BAB I PENDAHULUAN. menciptakan manusia shaleh dan masyarakat utama yang berdiri di atas petunjuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. kebathilan. Untuk mengungkap petunjuk dan penjelasan dari al-qur a>n, telah

BAB I PENDAHULUAN. penyajiannya, juga dalam pengolahan alur ceritanya, Al-Qura>n memiliki cara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perilakunya terhadap Tuhan dan implikasinya dalam interaksi sosial. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alquran yang secara harfiah berarti bacaan sempurna merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1

BAB V PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ayat-ayat kawniyyah dalam pandangan al-ra>zi> adalah ayat-ayat yang

DAFTAR PUSTAKA. Al- Aridh, Ali Hasan. Tari>kh ilm at-tafsi>r wa Mana>hij al-mufasiri>n. Jakarta: Rajawali Press, 1992.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya. Manusia membutuhkan rambu-rambu lalu lintas yang memberinya

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1

BAB IV ANALISIS TERHADAP TAFSIR TAFSIR FIDZILAL ALQURAN DAN TAFSIR AL-AZHAR TENTANG SAUDARA SEPERSUSUAN

BAB I PENDAHULUAN. firman-firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, pada waktu yang sama juga kepercayaan tersebut harus mengandung

BAB I PENDAHULUAN. sebuah cahaya petunjuk bagi mereka yang beriman. Allah berfirman:

METODE DAKWAH DALAM AL-QUR A<N (STUDI KOMPARATIF ATAS TAFSIR FI< Z}ILA<L AL-QUR A<N DAN TAFSIR AL-MISHBA<H{)

BAB IV RASIONALISASI TIDURNYA PEMUDA ASH}A><B AL-KAHFI MENURUT TEORI RELATIVITAS WAKTU

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

BAB VI PENUTUP. Allah dalam juz amma dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Menurut pemikiran Hamka dan M. Quraish Shihab dalam kitabnya

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah

BAB IV ANALISIS PENAFSIRAN AYAT RUH DAN PENELITIAN SAINS

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB IV T}ANT}A>WI> JAWHARI> hitung dan dikenal sebagai seorang sufi. Ia pengikut madzhab ahl sunnah wa aljama ah

BAB I PENDAHULUAN. Allah, karena ajarannya yang penuh dengan kemas}lahatan umat. Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak mengenal ruang dan waktu, ia tidak dibatasi tebalnya

Ashabul kahfi (penghuni-penguni gua) yang dimaksudkan dalam ayat di atas, menurut para ulama - terdiri dari tujuh orang pemuda iaitu;

BAB IV ANALISA A. Analisis Warna dalam Al Qur an

BAB III METODE PENELITIAN. perspektif Al-Qur an ini termasuk penelitian kepustakaan (library research).

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan konsensus kaum muslimin. Ia dinamakan Al Fatihah (pembuka)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB I PENDAHULUAN. dan kandungan nya, hal ini tidak terlepas oleh banyaknya umat islam dari zaman

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

UMMI> DALAM AL-QUR AN

BAB II METODOLOGI TAFSIR, TEORI ASBABUN NUZUL, DAN TEORI MUNASABAH

BAB III METODE PENELITIAN. Istilah profil dalam penelitian ini mengacu pada Longman Dictionary of

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan / (Library Research) mencatat serta mengolah bahan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Tafsir menurut bahasa berasal dari kata Al-Fasr yang berarti menjelaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerukan manusia untuk mematuhi segala apa yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB III PENAFSIRAN AYAT 33 SURAT MARYAM

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Di dalamnya termuat ajaran hukum, akidah, etika,

BAB 1 PENDAHULUAN. 2013), h Pustaka,2015), h Chairul Ahmad, Buku Pintar Sains dalam al-qur an(jakarta: Zaman,

SUMBER AJARAN ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak

BAB IV MAKNA DAN HUBUNGAN KESAKSIAN MANUSIA TERHADAP KE- ESAAN ALLAH DI ALAM RAHIM DALAM KEHIDUPAN DI DUNIA

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu al-qur an juga merupakan kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk umat Islam dalam

BAB I PENDAHULUAN. Alquran adalah kala>mullah, firman Allah SWT. Ia bukanlah kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. Alquran yang secara harfiah berarti bacaan sempurna, merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang unik dan sangat menarik di mata manusia

BAB I PENDAHULUAN. bahasanya yang unik lagi mempesonakan dan pada saat yang sama mengandunh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan

Membahas Kitab Tafsir

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

BAB III METODE PENELITIAN. pustaka baik berupa konsep, teori-teori dan lain-lainnya yang berhubungan

BAB IV OTOPSI FORENSIK SEBAGAI PENGUNGKAP KASUS PEMBUNUHAN DALAM SURAT AL-BAQARAH: 72-73

Tinjauan Buku. Muhammad Musadad Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur an, Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KELEBIHAN SURAH AL-KAHF

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fenomena yang begitu mudah dijumpai di mana-mana. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. Qur an, (Lentera Hati:Jakarta,2002), p M.Quraish Shihab,Tafsir Al Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-

BAB I PENDAHULUAN. diberikan Allah SWT semaksimal mungkin. Mempunyai akal pikiran yang cerdas

. 2 TANDA-TANDA KIAMAT

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari, memahami dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur an adalah. merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim.

BAB I PENDAHULUAN. bahkan kata hikmah ini menjadi sebuah judul salah satu tabloid terbitan ibukota

BAB I PENDAHULUAN. Rasul terakhir melalui malaikat jibril yang tertulis dalam mushaf dan sampai

BAB II BIOGRAFI M. QURAISH SHIHAB DAN KITAB TAFSIR AL-MISBAH

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad sebagai pedoman hidup bagi kaum muslimin. Al-Qur an sendiri

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat universal memberikan motivasi kepada manusia untuk berpikir,

KISAH NABI MUSA DALAM AL-QUR AN SURAH AL-KAHFI AYAT (STUDI PEMIKIRAN SAYYID QUTHB DAN BUYA HAMKA) Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai mitra wahyu, terj. Sahid HM, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1996), hlm. 41.

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum pendidikan, misalnya, yang sebelumnya terbatas pada Al-Qur an dan

BAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa al-quran memiliki mutu sastra yang tinggi dan

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.

BAB I PENDAHULUAN. Negara sekuler, melainkan Negara yang berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa, karena ada bermacam-macam agama yang hidup di dalamnya.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

mengorbankan nyawa seminimal mungkin.2

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

BAB III METODE PENELITIAN. harus mengacu pada metode-metode yang relevan dengan objek yang diteliti. Hal ini

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas, sehingga tidak berlebihan, jika Alquran diibaratkan sebagai lautan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

BAB I PENDAHULUAN. hlm Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009),

RISALAH PERNIKAHAN MUSLIM DENGAN NON MUSLIM DALAM TAFSIR TEMATIK AL-QUR AN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HASANAH DAN SAYYI AH SECARA UMUM. sebanyak 160 ayat dalam 48 surat, sedangkan kata سیي ھ yang

BAB I PENDAHULUAN. Demokrasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 1-7.

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

BAB III METODOLOGI TAFSIR

BAB I PENDAHULUAN. dan membacanya bernilai ibadah. Oleh karena itu, al-qur an adalah kitab suci umat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, salah satu dari isu-isu mutakhir yang sedang berkembang adalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam tersebut dinamakan orang mu min. Orang mu min adalah seseorang yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alquran merupakan kitab akidah dan jalan hidup untuk mewujudkan dan menciptakan manusia shaleh dan masyarakat utama yang berdiri di atas petunjuk keimanan kepada Allah, hari kiamat, dan rukun iman. 1 Dalam Alquran ada beberapa isyarat ilmiah terkait berbagai bidang Ilmu Pengetahuan Alam. Salah satunya terkait dengan kisah As}ha>b Al-Kahfi yang diceritakan Alquran. Kisah tentang tujuh pemuda beriman dengan seekor anjing yang tertidur di dalam sebuah gua untuk berlindung dari pemerintahan yang zhalim. Setelah bangun, mereka hanya merasa tidur sehari atau setengah hari saja. Padahal, waktu di luar telah berlalu 309 tahun dan tidak ada perubahan apapun pada fisik mereka. 2 Alquran mengisahkan cerita ini dalam surat al-kahfi ayat 9-26. As}ha>b Al-Kahfi adalah pemegang teguh ajaran tauhid, dan beriman hanya kepada Allah sebagai yang pantas untuk disembah serta mengagungkan Allah seabagai penguasa langit dan bumi. Berbeda dengan masyarakat dimana mereka itu hidup yang menganut paham politheisme (musyrik), maka para pemuda As}ha>b Al-Kahfi itu adalah penganut tauhid. Akibat keimanan yang berbeda dengan masyarakat inilah, maka keselamatan jiwanya terancam. Oleh karena itu Allah 1 Hisham Thalbah, Ensiklopedia Mukjizat Alquran dan Hadis, Vol. 1, terj. Syarif Hade Masyah (t.k: Sapta Sentosa, t.t), 153. 2 Yanuar Arifin, Misteri As}ha>b al-kahfi: Menguak Kebenaran 7 Sosok Pemuda yang Tertidur Selama 309 Tahun (Yogyakarta: Diva Press, 2015), 124. 1

2 memerintahkan mereka untuk berlindung dengan cara memasuki gua yang ditunjuk oleh Allah. 3 Isyarat ilmiah yang terkait dengan kisah As}ha>b al-kahfi adalah untuk menunjukkan mukjizat dan kemajuan ilmiah dalam Alquran pada masa ilmu pengetahuan ini. Pada masa ini, fakta ilmu pengetahuan dan hukum alam yang berhasil diungkap memberi penjelasan banyak sekali isyarat Alquran berkaitan dengan alam. Adapun isyarat ilmiah yang bisa digali dari kisah As}ha>b al-kahfi yaitu isyarat medis, yang terkait dengan ayat Alquran yang bisa dibuktikan dengan sains dan isyarat astronomis, yaitu yang terkait dengan tahun syamsiyah dan tahun qamariyah. Lama waktu tidur mereka di gua adalah 300 tahun masehi yang setara dengan 309 Hijriah, karena selisih antara tahun Masehi dan Hijriah adalah 11 hari. 4 Terkait dengan kisah As}ha>b al-kahfi, para mufassir pada umumnya, baik dari kalangan mufassir bi al-ma tsur maupun bi al-ra yi mempunyai pandangan yang hampir sama satu sama lain. dari kalangan yang pertama Ibnu Jarir al-tabari misalnya mendeskripsikan kisah tersebut secara tekstual sesuai bunyi ayat yang ada. Sesuai urutan ayat yang ada, al-tabari pertama kali membuka uraian dengan persoalan tempatnya (gua) dan kata al-raqim. Al-Tabari mengidentifikasikan kota tempat gua tersebut dengan nama Aphesus. Al-Tabari mengetahui nama itu dari kisah-kisah israilliyat. Untuk kata yang terakhir ini para 3 Kementerian Agama RI, Tafsir Ilmy: Waktu dalam Perspektif al-qur a>n dan Sains (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran, 2013), 121. 4 Lihat Ensiklopedia Mukjizat al-qur a>n dan Hadis, 156-161.

3 mufassir mempunyai pandangan yang berbeda, ada yang menyatakan kata itu disebut sebagai sebuah desa, nama kertas, atau papan yang ditulis bahkan ada yang menyatakan sebagai nama anjing yang setia mengikuti pemuda-pemuda Ashab al-kahfi. 5 Persoalan penting yang terdapat pada ayat 22 dan 25 menyangkut keberadaan As}ha>b al-kahfi ketika berada dalam gua dimaknai secara tekstual, ia menganggap bahwa mereka, sesuai dengan bunyi teks ayat yang ada, tertidur dalam jangka waktu yang panjang. 6 Fakhruddin al-razi, dalam menangkap makna ayat ini juga memberi kesimpulan yang tidak jauh berbeda dengan apa yang disimpulkan al-tabari sebelumnya, ia menyatakan bahwa mereka tertidur dalam jangka waktu yang lama. 7 Sedikit berbeda dengan al-tabari, Quraish Shihab memperoleh data nama kota tempat gua pemuda As}ha>b al-kahfi melalui serangkaian penelitian arkeologi. Dalam tulisanya Quraish Shihab tidak mendiskusikan sama sekali keberadaan pemuda-pemuda tersebut selama berada dalam gua, terkait al-kahfi ayat 22 dan 25. Secara sederhana ia mengatakan bahwa pemuda-pemuda tersebut tertidur dalam gua 8 selama 300 tahun, yakni menurut hasil penelitian yang didapatnya antara tahun 112 M sampai dengan 412 M. Dari uraian ini Quraish Shihab menyimpulkan bahwa kesesuaian antara informasi yang diberikan sejarahwan 5 Ibnu Jarir al-tabari, Tafsir al-tabari, Vol. VIII (Beirut Libanon: Dar al-kutub al- ilmiyah, 1992), 186. 6 Ibid., 187. 7 Fakhruddin al-razi, al-tafsir al-kabir, Vol. XXI (Teheran: Dar al-kutub al- ilmiyah, t.th), 83. 8 M. Quraish Shihab, Tafsir al-misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-qur a>n, Vol. 8 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 20.

4 melalui data-datanya dengan informasi yang terdapat dalam Alquran, yang demikian ini menjadi bukti kebesaran (Mukjizat) Tuhan. 9 Uraian dari kisah As}ha>b al-kahfi mengindikasikan adanya perbedaan kecepatan arus yang dialami pemuda Ashab al-kahfi dengan waktu yang dialami orang atau lingkungan luar. Bagi para pemuda As}ha>b al-kahfi waktu berlalu sehari atau setengah hari saja, sedangkan diluar gua waktu telah berlalu 309 tahun lamanya. Ini menunjukkan bahwa waktu yang dialami antara seseorang dengan orang lain adalah berbeda. Dengan kata lain, waktu itu relatif, artinya tidak sama bagi setiap orang. Dalam dunia sains hal ini dikenal dengan teori relativitas waktu. Dalam sains ilmiah kontemporer, hukum relativitas waktu ini ditemukan oleh Albert Enstein. 10 Einstein adalah seorang ahli fisika teori terbesar sepanjang abad. Dia juga seorang professor, doktor, dan ilmuwan yang sangat tekun dalam bidang fisika dan matematika. Hampir seluruh waktunya dihabiskan untuk berpikir pada bidang fisika dan matematika. Einstein memperkenalkan teori relativitas waktu pada abad 20. 11 Ini merupakan temuan sains terbesar dan sangat berpengaruh di abad modern. Namun, melalui cerita As}ha>b al-kahfi itu, hukum relativitas waktu secara implisit telah disinggung oleh Alquran. Dalam teori relativitas, Einstein berasumsi bahwa tidak ada suatu gerak benda yang mutlak di dalam semesta yang mutlak. Akan tetapi, gerak suatu benda hanya dapat dijelaskan dengan mengaitkan gerak benda-benda yang lain. 9 M. Quraish Shihab, Mukjizat al-qur a>n: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah, dan Pemberitahuan Gaib (Bandung: Mizan, 1997), 206. 10 Tim Baitul Kilmah, Ensiklopedia Pengetahuan al-qur a>n dan Hadis (Jakarta: Kamil Pustaka, 2013), 310. 11 Wisnu Arya Wardhana, Melacak Teori Einstein dalam Alquran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), 91-92.

5 kecepatan cahaya merupakan suatu yang mutlak. Kecepatan itu tidak berubahubah, selalu tetap dan tidak bergantung keadaan pengamat. 12 Einstein juga menemukan fakta bahwa masa suatu benda adalah nisbi terhadap kecepatannya. Semakin cepat suatu benda bergerak, semakin lebih pasif (terlihat diam) benda itu. Apabila suatu benda, makhluk hidup atau yang lain bergerak dengan kecepatan tertentu (mendekati kecepatan cahaya) maka ia akan mengalami dilatasi waktu dan kontraksi panjang. 13 Sehingga itulah bukti bahwa waktu tidak sama bagi setiap orang tergantung oleh gravitasi dan kecepatan. Teori ini jelas mengindikasikan bahwa kisah yang ada dalam Alquran adalah masuk akal, karena kondisi tertentu hal itu bisa terjadi atau setidaknya peristiwaperistiwa di atas bisa dijelaskan oleh akal. Dalam berbagai literatur keagamaan, bahasan ini belum terjelaskan secara rinci, di dalamnya hanya menyebut tentang relativitas waktu, tetapi itu sekedar memberikan contoh adanya relativitas waktu dalam Alquran tanpa menjelaskan sebab maupun proses. Begitu juga dalam tafsir ilmiy, yang menjelaskan kisah As}ha>b al-kahfi. Dalam tafsir ilmiy dijelaskan bahwa jika dicermati dalam kisah As}ha>b al- Kahfi terdapat hal-hal yang tersirat yang menjadikan mereka bisa tertidur selama 309 tahun, yang kemudian dijelaskan dengan menggunakan sains. Hal tersirat tersebut adalah pertama, pemuda As}ha>b al-kahfi ditutup telinganya (ayat 11). Kedua, mereka ditempatkan dalam gua yang luas, dimana sinar matahari tidak masuk ke gua itu. Matahari terbit di sebelah kanan gua dan terbenam di sebelah 12 Yanuar Arifin, Misteri As}ha>b al-kahfi,... 124. 13 Ibid., 124-125.

6 kirinya (ayat 17). Ketiga, tubuh pemuda As}ha>b al-kahfi dibolak-balikkan oleh Allah ke kanan dan kiri (ayat 18). 14 Mengenai penjelasan konsep teori relativitas waktu terhadap kisah As}ha>b al-kahfi belum dijelaskan dalam tafsir ilmiy, disana hanya menjelaskan cara Allah menidurkan mereka yang kemudian hal tersebut diteliti dengan menggunakan sains. Dari penjelasan tersebut, mengenai pembuktian tentang kebenaran statemen Alquran dengan menggunakan sains terhadap kisah As}ha>b al-kahfi telah dilakukan oleh para mufassir. Namun, penjelasan tersebut kurang memadai, melihat perkembangan zaman modern seperti sekarang, penjelasan tentang kisah As}ha>b Al-Kahfi yang up to date dirasa sudah menjadi tuntutan. Sehingga, dari sini penulis tertarik untuk meneliti konsep teori relativitas waktu terhadap kisah As}ha>b al-kahfi, untuk menjawab beberapa pertanyaan mengenai kisah As}ha>b al- Kahfi tentang bagaimana seseorang bisa tidur selama ratusan tahun dan ketika bangun tidak mengalami perubahan fisik yang berarti, menjadi tua misalnya. Kemudian bagaimana proses peristiwa itu terjadi. Beberapa tanda tanya itu yang dicoba untuk dijawab dalam skripsi ini. Penelitian ini juga diharapkan bisa memberikan sedikit keterangan yang memadai untuk zaman sekarang, walau mungkin tidak terlalu memuaskan namun setidaknya bisa sedikit lebih mendalam mengulas proses terjadinya relativitas waktu. 14 Kementerian Agama RI, Tafsir Ilmiy,,,. 121.

7 B. Identifikasi Masalah Sebagaimana yang tercantum dalam latar belakang masalah, dijelaskan bahwa relativitas waktu telah dikenal dalam sains modern, karena itu untuk memahami persoalan, perlu terlebih dahulu dijelaskan aspek-aspek yang terkait tentang relativitas waktu terutama bahasannya dalam sains, antara lain aspek yang menyebabkan adanya relativitas waktu yaitu gravitasi dan kecepatan. Di dalam Alquran sendiri juga memperkenalkan adanya relatifitas waktu, baik yang berkaitan dengan dimensi ruang, keadaan, maupun pelaku. Jika diklasifikasikan maka ada empat macam fenomena relativitas waktu dalam Alquran, yaitu: 1. Relativitas yang dialami manusia di dunia 2. Relativitas waktu yang dialami di akhirat 3. Relativitas waktu yang dialami malaikat 4. Relativitas waktu Allah yang menyinggung waktu (hari-hari) disisi-nya relatif dengan hari-hari manusia. Banyak sekali relativitas waktu yang telah dijelaskan dalam Alquran, namun di dalam skripsi ini membatasi bahasan pada relativitas waktu yang dialami manusia di dunia. Setidaknya ada dua kejadian yang diabadikan oleh Alquran yang di dalamnya mengandung informasi tentang relativitas waktu yang dialami manusia di dunia. Kisah pertama adalah tentang hamba Allah yang melalui suatu Negeri yang telah porak poranda yang terdapat dalam surat al-baqarah ayat 259. Sedangkan kisah kedua adalah kisah As}ha>b al-kahfi yang ditidurkan Allah

8 selama tiga ratus sembilan tahun, mereka mengira berada di dalam gua hanya selama sehari atau kurang, yang terdapat dalam QS. al-kahfi ayat 9-26. Adanya pengklasifikasian relativitas waktu dalam Alquran ini pada dasarnya adalah untuk mendudukkan persoalan relativitas waktu pada kisah As}ha>b al-kahfi ini secara utuh sehingga letak fokus pada peta persoalan relativitas waktu menjadi jelas. C. Rumusan Masalah Dari kerangka latar belakang dan identifikasi masalah di atas, agar lebih jelas dan memudahkan operasional penelitian, maka terdapat beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pendapat para mufassir mengenai kisah As}ha>b al-kahfi dalam al- Qur an? 2. Bagaimana rasionalisasi tidurnya pemuda As}ha>b al-kahfi menurut teori relativitas waktu? D. Tujuan Penelitian 1. Untuk menjelaskan pendapat para mufassir mengenai kisah As}ha>b al-kahfi dalam al-qur an. 2. Untuk menjelaskan rasionalisasi tidurnya pemuda As}ha>b al-kahfi menurut teori relativitas waktu E. Kegunaan Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini meliputi beberapa hal, yaitu: 1. Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah wawasan khazanah keilmuan tafsir dan penelitian sejenis, terutama yang berhubungan dengan sains. Selain itu diharapkan bisa memberi kontribusi terhadap tafsir ilmi untuk

9 mengembangkan penjelasan ketika menafsirkan teori relativitas waktu terhadap kisah As}ha>b al-kahfi 2. Secara praktis, implementasi penelitian ini dapat memberi kontribusi untuk memberi solusi terhadap problematika yang terkait tentang konsep teori relativitas waktu terhadap kisah As}ha>b al-kahfi F. Telaah Pustaka Setelah dilakukan telaah pustaka, penulis menemukan beberapa karya yang membahas masalah serupa dengan penelitian ini, baik dari buku maupun dari karya akademis, diantaranya yaitu: 1. Kisah Ashab al-kahfi dalam Tafsir al-misbah karya M. Quraish Shihab. Karya Azzah Azizah, Jurusan Tafsir dan Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2008. Dalam skripsi ini, Azzah Azizah menjelaskan kisah As}ha>b al-kahfi menurut M. Quraish Shihab. Dia memaparkan bahwa dalam mengungkapkan kisah As}ha>b al-kahfi, M. Quraish Shihab menggunakan pendekatan historis, dengan berpijak pada temuan arkeologis yang didapati dan dipahaminya, serta pola munasabah ayat. 2. Kisah dalam Alquran: Studi komparatif pandangan Sayyid Qutb dan Muhammad Ahmad Khalafullah. Karya Ade Alimah, Jurusan Tafsir dan Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2003. Pada penelitian ini, Alimah membandingkan konsepsi kisah dalam Alquran menurut pandangan Sayyid Qutb dan Muhammad Ahmad Khalafullah. Ia menjelaskan bahwa Sayyid Qutb menganggap kisah dalam Alquran tunduk

10 dan terikat pada tujuan agama yang ingin disampaikannya. Sedangkan Khalafullah menjelaskan bahwa kisah dalam Alquran bertujuan; pertama, meringankan kesengsaraan hati Nabi Muhammad dan pengikutnya; kedua, mengarahkan hati pada akidah dan prinsip-prinsip agama Islam; ketiga, membangkitkan ketenangan dan ketakutan dalam jiwa. 3. Kisah Ashab al-kahfi dalam Tarjuman Alquran Karya Maulana Abu Kalam Azad. Karya Mustofa, Jurusan Tafsir dan Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, tahun 2003. Dalam kesimpulannya, Mustofa mengatakan bahwa penafsiran Azad tentang As}ha>b al-kahfi ini berpijak pada temuan-temuan arkeologis yang didapati dan dipahaminya, pola munasabah ayat yang dijadikan pijakan untuk menafsirkan kisah tersebut, serta pada corak rasionalisme dan materialisme pada pemikiran dan penafsirannya. Indikasi dari temuan arkeologis termasuk penemuan kerangka mayat As}ha>b al-kahfi yang diyakini sebagai mayat As}ha>b al-kahfi. Untuk menjelaskan penafsiran ini Azad menggunakan perspektif sejarah. 4. Kisah As}ha>b Al-Kahfi dalam Alquran perspektif Muhammad Ahmad Khalafullah dalam al-fa>nn al-qasasi fi> Alquran al-kari>m, karya Fathul Hadi, Jurusan Tafsir dan Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2010. Dalam skripsi ini, Fathul Hadi mencoba untuk mengungkapkan kisah As}ha>b al-kahfi dalam Alquran menurut pandangan Muhammad Ahmad Khalafullah. Metode yang digunakan penulis adalah metode deskriptif-analisis, yaitu mendeskripsikan secara sistematis dan mengevaluasi penafsiran serta penjelasan Muhammad Ahmad Khalafullah

11 tentang As}ha>b al-kahfi. Pada kesimpulannya, Muhammad Ahmad Khalafullah membuktikan bahwa kisah As}ha>b al-kahfi dalam Alquran bukan semata-mata data historis. Karya di atas mempertegas bahwa belum ada yang membahas secara spesifik tentang konsep relativitas waktu terhadap kisah As}ha>b al-kahfi. Mayoritas penelitian tersebut meneliti kisah As}ha>b al-kahfi dari pendekatan kisah (qashasi Alquran), sedangkan dalam skripsi ini meneliti dari pendekatan sains modern, yang membuktikan kebenaran kisah As}ha>b al-kahfi dengan menggunakan teori relativitas waktu. G. Metode Penelitian 1. Model Penelitian Penelitian ini menggunakan model metode penelitian kualitatif, yaitu sebuah metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman mengenai masalah-masalah yang diteliti dan berlandaskan inkuiri naturalistik atau alamiah, perspektif ke dalam dan interpretatif. 15 Inkuiri naturalistik adalah pertanyaan dari diri penulis terkait persoalan yang sedang diteliti, yaitu tentang indikasi adanya pemahaman terhadap konsep teori relativitas waktu terhadap kisah As}ha>b al-kahfi yang terdapat dalam surat al-kahfi ayat 9-26. 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah library research (penelitian kepustakaan) yaitu dengan cara meneliti pandangan Alquran dari kitab-kitab para mufassir 15 M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 79.

12 atau ulama intelektual Islam dan juga pandangan para saintis atau ilmuwan tentang relativitas waktu. 3. Metode Penelitian Penelitian ini membutuhkan metode yang dapat digunakan untuk mengupas segala segi dari kandungan ayat Alquran, karena itu metode tafsir yang digunakan adalah tahlili (analitis), yaitu metode yang mengkaji suatu ayat Alquran dari segala segi dan maknanya. 16 Dalam menerapkan metode ini biasanya mufassir menguraikan makna yang terkandung oleh ayat Alquran, ayat demi ayat dan surat demi surat sesuai dengan urutannya dalam mushaf. Namun, dalam skripsi ini mencukupkan surat al-kahfi ayat 9-26. Uraian dalam tafsir metode analitis ini meliputi berbagai aspek yang dikandung ayat yang ditafsirkan, yaitu kosa kata, konotasi kalimat, latar belakang turun ayat, munasabah, dan pendapat-pendapat yang telah dikeluarkan berkenaan dengan tafsiran ayat-ayat tersebut, baik yang disampaikan oleh Nabi, sahabat, maupun para tabi i dan tokoh tafsir lainnya. 17 Para ulama membagi wujud tafsir Alquran dengan metode tahlili menjadi tujuh macam corak yaitu: Tafsir bi al-ma tsur, Tafsir bi al-ra yi, Tafsir Shufi, Tafsir Fiqhi, Tafsir Falsafi, Tafsir Ilmy, dan Tafsir Adaby. 18 16 Ali> Hasan al-arid}l, Sejarah dan Metodologi Tafsir (Jakarta: Raja Grafindo, t.t), 41. 17 Nashruddin Baidan, Metode Penafsiran Alquran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), 68. 18 Ali> Hasan al-arid}l, Sejarah dan Metodologi..., 42.

13 Adapun corak yang dipakai dalam skripsi ini adalah corak tafsir ilmy karena ulasan dari skripsi ini memperbincangkan kaitan antar ayat-ayat kauniyah Alquran dengan pengetahuan modern yang timbul pada masa sekarang. 19 Karena skripsi ini membahas aspek relatifitas waktu dari kisah Ashab al-kahfi, maka keilmuan sains yang digunakan adalah bidang fisika. Dan teori atau hukum dalam bidang ini yang mencoba menjelasakan ayat ini antara lain teori tentang gravitasi, teori kecepatan, dan teori cahaya yang kesemuanya akan tercantum dalam teori relativitas. 4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, yaitu mencari dan mengumpulkan berbagai data berupa catatan, buku, kitab, dan lain sebagainya, yang berhubungan dengan hal-hal atau variable terkait penelitian berdasarkan konsep-konsep kerangka penulisan yang sebelumnya telah dipersiapkan. 5. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis deskriptif yaitu analisis yang memberikan gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fenomena atau hubungan antar fenomena yang diselidiki, dalam hal ini adalah relativitas waktu yang dialami As}ha>b al-kahfi sebagaimana dikisahkan dalam Alquran. Metode ini yang dipilih karena metode deskriptif mampu memberikan informasi yang 19 Ibid., 62.

14 mendasar, luas, aktual, dan fungsional bagi pengembangan ilmu pengetahuan atau kehidupan sehari-hari. 20 Bidang yang paling luas mendeskripsikan tentunya dari sains fisika yang sesuai dengan obyek penelitian yakni relativitas waktu pada kisah As}ha>b al-kahfi, terutama lagi merupakan kebutuhan bagi corak tafsir ilmy yang mengkaitkan Alquran dengan pengetahuan modern. 6. Sumber Data Data yang diambil dalam penelitian ini bersumber dari dokumen perpustakaan yang terdiri dari dua jenis sumber yaitu primer dan sekunder sebagai berikut: a. Sumber primer adalah rujukan utama yang akan dipakai, yaitu: 1. Tafsir ilmiy> karya Kementerian Agama RI 2. Tafsir al-jawa>hir fi> Tafsir al-qur a>n al-kari>m karya Tantawi Jauhari b. Sumber sekunder 1. Buku-buku tafsir dan keilmuan Alquran, antara lain: a) Alquran dan Tafsirnya karya Kementrian Agama RI b) Tafsir Fi Z}ila>l al-qur a>n karya Sayyid Quthb c) Tafsir al-azhar karya Hamka d) Tafsir al-mis}bah karya M. Quraish Shihab 2. Buku-buku yang menghubungkan sains dengan Alquran a) Misteri As}ha>b al-kahfi: Menguak Kebenaran 7 Sosok Pemuda yang Tertidur Selama 309 Tahun karya Yanuar Arifin 20 Imam Suprayogo, Metodologi Penelitian Sosial-Agama (Bnadung: Rosda, 2001), 137.

15 b) Melacak Teori Einstein dalam Alquran: Penjelasan Ilmiah tentang Teori Einstein dalam Alquran karya Wisnu Arya Wardhana c) Wawasan al-qur a>n: Tafsir Tematik Atas Persoalan Umat karya M. Quraish Shihab d) Teori Relativitas Einstein karya Albert Einstein H. Sistematika Pembahasan Secara keseluruhan, sistematika pembahasan skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu: Bab pertama berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, telaah pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab kedua sebagai landasan teori, dijelaskan teori relativitas waktu dalam kajian keilmuan sains yang mencakup teori relativitas umum dan relativitas waktu khusus. Selain itu juga dijelaskan mengenai relativitas waktu dalam Alquran yang mencakup macam-macam relativitas waktu dalam Alquran dan konsep secara umum. Bab ketiga, dijelaskan kisah As}ha>b al-kahfi menurut para mufassir dan penafsiran para mufassir mengenai kisah As}ha>b al-kahfi yang terdapat dalam surat al-kahfi ayat 9-26 dengan disertai beberapa hal penting unsur Ulum Alquran seperti asbab nuzul dan munasabah.

16 Bab keempat, menganalisis secara khusus teori relativitas waktu terhadap kisah As}ha>b al-kahfi dalam ayat 9-26 surat al-kahfi menurut Alquran dan Sains. Bab kelima, berisikan penutup terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.