BAB III LOGIKA PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

kecocokan dengan pelanggan. Karena jika pelanggan puas akan produk yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta sering disebut sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peluang bisnis yang cepat berkembang. Keadaan ini menimbulkan

LAMPIRAN. L2. Kuesioner SWOT

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dasar prinsip bagi hasil jual beli sapi yang siap untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap harus dijalani oleh setiap lapisan masyarakat. Lapangan pekerjaan

cenderung terbuka dan menganut proses pembelajaran. Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan sangat bagus

BAB I PENDAHULUAN. berpusat pada produk, namun berkembang kepada penciptaan nilai bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purnomo dan Zulkieflimansyah (2000 : 8), istilah strategi berasal dari bahasa Yunani

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan melalui proses pengilangan minyak mentah. Saat ini BBM telah

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan sebuah bengkel untuk mampu mengatur strategi sehingga bengkel

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

BAB V ANALISA DATA. dengan metode focus group discussion dimana diskusi dilakukan dengan

BAB II LANDASAN TEORI

Menjadikan Bogor sebagai Kota yang nyaman beriman dan transparan

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada era sekarang ini, banyak perusahaan menyadari bahwa orientasi pada jumlah

Bab I Mendefinisikan Pemasaran untuk Abad ke- 21

BAB I PENDAHULUAN. pesat, salah satunya adalah teknologi komputer. Komputer merupakan alat bantu

BAB V Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1.1 Pengertian Keputusan Pembelian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Strategi E-Commerce. Fauziah mayasari

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

BAB II DASAR-DASAR INSTRUMENTASI

3 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metodologi Penelitian Perencanaan Strategi Sistem Informasi

II. LANDASAN TEORI. pertukaran peroduksi yang bernilai satu sama lain. berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, baik manusia secara individual,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Persaingan dalam dunia bisnis semakin hari semakin menunjukkan

Minggu-13. Product Knowledge and Price Concepts. Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Produk Dan Penetapan Harga (2)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan nasabah akan kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan telah semakin besar. Semakin banyak pihak yang menaruh perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis sekarang ini semakin lama semakin berkembang dan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan tingkat penjualan produk ataupun jasa yang ditawarkan supaya terhindar

BAB I PENDAHULUAN. Artinya keberhasilan sebuah bisnis kuliner dalam. tepat serta hubungan baik yang dijalani dengan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. sandang, pangan, dan papan. Dengan adanya kebutuhan yang beraneka ragam itu,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kehidupan manusia semakin. berkembang dan semakin majunya juga perkembangan teknologi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi selalu saja disertai oleh investasi,

I. PENDAHULUAN. sekarang ini dimana perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat mendorong

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif dalam setiap aspek kehidupan manusia, misalnya kegiatan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Mejtoft (2006), mengungkapkan bahwa perusahaan yang bersaing pada pasar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Tidak terkecuali di Indonesia

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan

BAB 1 PENDAHULUAN. Agar bisa memenangkan pesaingan bisnis, perusahanan harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. barang maupun produk jasa. Semua perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di antara berbagai perusahaan yang sejenis. Oleh karena itu semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penggunaan internet di Indonesia Sumber: InternetLiveStats (2015)

Keindahan adalah sebuah keniscayaan.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi, problem sentral yang dihadapi perusahaan-perusahaan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mempunyai peran penting dalam era globalisasi saat ini. Pada era ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian kepada kebutuhan masyarakat dalam hal produk yang diinginkan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, penggunaan Sistem Informasi (SI)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan salah satu unsur dalam kegiatan usaha, kebijakan yang

BAB II DASAR TEORI. serta menyediakan informasi kepada pihak pihak yang berkepentingan sebagai. perhitungan akuntansi biaya oleh bagian akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. adalah meningkatnya kinerja perusahaan yang dapat diukur dari peningkatan

Pemasaran Pada Perusahaan Kecil. Oleh Sukanti, M.Pd

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Teori-teori yang yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. sendiri berarti kegiatan manusia yang berusaha untuk memuaskan keinginan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dan juga menghasilkan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi konsumen. juga teknologi (Ferrell, Hirt, & Ferrell, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. produk yang nantinya akan digemari oleh calon pelanggan. Banyaknya perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang juga seiring dengan berubahnya situasi dan kondisi bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyimpan data tentang kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan organisasi,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan laporan keuangan yang akan dipakai untuk mengkomunikasikan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh masyarakat, dengan sistem perkeretaapian di Indonesia. ini terlihat dari pengembangan-pengembangan yang terus

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan,

BAB IV PEMBAHASAN. PT. BIKA SOLUSI PERDANA adalah perusahaan yang bergerak. pelanggan dan pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder), PT.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Kebutuhan Perangkat Lunak Dalam Pengembangan Sistem Informasi. Muhamad Alif, FT UTM 2012

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

STRATEGI BAURAN PEMASARAN (4P) TERHADAP TANDAN BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT PADA PT. MARIHAT TAMBUSAI

BAB II. LANDASAN TEORI

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

PERTEMUAN 8 PERAMALAN PERMINTAAN WISATA MK EKONOMI WISATA

Transkripsi:

BAB III LOGIKA PERANCANGAN III.1. Produk Yang Memuaskan Boleh dikatakan bahwa tidak ada satupun intrumen yang dapat memuaskan user secara sempuma. Selalu ada sisi lemah yang dimiliki oleh suatu instrumen. Bisa saja kelemahan tersebut berubah dan suatu waktu ke waktu yang lain. Apa yang memuaskan saat ini dapat saja menjadi kelemahan di waktu yang lain. Maka dalam mempelajari ilmuinstrumentasi kita hams melihatnya dan sisi user juga. Kemanjaan user merupakan tantangan sekaligus sebagai inspirasi untuk menciptakan instrumen baru. Gambar 3.1. Siklus Ide dan Hubungan Timbal Balik Saling Memuaskan Gambar 3.1. menunjukkan hubungan timbal balik antara user dan perancang instrumentasi. Perancang memberikan kepuasan kepada user dalam bentuk produk yang dibuatnya, sedangkan user memberikan ide sebagai inisiasi perancangan. Keuntungan yang berkesinambungan akan senantiasa diberikan user sebagai imbalan kepuasan yang diberikan. Dalam menciptakan produk, perancang harus fokus pada sentuhan-sentuhan, pemikiran, asumsi, luaran yang bersifat memberi kepuasan kepada user. Tentu saja tidak hanya fungsi yang harus disertakan pada produk, tetapi juga sentuhan lain, seperti bentuk yang ergonomis, wama yang sesuai dengan jiwa user, harga yang di bawah tingkat kepuasan, kualitas yang memenuhi kebutuhan. Universitas Gadjah Mada 1

Pendek kata, produk haruslah menjadi alat pemuas konsumen. Kepuasan konsumen memberi dampak yang sangat bagus bagi produsen, di samping keuntungan yang lestari, user juga akan menjadi pemasar (marketer) yang efektif dan gratis. Secara logika dapat digambarkan pelipatan jumlah konsumen akibat dan pemuasan yang disertakan dalam produk kita. Sam konsumen yang puas akan bercerita kepada orang lain, orang lain tersebut akan puas dan akan bercerita kepada orang lain lagi akibat dan pemuasan yang dia terima, demikian seterusnya hingga terjadi perkembangan yang seringkali seperti sebuah mujizat. Perkembangan tersebut dapat digambarkan sebagai pelipatan 2 n. Artinya, 2 menjadi 4, 4 menjadi 8, 8 menjadi 16 dan seterusnya. Sayangnya, pelipatan 2 n tersebut juga berlaku bila user mengalami kekecewaan. Berita bunuk alum segera menyebar tanpa dapat dihentikan. Ini berarti merupakan akhir dan sebuah produksi. Mungkin juga akan mempengaruhi produk-produk lain, walaupun penyempurnaan telah dilakukan. Intinya, kita harus waspada pada inulut konsumen. III.2. Zona Kenyamanan dan Inovasi Produk Manusia pada dasamya mempunyai kemanjaan yang berkembang. Kepuasan saat ini belum tentu akan dapat memberi kepuasan pada waktu yang lain. Bahkan tingkat kepuasan yang kita berikan seringkali hams diberi dosis yang lebih besar dan hari ke hari, terutama bila pesaing kita telah memberi dosis yang lebih banyak dan yang kita berikan. Sehingga, kepekaan terhadap kepuasan akan berkembang kearah kemanjaan yang berlebihan, dan seringkali berakibat pada besarnya keuntungan yang diterima produsen. Mungkin pada level tertentu, suatu produksi menjadi jenuh dan tidak menguntungkan lagi. Produk-produk rumah tangga kebanyakan sudah mengalami hal ini. Pemain baru dalam produk elektronika sangat sulit mendapat keuntungan dan katagori yang diproduksinya. Manusia mempunyai 2 (dua) zona dalam kenyamanannya, yakni zona nyaman dan zona tidak nyaman. Orang cenderung ingin berpindah dan zona tidak nyaman menuju ke zona nyaman. Sebaliknya, orang telah berada di zona nyaman, sangat enggan berpindah ke zona tidak nyaman, walaupun situasi kadang memaksa dia berpindah karena alasan kebangkrutan, perubahan sosial-politik, dan sebagainya. Universitas Gadjah Mada 2

Gambar 3.2. Zona Nyaman dan Zona Tidak Nyaman Perkembangan kenyamanan maupun ketidaknyamanan begitu kompleks dan menjadi tidak terkendali. Perkembangan itu memicu banyaknya perubahan (change) yang saat sudah dikatakan begitu dahsyat. Putaran roda perubahan itu begitu cepatnya sehingga kita seringkali terperangah dan menjadi putus asa untuk mengikutinya. Bagi beberapa orang seringkali ancaman perubahan ini dicoba untuk menahannya dan mereka membentengi dengan barier-barier untuk mengantisipasi perubahan itu. Tetapi kebanyakan hal ini gagal dan mereka terlindas oleh perubahan itu sendiri. Bukankah yang tetap di dunia ini adalah perubahan itu sendiri? Sebagai perancang instrumentasi, sudah saatnya merubah paradigma kita, bukannya mengantisipasi perubahan, atau mengikuti perubahan, tetapi harus lebih dan itu, yakni memanfaatkan perubahan itu sendiri. Walaupun dapat diduga bahwa perubahan terpicu dan perubahan tingkat kenyamanan manusia, tetapi kita dapat juga melihat penggerak utama perubahan teknologi, ekonomi, politik, clan bencana alam. Di antara keempat nenggerak tersebut yang paling dahsyat saat ini adalah teknologi. Perkembangan teicnoiogi begitu cepatnya, perubahan sudah dan hari ke hari, bahkan jam per jam. inovasi-inovasi baru pada dunia teknologi saling kait mengait. Bahkan teknologi juga mempengaruhi perubahan ekonomi, politik, dan secana tidak langsung juga memberi dampak pada bencana juga. Universitas Gadjah Mada 3

Gambar 3.3. Penggerak Utama perubahan Pada proses perubahan dan zona tidak nyaman menuju zona nyaman, ia membutuhkan sesuatu, entah itu dalam bentuk senjata, hanta, maupun Dalam hal proses pemindahan zona inilah peran instrumentasi sangat besar. Dengan peralatan yang baik dan pas (ergonomic) orang mendapatkan keuntungan dan peningkatan kemampuan, kecepatan proses, dan hasil yang lebih baik. Maka boleh dikatakan secara tegas bahwa tugas dan suatu instrumen adalah membawa orang dan zona tidak nyaman ke zona nyaman. Itulah sebabnya tekrniogi (dalam bidang instrumentasi) sangat berpengaruh pada perubahan (change). III. 3. Langkah-Langkah Perancangan Pada proses perancangan kita melalui beberapa tahap proses, dimulai dan pemahaman terhadap keinginan (keinginan user), deskripsi masalah (kendala), mendesknipsikan langkah (hipotesis), survey dan studi pustaka, penyusunan model (Detail Engineering Design / DED), pelaksanaan, hingga pada proses pengujian instrumen, pelaksanaan revisi, bahkan dikomunikasikan kembali kepada user (publikasi), sebelum produk diserahkan, merupakan proses panjang yang membutuhkan ketekunan, ketelitian, kesungguhan, seni dan kasih sayang. Gambar 3.4. menunjukkan tahapan yang hams dilalui para perancang. Proses tersebut berupa Universitas Gadjah Mada 4

sikius yang berputar terus-menerus hingga terjadi pemuasan yang sempurna pada user. Gambar 3.4. Tahapan Proses Pembuatan Suatu Instrumen Gambar 3.4 terdiri atas 9 (sembilan) langkah (step) dalam proses perancangan yaitu: Step I identify the need: menginventarisir kebutuhan dan menentukan salah satu yang paling diminati untuk diselesaikan./ Step II define problem: menentukan masalah yang dihadapi pada pilihan yang telah ditentukan. Step III search : meneliti secara rinci hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang telah ditentukan. Penelitian awal, the state of the art, penelitian yang berkaitan dengan faktor engineering dan sebagainya. Step IV criteria and constraints: menentukan pilihan dan alternative yang ada dan menginventarisir kendala-kendala yang sedang dan akan timbul. Step V alternative solution : penyelesaian dan setiap masalah yang mungkin timbul, hal ini merupakanjawaban atas masalah pada step IV Step VI analysis : menentukan dan melakukan perhitungan desain, model matematik yang diterapkan, perhitungan ekonomi dan beberapa pertimbangan lain yang dianggap penting. Step VII decision. keputusan yang disepakati tim untuk menentukan penyelesaian masalah. Step VIII specification: menetapkan dan menuliskan spesifikasi barang yang telah dibuat setelah mengalami berbagai pengujian dan revisi. Universitas Gadjah Mada 5

Step IX communication. membuat publikasi dan penjelasan rinci rancangan yang telah dibuat. III.4. Watak Perancangan Dalam perancangan instrumentasi diperlukan suatu prediksi yang tepat sebuah keadaan yang abadi yaitu perubahan. Tidak salah jika dalam tim perancangan diperlukan pandangan yang cukup jauh kedepan demi tisipasi perubahan yang akan terjadi sampai kita mampu memanfaatkan tersebut. pandangan ini sering disebut sebagai visi (vision). Meski visi sifatnya masih abstrak, namun masih dapat diperkirakan Sifat visi: Hal yang hebat dan membahagiakan Masuk akal Pencapaian dapat diukur dengan waktu Selalu konsisten dan waktu ke waktu Fokus Demi mendukung tercapainya visi tadi maka diperlukan misi dan aksi. Misi Sekumpulan aksi yang mendukung untuk mencapai visi Aksi Kegiatan yang dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan atau untuk mengatasi masalah. Ketiga watak perancangan ini yaitu visi, misi, dan aksi perlu didukung personelpersonel perancangan yang futurist. Futurist didefinisikan sebagai yang memiliki kemampuan untuk mendeskripsikan apa yang akan terjadi. Gambar 3.5. Rangkaian Proses Peramalan Universitas Gadjah Mada 6

Jika mekanisme peramalan ini dapat berlangsung secara kontinyu, maka divisi perancangan akan muncul ide baru yang berfiingsi sebagai jawaban atas tantanan masa depan tadi. Ide ini akan mengilhami terciptanya produk baru, serta sarana infrastrukturnya, sampai tercipta sebuah sistem bary yang handal dan mampu menjawab tantangan masa depan. Gambar 3.6. Diagram Perkembangan Ide Dalam perkembangan selanjutnya sistem yang telah kita bangun akan sangat positif jika kita juga mampu mengembangkan analisis SWOT (strength, weakness, oppurtunity, threat). Analisis SWOT jika dilakukan secara berkala, akan dapat merevisi berbagai sistem kita yang sudah berjalan agar tetap relevan dengan keadaan terkini. Universitas Gadjah Mada 7

Analisis SWOT yang akan kita lakukan, terutama yang berkaitan dengan kekuatan (S) dan kelemahan (W) kita harus dikomparasikan dengan pesaing kita. Misalnya jika kita menganggap bahwa kekuatan kita adalah pengalaman di suatu bidang selama 10 tahun. Maka akan menjadi kelemahan jika dibandingkan dengan pesaing kita yang sudah berpengalaman selama 15 tahun. Sedangkan yang disebut sebagai kesempatan (0) dan ancaman (T) ya adalah seluruh kesempatan dan ancaman apa pun yang akan :aruhi naik turunnya sistem kita. yang berasal dan para pelanggan. Persamaan O dan T dalam analisis SWOT merupakan konsep usership. Sebuah konsep sederhana yang terdiri dan tiga unsur yaitu user, uses, dan usage. User adalah pemakai produk kita. Uses adalah jenis pemakaian, atau untuk apa saja produk kita tadi. Dan usage adalah frekwensi pemakaian sehubungan dengan uses tadi. Gambar 3.8 Diagram Alir Keputusan untuk Berubah Agar Memenangkan Persaingan Sebelumnya sudah sedikit disinggung bagaimana kita harus mampu memanfaatkan perubahan yang terus terjadi di dunia. Maka sebagai perancang kita juga harus memahami dasar-dasar ilmu pemasaran (marketing). Diharap dasar perancangan yang akan kita susun, disertai dengan berbagai inovasinya akan tetap mampu diserap oleh pasar. Pada dasarnya tidak ada yang dan pertama dalam proses pemasaran ini. Antara tema produksi, orientasi sampai transaksi bisnis semua ini terkait satu sama lain tanpa terpisahkan. Universitas Gadjah Mada 8

Gambar 3.9 Siklus antara Produksi Orientasi - Transaksi Dari Gambar 3.9 kita dapat menyimpulkan beberapa kata kunci yang bisa kita jadikan acuan. Diantaranya adalah: dan tema produksi kita memperoleh kata kualitas yang berkaitan dengan teknologi, dan tema orientasi kita bisa menyimpulkan tentang penentuan harga produk sesuai dengan target dan segmen pasar kita, serta dan tema transaksi harga sistem juga menjadi kata kunci yang penting. Beberapa kata kunci tadi dapat disimpulkan lagi menjadi seperti tampak pada Gambar 3.10. Dan kuadran quality versus price, pada satu waktu tertentu didapat sebuah inovasi. Inovasi ini akhirnya mengalami berbagai bentuk variasi kualitas yang bervariasi juga. Setelah berbagai variasi tadi sudah jenuh, Maka diperlukan inovasi lagi hingga diperoleh teknologi baru yang mampu harga produk namun kualitasnya justru dapat ditingkatkan lagi. Pada stage yang baru ini pada akhirnya juga akan mengalami vaniasi lagi antara harga dan kualitas. Sampai pada akhirya keadaan ini menjadi jenuh kembali dan sudah ada ruang lagi untuk melakukan perbaikan teknologi. Maka nilai diawali lagi dan kuadran baru akan terbentuk lagi. Universitas Gadjah Mada 9

Gambar 3.10. Pembagian Segmen Pasar dan Lompatan Teknologi Setelah beberapa uraian diatas maka makin jelas fungsi marketing dalam proses perancangan yang akan kita kerjakan. Gambar 3.11 menunjukkan secara umum bagaimana keterkaitan antara pelanggan, anggota perusahaan dan pemilik peruahaan. Ketiga pihak itu disebut sebagai stakeholder. Stake holder adalah pihakpihak yang memiliki minat pada perusahaan, baik itu minat untuk mendukung maupun yang punya minat untuk menghalangi (misal: LSM, Pesaing, atau musuh). Maka pelanggan, anggota perusahaan dan pemilik perusahaan dianggap sebagai stakeholder utama. dan ketiga stakeholder utama ini harus dijaga keharmonisan hubungannya agar perusahaan mampu terus bersaing. Universitas Gadjah Mada 10