PENERAPAN METODE IQRA DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QURAN PADA SISWA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sejak dini, karena tiada ilmu yang lebih utama untuk dipelajari oleh umat

BAB I PENDAHULUAN. secara mutawattir, dan membacanya termasuk ibadah. 1. yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur an sebagai petunjuk bagi

ANALISIS KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR AN PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang keilmuan lainnya. Al-Qur an juga merupakan firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad yang tertulis di dalam mushaf-mushaf, yang diriwayatkan. dengan jalan mutawātir, dan yang membacanya dipandang beribadah.

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 POLANHARJO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

IMPLEMENTASI MIRA (MORNING IQRA ) SEBAGAI PENGUATAN KETERAMPILAN MEMBACA IQRA KELAS II SD MUHAMMADIYAH 21 BALUWARTI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PERANAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK YANG MEMPEROLEH HASIL BELAJAR RENDAH

Diajukan Oleh : Agung Setiawan Nugroho A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STRATEGI GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS XI IPS PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Tinggal Kelas di SMA Negeri 2 Solok Selatan. By:

METODE BIMBINGAN KONSELING ISLAM BAGI ANAK TUNARUNGU SISWA TINGKAT SEKOLAH DASAR DI SLB NEGERI 1 BANTUL

Diajukan Oleh: RISA AMALIA A

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MURID KELAS II SDN KRATON

BAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini

BAB I PENDAHULUAN. untuk dihafal. Karena keaslian dan kemurnian Al-Qur'an haruslah tetap

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi Pustaka, 2007), hlm Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Jakarta:

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MANAJEMEN KELAS DAN KEAKTIFAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI I BAJENG

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. diyakini oleh setiap orang mukmin. Beriman kepada kitab Allah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Al-Baqarah, Ayat 151, Al-Qur an Terjemah Kudus, Menara Kudus, 2006, Hal 23

BAB 1 PENDAHULUAN. bukunya Praktikum Qira at adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK KELAS 6 SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB) TUNA LARAS BHINA PUTERA BANJARSARI SURAKARTA TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Manna Khalil al-qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur an, Litera AntarNusa : Bogor, 2001, hlm

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atau jawaban atas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan Allah swt. Semata. Al-Qur an juga mengandung nilai-nilai dan. ajaran-ajaran yang harus dilaksanakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-anas. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR KARTASURA

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Nur Dwi Qomariyah NIM: G NIRM: 12/X/02.2.1/0268

BAB I PENDAHULUAN. yang telah Allah turunkan kepada Rasul-Nya, Nabi mulia Muhammad SAW. Kitab suci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI PADA PELAJARAN MENGHAFAL AL QUR AN MELALUI STRATEGI PEER LESSON PADA SISWA KELAS IA SDIT NURUL ISTIQLAL 2013/2014

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM:

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat Memperoleh Drajat Sarjana Strata 1 (S.1) Oleh: Anis Laksa Dewi NIM :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

BAB I PEMBAHASAN. akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY DI SMP MUHAMMADIYAH MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2016/ 2017

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN ! #$ %&

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan kegiatan pembelajaran al-qur an. Manusia di zaman ini

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIAFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS 2 SMAN 1 TOROH

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi komitmen yang sangan

Oleh : PRIMADANI RUCY ZULIANINGRUM A

BAB III METODE PENELITIAN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Allah telah memerintahkan Rasulullah

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (field research).

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan firman Allah (kalamullah) yang diwahyukan. kepada Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan bahasa Arab, di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Diajukan Oleh : INDAH DWI IRIANDANY A

Kata kunci: CALL, motivasi, keterampilan berbicara

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1436 H

Eva Renlia, Otang Kurniaman, Hendri Marhadi

STUDI DESKRIPTIF KEMAMPUAN PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DI SMA NEGERI 12 KERINCI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL

belajar siswa karena siswa dengan mudah memahami pelajaran, Faktor pendukung penggunaan media pembelajaran, siswa di smart class sangat aktif, sarana

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. tidak akan dapat beragama Islam dengan mudah tanpa melalui pendidikan, yaitu

Oleh : Ambar Budi Suprihatin ( ) Abstract

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN

Yuliana Sapraptiningtyas Budiharti, S.Si., M.Pd Universitas PGRI Yogyakarta Abstrak

PENGGUNAAN METODE DRILL

PELAKSANAAN PENGGUNAAN STRATEGI BELAJAR TUNTAS DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI.IPS SMA N 1 GUNUNG TULEH KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Islam, yang mana telah diketahui bahwa Al-Qur an adalah kalamullah (Firman

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an ialah kitab suci yang merupakan sumber utama bagi ajaran

BAB I PENDAHULUAN. Alquran adalah kalam Allah Swt yang diturunkan secara mutawatir kepada

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi S-1 PGSD. Diajukan Oleh: Teguh Santoso A54E131024

( ). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PEMBINAAN SIKAP KEBERAGAMAAN MELALUI PROGRAM EKSTRAKURIKULER TPA BAGI SISWA KELAS X MM2 SMK MUHAMMADIYAH WONOSARI GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. istilah tersebut adalah pendidikan dan pengajaran. Pengajaran merupakan

FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN. Saprah Amal sebagai Sumber Keuangan Publik Islam dilaksanakan di Jalan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

BAB III METODE PENELITIAN. memiliki asumsi, karakteristik dan prosedur penelitian yang berbeda.1 Adapun

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad SAW dan membaca kitab suci Al-Qur an merupakan suatu. memahami, mengamalkan dan mengajarkan kitab suci Al-Qur an kepada

mengungkapkan gagasan-gagasan matematis secara tulisan atau lisan, menggunakan pendekatan bahasa matematis untuk menyatakan informasi matematis, mengg

Transkripsi:

PENERAPAN METODE IQRA DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QURAN PADA SISWA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Oleh: NURFITA RACHMA ASTRIANTI G000120040 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

i

ii

iii

PENERAPAN METODE IQRA DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QURAN PADA SISWA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Abstrak Al-Quran adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah untuk dibaca dan diamalkan. Tanpa membaca manusia tidak akan mengerti isi dari al-quran dan tanpa mengamalkan manusia tidak akan mengerti begitu banyak kebaikan yang ada pada al-quran, namun sangat disayangkan masih banyak anak-anak muda jaman sekarang yang belum bisa membaca al-quran. Dibutuhkan metode yang tepat untuk mengatasi anak-anak muda yang masih kesulitan dalam hal membaca al-quran, seperti di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta yang didapati siswa-siswa kelas X-nya masih belum lancar dalam membaca al-quran. Untuk mengatasinya pihak sekolah mengadakan kegiatan belajar membaca al-quran dengan metode Iqra untuk siswa-siswa kelas X yang belum bisa membaca al-quran, supaya tidak ada lagi siswa yang buta huruf al-quran, maka dari itu penulis tertarik untuk membuat penelitian mengenai penerapan metode Iqra dalam mengatasi kesulitan belajar membaca al-quran pada siswa kelas X. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana penerapan dan faktor pendukung dan penghambat pada penerapan metode Iqra dalam mengatasi kesulitan belajar membaca al-quran pada siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian lapangan. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan metode analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bahwa belajar membaca al-quran dengan metode Iqra mendapatkan hasil yang optimal. Kemampuan siswa dalam membaca al-quran menjadi cukup bagus bagi siswa-siswa yang rajin dan disiplin mengikuti pembelajaran, namun ada juga siswa yang kurang rajin, siswa yang seperti ini akan mendapatkan hasil yang kurang memuaskan. Kegiatan belajar membaca al-quran dengan metode Iqra berlangsung seperti pada umumnya, yakni belajar dengan berpedoman pada buku Iqra jilid 1 sampai 6 dan guru menyimak siswa-siswanya satu persatu. Faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan ini ada yang terdapat pada siswa dan guru. Faktor pendukungnya ialah pertama, ada dari guru yang selalu istiqomah dan sabar dalam mendidik siswa-siswanya belajar membaca al-quran. Kedua, tersedianya sarana prasarana yang memadai mulai dari buku Iqra, al-quran dan media pembelajaran. Ketiga, adanya siswa yang sangat bersemangat dalam belajar membaca al-quran. Keempat, adanya rasa simpati dari anak-anak kelas XI. Sedangkan faktor penghambatnya adalah pertama, terkadang ada kegiatan-kegiatan lain di sekolah yang menjadikan pembelajaran belajar al- Quran ini libur beberapa minggu. Kedua, rasa ingin belajar membaca al-quran pada diri anak itu kurang. Ketiga, anak kekurangan motivasi dalam hal mencintai al-quran. Keempat, adanya siswa yang suka membolos. Kelima, kurang adanya sanksi bagi anak yang suka membolos. Kata Kunci : Metode Iqra, Kesulitan Belajar, Membaca Al-Quran Abstract Al-Quran is the muslim holy revealed by God to be read and applied. Without reading we will not understand the contens of al-quran and without applying we will not understand 1

so much the goodness of al-quran. Therefore, people who read and practice the al-quran in everyday life will get a reward from God and their practices are counted as worship. Unfortunately, there are many young people have not been who able to read the al-quran. It takes the right method to cope the young people difficulties in reading the al-quran, such as the students in class X of SMA Muhammadiyah 1 Surakarta being not fluent in reading the al-quran. To solve this problem, the school held has been Iqra method, so that no more students who are al-quran illiterate, then, the author is interested in doing research on implementation of Iqra method to overcome the difficulties in learning of reading al-quran in class X. This study has to describe how the implementation of the Iqra method is SMA Muhammadiyah 1 Surakarta and describe the student s difficulty in reading the al-quran. This is qualitative study using the field study type. The data collection methods used are interview, observation and documentation. Data analysis has used descriptive qualitative method. Based on data analysis, can be concluded that the learning of al-quran reading using Iqra method has obtained satisfactory result. The students ability in al-quran reading are quite good for students who are diligent and disciplinarian in following the al-quran learning, but there are also students who are not diligent. The students like this will obtaine unsatisfactory result. The learning of al-quran reading used Iqra method has undertaken generally that is the learning by referring to the Iqra book of volume 1 to 6 and the are teacher listens to his students one by one. The supporting and the inhibiting factors in this activity are in the students and the teachers. The supporting factors are: first, there teachers who are always be persistent and patient in educating their students to recite al-quran. Second, the availability of sufficient infrastructure starting from Iqra book, al-quran and the learning media.third, there are students who were highly motivated in learning to recite al-quran. Fourth, there is sense of symphaty from the grade XI students. Meanwhile, the inhibiting factors are: first, sometimes there are other activities in the school which make the learning of al-quran off several weeks. Second, sense of curiousity to learn reciting al-quran in the students is minimum. Third, the students lack of motivation in loving al-quran. Fourth, there are students who played truant. Fifth, lack of sanction for the students who played truant. Keyword: Iqra method, learning difficulties, reading of Al-Quran 1. PENDAHULUAN Belajar membaca al-quran harus dilakukan oleh setiap umat Islam sejak dini, karena tiada ilmu yang lebih utama untuk dipelajari oleh umat Islam melebihi keutamaan memahami dan mampu membaca al-quran dengan baik. Al-Quran adalah kitab suci umat Islam dan menjadi pedoman hidup supaya selamat dunia dan akhirat. Al-Qur an diturunkan Allah untuk dibaca dan diamalkan, tanpa membaca manusia tidak akan mengerti akan isi al-quran dan tanpa mengamalkannya manusia tidak dapat merasakan kebaikan dan keutamaan petunjuk Allah di dalam al-qur an 1. Al-Quran merupakan kalam Allah yang bernilai mukjizat, yang diturunkan kepada penutup para nabi dan rasul, dengan 1 Muhammad Thalib, Fungsi dan Fadhillah membaca Al-Quran (Surakarta: Kaffah Media, 2005), hlm. 11. 2

perantara malaikat Jibril, diriwayatkan kepada kita dengan mutawatir, membacanya terhitung sebagai ibadah dan tidak akan ditolak kebenarannya 2. Rasulullah bersabda: ع ن عثمان رضي اهلل عنو عن النيب صلى اهلل عليو وسل م قال: ي ي ر رم ن ي ل لم ا ل رل ن و ع ل لم و ر ]رواه البخاي )٥ ٢٧([ Artinya : Dari Usman bin Affan r.a, ia berkata, Nabi SAW bersabda: Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkanny (H.R. Bukhori 5027) 3. Memahami ayat-ayat al-quran merupakan tindakan yang wajib dilakukan oleh setiap muslim, untuk dapat memahaminya hal pertama yang dilakukan tentunya bisa membaca al-quran dengan baik, namun permasalahannya adalah masih banyak para generasi muda yang masih kesulitan dalam membaca al-quran. Faktor-faktor yang menyebabkan mereka kesulitan membaca al-quran ada 2 yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang terdapat dalam diri individu, yakni adanya rasa malas untuk belajar membaca al-quran dan kurangnya rasa cinta terhadap al-quran, jika di dalam jiwa seseorang sudah ada rasa malas seperti itu, maka akan sulit baginya untuk bisa memahami al-quran dengan baik. Faktor ekstern yaitu faktor yang terdapat di luar individu. Ada beberapa faktor dari luar individu yang menyebabkan mereka kesulitan dalam membaca al-quran. Yang pertama, karena pergaulan yang kurang baik, sehingga menyebabkan anak melakukan hal yang kurang positif. Kedua, terdapat pada latar belakang sekolahnya yang kurang mewajibkan bisa membaca al-quran dengan baik. Ketiga, faktor ini merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam kehidupan anak, yaitu faktor didikan dari orang tua 4. Faktor didikan orang tua pengaruhnya sangat kuat dalam kehidupan anak, jadi apabila orang tua kurang menanamkan wajib belajar membaca al-quran sejak dini, maka ketika anak tersebut tumbuh dewasa ia akan jauh dari rasa cinta terhadap al-quran. Dalam mengatasi anak yang kesulitan dalam membaca al-quran tentu bukan hal yang mudah, karena kemampuan setiap anak berberda-beda, sehingga dibutuhkan metode yang tepat untuk dapat mengajarkan cara membaca al-quran secara efektif. Salah satu metode yang sering digunakan masyarakat dalam belajar membaca al-quran ialah metode 108. 2 Ahsin Wijaya Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Quran (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 1. 3 Tim Darul Aqidah, Menghafal 100 Hadits Pilihan Bukhari dan Muslim (Solo: Iltizam, 2011), hlm. 4 Wawancara dengan Ibu Ika, 9 Mei 2016. 12.30 WIB 3

Iqra. Metode Iqra merupakan metode belajar membaca al-quran yang menekankan secara langsung pada latihan membaca, cara mengajarkannya dengan berpedoman pada buku iqra yang terdiri dari 6 jilid, dimulai dari tahap yang sangat awal dan sederhana hingga ke tahap yang sempurna 5. SMA Muhammadiyah 1 Surakarta merupakan sekolah yang tidak hanya mengedapankan ilmu pengetahuan umum, namun juga mengedepankan ilmu pengetahuan agama terutama dalam hal belajar membaca al-quran, terbukti dengan adanya kegiatan belajar membaca al-quran bagi siswa baru atau siswa kelas X yang belum bisa maupun yang masih terbata-bata dalam membaca al-quran. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan menggunakan metode Iqra dan setiap guru berpedoman pada buku Iqra jilid 1 sampai 6 ketika mengajar. Dari latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang PENERAPAN METODE IQRA DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QURAN PADA SISWA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: bagaimana penerapan metode Iqra dalam mengatasi kesulitan belajar membaca al-quran pada siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta?, apa saja faktor pendukung dan penghambat pada penerapan metode Iqra dalam mengatasi kesulitan belajar membaca al-quran pada siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta?. Tujuan Penelitian untuk mendeskripsikan penerapan metode Iqra dalam mengatasi kesulitan belajar membaca al-quran pada siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dan untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat pada penerapan metode Iqra dalam mengatasi kesulitan belajar membaca al-quran pada siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: manfaat Teoritis, Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan pendidikan Islam, terutama ilmu membaca al-quran. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi pedoman untuk peneliti selanjutya supaya lebih mendalam tentang Penerapan Metode Iqra dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Al- Quran pada Siswa Kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Manfaat Praktis, 5 Desmawati Roza, Metode Iqra Dalam Pembelajaran Al-Quran. (http://desmawatiroza.blogspot.co.id) diakses 14/06/2016, jam 21.09 WIB. 4

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan yang positif terhadap para guru agama Islam SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. 2. METODE Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, penelitian kualitatif adalah sebuah proses penyelidikan untuk memahami masalah sosial atau masalah manusia, berdasarkan pada penciptaan gambar holistik yang dibentuk dengan kata-kata, melaporkan pandangan informan secara terperinci, dan disusun dalam sebuah latar ilmiah 6. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan adalah bentuk pengumpulan data dan informasi dari kehidupan nyata dan sebenarnya. Penelitian lapangan pada hakikatnya merupakan metode menemukan tentang apa yang sedang terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat 7. Pendekatan penelitian :penelitian deskriptif (descriptive research) dimaksudkan untuk mendeskripsikan suatu situasi atau area populasi tertentu yang bersifat faktual secara sistematis dan akurat. Penelitian deskriptif juga berarti penelitian yang dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena atau karakteristik individual, situasi atau kelompok tertentu secara akurat. Dengan kata lain, tujuan penelitian deskriptif adalah mendeskripsikan seperangkat peristiwa atau kondisi populasi saat ini 8. Sumber data: sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya 9. Data atau informasi diperoleh melalui tahap observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data sekunder adalah sumber data yang menggunakan bahan yang bukan dari sumber pertama sebagai sarana untuk memperoleh data atau informasi untuk menjawab masalah yang diteliti 10. Data atau informasi diperoleh melalui hasil karya skripsi dari orang lain yang ada hubungannya dengan skripsi penulis. Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, sedangkan subjek penelitian ini adalah guru-guru agama Islam dan bahasa Arab SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dan siswa-siswa kelas X tahun pelajaran 2015/2016 yang mengikuti pembelajaran iqra. Metode pengumpulan data: Metode observasi: observasi adalah sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati perlilaku secara sistematis untuk suatu tujuan 6 Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: ALFABETA, 2005), hlm. 3. 7 M. Abdul fattah Santoso, Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi (Surakarta : UMS, 2013), hlm. 7-8. 8 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif (Bandung: Pustaka Setia, 2002), hlm. 41. 9 Marzuki, Metode Riset (Yogyakarta: PT Prestia Widya Pratama, 2002), hlm. 184. 10 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), 17. 5

tertentu. Observasi juga merupakan suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan 11. Pada tahap observasi, peneliti datang secara langsung ke sekolah dan mengamati kegiatan belajar membaca al-quran dari awal sampai akhir, selain mengamati penulis juga mencatat proses belajar membaca al-quran dengan metode iqra ketika sedang berlangsung, hal ini diperlukan hingga data dirasa cukup untuk melengkapi data penelitian. Metode wawancara atau interview: wawancara adalah petemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu 12. Pada tahap wawancara, penulis melakukan wawancara langsung dengan guru-guru agama Islam dan bahasa Arab terkait dengan penerapan metode iqra dalam megatasi kesulitan belajar membaca al-quran pada siswa. Peneliti juga mewawancarai siswa-siswa kelas X terkait dengan kesulitan apa saja yang dihadapi siswa saat belajar membaca al-quran. Metode Dokumentasi: dokumentasi adalah data yang diperoleh dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden, di mana responden melakukan kegiatan sehari-harinya 13. Pada tahap dokumentasi, peneliti dapat mengambil foto saat melakukan observasi di sekolah tersebut. Metode ini juga dapat digunakan penulis untuk meneliti tentang sejarah, struktur organisasi, sarana prasarana, visi misi sekolah SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Metode Analisis data. Pada metode analisis data, peneliti menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian 14. Dengan melalui tahap sebagai berikut : Reduksi data: merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Display/Penyajian Data: Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data yaitu data yang telah direduksi ditulis dalam bentuk narasi, sehingga mudah diahami. Verivikasi/Penarikan Kesimpulan: Penarikan kesimpulan yang dikemukan dalam penelitian kualitatif harus didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten sehingga kesimpulan dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan 15. Penarikan kesimpulan menggunakan metode analisis deduktif. Metode analisis deduktif adalah adalah proses 11 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Putra Grafika, 2011), hlm. 131-132. 12 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 72. 13 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 307. 14 M.Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Edisi ke Dua (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 68. 15 Sugiyono, Memahami, hlm. 92-99. 6

pendekatan yang berangkat dari kebenaran umum mengenai suatu fenomena (teori) kemudian menyesuaikan kebenaran tersebut pada suatu peristiwa (data) tertentu yang berciri sama dengan fenomena yang bersangkutan 16. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Penerapan Metode Iqra dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Al- Quran pada Siswa Kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Berdasarkan teori pada bab II metode Iqra adalah suatu metode belajar membaca al-quran yang menekankan langsung pada latihan membaca 17, berdasarkan hasil wawancara pengertian tersebut sesuai dengan apa yang dilakukan oleh guru-guru agama Islam dan bahasa Arab ketika mengajar siswa-siswanya belajar membaca al-quran. Penerapan metode Iqra dalam belajar membaca al-quran ini dilaksanakan dengan menggunakan teknik yang digunakan masyarakat pada umumnya, yakni dengan menyimak siswa satu per satu. Kegiatan belajar membaca al-quran dengan metode Iqra ini dilaksanakan oleh pihak sekolah untuk memberantas para siswa yang buta huruf-huruf al-quran dan menjadi siswa yang cinta terhadap al-quran, sehingga bisa mengamalkan isi al-quran dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil dokumentasi, hal ini sesuai dengan misi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta yakni mendorong semangat pendalaman agama Islam dan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga terwujud kehidupan yang Islami. Ketika peneliti melakukan observasi di sekolah tersebut kegiatan belajar membaca al-quran dengan metode Iqra ini dilakukan oleh guru-guru agama Islam dan guru bahasa Arab sehabis pulang sekolah atau sekitar jam 14.00 WIB. Setiap guru mendapatkan siswa kurang lebih 16 siswa per kelas. Ketika peneliti melakukan observasi di kelas terdapat sedikit perbedaan dalam mengajar, namun tetap berpedoman pada buku Iqra. Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi dapat dijelaskan penerapan metode Iqra di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah sebagai berikut: CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif): Guru sebagai penyimak saja dan membetulkan bila ada yang salah. Privat: Menyimak siswa satu persatu dengan buku Iqra 18. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru-guru agama Islam dan bahasa Arab bahwasannya ada guru yang mengajar dengan teknik klasikal yakni dengan menyimak satu per satu siswa yang belajar membaca al-quran dengan buku Iqra, apabila ada siswa yang keliru ketika membaca 16 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 40. 17 Sebagaimana teori pada bab II, hlm. 9. 18 Sebagaimana teori pada bab II, hlm. 10. 7

guru membetulkannya. Asistensi: Setiap siswa yang lebih tinggi pelajarannya, diharap bisa membantu menyimak siswa lain. Syarat kesuksesan, disamping menguasai/menghayati petunjuk mengajar, guru mesti juga fasih dan tartil membacanya. Maka seandainya ada asisten yang membantu mengajar jilid 1, sedang dia sendiri baru tamat jilid 1 pula, tetapi fasih membacanya, akan lebih baik hasilnya daripada diajari oleh guru yang walau sudah al-quran tetapi tidak fasih dan tartil bacannya 19. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru-guru agama Islam dan bahasa Arab bahwasannya ada juga yang menggunakan siswa kelas XI yang sudah mahir membaca al-quran untuk membantu mengajari adik kelasnya belajar dengan buku Iqra, dengan mengajak siswa kelas XI untuk ikut mengajari belajar membaca al-quran menjadikan siswa kelas X lebih mudah untuk memahami pembelajaran. Kegiatan belajar membaca al-quran menjadi lebih santai dan tidak tegang apabila mengikutsertakan siswa kelas XI. Jika sudah masuk EBTA maka akan dites lagi oleh guru pengujinya 20. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru-guru agama Islam dan bahasa Arab bahwasannya boleh saja apabila siswa kelas XI ikut mengajari siswa kelas X untuk belajar membaca al-quran dengan buku Iqra, namun ketika sudah memasuki tahap EBTA harus tetap disimak oleh guru pengampunya, hal tersebut dilakukan untuk melihat kemampuan siswa dalam membaca al-quran sebelum naik ke jilid selanjutnya. Pengajaran buku Iqra jilid 1 sampai 6 sudah dengan pelajaran tajwid, yaitu tajwid praktis, artinya siswa akan bisa membaca dengan benar sesuai dengan ilmu tajwid 21. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru-guru agama Islam dan bahasa Arab bahwasannya selain mengajarkan cara membaca al-quran dengan baik, guru-guru juga mengajarkan ilmu tajwid sesuai tahap yang terdapat pada buku Iqra. Ada yang memakai media pembelajaran dalam mengenalkan hukum bacaan atau ilmu tajwid, sehingga selain belajar dengan buku iqra, juga dikenalkan hukum bacaan dengan media pembelajaran laptop yang dirasa akan lebih memudahkan siswa untuk memahaminya, karena siswa merasa lebih tertarik dengan adanya gambar-gambar di layar LCD dan suara dari laptop. Semua ini dilakukan oleh guru supaya pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan lancar dan siswa-siswa segera dapat membaca al-quran dengan baik. Faktor Penyebab Siswa Kesulitan Membaca Al-Quran. Berdasarkan pada teori bab II ada 2 faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar, arti dari kesulitan belajar yang penulis maksud disini adalah kesulitan 19 Sebagaimana teori pada bab II, hlm. 10. 20 Ibid., 21 Ibid., 8

belajar membaca al-quran. Ada 2 faktor yang menyebabkan mengapa siswa-siswa kesulitan membaca al-quran, yakni faktor intern dan ekstern. Faktor intern yakni faktor yang berasal dari dalam siswa. Berdasarkan teori pada bab II faktornya berasal dari sifat afektif (ranah rasa), labilnya emosi dan sikap 22. Hasil dari wawancara bahwasannya penyebab siswa kesulitan dalam membaca al-quran adalah adanya rasa malas belajar membaca al-quran dalam diri siswa, sehingga kemampuan membaca al-qurannya menjadi rendah, sering membolos ketika jam pembelajaran belajar al-quran dimulai, ketika masih kecil tidak mau mengikuti TPA di dekat rumah, rasa cinta terhadap al-quran tidak ada, sehingga ia menganggap belajar al-quran itu tidak penting. Faktor ekstern yakni faktor yang berasal dari luar siswa. Berdasarkan teori pada bab II faktor ekstern yang menyebabkan siswa kesulitan dalam membaca al-quran adalah berasal dari faktor lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah 23. Hasil dari wawancara bahwasannya faktor ekstren siswa adalah pertama, faktor didikan dari orang tua yang kurang menanamkan cinta terhadap al-quran sejak dini, karena didikan dari orang tua sejak dini akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar siswa ketika ia tumbuh dewasa. Kedua, faktor lingkungan yang tidak mendukung dalam hal kebaikan, terutama pembelajaran al-quran, faktor teman sebaya atau sepermainan yang menjerumuskan ke hal-hal negatif, sehingga mereka tidak mengenal al- Quran. Ketiga latar belakang sekolah yang tidak mewajibkan siswanya bisa membaca al- Quran, hal ini menjadikan siswa kurang motivasi dalam belajar membaca al-quran dan mengabaikan al-quran. Pada dasarnya kesulitan belajar membaca al-quran pada siswa masih dianggap tahap yang wajar, karena setelah dibimbing dan terus belajar mereka lama-lama menjadi paham. Kesulitan yang dihadapi siswa antara lain : siswa sulit dalam menghafal hurufhuruf hijaiyah, siswa sulit dalam membedakan harakat apabila huruf-huruf sudah digabung, siswa sulit dalam memahami ilmu tajwid, siswa sulit dalam memahami makhorijul huruf, siswa sulit dalam membedakan panjang pendek bacaan. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat pada Penerapan Metode Iqra dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Al-Quran Pada Siswa Kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Pada kegiatan belajar membaca al-quran dengan metode iqra ini pasti ada beberapa faktor pendukung yang mampu menjadikan kegiatan tersebut berjalan lancar dan bermanfaat, namun ada pula faktor penghambat yang menyebabkan kegiatan ini kurang 22 Sebagaimana teori pada bab II, hlm. 16. 23 Ibid., hlm. 17 9

berjalan lancar. Hal ini bisa disebabkan oleh siswa dan juga guru pembimbingnya. Berikut hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti mengenai faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukungnya ialah pertama, ada dari guru yang selalu istiqomah dan sabar dalam mendidik siswa-siswanya belajar membaca al-quran, sehingga kegiatan ini berjalan lancar seminggu dua kali. Berdasarkan hasil dokumentasi, hal ini sesuai misi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta yakni melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan bimbingan secara efektif. Kedua, tersedianya sarana prasaran yang memadai mulai dari buku iqra, al-quran dan media pembelajaran untuk mendukung kegiatan belajar al-quran. Ketiga, adanya siswa yang sangat bersemangat dalam belajar membaca al-quran, hal ini menjadikan kegiatan tersebut menjadi lebih berwarna, karena jika siswanya semangat belajar gurunya pun semangat untuk mendidiknya. Keempat, adanya rasa simpati dari anak-anak kelas XI yang bisa membaca al-quran untuk ikut membimbing adik-adik kelasnya dalam belajar membaca al-quran, hal ini dirasa lebih efektif, karena belajar dengan teman sebaya akan menjadikan lebih rileks dan tidak tegang. Berdasarkan hasil dokumentasi, hal ini sesuai dengan visi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta yakni unggul dalam aktivitas keagamaan. Faktor penghambatnya ialah pertama, terkadang ada kegiatan-kegiatan lain di sekolah yang menjadikan pembelajaran belajar al-quran ini libur beberapa minggu. Kedua, rasa ingin belajar membaca al-quran pada diri anak itu kurang, sehingga menjadikan anak tersebut malas untuk mengikuti kegiatan tersebut. Ketiga, anak kekurangan motivasi dalam hal mencintai al-quran, ketika keluarga kurang menanamkan cinta al-quran sejak dini ditambah lagi lingkungan masyarakat yang kurang mengenal al- Quran, hal ini menyebabkan siswa kekurangan motivasi dalam belajar membaca al-quran. Keempat, adanya siswa yang suka membolos, karena ada beberapa siswa yang membolos ini menyebabkan kegiatan belajar membaca al-quran kurang berjalan lancar. Kelima, kurang adanya sanksi bagi anak yang suka membolos, sampai saat ini pihak sekolah belum mengadakan sanksi bagi siswa yang membolos untuk belajar membaca al-quran tadi, sehingga anak menjadikan kagiatan tersebut sepele dan bukan kegiatan wajib, padahal dari sekolah menegaskan bahwa kegiatan belajar membaca al-quran ini adalah kegiatan wajib bagi siswa kelas X yang belum bisa membaca al-quran. Analisis Kemampuan Siswa dalam Membaca Al-Quran setelah Mengikuti Kegiatan Belajar Membaca Al-Quran dengan Metode Iqra SMA Muhammadiyah 1 Surakarta setiap tahunnya mengadakan tes membaca al- Quran bagi siswa baru. Tes tersebut dilakukan oleh pihak sekolah dan diampu oleh guru- 10

guru agama Islam dan bahasa Arab guna melihat kemampuan siswa-siswa baru dalam hal membaca al-quran. Ketika guru-guru melakukan tes baca al-quran guru mendapati siswa yang sudah lancar membaca al-quran, ada yang masih terbata-bata, dan juga ada yang sama sekali belum bisa membaca al-quran. Bagi siswa-siswa yang kemampuan membaca al-quranya masih rendah ia diwajibkan untuk mengikuti kegiatan belajar membaca al- Quran dengan metode Iqra yang sudah disiapkan oleh pihak sekolah. Kegiatan tersebut dilaksanakan seminggu dua kali dan dilaksanakan sesudah pulang sekolah yang diampu oleh guru-guru agama Islam dan bahasa Arab. Kegiatan belajar membaca al-quran dengan metode iqra ini dilaksanakan guna mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa-siswa dalam membaca al-quran dan juga untuk memberantas siswa-siswa buta huruf al-quran. Usaha yang dilakukan oleh guru-guru agama Islam dan bahasa Arab di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam mengatasi kesulitan belajar membaca al-quran pada siswa kelas X dengan metode Iqra terbilang sudah cukup optimal dalam mengatasi siswasiswa yang mengalami kesulitan-kesulitan tersebut, hal itu terlihat sudah cukup banyak siswa yang mampu membaca al-quran dengan baik, walau belum semuanya lancar, namun hasil dari kegiatan belajar membaca al-quran dengan metode Iqra sudah menampakkan hasil yang positif. Ada siswa yang awal masuk belum bisa sama sekali, sekarang sudah cukup mampu membaca al-quran dan masih harus terus belajar lagi, ada siswa yang awal masuk masih terbata-bata dan sekarang sudah lancar membaca al-quran. Namun, ada beberapa siswa yang masih sering membolos ketika belajar membaca al- Quran di kelas, siswa yang seperti ini kemampuan dalam membaca al-quran masih rendah, karena ia tidak rajin, berbeda dengan siswa yang rajin dan disiplin dalam mengikuti belajar membaca al-quran, ia akan mendapatkan hasil yang bagus dari kedisiplinannya tersebut. Walaupun kegiatan ini masih banyak berbagai hambatan, namun kegiatan belajar membaca al-quran tersebut harus tetap berjalan, supaya tidak ada lagi siswa-siswa yang masih buta huruf al-quran dan juga harus ada sanksi bagi siswa yang masih suka membolos, supaya siswa menjadi jera dan kembali menjadi siswa yang rajin dalam belajar membaca al-quran. 4. PENUTUP Kesimpulan Pelaksanaan metode Iqra ini sama seperti pada umumnya, yakni belajar membaca al-quran dengan panduan buku Iqra jilid 1-6 dan guru menyimak dan 11

membetulkan apabila siswa keliru dan juga apabila sudah menginjak pada pembelajaran ilmu tajwid ada beberapa guru yang menggunakan media pembelajaran, supaya siswa lebih mudah paham, ada juga yang melibatkan siswa-siswa kelas XI yang sudah mampu membaca al-quran untuk ikut mangajari siswa kelas X belajar membaca al-quran, setelah memasuki EBTA baru akan disemak oleh guru tersebut. Kemampuan siswa dalam membaca al-quran setelah mengikuti kegiatan belajar membaca al-quran dengan metode Iqra terbilang sudah cukup bagus, hal itu terlihat sudah cukup banyak siswa yang mampu membaca al-quran dengan baik, walau belum semuanya lancar, namun hasil dari kegiatan belajar membaca al-quran dengan metode Iqra sudah menampakkan hasil yang positif. Faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan ini ada yang terdapat pada siswa dan guru. Faktor pendukungnya ialah pertama, ada dari guru yang selalu istiqomah dan sabar dalam mendidik siswa-siswanya belajar membaca al-quran. Kedua, tersedianya sarana prasaran yang memadai mulai dari buku iqra, al-quran dan media pembelajaran. Ketiga, adanya siswa yang sangat bersemangat dalam belajar membaca al-quran. Keempat, adanya rasa simpati dari anak-anak kelas XI. Sedangkan faktor penghambatnya adalah pertama, terkadang ada kegiatan-kegiatan lain di sekolah yang menjadikan pembelajaran belajar al-quran ini libur beberapa minggu. Kedua, rasa ingin belajar membaca al-quran pada diri anak itu kurang. Ketiga, anak kekurangan motivasi dalam hal mencintai al-quran. Keempat, adanya siswa yang suka membolos. Kelima, kurang adanya sanksi bagi anak yang suka membolos. Saran Kepada kepala sekolah: untuk kegiatan belajar membaca al-quran ini penulis mengharapkan kegiatan ini benar-benar dinyatakan kegiatan wajib baik bagi siswa maupun bagi guru. Supaya kegiatan ini berjalan dengan lancar dan siswa tidak ada yang membolos, alangkah baiknya apabila dilakukan sanksi bagi siswa yang dengan sengaja membolos atau tidak mengikuti belajar al-quran. Kepada guru pembimbing belajar al-quran: penulis berharap agar kegiatan belajar membaca al-quran ini berjalan menyanangkan dan kondusif. Supaya kegiatan tersebut lebih efektif dan efisien, baiknya guru-guru lebih banyak memberikan motivasi kepada siswa dan memberikan variasi dalam mengajar suapaya siswa tidak bosan dan mengantuk, karena dilihat kegiatan tersebut dilaksanakan pulang sekolah. Untuk siswa yang keluar masuk kelas, lebih baik guru mengkondisikan supaya siswa-siswa dapat 12

duduk apabila sedang menunggu giliran, supaya suasana kelas lebih tenang dan siswa yang sedang disemak dapat konsentrasi dengan baik. Kepada siswa: penulis berharap kepada para siswa yang belum bisa membaca al- Quran dengan fasih untuk terus belajar, supaya kelak mampu membaca al-quran dengan baik dan hindari rasa malas belajar. PERSEMBAHAN Alḥamdulillāhirabbil ālamīn atas selesainya skripsi ini. Saya persembahkan skripsi ini kepada orang yang berjasa dan saya cintai: Pertama, kepada kedua orang tua Bapak Sugiyanto dan Ibu Sumiyani yang selalu mendoakan saya, selalu mendukung saya, dan menjadi penyemangat dalam pembuatan skripsi saya dan juga menjadi penyemangat dalam kehidupan saya. Kedua, kepada kakak saya Fajar Arifansyah yang selalu mendoakan saya Ketiga, kepada teman-teman seperjuangan yang sering memberi motivasi dan memberi semangat. Keempat, kepada almamater Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) DAFTAR PUSTAKA Al-Quran. 2014. Departemen Agama RI Al-Quran Terjemah dan Tajwid. Jawa Barat: Sygma. Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, Dan Remediasinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Abdurrohim, Acep, Lim, 2012. Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap. Bandung: CV Diponegoro. Abdul, Said, Adhim. 2013. Nikmatnya Membaca Al-Quran. Solo: AQWAM. Anwar, Rosihon. 2009. Pengantar Studi Islam. Bandung: Pustaka Setia. Bahri, Syaiful, Djamarah. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Bungin, Burhan. 2011. Penelitian kualitatif. Jakarta : Putra Grafika. Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : Pustaka Setia. Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Jakarta : PT Rineka Cipta. Humam, As ad. 2014. Cordoba Iqra Transliterasi Latin. Bandung: PT Internasional- Indonesia. Penerbit Skripsi. CORDOBA 13

H.R. Bukhari. Tim Darul Aqidah. 2011. Menghafal 100 Hadits Pilihan Bukhari dan Muslim. Solo: Iltizam. Jamaris, Martini. 2014. Kesulitan Belajar : Prespektif, Assesment, Dan Penanggulangannya Bagi Anak Usia Dini dan Usia Sekolah. Bogor : IKAPI. Jannah, Miftahul. Metode Iqra. (https://miftahuljannah122.wordpress.com) Margono, 2004. Metodelogi Penelitian pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Patilima, Hamid. 2005. Metode Penelitian kualitatif. Bandung : ALFABETA. Santoso, M Abdul, Fattah. 2013. Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi. Surakarta : UMS. Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Memperngaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta. Sugono, Dendy. 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Thalib, Muhammad, 2005. Fungsi dan Fadhillah membaca Al-Quran. Surakarta : Kaffah Media. Roza, Desmawati. Metode Iqra Dalam Pembelajaran Al-Quran. (http://desmawatiroza.blogspot.co.id) Wijaya, Ahsin, Al-Hafidz. 2009. Bimbingan Praktis Menghafal Al-Quran. Jakarta : Bumi Aksara. 14