I. PENDAHULUAN. individu untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya dengan layak. Kemisikinan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan permasalahan yang dihadapi diseluruh provinsi di

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. rakyat akan pangan, meningkatkan pendapatan petani, membantu. memantapkan swasembada pangan serta meningkatkan produksi tanaman

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk dapat mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya adalah upaya yang dilakukan oleh

I. PENDAHULUAN. yang sesuai dengan syarat tumbuh bagi tanaman perkebunan. Salah satu

I. PENDAHULUAN. Prioritas pembangunan di Indonesia terletak pada pembangunan bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia.

Propinsi LAMPUNG. Total Kabupaten/Kota

10jO15'-106"20' Bujur Timur dan 4"37'-j"37' Lintang Selatan, dengall batas-

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

LOKASI DAN ALOKASI DANA PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sedang berkembang, dengan sektor

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 32 PERIODE MEI Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 35 PERIODE 1-16 JULI Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 38 PERIODE 18 AGUSTUS - 2 SEPTEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 39 PERIODE 3-18 SEPTEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 41 PERIODE 5-20 OKTOBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 42 PERIODE 21 OKTOBER -5 NOVEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 43 PERIODE 6-21 NOVEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 51 PERIODE MARET Luas Baku Sawah Kecamatan

Lampiran I.18 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 30 PERIODE APRIL 2017

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 EDISI 26 PERIODE 7-22 FEBRUARI 2017

DATA HASIL PENYELIDIKAN TANAH KAB. LAMPUNG TIMUR PROPINSI LAMPUNG

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 EDISI 29 PERIODE 27 MARET - 11 APRIL Luas Baku Sawah Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebuah masyarakat dibidang ekonomi. Oleh sebab itu untuk memenuhi

Coding Kota / Kabupaten Kecamatan

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lampung Timur Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Kondisi Geografi dan Topografi Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan

SINERGITAS CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) DENGAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG BAPPEDA PROVINSI LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG 2014

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik. Data Penduduk Indonesia Per Maret Diakses 14 Februari 2011

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

I. PENDAHULUAN. Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan Ketahanan Pangan. tanaman khususnya padi (Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, 2015).

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, sebagai negara berkembang

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. GAMBARAN UMUM. Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur yang pada tahun 2012

08. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

b. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 132 ayat (2) Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.

b. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 132 ayat (2) Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Timur. Kabupaten Lampung Timur merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 PERIODE 5-20 DESEMBER Tanam (1-3 HST) Vegetatif 1 (4-20 HST)

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 EDISI I PERIODE 6-21 JANUARI Tanam (1-3 HST) Vegetatif 1 (4-20 HST)

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 PERIODE 21 DESEMBER - 5 JANUARI 2016 Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha)

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Lampung Timur. berbatasan langsung dengan garis pantai Laut Jawa. Kabupaten Lampung Timur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata

BAB I PENDAHULUAN. harus diminimalisir, bahkan di negara maju pun masih ada penduduknya yang

PROGRAM P2DTK VISUALISASI HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN MASYARAKAT

G U B E R N U R L A M P U N G

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahasan utama dalam penelitian ini. Minimnya lapangan pekerjaan, pembangunan

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di

PEMODELAN MULTI-KRITERIA UNTUK PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR DIAN RATNA SARI

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan kepada seluruh warga bangsa dengan cara

01 GAMBARAN UM AKSI DAERA 04 TINDAK LANJUT

BAB I PENDAHULUAN. penduduk miskin, kepada tingkatan yang lebih baik dari waktu ke waktu.

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berkaitan, diantaranya, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Romy Novan Fauzi, 2014

LAMPIRAN. Panduan Pertanyaan dalam Wawancara Mendalam. Nama :... Peran di PNPM-MPd :...

I. PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki gap yang besar, terutama pembangunan di

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

2016 BAB I PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN. negara di dunia yang memiliki potensi sumber daya alam terbesar di sektor

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP Grafik 1. Tingkat Kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan.

I. PENDAHULUAN. baik. Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2000 sebesar

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Sulawesi Tenggara, Indonesia. Kecamatan Ranomeeto terbentuk Pada Tahun

HASIL DAN PEMBAHASAN Persebaran Lahan Sesuai untuk Tanaman Kakao

I. PENDAHULUAN. empiris, baik pada kondisi ekonomi normal maupun pada saat krisis. Peranan pokok

I. PENDAHULUAN. memperbesar nilai ekspor, meningkatkan taraf hidup petani, peternak dan. lapangan kerja, serta mendukung pembangunan daerah.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai

I. PENDAHULUAN. Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia yang mulai bangkit pasca krisis moneter 1997-

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam data ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data

I. PENDAHULUAN. penerima program pembangunan karena hanya dengan adanya partisipasi dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Tidak ada satu negara di muka bumi ini yang melewatkan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya seperti Indonesia. Kemiskinan seharusnya menjadi masalah

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kemiskinan adalah salah satu masalah yang sering muncul di tengah kehidupan masyarakat. Kemiskinan secara umum adalah suatu ketidakmampuan individu untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya dengan layak. Kemisikinan terjadi di semua negara di dunia khususnya negara-negara berkembang seperti Indonesia. Perbedaan sumber daya alam, sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan akses sarana prasarana mempengaruhi perbedaaan tingkat kemiskinan di negara-negara maju dengan negara-negara berkembang. Negara Indonesia selain menjadi salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, juga merupakan negara dengan kekayaan alam melimpah yang membentang dari Sabang sampai dengan Merauke. Namun, dengan sumber daya alam yang melimpah tersebut, negara Indonesia belum mampu menjamin kesejahteraan seluruh penduduknya. Sampai dengan Maret 2013, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,07 juta penduduk atau mencapai 11,37 persen dari total keseluruhan jumlah penduduk yang ada di Indonesia. Jumlah tersebut sebagaimana dikutip dari :

2 Pada bulan Maret 2013, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,07 juta orang (11,37 persen). Berkurang sebesar 0,52 juta orang dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada september 2012 sebesar 28,52 juta orang (11,66 persen). Pada periode September 2012 Maret 2013, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan penurunan. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit. (hhtp://bps.go.id/?news=1023, diakses tanggal 16-01-2014 pukul 09:00) Menurut Buku profil kemiskinan Kabupaten Lampung Timur (2011) Selama ini sudah banyak program yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatasi atau setidaknya mengurangi permasalahan jumlah penduduk miskin. Program-program ini berbentuk antara lain seperti raskin, Jamkesmas, bantuan fakir miskin, Bantuan Langsung Tunai (BLT), Program Keluarga Harapan, beasiswa miskin dan program lainnya. Namun, program-program yang telah dijalankan pemerintah tersebut sifatnya pemberian atau subsidi langsung kepada masyarakat. Tidak adanya partisipasi masyarakat membuat program-program yang telah dijalankan seperti mengajarkan masyarakat miskin atau yang kurang mampu secara ekonomi untuk hidup bermalas-malas, karena masyarakat tersebut semakin lama terbiasa untuk terus hanya menerima bantuan tanpa adanya usaha untuk memperbaiki keadaan ekonomi mereka sendiri dan akhirnya akan menimbulkan suatu ketergantuan. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah kemudian membuat suatu program untuk mengentaskan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat miskin dengan suatu program pemberdayaan masyarakat. Program pemberdayaan masyarakat lebih menekankan pada keikutsertaan dan keaktifan masyarakat itu sendiri dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

3 Pemberdayaan menurut Parsons dalam Suharto (2005: 58-59) adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi hidupnya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya. Mulai tahun 2007 Pemerintah Indonesia mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, yaitu suatu program nasional dalam bentuk kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan programprogram penanggulangan kemiskinan berbasis masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui pengembangan sistem mekasnisme dan prosedur program, pendampingan serta pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya pemerintah menanggulangi masalah kemiskinan. Berdasarkan Petunjuk Teknis Operasional (PTO), PNPM Mandiri terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. Bentuk dari PNPM Mandiri salah satunya adalah PNPM Mandiri Perdesaan, yaitu program pemerintah untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM Mandiri Perdesaan merupakan pengembangan dari Program Pengembangan Kecamatan (PKK), yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PKK adalah berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, efisiensi dan efektivitas

4 kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan partisipasi masyarakat. Tujuan umum dari PNPM Mandiri Perdesaan yaitu meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. PNPM Mandiri Perdesaan memiliki program-program yang tertuang di dalam PTO PNPM Mandiri Perdesaan, yaitu : 1. Kegiatan pembangunan atau perbaikan sarana dan prasarana dasar yang dapat memberikan manfaat jangka pendek maupun jangka panjang secara ekonomi bagi masyarakat miskin atau rumah tangga miskin. 2. Kegiatan peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan, termasuk kegiatan pelatihan pengembangan keterampilan masyarakat (pendidikan non formal). 3. Kegiatan peningkatan kapasitas/keterampilan kelompok usaha ekonomi terutama bagi kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi berbasis sumber daya lokal. 4. Penambahan permodalan simpan pinjam untuk Kelompok Perempuan (SPP). Mekanisme pelaksanaan program ini direncanakan, dilaksanakan dan didanai bersama-sama berdasarkan persetujuan dan kemampuan yang dimiliki oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pemerintah Pusat menyediakan bantuan berupa dana yang kemudian pengelolaan dan pelaksanaannya diberikan kepada daerah. Pemerintah memfokuskan program pemberdayaan masyarakat ini kepada kelompok masyarakat miskin, kelembagaan masyarakat dan kelembagaan pemerintah lokal yang nantinya keberhasilan program ini sangat tergantung

5 kepada masyarakat itu sendiri karena masyarakat lah yang paling mengerti kebutuhan daerah (kecamatan) mereka sendiri. Jadi, masyarakat yang membuat, merencanakan, melaksanakan, mengawasi serta masyarakat juga yang memperoleh manfaatnya. Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan tersebut, tidak semuanya berjalan dengan baik. Di beberapa daerah muncul masalah-masalah dalam pelaksanaannya. Ada beberapa penelitian lain berupa skripsi dan jurnal penelitian mengenai permasalahan PNPM Mandiri perdesaan, antara lain : 1. Tulisan Septian Dwi Putra tahun 2013 dengan judul Efektifitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan Dalam Rangka Pemberdayaan Perempuan Di Kelurahan Neneng Kecamatan Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara, Jurnal Ilmu Pemerintahan. Masalah dalam penelitian ini adalah terkait program SPP di Kelurahan Neneng menunjukkan bahwa pelaksanaan nya masih kurang efektif hal ini dapat dilihat dari masih adanya Rumah Tangga Miskin (RTM) yang merupakan sasaran SPP belum mengikuti program. Selain itu masih ditemukan banyak penyimpangan pemanfaat dana yang mengakibatkan tidak mampu memberikan manfaat dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Persamaan Jurnal ini dengan penelitian peneliti adalah sama-sama ingin mengetahui efektif atau tidak pelaksanaan PNPM Mandiri. Perbedaan dengan penelitian yang akan diteliti peneliti adalah fokus penelitian Septian Dwi Putra ada pada program SPP sedangkan fokus penelitian yang akan peneliti lakukan adalah tingkat

6 efektivitas kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan yang dijalankan pada tahun 2013. 2. Skripsi Mustika Rihadini tahun 2012 dengan judul Efektifitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Pada Kelompok Simpan Pinjam Perempuan (PNPM MP SPP) di Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan Propinsi Sulawesi Tenggara Pada Periode 2010, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Hasanuddin. Penelitian ini Mustika melakukan penelitian tentang masalah pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan program SPP. Pelaksanaannya banyak ditemui masalah seperti masalah akses rumah tangga miskin terhadap SPP yang dibatasi oleh pelaksana PNPM Mandiri Perdesaan dengan cara menerapkan syarat yang berat, karena pelaksana PNPM Mandiri Perdesaan khawatir bahwa mereka tidak mampu mengembalikan dana pinjaman SPP. Selain itu banyaknya masyarakat miskin yang masuk kedalam anggota SPP namun, dana tersebut kemudian dimanfaatkan bukan untuk warga miskin, melainkan oleh warga lain yang justru tergolong tidak miskin. Persamaan penelitian Mustika dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama meneliti efektivitas pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan. Beda penelitian ini dengan penelitian peneliti adalah fokus penelitian Mustika berfokus pada program SPP, sedangkan peneliti akan meneliti program pembangunan fisik. 3. Tulisan Maya Putri tahun 2012 dengan judul Efektivitas Pelaksanaan Pinjaman Dana Bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan

7 Medan Barat, ejurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Tulisan Maya Putri mengemukakan masalah penelitiannya yaitu bagaimana efektivitas pelaksanaan pinjaman dana bergulir untuk warga miskin di Kelurahan Karang Berombak yang tidak mempunyai atau kekurangan modal untuk membuka atau mengembangkan usaha, khususnya usaha mikro. Selain itu dari kegiatan pinjaman dana bergulir, masalah yang sering timbul adalah dalam hal pengembalian pinjaman. Anggota tidak mau membayar atau tidak dapat membayar pengembalian pinjaman sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat diawal perjanjian. Persamaan Penelitian Maya Putri dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama meneliti sejauh mana efektivitas pelaksanaan PNPM Mandiri yang telah dilaksanakan. Perbedaannya adalah fokus penelitian Maya Putri terbatas pada program dana bergilir. Sedangkan enelitian yang akan dilakukan berfokus pada program pembangunan fisik. Selain itu Penelitian Maya Putri adalah PNPM Mandiri Perkotaan sedangkan penelitian peneliti adalah PNPM Mandiri Perdesaan. Kecamatan Sukadana merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung yang memiliki jumlah keluarga miskin yang cukup besar. Dilihat dari tingkat kesejahteraan masyarakat, masalah kemiskinan manjadi masalah besar di Kecamatan Sukadana. Di bawah ini merupakan klasifikasi penduduk dan Rumah Tangga Sasaran (RTS) atau penduduk miskin pada masing masing desa di Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur berdasarkan Anggaran Dana Desa Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur Tahun 2009 dan 2012.

8 Tabel 1. Jumlah Penduduk dan RTS Kecamatan Sukadana Tahun 2009 dan 2012 No. Nama Desa 2009 2012 Penduduk RTS Penduduk RTS 1 2 3 4 5 6 1. Bumi Ayu 2.441 162 2.756 192 2. Bumi Nabung Udik 1.221 143 1.270 140 3. Mataram Marga 2.049 289 2.818 355 4. Muara Jaya 3.146 158 3.642 147 5. Negara Nabung 2.583 338 2.277 438 6. Pakuan Aji 7.910 1.265 8.984 1.265 7. Putra Aji I 1.946 206 2.429 314 8. Putra Aji II 1.839 232 1.332 230 9. Rajabasa Batanghari 1.985 285 1.900 359 10. Rantau Jaya Udik I 2.172 259 2.167 270 11. Rantau Jaya Udik II 3.431 472 3.140 437 12. Sukadana 12.957 872 5.120 1.157 13. Sukadana Ilir 4.122 335 4.976 326 14. Sukadana Jaya - - 3.682 800 15. Sukadana Pasar 6.138 807 7.132 803 16. Sukadana Selatan - - 1.809 424 17. Sukadana Tengah - - 3.724 561 18. Sukadana Timur 2.404 390 2.954 491 19. Surabaya Udik 2.830 325 2.978 344 20. Terbanggi Marga 1.526 142 1.583 434 JUMLAH 60.700 6.680 66.673 9.487 Sumber: Anggaran Dana Desa Kabupaten Lampung Timur Berdasarkan data tersebut, Kecamatan Sukadana adalah kecamatan dengan jumlah penduduk miskin terbesar di Kabupaten Lampung Timur. Berikut adalah klasifikasi jumlah Rumah Tangga Sasaran atau penduduk miskin tiap kecamatan di Kabupaten Lampung Timur menurut Anggaran Dana Desa Kabupaten Lampung Timur tahun 2012.

9 Tabel 2. Jumlah Rumah Tangga Sasaran Kabupaten Lampung Timur tahun 2012 No. Nama Kecamatan Rumah Tangga Sasaran 1. Bandar Sribhawono 5.339 2. Batanghari 6.902 3. Batanghari Nuban 5.959 4. Braja Selebah 2.985 5. Bumi Agung 2.258 6. Gunung Pelindung 3.755 7. Jabung 7.757 8. Labuhan Maringgai 9.295 9. Labuhan Ratu 4.433 10. Marga Sekampung 4.240 11. Marga Tiga 4.199 12. Mataram Baru 3.314 13. Melinting 3.579 14. Metro Kibang 2.395 15. Pasir Sakti 5.314 16. Pekalongan 4.767 17. Purbolinggo 2.291 18. Raman Utara 2.027 19. Sekampung 6.429 20. Sekampung Udik 6.571 21. Sukadana 9.487 22. Waway Karya 4.918 23. Way Bungur 1.563 24. Way Jepara 5.692 JUMLAH 115.469 Sumber: Anggaran Dana Desa Kabupaten Lampung Timur Bedasarkan Surat penetapan Camat, Program PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Sukadana sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 secara umum dana yang digunakan adalah untuk pembangunan sarana dan prasarana. Dibawah ini merupakan tabel jumlah anggaran dan bentuk program pada masing-masing desa di Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur tahun 2013 (lihat tabel 3).

10 Tabel 3. Jumlah anggaran dan bentuk program PNPM-MPd Tahun 2013 Pembiayaan No Bentuk Nama Desa PNPM-MPd. Program Swadaya Kegiatan OP.UPK (2%) OP.TPK (3%) 1 2 3 4 5 6 7 Bumi Ayu Lapen 219.830.000 4.628.000 6.942.000 13.940.000 1. Jumlah biaya 231.400.000 13.940.000 2. 3. 4. 5. 6. Bumi Nabung Udik Mataram Marga Muara Jaya Negara Nabung Pakuan Aji Lapen 115.330.000 2.428.000 3.642.000 17.490.000 Jumlah biaya 121.400.000 17.490.000 Telford 112.480.000 2.368.000 3.552.000 9.440.000 Gorong 25.365.000 534.000 801.000 1.150.000 TPT 4.332.000 91.200 136.800 160.000 Jumlah biaya 149.660.000 10.750.000 Lapen 127.490.000 2.664.000 4.026.000 9.530.000 Jembatan 42.265.500 889.800 1.334.700 785.000 TPT 37.924.000 798.400 1.197.600 860.000 Drainase 1.805.000 38.000 57.000 330.000 Jumlah biaya 220.510.000 11.505.000 Telford 87.058.000 1.832.800 2.749.200 13.420.000 Gorong 4.123.000 86.800 130.200 360.000 TPT 9.519.000 200.400 300.600 165.000 Jumlah biaya 106.000.000 13.945.000 Lapen 184.727.500 3.889.000 5.833.500 12.960.000 Meubeler 8.835.000 186.000 279.000 - Jumlah biaya 203.750.000 12.960.000 7. 8. Putra Aji I Lapen 134.596.000 2.833.600 4.250.400 12.210.00 Jumlah biaya 141.680.000 12.210.000 Putra Aji II Lapen 160.550.000 3.380.000 5.070.000 14.370.000 Jumlah biaya 169.000.000 14.370.000 9. 10 Rajabasa Batanghari Rantau Jaya Udik I Lapen 140.923.000 2.966.800 4.450.200 12.690.000 Gorong 2.983.000 62.800 94.200 300.000 Jumlah biaya 151.480.000 12.990.000 Telford 78.327.500 1.649.000 2.473.500 2.020.000 Gorong 4.313.000 90.800 136.200 360.000 TPT 17.662.000 371.200 556.800 225.000 Jumlah biaya 105.550.000 2.605.000 11. 12 Rantau Jaya Udik II Telford 148.428.000 3.124.800 4.687.200 11.220.000 Gorong 12.046.000 253.600 380.400 690.000 Jumlah biaya 168.920.000 11.910.000 Sukadana Lapen 160.436.000 3.377.600 5.066.400 10.050.000 Jumlah biaya 168.880.000 10.050.000

11 13. 14 15 16 17 Sukadana Ilir Sukadana Jaya Sukadana Pasar Sukadana Selatan Sukadana Tengah Telford 155.847.500 3.281.000 4.921.000 20.650.000 Gorong 5.909.000 124.400 186.600 420.000 Jumlah biaya 170.270.000 21.070.000 Telford 114.950.000 2.420.000 3.630.000 8.890.000 Gorong 5.909.000 124.400 186.600 420.000 Jumlah biaya 127.220.000 9.310.000 Telford 112.290.000 2.364.000 3.546.000 19.720.000 Gorong 7.885.000 166.000 249.000 720.000 TPT 17.252.000 363.200 544.800 205.000 Jumlah biaya 144.660.000 20.645.000 Telford 110.580.000 2.328.000 3.492.000 6.990.000 Gorong 3.610.000 76.000 114.000 134.000 Jumlah biaya 120.200.000 7.124.000 Telford 105.972.500 2.231.000 3.346.500 8.490.000 Gorong 5.909.000 124.000 186.000 42.000 Jumlah biaya 117.770.000 8.910.000 18 Sukadana Timur Telford 142.642.500 3.003.000 4.504.500 17.470.000 Gorong 2.983.000 62.800 94.200 300.000 Jumlah biaya 153.290.000 17.770.000 19 Surabaya Udik Telford 102.220.000 2.152.000 3.228.000 7.300.000 Gorong 12.046.000 253.000 380.400 690.000 Jumlah biaya 120.280.000 7.990.000 20 Terbanggi Marga Lapen 102.676.000 2.161.600 3.242.400 8.730.000 Jumlah biaya 108.080.000 8.730.000 TOTAL BIAYA 3.000.000.000 246.274.000 Sumber : Surat Penetapan Camat Bantuan PNPM tahun 2013. Bentuk pembangunan paling banyak adalah untuk membagun Jalan Telford atau Onderlaah. Menurut beberapa Kepala Desa dan Sekretaris desa di Kecamatan Sukadana yang peneliti wawancara pada tanggal 20-21 Mei 2014, dana PNPM lebih di alihkan untuk pembangunan jalan karena dirasa sangat membutuhkan perbaikan jalan. Selain jalan utama, jalan-jalan lain di daerah banyak yang masih berbentuk tanah. Sehingga apabila musim hujan menyulitkan mayoritas petani untuk berkerja. Kondisi ini menyulitkan petani untuk membawa hasil perkebunan maupun pertaniannya.

12 Petani singkong di Negara Nabung misalnya dalam sehari hanya dapat mengangkut hasil panen dari kebun sebanyak dua kali dalam sehari menuju Pasar Sukadana yang jaraknya hanya kurang lebih 20 km. Jalanan yang sulit terlebih saat musim hujan membuat pendapatan ekonomi petani rata-rata tidak maksimal. Berdasarkan wawancara peneliti pada tanggal 3 Maret 2014 dengan Ibu Sulastri, selaku Anggota Pelaksana Satuan Kerja PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten Lampung Timur, mengenai jumlah penduduk miskin yang meningkat di Sukadana mengatakan bahwa hal itu kurang lebih banyak disebabkan oleh pola pikir masyarakat Kecamatan Sukadana sendiri. Menurutnya sebenarnya banyak masyarakat yang dapat dikategorikan kedalam golongan masyarakat kurang mampu untuk membuka peluang usaha karena kurangnya wawasan dan modal usaha, namun masyarakat nya kurang mau untuk berpartisipasi. Beliau menambahkan menurutnya kemungkinan hal itu dikarenakan Kecamatan Sukadana adalah pusat atau bisa dikatakan sebagai ibukota dari Kabupaten Lampung Timur, sehingga membentuk pemikiran masyarakat nya bahwa kecamatan mereka sudah lebih maju dan mapan dibanding dengan kecamatankecamatan lain di Lampung Timur. Sebagai contoh pada tahun 2013 program Simpan Pinjam kelompok Perempuan (SPP) sudah tidak ada lagi di PNPM Mandiri Perdesaan seperti tahun-tahun sebelumnya. Padahal menurut beliau untuk mengembangkan kegiatan ekonomi bentuk program kegiatan dana bergilir seperti SPP tersebutlah yang sangat penting. Tujuan utama dari PNPM Mandiri Perdesaan adalah meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin. Namun Faktanya meskipun PNPM

13 Mandiri Perdesaan telah dilakukan sejak tahun 2008 di Kecamatan Sukadana, tujuan yang ditargetkan belum tercapai dengan maksimal. Berdasarkan data tabel di atas dalam 3 tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin sebesar 3%. Padahal tujuan awal diharapkan dengan adanya program ini jumlah penduduk miskin dapat dikurangi. Desa Sukadana adalah salah satu desa di Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur yang mendapatkan dana bantuan untuk kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan pada Tahun Anggaran 2013. Berdasarkan Laporan Akhir Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan Tahun 2013, pada tahun 2013 Desa Sukadana mendapat bantuan kegiatan pembangunan jalan Lapen. Pembangunan jalan Lapen sangat diperlukan masyarakat Desa Sukadana karena dapat memperlancar para petani padi, lada, kakao dan banyak tanaman pisang yang buahnya dijual oleh masyarakat melalui agen-agen penyalur yang datang ke dusun mereka. Berdasarkan data peningkatan jumlah Rumah Tangga Sasaran atau penduduk miskin Kecamatan Sukadana yang dalam 3 tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin sebesar 3%. Desa Sukadana adalah desa di Kecamatan Sukadana dengan peningkatan jumlah penduduk miskin yang paling besar dimana dari data tersebut pada tahun 2012, dengan jumlah penduduk yang berkurang, ternyata jumlah penduduk miskin di Desa Sukadana justru bertambah sehingga peneliti ingin meneliti seberapa besar efektivitas pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan pada Tahun 2013 yaitu pembangunan jalan Lapen. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka akan dilakukan penelitian mengenai Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

14 Mandiri Perdesaan Desa Sukadana Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka akan dilakukan penelitian mengenai Bagaimanakah Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan Desa Sukadana Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013?. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan Desa Sukadana Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara Akademis, penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan bagi kalangan mahasiswa umumnya dan mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan pada khususnya sebagai bahan referensi yang berkaitan dengan perencanaan pembangunan desa.

15 2. Manfaat Praktis Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi Pemerintah Kabupaten Lampung Timur dalam melaksanakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan.