BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami


BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pasal 1 UU RI No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan. Lanjut Usia dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah


BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

HERNAWAN TRI SAPUTRO J

BAB I PENDAHULUAN. pada abad ini. Dijelaskan oleh WHO, di dunia penyakit tidak menular telah

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan penyakit yang semakin sering dijumpai

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. killer) diantara pembunuh lainnya seperti diabetes, hiperkolesterolemia dan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI UPK PUSKESMAS PURNAMA. Eka Apriani, Widyana Lakshmi Puspita

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia mengalami transisi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menular juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terus meningkat. Penyakit ini diperkirakan mengenai lebih dari 16 juta orang

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG DIIT HIPERTENSI DAN TINGKAT STRES DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN HIPERTENSI PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

I. PENDAHULUAN. tahun. Peningkatan penduduk usia lanjut di Indonesia akan menimbulkan

BAB I PENDAULUAN. morbiditas dan mortalitas di perkirakan pada abad ke-21 akan terjadi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik 140 mmhg dan Diastolik 85 mmhg merupakan batas normal tekanan darah (Junaidi, 2010). Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering disebut-sebut sebagai sillent killer karena sesorang yang mengidap hipertensi yang bahkan sudah bertahun-tahun seringkali tidak menyadarinya sampai terjadi komplikasi seperti kerusakan organ vital yang cukup berat yang bisa mengakibatkan kematian. Sebanyak 70 % penderita hipertensi tidak menyadari bahwa dirinya mengidap hipertensi hingga ia memeriksakan tekanan darahnya ke pelayanan kesehatan. Sebagian lagi mengalami tanda dan gejala seperti pusing, kencang di tengkuk, dan sering berdebar-debar (Adib, 2009). Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2012 hipertensi adalah salah satu yang memegang andil yang penting untuk penyakit jantung dan stroke yang dapat menjadi penyebab kematian dan kecacatan nomor satu. Hipertensi berkonstribusi hampir 9,4 juta kematian akibat penyakit kardiovaskuler setiap tahunnya. World Health Organization (WHO) tahun 2008 mencatat sekitar 972 juta orang atau 26,4% penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025, dari 972 juta penderita hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 juta sisanya berada di negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. 1

2 Berdasarkan prevalensi hipertensi lansia di Indonesia sebesar 45,9% untuk umur 55-64 tahun, 57,6% umur 65-74 tahun dan 63,8% umur >75 tahun. Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan pengukuran tekanan darah pada umur 18 tahun adalah sebesar 25,8%. Prevalensi tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%). (Balitbang Kemenkes RI, 2013). Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 menunjukkan kasus hipertensi sebesar 58, 84 % atau sekitar 629.153 dari 1.069.263 kasus penyakit tidak menular (PTM). Sedangkan di Sukoharjo DKK mencatat kejadian hipertensi pada tahun 2014 sebanyak 22.940 (45,63%) dari 50.275 kasus PTM di Sukoharjo. Kebanyakan kasus yang ditemukan adalah lansia. Lansia merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan manusia. Menurut pasal 1 ayat 2, 3, 4 UU No.13 Tahun 1998 tentang kesehatan lanjut usia yaitu seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam, 2008) Ada banyak faktor yang menyebabkan hipertensi, faktor risiko tersebut antara lain yaitu umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, obesitas, kadar garam tinggi, kebiasaan merokok dan minum alkohol (Baradero, 2008). Adapun menurut Sudoyo et al (2009) faktor-faktor risiko yang mendorong peningkatan tekanan darah adalah faktor-faktor seperti: diet dan asupan garam, stres, ras, obesitas, merokok dan genetis. Lansia merupakan orang yang mempunyai faktor risiko umur dan juga mungkin di sertai faktor-faktor risiko yang lain, yang harus diwaspadai dan benar-benar supaya memperhatikan pola hidup yang sehat supaya tidak menimbulkan hipertensi yang mungkin disertai dengan

3 komplikasi yang berbahaya. Hal ini sejalan dengan Arista (2013) yang mengemukakan bahwa bagi individu yang mempunyai faktor risiko hipertensi tersebut harus waspada serta melakukan upaya pencegahan sedini mungkin contoh yang sederhana yaitu dengan rutin kontrol tekanan darah lebih dari satu kali, dan juga berusaha untuk menghindari faktor pencetus seperti pola makan dan gaya hidup (live style) yang baik. Penderita hipertensi yang tidak menjaga pola makan dan gaya hidup yang sehat mempunyai risiko mengalami hipertensi berulang atau kekambuhan hipertensi. Kekambuhan hipertensi pada lansia dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam maupun dari luar lansia. Penelitian Manolis et.al (2012) mengungkapkan beberapa faktor yang mempengaruhi kekambuhan hipertensi antara lain faktor gaya hidup meliputi pola makan atau diet rendah garam, pengobatan, olah raga, kontrol yang teratur dan manajemen stres. Austriani (2008) mengungkapkan bahwa kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang penyakit hipertensi masih rendah, hal ini dibuktikan masyarakat yang lebih memilih makanan cepat saji yang biasanya rendah serat, tinggi lemak, gula, dan garam. Hal ini dapat menyebabkan tingginya risiko terjadinya kekambuhan hipertensi. Menurunkan angka kekambuhan hipertensi pada lansia salah satunya adalah dengan menjaga pola makan yang sehat. Penerapan pola makan atau diit yang sehat pada penderita hipertensi memerlukan pengetahuan tentang diit hipertensi, baik bagi para penderita hipertensi maupun keluarga yang bertanggung jawab menyiapkan makanan untuk penderita hipertensi. Pengetahuan tentang diit hipertensi bisa diperoleh

4 secara formal ataupun non formal. Salah satu fungsi keluarga adalah fungsi menjaga kesehatan anggota keluarga yang lain, dan tentu saja dalam menjaga kesehatan dibutuhkan pengetahuan. Keluarga yang bertanggung jawab memasak atau menyiapkan makanan untuk lansia yang menderita hipertensi harus memiliki pengetahuan tentang hipertensi khsusunya tentang diit hipertensi, dengan mengetahui tentang diit hipertensi (makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan) diharapkan dapat mengurangi angka kekambuhan hipertensi pada lansia. Geleise (2010) mengungkapkan bahwa pengetahuan dan perilaku anggota keluarga diperlukan untuk mengurangi angka kekambuhan hipertensi pada lansia dalam keluarganya dengan melaksanakan diit yang harus dipatuhi. Pemenuhan nutrisi yang seimbang pada penderita hipertensi akan lebih mudah dalam menjaga tekanan darah tetap stabil Ribeiro (2011). Puskesmas Kartasura merupakan puskesmas yang berada dalam naungan Dinas Kesehatan Sukoharjo. Terdapat 12 desa yang menjadi wilayah kerja puskesmas kartasura, salah satunya adalah desa Pabelan. Dari studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Juni 2016 di Desa Pabelan wilayah kerja Puskesmas Kartasura, didapatkan data jumlah lansia di Desa Pabelan sebanyak 544 orang. Kemudian peneliti melakukan surve pada salah satu posyandu di desa Pabelan, dieroleh data lansia sebanyak 103 orang. Dari data posyandu selama satu tahun terakhir dari 103 lansia tersebut sebanyak 15 orang tercatat memiliki tekanan darah tinggi dan mengalami kekambuhan. Kemudian Peneliti melakukan wawancara terhadap 6 orang lansia yang mengalami kekambuhan. Lansia tersebut tinggal bersama anaknya dan

5 memakan makanan yang dimasak oleh anggota keluarga. Peneliti menanyakan tentang diit hipertensi pada anggota keluarga ke 6 lansia tersebut, 4 dari 6 orang mengatakan kurang mengetahui tentang diit hipertensi, sedang 2 orang mengatakan sudah mengetahui sedikit tentang diit hipertensi seperti harus mengurangi garam namun lansia mengatakan makanan terasa hambar sehingga makanan diberi garam. Dari 6 orang lansia yang diwawancarai tersebut 2 orang mengatakan kekambuhan sering kali terjadi ketika sedang mengalami beban pikiran/stres. Dari studi pendahuluan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Diiit Hipertensi dan Tingkat Stres Pada Lansia dengan Frekuensi Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia Di Desa Pabelan Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura Sukoharjo. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dapat disimpulkan dari latar belakang di atas adalah Apakah Ada Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Diit Hipertensi dan Tingkat Stres dengan Frekuensi Kekambuhan Hipertensi pada Lansia Di Desa Pabelan Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura Sukoharjo. C. Tujuan Penelitian 1. Umum Mengetahui Apakah Ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Diiit Hipertensi dan Tingkat Stres Pada Lansia dengan Frekuensi

6 Kekambuhan Hipertensi pada Lansia Di Desa Pabelan Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura Sukoharjo. 2. Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan keluarga tentang diit hipertensi pada penderita hipertensi di Desa Pabelan wilayah kerja Puskesmas Kartasura Sukoharjo. b. Mengetahui tingkat stres pada lansia penderita hipertensi di Desa Pabelan wilayah kerja Puskesmas Kartasura Sukoharjo c. Mengetahui frekuensi kekambuhan hipertensi pada lansia di Desa Pabelan wilayah kerja Puskesmas Kartasura Sukoharjo. d. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan keluarga tentang diit hipertensi dengan frekuensi kekambuhan hipertensi pada lansia di Desa Pabelan Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura Sukoharjo. e. Menganalisis hubungan tingkat stres dengan frekuensi kekambuhan hipertensi pada lansia di Desa Pabelan Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura Sukoharjo. f. Mengetahui mana yang lebih diminan antara tingkat pengetahuan keluarga tentang diit hipertensi dan tingkat stres berhubungan dengan variabel dependen (frekuensi kekambuhan hipertensi pada lansia) di Desa Pabelan Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura Sukoharjo.

7 D. Manfaat Penelitian Setelah dilakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat bagi pihak terkait, meliputi: 1. Keluarga Lansia Diharapkan penelitian ini menambah pengetahuan keluarga tentang diit hipertensi khususnya keluarga yang bertanggungjawab menyiapkan makanan untuk lansia. Meningkatnya pengetahuan keluarga tentang diit hipertensi diharapkan mampu diterapkan dalam keseharian sehingga terciptanya pola makan yang sehat, dengan demikian angka kekambuhan akan menurun. 2. Lansia Lansia yang mengalami hipertensi hendaknya selalu menambah pengetahuan tentang hipertensi khususnya tentang faktor yang menyebabkan hipertensi dan cara mengontrol tekanan darah sehingga tidak terjadi hipertensi berulang. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk lansia sehingga lansia lebih memperhatikan kondisi kesehatan, dan dengan terciptanya upaya atau pola hidup sehat maka kakambuhan hipertensi pada lansia dapat menurun. 3. Kader Posyandu Lansia Bagi Kader Posyandu lansia diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang penyakit hipertensi dan diit hipertensi sehingga mampu berperan aktif dalam mencegah terjadinya kekambuhan hipertensi.

8 4. Peneliti selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan sumber untuk meningkatkan pengetahuan tentang hipertensi khususnya pada lansia serta sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya. E. Keaslian Penelitian 1. Putri (2014), judul penelitian Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi Dengan Kejadian Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia Di Desa Mancasan Wilayah Kerja Puskesmas I Baki Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelatif dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah semua anggota posyandu lansia desa Mancasan yang menderita hipertensi. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner pengetahuan dan data catatan kesehatan tekanan darah anggota posyandu lansia dari kader posyandu. Analisis menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian diketahui 18 responden (22%) dengan pengetahuan baik, 42 responden (51,2%) dengan pengetahuan cukup, dan 22 responden (26,8%) dengan pengetahuan kurang. Frekuensi kekambuhan hipertensi diketahui 23 responden (28%) kategori sering, 35 responden (42,7%) kadang-kadang dan 24 responden (29,3%) jarang mengalami kekambuhan hipertensi. Kesimpulan ada hubungan tingkat pengetahuan lansia tentang diet hipertensi dengan kejadian kekambuhan di Desa Mancasan wilayah kerja Puskesmas I Baki Sukoharjo.

9 2. Mukhtarom (2015), judul penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi Dengan Kepatuhan Diet Hipertensi Di Posyandu Lansia Di Desa Patukrejomulyo Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen. Penelitian ini menggunakan metode Cross Sectional. Teknik pengambilan sample total sampling dengan sampel sebanyak 30 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Analisis menggunakan aplikasi SPSS 18 dengan hasil analisis yaitu nilai p value (.001) yang berarti HI diterima dan H0 ditolak. Kesimpulan ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang hipertensi dengan kepatuhan dalam menjalankan diet hipertensi. 3. Sulastri (2016), judul penelitian Hubungan Antara Stres dan Riwayat Kontrol Dengan Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia Di UPTD PSLU Natar Lampung Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif dengan desain Analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh lansia hipertensi di UPTD PSLU Natar Lampung Selatan yang berjumlah 104 lansia dan sampel yang diambil sebanyak 64 responden. Analisis data menggunakan analisis Chi-Square dengan hasil ada hubungan antara stres dan riwayat kontrol dengan kekambuhan hipertensi pada lansia di UPTD PSLU Natar Lampung Selatan.