BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan A. Syarat-syarat Pemberian Kredit Umum BPR Nusamba Banguntapan 1. Foto copy KTP (Kartu Tanda Penduduk), 5 lembar 2. Foto copy Kartu Keluarga, 1 lembar 3. Foto copy Surat Nikah atau Akte Perkawinan (bagi yang sudah menikah), 1 lembar 4. Foto copy Nomor rekening listrik atau telepon atau PDAM, 1 lembar 5. Foto copy SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) atau SITU atau NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) atau surat keterangan usaha dari Desa atau Kelurahan 6. Foto copy dokumen jaminan A. Tanah 1. Foto copy Sertifikat Hak Milik, 2 lembar 2. Foto copy bukti pembayaran PBB (Pajak Bumi Bangunan), 2 lembar B. Kendaraan a. Foto copy BPKB, 2 lembar b. Foto copy KTP (Kartu Tanda Penduduk) atas nama pemilik terakhir. 32
33 c. Foto copy kwitansi pembelian jika atau atas nama STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) tidak sama dengan pemohon. d. Foto copy STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan), 2 lembar e. Gesek nomor rangka dan mesin f. Kendaraan roda 2 (dua) minimal tahun 2006 dan roda 4 (empat) minimal tahun 2001. B. Prosedur Pemberian Kredit BPR Nusamba Banguntapan Pada prosedur pemberian kredit pada PT. BPR Nusamba Banguntapan terdapat perbedaan dengan teori yang ada. Prosedur pemberian kredit pada teori yang di kemukakan oleh Kasmir 2012 terdiri dari: 1. Pengajuan berkas-berkas 2. Penyelidikan berkas-berkas 3. Wawancara I 4. On The Spot 5. Wawancara II 6. Keputusan kredit 7. Penandatanganan akad kredit atau perjanjian lainnya 8. Realisasi kredit 9. Penyaluran atau penarikan dana Sedangkan prosedur pemberian kredit umum pada PT. BPR Nusamba Banguntapan terdiri dari: 1. Pengajuan berkas-berkas atau permohonan pengajuan kredit 2. Pemeriksaan kelengkapan berkas oleh Account Officer (AO)
34 3. Memeriksa Track Record calon debitur pada perbankan 4. Memeriksa kondisi Calon Debitur di lapangan (on the spot) 5. Membuat proposal penilaian calon debitur oleh Account Officer (AO) 6. Mengajukan proposal kepada komite kredit (keputusan kredit) 7. Penandatanganan akad kredit dan perjanjian lainnya 8. Realisasi kredit 9. Pencairan kredit Pada PT. BPR Nusamba Banguntapan tidak ada proses wawancara I dan II sedangkan proses lainnya sama hanya saja dengan nama yang berbeda. Proses penilaian kredit yang dilakukan oleh PT. BPR Nusamba Banguntapan juga berbeda dengan teori yang ada yang mana pada teori yang dikemukakan oleh Kasmir 2012 menyebutkan 5 aspek yaitu sedangkan pada PT. BPR Nusamba Banguntapan terdapat 6 aspek penilaian. C. Hambatan-hambatan dalam pemberian kredit BPR Nusamba Banguntapan 1. Hambatan internal a. Masih kurangnya ketelitian pihak bank dalam memberikan kreditnya, salah satu contoh kasusnya masih banyak fakta membuktikan bahwa terdapat ketidaksesuaian peruntukan kredit yang diajukan oleh debitur. b. Masih kurangnya pengetahuan atau informasi dari perusahaan untuk nasabah atau masyarakat tentang cara mengajukan pemberian kredit.
35 Hal tersebut terbukti dari masih banyaknya masyarakat belum mengerti tentang syarat dan prosedur yang harus dilengkapi untuk mendapatkan kredit umum pada PT. BPR Nusamba Banguntapan. 2. Hambatan eksternal a. Masih terdapat masyarakat dengan sengaja mengakali pihak bank dengan menyajikan data tidak benar atau tidak sesuai dengan fakta di lapangan. b. Masih kurangnya informasi nasabah atau calon debitur dalam mengajukan syarat kredit, sering terjadi keterlambatan dan kekurangan berkas sehingga proses pemberian kredit tidak efisien dan terkesan lama. 4.2 Saran 1. Untuk PT. BPR Nusamba Banguntapan a. PT. BPR Nusamba Banguntapan harus lebih teliti dalam memeriksa kondisi calon debitur sehingga calon debitur benar-benar layak untuk mendapatkan kredit dari PT. BPR Nusamba Banguntapan. b. Informasi tentang kredit umum harus lebih jelas, seperti dicantumkan dalam website PT. BPR Nusamba Banguntapan dimana sampai saat dilakukan penelitian belum dicantumkan informasi yang jelas tentang kredit umum, mencakup syarat, prosedur dan lainnya. c. Dalam menyalurkan kreditnya PT. BPR Nusamba Banguntapan seharusnya juga melakukan wawancara untuk melihat kondisi sebenarnya dari calon debiturnya.
36 2. Untuk Masyarakat atau Calon Debitur a. Masyarakat atau calon debitur seharusnya menyajikan data atau berkas yang sesuai fakta dan kebenarannya sehingga tidak akan terjadi masalah berikutnya (kredit yang tidak dapat diangsur atau kredit macet dan atau masalah lainnya). b. Masyarakat atau calon debitur seharusnya teliti dalam mengajukan berkas pengajuan sehingga tidak membuat proses pencairan kredit menjadi lama dan tidak efisien.