BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI BENTUK DAN JENIS-JENIS KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara. Universitas Sumatera Utara

KOMUNIKASI ORGANISASI TIM DOSEN PERPUSINFO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah. Efektivitas kerja merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Komunikasi merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Pengertian Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia adalah mendapatkan orang-orang terbaik dan. mempertahankannya. Pemilik atau pemimpin perusahaan akan mudah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan organisasi, karena didalam sebuah organisasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. bagi anggota organisasi. Adanya komunikasi yang efektif dalam organisasi

# kedua belah pihak tersebut harus ada two-way-communications yang berarti komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik. Hal ini memerlukan kerjas

BAB I PENDAHULUAN. bantuan dari sesama di sekitarnya, dan untuk memudahkan proses interaksi manusia

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan dan motivasi merupakkan sebagian dari masalah

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah

PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. disimpulkan sebagai suatu gerak dari manusia, oleh manusia dan untuk manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah aktivitas manusia berkomunikasi timbul sejak manusia diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi dan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu lembaga kearah yang lebih baik merupakan. Dan keinginan setiap individu yang berada di dalam lembaga tersebut,

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 13FIKOM KOMUNIKASI KELOMPOK. Fakultas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM

Psikologi Komunikasi

KOMUNIKASI FORMAL DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persaingan pasar yang semakin ketat secara tidak langsung akan

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi merupakan salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu proses dua arah yang menghasilkan pertukaran informasi

TEKNIK BERKOMUNIKASI. Bahan diskusi untuk Pembekalan Manajemen Media Kemtrologian, 15 Februari Dinn Wahyudin, MA.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan seseorang untuk membangkitkan response orang lain. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. di rumah tangga, tempat kerja, masyarakat atau di manapun manusia berada. menggunakan bahasa verbal maupun non verbal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK STUDI DESKRIPTIF PELAYANAN CUSTOMER SERVICE DAN OPINI NASABAH BCA KANTOR CABANG PEMBANTU MEDAN WURI HANDAYANI SIMAMORA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dan buah pikiran manusia menghasilkan kebudayaan. Tiap kelompok. Setiap suku dan bangsa mempunyai budaya masing-masing.

WE CANNOT NOT COMMUNICATE

BAB I PENDAHULUAN. kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna. Untuk

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penenlitian.. 7

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manusia banyak didukung dari beberapa faktor,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi antarpribadi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. selalu menemukan masalah-masalah. Namun, berbagai masalah dalam. dalam satu konsep keilmuan human behavior, semua perilaku manusia

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan akan terselenggaranya pemerintahan yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. lain biasanya terjadi dalam dua konteks, yaitu komunikasi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi merupakan hal terpenting dalam setiap kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil

Kecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kognisi adalah Pengetahuan manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. alam, atau aktifitas mendaki. Mendaki Gunung merupakan suatu olahraga ekstrem

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Komunikasi tidak hanya dijadikan sebagai sarana

Daniel Karo Sekali ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya. Manusia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan sumber- sumber dalam mencapai keunggulan serta mendapatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi memegang peranan penting bagi kehidupan suatu instansi /

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu lembaga ke arah yang lebih baik merupakan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor yang menyebabkan peneliti ingin menelitinya dan menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not

BAB I PENDAHULUAN. manajemen bukan hanya terdapat pada bahan mentah, alat-alat kerja saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain. Oleh karena sifatnya ini, maka mereka secara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak tahun 1920, dunia mengalami economic boom, yakni sebuah

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB I PENDAHULUAN. kejiwaan. Istilah komunikasi (bahasa Inggris : Communication) berasal dari communis

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial, senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi. Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan manusia sehari-hari. Artinya, memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri, begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Dalam mencapai suatu organisasi yang efektif, salah satu faktor penentu dan sangat diperlukan adalah proses komunikasi. Proses komunikasi tersebut bertujuan untuk mengubah sikap, mengubah opini/pandangan, mengubah prilaku, dan mengubah masyarakat (Purba, 2006:37). Proses komunikasi pada hakikatnya merupakan proses penyampaian pesan antara manusia baik secara kelompok/lembaga maupun secara individual dari suatu pihak kepada pihak lain. Dalam proses penyampaian pesan terebut juga mengandung arti adanya pembagian pesan (sharing of information) yang cenderung mengarah kepencapaian titik tertentu sampai disepakatinya makna suatu pesan antar pihak-pihak yang terlibat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komunikasi itu merupakan proses penyampaian pesan yang berupa lambanglambang yang bermakna yang disampaikan oleh komunikator dan ditujukan kepada komunikan sebagai sasaran kamunikasi. Komunikasi penting dalam suatu organisasi, hal ini sering dilontarkan oleh mereka yang concern terhadap fenomena komunikasi maupun mereka yang tertarik pada gejala-gejala komunikasi keorganisasian. Dalam kenyataan masalah-masalah keorganisasian yang muncul senantiasa berkaitan dengan proses komunikasi,

bahkan boleh dikatakan organisasi tanpa komunikasi ibarat sebuah sepeda motor yang di dalamnya terdapat rangkaian alat-alat otomotif yang terpaksa tidak berfungsi karena tidak adanya aliran fungsi antar satu bagian dengan bagian yang lain. Menuru Condrad terdapat 3 (tiga) fungsi komunikasi organisasi, yaitu sebagai berikut: 1. Fungsi komando - Ada dua tipe komunikasi yang membentuk fungsi komando, yaitu; a. Pengarahan atau direction yang terlaksana melalui instruksi dan publikasi. Fungsi pengarahan dalam bentuk persuasif dan pengaruh. b. Feed Back (fungsi umpan balik) yang menunjukkan siapa yang sudah mengikuti apa yang diperintahkan. 2. Fungsi relasi Komunikasi organisasi juga bertujuan untuk memenuhi fungsi relasional. Tujuannya menciptakan relasi kerja bagi pengikatan produksi organisasi. 3. Funsi mengelola suasana yang tidak pasti Komunikasi organisasi berfungsi mendorong para pegawai untuk memilih keputusan yang komplikatif dalam organisasi (dalam Liliweri, 2004: 67) Di dalam suatu kelompok/organisasi selalu ada pemimpin kelompok yaitu orang yang memiliki pengaruh paling besar terhadap perilaku dan keyakinan kelompok. Seorang pemimpin tugas mengarahkan diri pada tercapainya tujuan kelompok. Seorang pemimpin sosial berusaha mempertahankan keselarasan dan semangat kelompok agar tetap tinggi. Orang yang menjadi pemimpin cenderung memiliki keunggulan dalam kemampuan-kemampuan yang membantu kelompok mencapai tujuannya, terampil sosial atau sangat termotivasi untuk menjadi pemimpin menurut model kontigensi Fielder, keberhasilan seorang pemimpin tergantung pada kesesuaian antara gaya kepemimpinan (berorientasi tugas atau berorientasi hubungan) dengan sifat situasi (Sears, 1985:143). Setiap organisasi terdiri dari pemimpin dan anggota karyawan. Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah

atau komunikasi timbal balik yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya sebuah tujuan organisasi. Diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Kerja sama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi menyelesaikan tugas bersama dengan orang lain secara kooperatif, membina keutuhan dan kekompakan kelompok, tidak mendikte atau mendominasi kelompok, dan mau menerima pendapat orang lain. Hubungan yang terjadi dalam organisasi/kelompok merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan. Dalam mencapai hubungan tersebut, masing-masing individu tersebut membentuk sebuah kelompok atau di dalam organisasi, kelompok-kelompok dibentuk berdasarkan pembaian kerja yang sesuai dengan fungsi dan tugasnya. Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Mulyana, 2005:74). Pada hakekatnya kelompok terdiri dari dua atau lebih individu yang saling bergantung dan berinteraksi antara satu dengan lain dan dengan tujuan menjalankan suatu aktivitas untuk mencapai tujuan dari kesepakatan. Dengan defenisi itu, kelompok sangat berbeda prinsipnya dengan kumpulan individu yang menyaksikan pertandingan sepak bola atau yang sedang menunggu bis di halte, karena kedua kumpulan individu tersebut tidak mempunyai tujuan, tidak berinteraksi dan tidak mempunyai sasaran (Lubis, 2007:112). Suatu survey yang dilakukan oleh harver Business Review, menemukan bahwa komposisi yang terdiri dari 5 orang, paling efektif dalam tugas-tugas intelektual, analisis, dan informasi penilaian, dan pembuatan keputusan berkenaan dengan tindakan administratif yang tepat (dalam Muhammad, 2007:186). Perwujudan kelompok di dalam organisasi disebabkan oleh beberapa masalah termasuk untuk menyempurnakan tugas, menyelesaikan masalah yang bersifat resmi dan masalah sosio-psikologi seperti menjaga hubungan antara bawahan-

atasan. Kelompok juga terwujud atas sebab-sebab sosial, yaitu keinginan untuk bergaul dengan setiap anggota di dalam kepentingan status dan kekuasaan, dan untuk kepuasan diri apabila berada di dalam ruang lingkup kelompok tersebut (Lubis, 2007:112). Dalam kelompok sendiri, ada beberapa kata kunci yang penting untuk dipegang dalam memahami bagaimana sebuah kelompok bekerja, diantaranya adalah status, peranan, kekohesifan, ukuran, dan norma. Selain dihadapkan pada ragam status dan peranan yang berbeda, sebuah kelompok secara praktis menumbuhkan norma-norma tertentu sebagai jaringan pengikat yang menjaga kohesifitas sebuah kelompok, dengan ukuran-ukuran tertentu sebagai nilainya (Robbins, 2001:362). Michael Burgoon mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggotaanggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat (dalam Wiryanto, 2005:56). Menurut Effendi (1993:75), komunikasi kelompok (group communication) berarti komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang. Kedua defenisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki sususan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok. Sekelompok orang yang menjadi komunikan dalam jumlah sedikit disebut komunikasi kelompok kecil (small group communication), sedangkan jika jumlahnya banyak dinamakan komunikasi kelompok besar (large group communication). Dengan adanya komunikasi kelompok, setiap individu atau kelompok bukan saja dapat berinteraksi, memahami dan bertukar-tukar pesan antar satu dengan lainnya, tetapi juga dapat mewujudkan kerjasama yang berkesinambungan dikalangan anggota kelompok. Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain dalam sebuah kelompok, setiap anggota kelompok itu harus ikut serta

dalam kegiatan mempengaruhi dan dipengaruhi. Semangat timbal balik ini merupakan hal penting bagi integritas suatu kelompok kecil. PT Tupperware merupakan salah satu perusahaan yang melibatkan kelompok untuk mencapai tujuan perusahaan melalui kelompok tugas/kerja sesuai dengan pembagian tugas setiap anggota kelompok. Dalam berorganisasi, komunikasi kelompok dapat menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap. Dan berangkat dari situ pulalah, maka komunikasi kelompok amat penting peranannya dalam konteks organisasi, agar tidak terjadi ketunggalan arah komando yang sifatnya diktatrian dan absolute, yang kemudian menihilkan hakikat berorganisasi itu sendiri. Adanya pengarahan yang terlaksana melalui instruksi atasan dan pemberian feedback dari bawahan, merupakan bentuk fungsi komando dalam kelompok kerja PT Tupperware. Dalam kelompok ini juga tercipta suasana komunikasi yang interaktif antar sesama anggotanya, seperti dalam hal pemilihan keputusan ataupun diskusi, sehingga menciptakan relasi kerja bagi pengikatan produksi organisasi. Akan tetapi, di sisi lain tidak dapat dipungkiri bahwa ikatanikatan kohesif yang terjadi dalam sebuah kelompok memaksakan individu-individu di dalamnya untuk mengikuti tekanan dan tuntutan konformitas dalam kelompok. Tekanan ini biasa pula ditimbulkan karena dalam satu kelompok sendiri terdapat beberapa kepentingan yang bersifat mayoritas, yang secara otomatis menyatukan seluruh kelompok dalam satu tujuan tertentu, yang memiliki akses tanggung jawab ganda bagi minoritas yang tak terwadahi, selaku individu dan selaku bagian kelompok tersebut (Robbins, 2001:384). Dalam penelitian ini, peneliti memilih PT Tupperware Indonesia Cabang Medan Maimun sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan bahwa PT Tupperware adalah perusahaan multinasional yang memproduksi serta memasarkan produk plastik berkualitas untuk keperluan rumah tangga, dengan karakteristik caring and sharing, manajemen yang tersebar, dengan semangat kewirausahaan yang tinggi. Terutama semangat kewirausahaan yang secara nyata menarik minat para ibu rumah tangga. Pada PT Tupperware Indonesia Cabang Medan Maimun contohnya, banyak pegawai didalamnya berawal sebagai ibu rumah tangga biasa.

Memulai dengan menjadi member, kemudian ikut mempromosi, memperkenalkan, serta memasarkan produk, yang berawal hanya mengisi waktu luang, hingga akhirnya terjun serius didalamnya. Keseriusan semangat wirausaha itu akhirnya membawa para ibu rumah tangga menjadi bagian dari PT Tupperware Indonesia Cabang Medan Maimun, dengan memiliki ruang lingkup kerja yang meliputi kelompok inti dalam pelaksanaan tujuan perusahaan. Pengamatan awal peneliti terhadap komunikasi kelompok di PT Tupperware Indonesia Cabang Medan Maimun adalah bahwa aktifitas dan interaksi yang terjadi dalam komunikasi kelompok di PT Tupperware Indonesia Cabang Medan Maimun memiliki pengaruh dalam motivasi kerja setiap anggota kelompok yang ada. Namun sejauhmana komunikasi kelompok kecil tersebut berpengaruh terhadap motivasi kerja setiap anggota kelompok. Hal ini menjadi penyebab ketertarikan peneliti untuk mengetahui komunikasi kelompok terhadap motivasi kerja karyawan PT Tupperware Indonesia Cabang Medan Maimun. Di sini terjadi pembagian ruang kerja yang terpisah-pisah pada tempat dan kondisi yang berbeda. Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti dan mengetahui lebih dalam mengenai Sejauhmana Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Karyawan di PT Tupperware Indonesia Cabang Medan Mimun. I.2. Pembatasan Masalah Untuk menghindari ruang lingkup penelititan yang telalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu bersifat mencari atau menjelaskan hubungan dan menguji hipotesis. 2. Komunikasi kelompok yang dimaksud dalam penelitian ini adalah komunikasi kelompok kecil yang dilakukan di antara kelompok kerja yang ada di PT Tupperware Indonesia Cabang Medan Maimun.

3. Objek penelitian ini adalah seluruh pegawai inti yang bergabung dalam kelompok kerja di PT Tupperware Indonesia Cabang Medan Maimun. 4. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus 2012. I.3. Rumusan Masalah Perumusan masalah ini bertujuan untuk upaya membatasi penelititan agar lebih terarah dan tidak terlalu luas namun tetap dalam fokus yang diharapkan dan yang telah ditentukan. Berdasarkan latar belakang dan uraian di atas, maka rumusan masalah penelititan ini adalah sebagai berikut: Sejauhmana Komunikasi Kelompok Kecil berpengaruh terhadap Motivasi Kerja Pegawai di PT Tupperware Indonesia Cabang medan Maimun? I.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan arah pelaksanaan penelitian, yang akan menguraikan apa yang akan dicapai, dan biasanya disesuaikan dengan kebutuhan peneliti dan pihak lain yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi kelompok yang dilakukan oleh pegawai di PT Tupperware Indonesia Cabang Medan Maimun. 2. Untuk mengetahui motivasi kerja para pegawai di PT Tupperware Indonesia Cabang Medan Maimun. 3. Untuk mengetahui hubungan antara komunikasi kelompok yang berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai PT Tupperware Indonesia Cabang Medan Maimun. I.5. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut: 1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan memperkaya bahan referensi, bahan penelitian serta sumber bacaan di lingkungan FISIP USU khususnya bagi Departemen Ilmu Komunikasi. 2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan penulis mengenai komunikasi khususnya Komunikasi Organisasi.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini.