BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum (institusi/perusahaan/responden) Dalam penelitian ini, peneliti mengambil tiga variable independen, yaitu nilai buku ekuitas, laba akuntansi dan opini audit dengan variable dependennya yaitu harga saham. Peneliti menggunakan sampel perusahaan industri manufaktur, sektor aneka industri, sub sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013. 2. Statistik Deskriptif Penelitian ini menggunakan perusahaan industri manufaktur, sektor aneka industri sub sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai sampel penelitian. Berdasarkan kriteria sampel dan prosedur penyampelan yang telah dilakukan diperoleh 8 perusahaan dengan 40 sampel dalam 5 tahun pengamatan. Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari laporan auditor independen dan laporan keuangan perusahaan. Statistik deskriptif pada penelitian ini ditunjukkan untuk memberikan gambaran kondisi yang digunakan untuk setiap variabel. Nilai yang diamati dalam analisis ini adalah nilai minimum, maximum, rata rata dan standar deviasi. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) berupa data 85
86 keuangan sampel perusahaan manufaktur sektor aneka industri sub sektor otomotif dan komponen dari tahun 2009 2013 yang dijabarkan dalam bentuk statistik. Perhitungan menggunakan alat bantu komputer dan program yang digunakan untuk menganalisis data adalah program SPSS 20.0. Hasil perhitungan statistik deskriptif menghasilkan angka angka sebagai berikut : Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation LA 40.00 1033.97 115.3467 190.04926 Ln_NBE 40 10.59 21.28 17.4295 3.09755 OA 40.00 1.00.9500.22072 HS 40 40.00 7650.00 2372.8250 2226.63308 Valid N (listwise) 40 1. Analisis Deskriptif Laba Akuntansi (LA) Dari hasil data deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan laba akuntansi (X 1 ) memiliki nilai minimum sebesar 00.00 nilai maximum pada penelitian ini sebesar 1,033.97 nilai rata rata pada penelitian ini sebesar 115.3467 dan standar deviasi sebesar 190.04926. Ini menunjukkan bahwa presentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan perusahaan sub sektor otomotif dan komponen pada tahun penelitian ini ditandai dengan nilai rata rata sebesar 115.3467, sedangkan nilai minimum persentase
87 pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan ada pada angka sebesar 00.00 dan nilai maximum sebesar 1,033.97. 2. Analisis Deskriptif Nilai Buku Ekuitas (NBE) Dari hasil data deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan nilai buku ekuitas (X 2 ) memiliki nilai minimum sebesar 10.59 nilai maximum pada penelitian ini sebesar 21.28 nilai rata rata pada penelitian ini sebesar 17.4295 dan standar deviasi sebesar 3.09755 lebih kecil dari nilai rata rata variabel nilai buku ekuitas, kondisi tersebut menunjukkan bahwa nilai buku ekuitas yang diungkapkan oleh perusahaan sub sektor otomotif dan komponen di Indonesia masih sangat rendah, yaitu hanya sebesar 21.28 atau 2.12% menunjukkan bahwa pengungkapan nilai buku ekuitas merupakan hal yang masih baru, belum banyak pihak yang menyadari pentingnya pengungkapan nilai buku ekuitas serta hal ini menunjukkan bahwa data nilai buku ekuitas yang dijadikan sampel memiliki ukuran yang hampir sama. 3. Analisis Deskriptif Opini Audit (OA) Dari hasil data deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan opini audit (X 3 ) memiliki nilai minimum sebesar 00.00 nilai maximum sebesar 1.00 nilai rata rata sebesar 0.9500 dan standar deviasi sebesar 0.22072. 4. Analisis Deskriptif Harga Saham (HS) Dari hasil data deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan harga saham (X 4 ) memiliki nilai minimum sebesar 40.00 nilai maximum sebesar 7,650.00
88 nilai rata rata sebesar 2,372.8250 dan standar deviasi sebesar 2,226.63308. 3. Uji Asumsi dan Kualitas Instrumen Penelitian Beberapa hal yang mendasari tentang perlunya melakukan uji klasik atau uji persyaratan regresi berganda adalah agar besaran atau koefisien statistik yang diperoleh benar benar merupakan penduga parameter yang memang dapat dipertanggung jawabkan atau akurat. Pengujian terhadap penyimpanan asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari : a. Uji Normalitas Data Menurut Duwi Priyatno (2012 : 144), uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Asumsi normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji analisis grafik normal Probability Plots dan Histogram Normalitas.
89 Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot Of Regression Standardized Residual Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas : Grafik Normal P-Plot Dari grafik normal P-Plot diatas memperlihatkan bahwa distribusi dari titik data penyebaran disekitar garis diagonal serta penyebaran mengikuti arah garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi berdistribusi normal dan model regresi ini layak dipakai dan dipergunakan. Gambar 4.2
90 Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram Data berdistribusi normal maksudnya apabila nilai residu (selisih antara nilai sebenarnya dengan nilai estimasi dengan model) telah menyebar merata. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal dengan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonal. Pada gambar 4.1 dijelaskan bahwa penyebaran sebagian besar titik titik berada mendekati garis diagonal, hal ini menunjukkan bahwa data normal. Sedangkan pada gambar 4.2 dijelaskan bahwa grafik histogram membentuk lonceng atau pola distribusi normal. Tabel 4.2 Hasil Uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 40 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation 1822.01644895 Most Extreme Differences Absolute.098 Positive.098 Negative -.084 Kolmogorov-Smirnov Z.618 Asymp. Sig. (2-tailed).840 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Pengujian kolmogorov menunjukkan bahwa nilai residual terdistribusi normal hal ini ditunjukkan dengan jumlah data yang diteliti 0.840 yang berada di
91 atas nilai 0.05 atau 5% dengan jumlah data yang diteliti 40 sampel. Hal ini menunjukkan bahwa pada pengujian normalitas residual berdistribusi normal. b. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel bebas (independen) yang satu dengan yang lainnya. Penelitian ini akan dilakukan uji multikolonieritas dengan melihat nilai variance inflation factor (VIF) pada model regresi. Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients a Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Coefficients Coefficients Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant) 7670.778 2530.935 3.031.004 1 LA.236 1.870.020.126.900.730 1.370 Ln_NBE -384.137 114.474 -.534-3.356.002.733 1.363 OA 1442.287 1384.163.143 1.042.304.988 1.012 a. Dependent Variable: HS Berdasarkan tabel 4.3 di atas, hasil perhitungan nilai tolerance tidak menunjukkan bahwa ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF)
92 juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi. c. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah keadaaan dimana pada model regresi ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah yang tidak terdapat autokorelasi. Metode pengujian menggunakan Durbin Watson (DW test). Pengambilan keputusan pada uji Durbin Watson menurut Singgih Santoso (2012:243) adalah sebagai berikut : a. Angka D-W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif. b. Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. c. Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif. Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.575 a.330.275 1896.41485.912 a. Predictors: (Constant), OA, Ln_NBE, LA b. Dependent Variable: HS
93 Dari hasil table 4.4 di atas dapat dilihat nilai Durbin Watson di atas sebesar 0.912 diantara -2 sampai +2 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. Dari table di atas dapat diketahui adjusted R square adalah 0.275 maka sumbangan dari pengaruh variabel independennya yaitu 27% sedangkan sisanya 73% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varian pada residual (error) dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain, jika varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Dan jika varian berbeda disebut sebagai heteroskedastisitas. Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
94 Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dari hasil di atas dapat dilihat ternyata titik titik terjadi secara acak dan tidak membentuk pola tertentu. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan. 4. Pengujian Hipotesis a. Uji t Menurut Singgi Santoso (2012 : 150), uji T digunakan untuk menguji apakah suatu nilai tertentu, yang diberikan sebagai perbandingan, berbeda secara nyata ataukah tidak, dengan rata rata sebuah sampel. Cara yang digunakan dalam pengambilan keputusan adalah : a. Jika nilai signifikan penelitian < 0.05 maka Ha diterima b. Jika nilai signifikan penelitian > 0.05 maka Ha ditolak Tabel 4.5 Hasil Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. (Constant) 7670.778 2530.935 3.031.004 1 LA.236 1.870.020.126.900 Ln_NBE -384.137 114.474 -.534-3.356.002 OA 1442.287 1384.163.143 1.042.304 a. Dependent Variable: HS Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa : a. Uji Hipotesis Ha 1 (Pengaruh Laba Akuntansi terhadap Harga Saham)
95 Nilai signifikansi 0.900 > 0.05 maka menolak Ha 1. Hal ini membuktikan bahwa laba akuntansi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. b. Uji Hipotesis Ha 2 (Pengaruh Nilai Buku Ekuitas terhadap Harga Saham) Nilai signifikansi 0.002 < 0.05 maka menerima Ha 2. Hal ini membuktikan bahwa nilai buku ekuitas berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. c. Uji Hipotesis Ha 3 (Pengaruh Opini Audit terhadap Harga Saham) Nilai signifikansi 0.304 > 0.05 maka menolak Ha 3. Hal ini membuktikan bahwa opini audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. b. Uji F (Uji Simultan) Uji F digunakan untuk menguji apakah ada pengaruh secara simultan antara variabel independen yaitu nilai buku ekuitas, laba akuntansi dan opini audit terhadap variabel dependen yaitu harga saham. Dasar pengambilan keputusan : 1. Jika Sig < 0.05 maka Ha diterima 2. Jika Sig > 0.05 maka Ha ditolak Hasil perhitungan uji F dilihat pada tabel 4.6
96 Tabel 4.6 Hasil Uji F ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 63887886.106 3 21295962.035 5.921.002 b 1 Residual 129470013.669 36 3596389.269 Total 193357899.775 39 a. Dependent Variable: HS b. Predictors: (Constant), OA, Ln_NBE, LA Dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 5.921 dengan probabilitas 0.002. Karena probabilitasnya kurang dari 0.05 maka variabel nilai buku ekuitas, laba akuntansi dan opini audit secara bersama sama berpengaruh terhadap harga saham atau Ha diterima. Tabel 4.7 Ringkasan Pengujian Hipotesis Kode Hipotesis T hitung T tabel Sig Kesimpulan Ha1 Laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap harga saham Ha2 Nilai buku ekuitas berpengaruh signifikan terhadap harga saham Ha3 Opini audit berpengaruh signifikan terhadap harga saham 0.126 0.900 HO diterima Ha1 ditolak -3.356 0.002 HO ditolak Ha2 diterima 1.042 0.304 HO diterima Ha3 ditolak
97 c. Uji Persamaan Regresi Analisis regresi linear berganda dimaksudkan untuk menguji seberapa besar pengaruh laba akuntansi, nilai buku ekuitas dan opini audit terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri sub sektor otomotif dan komponen di Indonesia. Tabel 4.8 Hasil Uji Persamaan Regresi Coefficients a Model Unstandardized Stand t Sig. Correlations Collinearity Coefficients ardiz Statistics ed Coeffi cients B Std. Error Beta Zero- Partia Part Toler VIF order l ance (Constant) 7670.778 2530.935 3.031.004 1 LA.236 1.870.020.126.900.311.021.017.730 1.370 Ln_NBE -384.137 114.474 -.534-3.356.002 -.556 -.488 -.458.733 1.363 OA 1442.287 1384.163.143 1.042.304.188.171.142.988 1.012 a. Dependent Variable: HS Uji regresi pada hubungan fungsional ataupun kausal antara variabel independen dengan satu variabel dependen. Berdasarkan perhitungan yang diolah disystem SPSS 20.0 yang ditampilkan pada tabel 4.5, diperoleh dari hasil perhitungan seperti di atas. Maka diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut : y = a + b 1 x 1 + b 2 x 2 + b 3 x 3 + e y = 7,670.778 + 0.236 384.137 + 1,442.287 + e
98 Berdasarkan hasil uji regresi berganda yang terdapat pada tabel 4.5 dapat hasil analisis dari masing masing variabel independen terhadap harga saham yaitu : 1. Laba akuntansi (X 1 ) memiliki nilai koefisien sebesar 0.236 terhadap perkembangan harga saham. Bila laba akuntansi meningkat sebesar 1 satuan, maka nilai harga saham akan bertambah 0.236. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya (Indra dan Syam, 2004; Naimah dan Utama, 2006; Amilia dan Sulistyowati, 2007; Amalia, 2010) yang menyimpulkan bahwa laba akuntansi memiliki hubungan positif dengan harga saham. Hubungan positif antara laba akuntansi dengan harga saham dapat diartikan bahwa semakin tinggi nilai laba akuntansi akan menimbulkan reaksi positif dari pasar. Hubungan yang positif ini dapat diartikan bahwa investor merespon positif terhadap perkembangan nilai laba karena perusahaan yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan laba, cenderung harga sahamnya juga akan meningkat (Husnan dan Pudjastuti, 2004). Maksudnya jika perusahaan memperoleh laba akuntansi yang semakin besar, maka perusahaan akan mampu membagikan dividen yang semakin besar yang tercermin dalam nilai saham perusahaan. Dalam penelitian ini diperoleh hasil setiap kenaikan laba akuntansi sebesar 1% maka akan meningkatkan harga saham sebesar 0.236 dengan asumsi variabel lain tetap. 2. Nilai buku ekuitas (X 2 ) memiliki nilai koefisien sebesar -384.137 menunjukkan bahwa nilai buku ekuitas memiliki hubungan negatif dengan harga saham. Bila nilai buku ekuitas meningkat 1 satuan, maka harga
99 saham akan berkurang sebesar 384.137. Dalam penelitian ini koefisien nilai buku ekuitas lebih rendah dari pada laba akuntansi, hal ini dimungkinkan karena investor tidak menggunakan nilai buku ekuitas sebagai informasi yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan berinvestasi ketika aktivitas perusahaan mengalami keuntungan. Hasil penelitian ini mendukung pernyataan Almilia dan Sulistyowati (2007) yang menyatakan bahwa nilai buku ekuitas yang diperoleh dari neraca hanya memberikan informasi tentang nilai bersih sumber daya perusahaan memberikan suatu ukuran nilai yang merefleksikan hasil dari penggunaan sumber daya perusahaan, sehingga nilai buku ekuitas mempunyai relevansi nilai yang rendah jika aktivitas perusahaan mengalami keuntungan dan laba mempunyai informasi yang lebih penting sebagai penentu nilai ekuitas. Besar koefisien nilai buku ekuitas lebih rendah dibandingkan dengan laba, sehingga nilai buku ekuitas memiliki relevansi lebih rendah terhadap harga saham dibandingkan nilai laba akuntansi. Dalam penelitian ini nilai buku ekuitas mencerminkan besarnya total aset yang dimiliki perusahaan, oleh karena itu diperoleh hasil setiap kenaikan aset perusahaan sebesar 1% maka akan menyebabkan penurunan harga saham sebesar 384.137 dengan asumsi variabel lain tetap. Jika dihubungkan dengan nilai buku ekuitas, karena total aset memprosikan nilai buku ekuitas, maka dapat dikatakan bahwa nilai buku ekuitas meningkat 1% maka nilai buku ekuitas menurun sebesar 384.137.
100 3. Opini audit (X 3 ) memiliki nilai koefisien sebesar 1,442.287 menunjukkan bahwa opini audit memiliki hubungan positif dengan harga saham. Dalam penelitian ini koefisien opini audit lebih tinggi dari pada nilai buku ekuitas, hal ini dimungkinkan karena investor mempertimbangkan opini audit yang diberikan oleh auditor sebagai dasar untuk pengambilan keputusan berinvestasi. 5. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis pengujian dengan cara regresi linear berganda yang mengukur pengaruh laba akuntansi, nilai buku ekuitas dan opini audit terhadap harga saham diperoleh sebagai berikut : 1. Pengaruh Laba Akuntansi Terhadap Harga Saham Dari uji t diperoleh signifikan 0.900 yang berarti di atas 0.05 (0.900 > 0.05) menunjukkan bahwa hasil laba akuntansi tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hasil ini sejalan dengan temuan Dillah Utami (1999) dan Rosiana Yolanda (2009) yaitu tidak ada pengaruh antara laba akuntansi dengan harga saham. Kemungkinan disebabkan oleh adanya indikasi bahwa investor tidak melihat nilai laba akuntansi sebagai suatu informasi yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan investasi, sehingga harga saham tidak mengalami perubahan dengan adanya informasi laba akuntansi. Hal tersebut disebabkan laba akuntansi yang telah diumumkan tidak dapat mengubah kepercayaan (belief) para investor dalam mengambil keputusan investasi karena informasi laba sering identik
101 dengan manipulasi. Informasi laba tidak dapat dijadikan sebagai pedoman dalam meramalkan prospek perusahaan untuk masa depan dan tidak dapat memperkirakan deviden yang akan dibagikan pada waktu yang akan datang. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa laba akuntansi tidak mempunyai kandungan informasi untuk kepentingan investor dalam mengambil keputusan investasi saham. 2. Pengaruh Nilai Buku Ekuitas Terhadap Harga Saham Dari hasil uji t diperoleh signifikan 0.002 yang berarti di bawah 0.05 (0.002 < 0.05) sehingga variabel nilai buku ekuitas berpengaruh dan signifikan terhadap harga saham atau Ha 2 diterima. Hasil ini sejalan dengan penelitian Indra dan Fazli (2004) bahwa nilai buku secara signifikan mempunyai hubungan yang positif dengan harga saham. Jika perusahaan rugi, pasar seolah olah percaya pada nilai buku ekuitas. Hal ini menunjukkan bahwa Ha 2 yang menyatakan bahwa nilai buku ekuitas berpengaruh terhadap harga saham dinyatakan diterima. Harga saham mencerminkan nilai perusahaan dan nilai perusahaan tercermin dalam nilai kekayaan bersih atau total ekuitas yang dimilikinya. Oleh karena itu, nilai buku ekuitas merupakan faktor yang relevan dalam penilaian harga saham. Dengan demikian hal ini membuktikan bahwa nilai buku ekuitas berpengaruh terhadap harga saham.
102 3. Pengaruh Opini Audit Terhadap Harga Saham Dari hasil uji t diperoleh signifikan 0.304 yang berarti di atas 0.05 (0.304 > 0.05) maka menolak Ha 3, sehingga variabel opini audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa Ha 3 yang menyatakan bahwa opini audit berpengaruh terhadap harga saham dinyatakan ditolak. Dengan demikian hal ini membuktikan bahwa opini audit yang dikeluarkan auditor tidak berpengaruh terhadap harga saham. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa opini audit tidak mempengaruhi para investor dalam mengambil keputusan investasi saham. Karena opini yang diterima oleh perusahaan adalah wajar sehingga tidak mempengaruhi para investor dalam mengambil keputusan investasi saham. Tetapi jika opini yang diterima oleh perusahaan adalah opini tidak wajar (Adverse opinion) atau pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of opinion) mungkin akan mempengaruhi para investor dalam mengambil keputusan investasi saham. Tidak akan ada investor yang mau menginvestasikan uangnya kepada perusahaan yang laporan keuangannya tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.