PENYAKIT ANTRAKS PADA SAPI ABSTRAK

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Kucing Menggunakan Metode Backward Chaining

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji

SISTEM PAKAR DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE BASE MENGGUNAKAN PROBABILITAS BAYES DAN MESIN INFERENSI FORWARD CHAINING

BAB II. Beberapa aplikasi pendeteksi penyakit pada tanaman antara lain :

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penyakit gigi pada manusia menduduki urutan pertama dari daftar 10

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA GEJALA DEMAM UTAMA PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT PADA GINJAL

SISTEM PAKAR KERUSAKAN MOTOR KENDARAAN RODA DUA JENIS YAMAHA MATIC PADA REZA JAYA MOTOR SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya probabilitas klasik ( classical probability), probabilitas Bayes

TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

BAB I PENDAHULUAN. bentuk perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat. Timezone adalah sebuah

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU DENGAN METODE FORWARD CHAINING

Feriani A. Tarigan Jurusan Sistem Informasi STMIK TIME Jln. Merbabu No. 32 AA-BB Medan

BAB I PENDAHULUAN. dan kesetiaannya. Selain itu anjing dan kucing mempunyai kesamaan yaitu sangat

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KELAMIN PADA PRIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB

Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Gangguan Pernafasan pada Anak Menggunakan Metode CF (Certainty Factor)

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit yang Disebabkan Nyamuk dengan Metode Forward Chainning

SISTEM PAKAR MENDETEKSI KERUSAKAN PADA SMARTPHONE DENGAN METODE FORWARD CHAINING

BAB I PENDAHULUAN. ke hewan lain atau manusia disebut dengan vektor. Vektor adalah organisme yang tidak menyebabkan penyakit tapi

BAB I PENDAHULUAN. pelaksana diagnosa digantikan oleh sebuah sistem pakar, maka sistem pakar

BAB I PENDAHULUAN. dan akurat. Untuk itu komputer dijadikan sebagai salah satu alat yang mendukung

BAB 2 Tinjauan Pustaka

PEMANFAATAN TEKNOLOGI KNOWLEDGE-BASED EXPERT SYSTEM UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS ANGGREK DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

Transkripsi:

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT HEWAN TERNAK LEMBU MENGGUNAKAN METODE DUMPSTER SHAFER Muhammad Iqbal Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan Email : sutiknoiqbal@yahoo.com ABSTRAK Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti layaknya para pakar (expert). Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para pakar atau ahli. Dengan pengembangan sistem pakar, diharapkan bahwa orang awam pun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Permasalahan yang ditangani oleh seorang pakar bukan hanya permasalahan yang mengandalkan algoritma, namun kadang juga permasalahan yang sulit dipahami. Permasalahan tersebut dapat diatasi oleh seorang pakar dengan pengetahuan dan pengalamannya. Sisi kecerdasan yang ada pada sistem pakar dapat menciptakan sebuah intraksi antara pengguna dengan sistem, baik dari sistem penyampaian informasi, perkembangan metode yang efektif, hingga pada tingkat kepuasan pengguna dibidang perternakan khususnya ternak lembu menjadi fokus utama dalam pembuatan aplikasi ini. Metode yang digunakan pada sistem pakar ini menggunakan teori dempster-shafer, karena metode ketidakpastian ini menghasilkan gambaran kemungkinan sebuah jawaban, dan hanya ada satu yang akan sesuai dengan jawaban yang dibutuhkan, dan teori ini tingkat kepercayaannya didapat dari suatu gejala dari masalah tersebut. Kata Kunci :Sistem Pakar, Ternak Lembu, Algoritma, Dempster-Shafer Theory. 1. Pendahuluan Deteksi dan penanganan dini pada penyakit lembuadalah hal penting untuk peningkatan produktivitas daging lembu. Ketergantungan akan keberadaan seorang pakar ternak lembu atau dokter hewan sangatlah tinggi terutama bagi para peternak di desa. Namun, keberadaan seorang pakar ternak atau dokter hewan tidak selalu ada setiap saat atau sangat susah ditemui terutama di daerah pedesaan. Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tertentu. Penggunaan sistem pakar tersebut akan lebih mudah ketika diimplementasikan ke dalam komputer, selain internet yang sudah banyak dimiliki oleh sebagian besar masyarakat, juga dapat diakses melalui media mobile yang sudah semakin canggih sekarang ini dengan akses internet dan browsermobile dimanapun dan kapanpun. Pada penelitian ini jenis penyakit yang dapat dideteksi sebanyak 30 penyakit menggunakan metode Dempster-shafer dengan masukan gejala dari pengguna. Pengujian yang digunakan yaitu pengujian validasi (pengujian blackbox) dan pengujian akurasi sistem pakar dengan data uji sebanyak 18 kasus. Hasil pengujian menunjukkan uji validasi fungsional dan kepakaran sistem sebesar 100% dan uji akurasi sebesar 88,89% dari 18 kasus menggunakan metode Dempster-Shafer. Melalui metode Dempster Shafer yang digunakan sebagai metode dari penggabungan sensor, teori dempster shafer berdasarkan pada dua ide memperoleh tingkat kepercayaan untuk sebuah pertanyaan dari probabilitas subjektif dimana dapat berdasarakan pada item independent sebuah barang bukti. Dengan esensi, derajat dan kepercayaan dalam sebuah proporsi yang bergantung secara primer dari pada jumlah jawaban (untuk pertanyaan yang berelasi) yang berisikan proposi, dan probabilitas subjektif untuk sebuah pertanyaan. 2. Landasan Teori 2.1 Sistem Pakar Sistem pakar merupakan sebuah perangkat lunak komputer yang berbasiskan pengetahuan pakar yang menyediakan solusi-solusi kualitas pakar untuk menyelesaikan masalah-masalah tertentu yang spesifik. Definisi sistem pakar sendiri adalah aplikasi berbasis komputer yang digunakan untuk menylesaikan masalah sebagaimana yang dipikirkan oleh pakar. Pakar yang dimaksud disini adalah orang yang mempunyai keahlian khusus yang dapat menyelesaikan suatu masalah yang 49

tidak dapat diselesaikan orang awam (Kusrini, 2008). Sebuah sistem pakar memiliki 2 komponen utama yaitu basis pengetahuan dan mesin interferensi. Basis pengetahuan merupakan tempat penyimpanan pengetahuan dalam memori computer, dimana pengetahuan ini diambil dari pengetahuan pakar. Pengetahuan (knowledge) mungkin saja berasal dari seorang ahli dalam suatu pengembangan sistem pakar, atau merupakan pengetahuan dari media seperti majalah, buku, jurnal, dan sebagainya. Selain itu pengetahuan yang dimiliki sistem pakar bersifat khusus untuk satu domain masalah saja. Semakin banyak pengetahuan yang dimasukkan kedalam sistem pakar, maka sistem tersebut akan semakin baik dalam bertindak, sehingga hampir menyerupai pakar yang sebenarnya. 50 mendukung suatu himpunan proposisi. Jika bernilai 0 maka mengindikasikan bahwa tidak ada evidence, dan jika m bernilai 1 menunjukkan adanya kepastian. Plausibility (Pl) dinotasikan sebagai: Pl(s) = 1 Bel( s) Plausibility juga bernilai 0 sampai 1. Jika kita yakin akan s, maka dapat dikatakan bahwa Bel( s)=1, dan Pl( s)=0. Plausability akan mengurangi tingkat kepercayaan dari evidence. Pada teori Dempster- Shafer kita mengenal adanya frame of discernment yang dinotasikan dengan θ dan mass function yang dinotasikan dengan m. Fungsi kombinasi m1 dan m2 sebagai m3 dibentuk dengan persamaan : Keterangan : m1 (X) adalah mass function dari evidence X m2 (Y) adalah mass function dari evidence Y m3 (Z) adalah mass function dari evidence Z κ adalah jumlah conflict evidenc Gambar 2.3 Konsep Dasar Sistem Pakar Gambar 2.3 diatas merupaka gambaran dari konsep dasar sistem pakar, dimana pengguna ( user ) menyampaikan fakta atau informasi kepada sistem pakar, kemudian fakta atau informasi tersebut akan dimasukkan kedalam knowledge base ( basis pengetahuan ), dan diolah dengan kemampuan inferensi, sehingga sistem dapat memberikan respon kepada penggunanya berupa keahlian atau jawaban berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. 2.2 Metode Dumpster Shafer Teori Dempster Shafer pertama kali diperkenalkan oleh oleh Arthur P. Dempster and Glenn Shafer, yang melakukan percobaan ketidakpastian dengan range probabilities daripada sebagai probabilitas tunggal. Kemudian pada tahun 1976 Shafer mempublikasikan teori Dempster pada buku yang berjudul Mathematichal Theory of Evident. Teori Dempster Shafer merupakan teori matematika dari evidence. Teori tersebut dapat memberikan sebuah cara untuk menggabungkan evidence dari beberapa sumber dan mendatangkan atau memberikan tingkat kepercayaan (direpresentasikan melalui fungsi kepercayaan) dimana mengambil dari seluruh evidence yang tersedia. Secara umum Teori Dempster-Shafer ditulis dalam suatu interval : [Belief,Plausibility] Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan evidence dalam 3. Analisa Dan Perancangan 3.1 Analisa Diagnosa Penyakit Lembu Analisa berguna untuk mengetahui kebutuhan perangkat lunak serta kebutuhan sistem pakar yang dibangun. Dalam tahap ini dilakukan pencarian dan pengumpulan data serta pengetahuan yang diperlukan oleh sistem pakar. Sehingga pada akhirnya didapatkan hasil dari analisa berupa sebuah sistem yang strukturnya dapat didefinisikan dengan baik dan jelas. Tujuan dari analisa sistem dalam pengembangan sistem pakar ini adalah untuk mendapatkan berbagai kebutuhan pengguna dan sistem, yaitu perihal masukan dan keluaran yang harus disediakan oleh pengguna serta dibutuhkan oleh sistem. Proses tersebut akan menjadi masukan bagi proses perancangan sistem secara keseluruhan. Isi daftar aturan berdasarkan urutan dan pola tertentu. 3.2 Analisa Dan Logika Metode Dalam membangun sebuah sistem pakar, tahap awal yang harus dilakukan adalah menentukan struktur basis pengetahuan. Dalam hal ini, basis pengetahuan merupakan kumpulan fakta. Pada perancangan berbasis pengetahuan pada aktifitas proses. Beberapa struktur basis pengetahuan diantaranya : 1. Basis pengetahuan gejala penyakit menular. 2. Basis pengetahuan penyakit menular. 3. Basis pengetahuan gejala dan penyakit menular.

4. Basis Pengetahuan nilai dempster-shafer. 5. Basis pengetahuan solusi atau pencegahan dini penyakit menular. Di dalam kasus ini lembu penderita penyakit menular dapat diidentifikasi dengan cara peternak memilih gejala-gejala penyakit yang dialaminya yang terdapat dalam sistem. Peternak dapat memberi tanda berdasarkan gejala yang dialaminya dan kemudian gejala tersebut akan dicocokkan dengan basis pengetahuan untuk mengetahui nama penyakit menular yang dideritanya berdasarkan nilai probabilitas densitas masing-masing gejalanya. Pada basis pengetahuan ini berisi tentang fakta penyakit, gejala, nilai dempster-shafer (DS) dan solusi pencegahan. Berikut ini merupakan tabel basis pengetahuan berupa fakta antara lain : Tabel 3.1 Basis Pengetahuan 51 Sumber : kementrian kesehatan, 2002 Setelah tahap penentuan basis pengetahuan maka selanjutnya dilakukan analisa motor inferensi. Analisa motor inferensi ini terdiri dari teknik penelusuran yang menggunakan forward chaining dan metode dempster-shafer. Forwardchaining melakukan penalaran dan pengambilan kesimpulan dari basis pengetahuan dengan pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian IF dulu kemudian THEN untuk menyimpulkan penyakit yang diderita. Untuk mendapatkan kesimpulan dari beberapa fakta yang ada maka ditambahkan sebuah metode sistem pakar, metode tersebut adalah metode dempster-shafer dimana terdapat suatu nilai probablitas densitas berdasarkan gejala yang diberikan peternak pada saat diagnosa dilakukan. Untuk mengetahui analisa metode dempster-shafer lebih lanjut dapat dilakukan dengan melakukan perhitungan manual penyakit menular ini menggunakan metode dempster-shafer. Seperti contoh berikut: Diasumsikan gejala yang diambil merupakan gejala yang dimiliki oleh ternak. Berikut contoh gejala yang dipilih dan perhitungan manualnya dengan kode penyakit yang diderita

berdasarkan gejalanya, pada kode penyakit P sebagai penyakit diikuti dengan urutan penyakitnya: a. Gejala 1 : lemah, mendukung penyakit (P1, P2, P6, P14, P26, P30, P31,P32) b. Gejala 2 : kurus/berat badan turun, mendukung (P2, P6, P13, P14, P24, P26, P30, P31, P32) c. Gejala 3 : bulu tidak mengkilat, mendukung (P2, P6, P10, P14, P31) d. Gejala 4 : sesak napas, mendukung (P1, P23) e. Gejala 5 : penurunan kondisi tubuh, mendukung (P6, P24) f. Gejala 6 : diare, mendukung (P6, P10, P11, P19, P20, P24, P25, P30, P32) Keterangan: P1 : Antraks P2 : Tuberkulosis P6 : Paratuberkulosis P10 : Jembrana P11 : Salmonellosis P13 : Radang mata P14 : Radang paru-paru P19 : Parainfluenza P20 : Demam tiga hari P23 : Surra P24 : Piroplasmosis P25 : Anaplasmosis P26 : Berak darah P30 : Cacing hati P31 : Cacing lambung P32 : Ascariaris 4. Algoritma Dan Implementasi 4.1 Algoritma Algoritma ini digunakan untuk menerangkan jalannya proses basis aturan, yang diterangkan seperti di bawah ini : Input : Gejala Output : Penyakit 4.2 Spesifikasi Kebutuhan Sistem Kebutuhan sistem dalam membangun sistem pendukung keputusan dalam diagnosa penyakit hewan ternak lembu meliputi kebutuhan hardware (perangkat keras), software (perangkat lunak), informasi dan beberapa aspek kebutuhan lain untuk mendukung dalam pembuatan dan impelementasi sistem. 1. Analisa Kebutuhan Perangkat Keras Spesifikasi perangkata keras komputer yang digunakan dalam membangun web indeks barang ini adalah sebagai berikut : a. Prosesor : Intel Core i3-2370m CPU@ 2.40 GHz. 2.40GHz b. Memori : 2.00 GB (1.90 GB Usable) c. System Type : 32-bit Operating System d. Hard Disk : 80 GB SATA 52 e. Display : 14 HD (LED) 2. Analisa Kebutuhan Perangkat Lunak Dalam proses pembangunan sistem dibutuhkan beberapa perangkat lunak untuk menghasilkan sebuah website yang dinamis. Software yang digunakan dalam pembangun sistem adalah sebagai berikut : a. Visual Basic Net.2010 b. Microsoft Access 2007 c. Sistem Operasi Windows 7 Ultimate d. 5. Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan Sebagai penutup pembahasan dalam penulisan skripsi ini, setelah melakukan analisis, perancangan dan pengujian, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem pakar untuk memprediksi penyakit pada hewan ternak lembu ini dapat memberikan kemudahan bagi para peternak lembu untuk dapat mengetahui lebih awal tentang gejala dan penyakit pada hewan lembu sehingga mereka dapat melakukan penanganan yang tepat. 2. Memerlukan seseorang yang ahli dalam memprediksi penyakit pada hewan lembu guna membuat rule-rule kepakaran dalam sistem pakar memprediksi penyakit pada hewan lembu. Sistem pakar tidak akan selalu benar, tergantung pada sumber informasinya (ahli). 3. Dalam pengimplementasian metode Dempster Shafer untuk memprediksi penyakit pada hewan lembu menggunakan runut mundur (Backward Chaining). 4. Dalam perancangan sistem pakar untuk memprediksi penyakit pada hewan lembu menggunakan pertanyaan-pertanyaan mengenai gejala penyakit. 5.2 Saran Berikut ini beberapa saran untuk pengembangan sistem pakar ini agar lebih baik: 1. User dapat menginputkan parameter yang telah diuji kebenarannya untuk menambah pengetahuan jika fakta tersebut belum ada 2. Untuk kedepannya sangat diharapkan agar menjadikan sistem pakar yang dibuat ini dapat diakses dengan internat sebab pada tahap perancangan ini masih bersifat offline. 3. Diharapkan agar lebih banyak lagi di dalam bidang penyakit paru-paru yang lebih baik lagi ilmu di bidangnya masing-masing. 4. Sistem pakar yang di bangun sangat di harapkan agar dapat di kembangkan dengan bahasa pemograman yang lain agar lebih banyak lagi variasinya.

DAFTAR PUSTAKA 1. Ardianto. Sistem Pakar Teori dan Aplikasi: Penerbit Andi, Yogyakarta 2. Durkin, J. (1994). Expert System Design and Development. London; Prentice hall international Edition. Inc 3. Hardjono, Dhewiberta, 2006, Konsep Kecerdasan Buatan, CV Andi Offset, Yogyakarta, 235 halaman 4. Haviluddin. 2009. Memahami Penggunaan Diagram Arus Data. Jurnal Informatika Mulawarman Vol.04 September 2009. Program Studi Ilmu Komputer, FMIPA Universitas Mulawarman. 5. Imam, (2011). Analisis dan Design: Yogyakarta: andi 6. Kusumadewi, (2003), Artificial intelegfence teknik dan aplikasinya. Yogyakarta : Grahailmu 53 7. Octafian, D. Tri. 2011. Desain Database Sistem Informasi Penjualan Barang (Studi Kasus : Minimarket Grace Palembang). Jurnal Teknologi dan Informatika (Teknomatika) Vol.1 No.2 Mei 2011. 8. Pressman, Roger S. 1997. Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi Buku 1, Andi Offset, Yogyakarta 9. Suryadi 2014, Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Sapi Menggunakan Visual Basic 6.0. Universitas Dehasen (UNIVED) Bengkulu. 10. Turban. 1995 Ananlisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 11. T. Sutojo dkk, (2011), Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Sapi Menggunakan Visual Basic 6.0. Universitas Dehasen (UNIVED) Bengkulu, 64 Halaman