BAB II MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI KONSEP KONSEP GEOGRAFI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Selain itu menurut

BAB II KAJIAN TEORETIS. 1. Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH) a. Definisi Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY POKOK BAHASAN SEGI EMPAT

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Bahasa Indonesia Pembelajaran Bahasa Indonesia Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

UCEJ, Vol. 2 No. 1, Desember 2017, Hal Untirta Civic Education Journal ISSN : e-issn :

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Course Review Horay Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Inpres Sintuwu

hidup, baik secara formal, maupun non-formal.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II MODEL PEMBELAJARAN NOVICK DAN HASIL BELAJAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Taksonomi Tujuan Pendidikan Menurut Bloom

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. terdidik itu sangat penting. Sebuah efek langsung pendidikan adalah. membentuk pendapat dan mengembangkan sudut pandang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Hakekat Belajar

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu

BAB II KAJIAN TEORI. diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. (Slameto, 2003) berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suparti, 2015

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi belajar merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan keadaan alam yaitu dengan cara mencari tahu tentang alam secara

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.2

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA DI SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penanaman Nilai-nilai Keagamaan pada Siswa. Oleh: Siti Bahiroh

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan berbahasa

Bab 1: Pengetahuan Dasar Geografi

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil belajar

Prinsip dalam Pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Proses Pembelajaran. Belajar adalah suatu kegiatan untuk menambah pengetahuan.

Tugas Evaluasi Pendidikan RANAH PENGETAHUAN MENURUT BLOOM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting bagi pengembangan kualitas sumber daya

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORETIS. Kajian teori dalam penelitian ini meliputi beberapa pembahasan.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran, dan hasil belajar yang dicapai siswa sangat dipengaruhi oleh

BAB VI PENUTUP. 1. Kegiatan evaluasi ranah kognitif sudah dilakukan dengan baik oleh guru

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

MODEL PEMBELAJARAN MENDENGARKAN CERITA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY PADA SISWA KELAS V SDN TENJOLAYA I TAHUN AJARAN 2011/2012

MANFA NFA TUJUAN PEMBELAJARAN

Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2013, Volume 8 Nomor 2, ( )

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Oleh : SUBIARTI A

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

Anterior Jurnal, Volume 13 Nomor 1, Desember 2013, Hal dari rencana pendidikan. Namun perlu dicatat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Joyful Learning Journal

Taksonomi Tujuan Pendidikan Menurut Bloom

II. KERANGKA TEORETIS. Sesuatu yang telah dimiliki berupa pengertian-pengertian dan dalam batasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT BAHASA JERMAN SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY (CRH)

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dangdeur Kabupaten Subang. Subjek penelitian dalam studi pelaksanan unit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB II MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MATERI SUMBER DAYA ALAM. 1. Pengertian Model Pembelajaran Talking Stick

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhannya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

BAB II KAJIAN TEORI. kelingkungan dan kompleks wilayah. Yeates (1968) dalam Bintarto dan. masih dalam Bintarto dan Surastopo Hadi Sumarmo (199 1: 9)

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering

BAB I PENDAHULUAN. sitematis ke arah perubahan tingkah laku menuju kedewasaan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin dengan mengarahkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan membekali manusia akan ilmu pengetahuan,

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran karena dalam model pembelajaran terdapat langkah-langkah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PERTIWI 2 PADANG

EKSPERIMENTASI METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah


Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Oleh Sukanti 1.

Taksonomi Bloom (Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor) serta Identifikasi Permasalahan Pendidikan di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dirinya dengan lingkungan dan pengalaman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat membentuk persamaan dan kemauan siswa, metode ini juga melibatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Sukanti. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI KONSEP KONSEP GEOGRAFI A. Model Pembelajaran Course Review Horay 1. Pengertian Model Pembelajaran Course Review Horay Model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan menurut Widodo (2009). Karena setiap kelompok yang dapat menjawab benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak "HOREY" atau yel-yel lainnya yang disukai. Course Review Horay adalah salah satu model pembelajaran yang mendorong siswa untuk ikut aktif dalam belajar. Dengan model pembelajaran Course Review Horay diharapkan dapat melatih kerja sama dalam menyelesaikan masalah dengan pembentukan kelompok, pembelajarannya menarik dan mendorong siswa untuk terjun kedalamnya, tidak monoton karena diselingi sedikit hiburan sehingga suasana tidak menegangkan serta siswa lebih semangat belajar karena suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan sehingga mampu membantu siswa dalam meraih nilai yang tinggi. 2. Langkah langkah Pembelajaran Widodo ( 2009 ) menuliskan langkah-langkah model pembelajaran Course Review Horay adalah sebagai berikut : 15

16 a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai b. Guru mendemonstrasikan/ menyajikan materi c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa bertanya jawab. d. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing- masing siswa. e. Guru membacakan soal secara acak dan siswas menulis jawaban di dalam kotak yanhg nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar ( ) dan salah diisi tanda silang (x). f. Siswa yang telah mendapatkan tanda ( ) vertikal, horizontal atau diagonal harus berteriak horay! atau yel-yel lainnya g. Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar jumlah horay yang diperoleh. h. Kesimpulan i. Penutup Langkah langkah pembelajaran yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Siswa memperhatikan guru mendemostrasikan/menyajikan materi 3. Guru mengadakan Tanya jawab 4. Siswa bertanya jawab dan mengemukakan pendapat

17 5. Untuk menguji pemahaman, siswa dalam kelompok kecil disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai selera masing-masing siswa 6. Guru membacakan soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi ( ) dan salah diisi tanda (x) 7. Siswa yang dalam kelompok yang mendapat tanda ( ) secara vertical horizontal atau diagonal meneriakan hore! atau yel yel lainnya 8. Pemberian reward pada kelompok siswa dengan jumlah hore! terbanyak 3. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Course Review Horay a. Kelebihan Model Pembelajaran Course Review Horay 1. Pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan Artinya, dengan menggunakan model pembelajaran Course Review Horay siswa akan lebih bersemangat dalam menerima materi yang akan disampaikan oleh guru karena banyak diselingi dengan games ataupun simulasi lainnya. 2. Mendorong siswa untuk dapat terjun ke dalam situasi pembelajaran Artinya, siswa diajak ikut serta dalam melakukan suatu games atau simulasi yang diberikan guru kepada peserta didiknya yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan guru.

18 3. Pembelajaran tidak monoton karena diselingi dengan hiburan atau game, dengan begitu siswa tidak akan merasakan jenuh yang bisa menjadikannya tidak berkonsentrasi terhadap apa yang dijelaskan oleh guru. 4. Adanya komunikasi dua arah Artinya, siswa dengan guru akan mampu berkomunikasi dengan baik, dapat melatih siswa agar dapat berbicara secara kritis, kreatif dan inofatif. Sehingga tidak akan menutup kemungkinan bahwa akan semakin banyak terjadi interaksi diantara guru dan siswa. b. Kelemahan Model Pembelajaran Course Review Horay 1. Siswa aktif dan siswa yang tidak aktif nilai disamakan Artinya, guru hanya akan menilai kelompok yang banyak mengatakan horey. Oleh karena itu, nilai yang diberikan guru dalam satu kelompok tersebut sama tanpa bisa membedakan mana siswa yang aktif dan yang tidak aktif. 2. Adanya peluang untuk berlaku curang Artinya, guru tidak akan dapat mengontrol siswanya dengan baik apakah ia menyontek ataupun tidak. Guru akan memperhatiakan per-kelompok yang menjawab Horey!, sehingga peluang adanya kecurangan sangat besar.

19 B. Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Menurut ( Winkel dalam Purwanto 2014 : 39 ) belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilakan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap. Perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman. Minat terhadap kajian proses belajar dilandasi oleh keinginan untuk memberikan pelayanan dan pengajaran dengan hasil yang maksimal. Pengajaran merupakan proses membuat belajar terjadi di dalam diri anak. Proses belajar dapat melibatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pada belajar kognitif, prosesnya mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan berpikir (cognitive), pada belajar afektif mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan merasakan (afective), sedangkan belajar psikomotorik memberikan hasil belajar berupa keterampilan (psychomotoric). Proses belajar merupakan proses yang unik dan kompleks. Keunikan itu disebabkan karena hasil belajar hanya terjadi pada individu yang belajar, tidak pada orang lain, dan setiap individu yang belajar, tidak pada orang lain, dan setiap individu menampilkan perilaku belajar yang berbeda.

20 Berdasarkan penjelasan dan teori di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses untuk membuat perubahan dalam diri setiap individu dengan cara berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. 2. Pengertian Hasil Belajar Hasil Belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Hasil belajar adalah perubahan perilaku mahasiswa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas jumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. 3. Tujuan Pendidikan dan Hasil Belajar Tujuan pendidikan direncanakan untuk dapat dicapai dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar. Tujuan pendidikan bersifat ideal, sedangkan hasil belajar bersifat aktual. Hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar yang diukur sangat tergantung kepada tujuan pendidikannya. Hasil belajar perlu dievaluasi. Evaluasi dimaksudkan sebagai cermin untuk melihat kembali apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan apakah proses belajar mengajar telah berlangsung efektif untuk memperoleh hasil belajar.

21 Meskipun pembelajaran dapat terjadi dilingkungan manapaun namun satu-satunya pembelajaran yang dilakukan secara sistematis dilakukan di sekolah. Satu-satunya perbedaan antara pembelajaran yang dilakukan di sekolah dengan lingkungan lainnya adalah adanya tujuan pendidikan yang direncanakan untuk membuat perubahan perilaku. Tujuan pendidikan di sekolah mengarahkan semua komponen seperti metode mengajar, media,,materi, alat evaluasi, dan sebagainya dipilih sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar termasuk komponen pendidikan yang harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan, karena hasil belajar diukur untuk mengetahui ketercapaian tujuan pendidikan melalui proses belajar mengajar. 4. Ranah Hasil Belajar Dalam usaha memudahkan dan memahami dan mengukur perubahan perilaku maka perilaku kejiwaan manusia dibagi menjadi tiga ranah: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kalau belajar menimbulkan perubahan perilaku, maka hasil belajar merupakan hasil perubahan perilakunya. Oleh karena perubahan perilaku menunjukan perubahan perilaku kejiwaan dan perilaku kejiwaan meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik maka hasil belajar yang mencerminkan perubahan perilaku meliputi hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik. Selanjutnya untuk kepentingan pengukuran perubahan perilaku akibat belajar akan mencakup pengukuran atas ranah kognitif, afektif, dan

22 psikomotorik sebagai hasil belajarnya. Ranah mana yang menjadi area untuk diukur sangat tergantung pada tujuan pendidikannya. Ranah hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiwaan yang akan diubah dalam proses pendidikan ( Purwanto, 2014:48). Perilaku kejiwaan itu dibagi dalam tiga ranah: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Potensi perilaku untuk diubah, perubahan perilaku dan hasil perubahan perilaku, berikut tiga ranah tersebut. 1. Ranah kognitif Ranah kognitif ditunjukan dengan melalui kemampuan intelektual seseorang, untuk mendapatkan hasil belajar sesorang harus memiliki enam tinngkatan kognitif, yaitu : 1. Pengetahuan/C1 ( knowledge ) Jenjang pengetahuan meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, prosedur atau istilah yang telah dipelajari tanpa harus memahami atau dapat menggunakannya. 2. Pemahaman/C2 ( comprehension ) Pemahaman misalnya menjelaskan dengan susunan kalimat sendiri dengan sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberikan contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.

23 3. Penerapan/C3 ( application ) Penerapan adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkrit atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. 4. Analisis/C4 ( analysis ) Analisis adalah usaha memilah atau integritas menjadi unsurunsur atau bagian-bagian sehingga jelas susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. 5. Sintetis/C5 ( synthesis ) Sintesis adalah penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian kedalam bentuk menyeluruh. Berpikir berdasar pengetahuan hafalan, berpikir pemahaman, berpikir aplikasi, dan bepikir analisis dapat dipandang sebagai berpikir konvergen. 6. Evaluasi/C6 ( evaluation ) Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materi dan lain-lain. 2. Ranah Afektif Ranah afektif ini berkenaan dengan sikap yang mempunyai beberapa tingkatan sebagai berikut :

24 1. Penerimaan ( receiving ) Penerimaan merupakan semacam kepekaan dalam menerima rangsangan ( stimulasi ) dari luar yang dating kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain lain. 2. Partisipasi atau merespon ( responding ) Reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang dating dari luar, yang mencakup ketepatan reaksi, perasaan dan kepuasan. 3. Menilai ( valuing ) Menilai berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus. Dalam penilaian ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut. 4. Organisasi ( organization ) Organisasi merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. 5. Internalisasi nilai ( characterization ) Internalisasi nilai merupakan keterpaduan semua system nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

25 3. Ranah Psikomotorik Ranah psikomotorik ini berkenaan dengan kemampuan atau keterampilan dalam bertindak, dalam ranah psikomotorik ini juga mempunyai beberapa tingakatan, yaitu : 1. Gerak Reflek Keterampilan pada gerakan tidak sadar. 2. Gerak Dasar Merupakan kemampuan menterjemahkan perangsangan yang diterima melalui alat indra menjadi gerakan-gerakan yang terlatih. 3. Gerakan Perseptual Merupakan kemampuan membedakan visual, membedakan auditif dan motoris. 4. Kemampuan Fisik Kemampuan fisik adalah kemampuan dan gerakan-gerakan dasar yang merupakan inti untuk perkembangan gerakan gerakan yang terlatih, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan. 5. Gerakan- gerakan skill( adaptation ) Gerakan gerakan dimulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks. 6. Komunikasi non-desursive Komunikasi non-desursive yaitu kemampuan melakukan komunikasi dengan isyarat gerakan badan.

26 C. Mata Pelajaran Geografi 1. Pembelajaran Geografi Geografi sebagai ilmu pengetahuan telah lama berkembang dan telah memberikan kontribusi yang besar bagi pembangunan suatu bangsa. Hal ini karena geografi mempunyai fokus studinya adalah interaksi, interelasi dan interdependensi antara manusia dengan lingkungan dan segala proses yang mempengaruhinya. Istilah geografi untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Erastothenes pada abad ke 1. Menurut Erastothenes dalam Winarti geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi. Berdasarkan pendapat tersebut, maka para ahli geografi (geograf) sependapat bahwa Erastothenes dianggap sebagai peletak dasar pengetahuan geografi. Menurut Bintarto (2010:16) Geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan kasual gejala-gejala di muka bumi dan peristiwa - peristiwa di muka bumi baik yang fisikal maupun yang menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya Melalui pendekatan keruangan, ekologikal dan regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan. Menurut Winarti (2010:16), Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perbedaan dan persamaan fenomena geosfer, baik secara fisikal maupun yang bersangkutan dengan mahluk hidup beserta permasalahanya melalui pendekatan kelingkungan (ekologi), kewilayahan ( rrgion), dan konteks keruangan (spasial). Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa geografi adalah ilmu

27 pengetahuan yang menggambarkan segala sesuatu yang ada dipermukaan bumi. Dalam ilmu geografi terdapat cabang-cabang ilmu geografi dan salah satuu cabang tersebut adalah Biosfer yaitu lapisan tempat tinggal organisme yang meliputi permukaan bumi, air dan atmosfer yang penting bagi kehidupan organisme. 2. Konsep Dasar Geografi Terdapat 10 konsep dasar geografi yakni : Sumber : Sugiyono dan Danang Endarto ( 2008 ) 1) Konsep Lokasi Konsep lokasi merupakan konsep utama yang sejak awal pertumbuhan geografi telah menjadi ciri khusus ilmu geografi ini. Secara esensial lokasi dapat di bedakan menjadi dua, yaitu : a) Lokasi absolut menunjukan letak yang tetap terhadap sistem grid atau koordinat. b) Lokasi relatif lebih penting dan lebih banyak dikaji dalam geografi. Lokasi relative di sebut sebagai letak geografi. Arti lokasi ini berubah-ubah sesuai dengan keadaan daerah sekitarnya. 2) Konsep Jarak Jarak sebagai konsep geografi mempunyai arti pentinng bagi kehidupan sosial, ekonomi, ataupun pertahanan. Jarak merupakan faktor pembatas yang bersifat alami.

28 3) Konsep Keterjangkauan Keterjangkauan tidak selalu berkaitan dengan jarak, tetapi lebih berkaitan dengan kondisi medan atau ada tidaknya sarana angkutan atau komunikasi yang dapat dipakai. 4) Konsep Pola Pola berkaitan dengan susunan bentuk atau persebaran fenomena dalam ruang di muka bumi. Baik fenomena yang bersifat alami maupun sosial budaya. 5) Konsep Morfologi Morfologi menggambarkan perwujudan ketampakan daratan muka bumi sebagai hasil pengangkatan atau penurunan wilayah dan erosi sebagai hasil kerja tenaga endogen dan eksogen. 6) Konsep Aglomerasi Aglomersi merupakan kecenderungan persebaran yang bersifat mengelompok pada suatu wilayah yang relatif sempit. 7) Konsep Nilai Kegunaan Nilai kegunaan fenomena di muka bumi bersifat relatif, tidak sama bagi semua orang atau golongan penduduk tertentu. 8) Konsep Interaksi Interaksi merupakan peristiwa saling memengaruhi daya, objek, atau tempat satu dengan yang lain.

29 9) Konsep Diferensial Areal Setiap tempat atau wilayah terwujud sebagai hasil integrase berbagai unsur atau fenomena lingkungan, baik yang bersifat alam maupun kehidupan. 10) Konsep keterkaitan ruangan Keterkaiatan keruangan menunjukan derajat keterkaitan ruangan menunjukan derajat keterkaitan persebaran suatu fenomena yang satu dengan yang lain di satu tempat atau ruang.