PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 3 PARIAMAN Sri Ermawati 1, Yulia Haryono 2, Siskha Handayani 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat sriermawati696@gmail.com ABSTRACT Backgrounds of the research were that the student got difficulties to remember and understand the materials given by teachers and the ability of problem solving of math was low. The research was to find out whether student s mathematical problem solving by applying Problem Based learning model is better than conventional learning at class VIII SMPN 3 Pariaman. It was an experimental research where the population was all students of class VIII SMPN 3 Pariaman. Sampling technique was random sampling where VIII.6 was the experimental class and classviii.5 was the control class. The instrument was essay of final test. Technique of data analysis was t-test. Based on the data analysis, it is found that both classes have normal distribution and homogenity. The hypothesis is t count = 1,43 < t table = 1,665 so that H 0 is accepted. The research shows that student s mathematical problem solving by applying Problem Based learning model is better than conventional learning at class VIII SMPN 3 Pariaman. Keywords: Problem Based Learning Model, Problem Solving Ability PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan yang berperan penting dalam menunjang ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika menjadi mata pelajaran wajib disetiap jenjang pendidikan. Matematika juga merupakan ilmu yang bersifat logis, rasional dan eksak sehingga banyak mendukung cabang-cabang ilmu pengetahuan yang lain. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 12 September sampai 15 September 2016 di SMPN 3 Pariaman diperoleh informasi bahwa Pariaman sudah menerapkan kurikulum 2013. Namun pada kenyataannya guru belum optimal dalam melaksanakan k
kurikulum 2013 serta siswa belum bisa menerima pembelajaran berbasis kurikulum 2013. Pada saat pembelajaran berlangsung, pembelajaran masih berpusat pada guru serta siswa hanya menerima saja pembelajaran dari guru. Selain itu, siswa kesulitan dalam menjawab soal latihan yang telah diberikan guru. Hal tersebut dikarenakan matematis siswa masih rendah. Hasil wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran matematika dan beberapa siswa kelas VIII SMPN 3 Pariaman, disimpulkan bahwa siswa sulit untuk mengingat dan memahami materi yang disampaikan guru serta siswa kesulitan dalam menentukan penyelesaian yang sesuai untuk menyelesaikan soal latihan, sehingga membuat mereka bosan dan tidak menikmati pelajaran dengan baik. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan tersebut, diperlukan model atau strategi yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu model Problem Based Learning (PBL). Menurut Arends dalam Suprihatiningrum (2013:215), PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran, yang mana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Suprihatiningrum (2013:215) menyatakan bahwa PBL adalah suatu model pembelajaran, yang mana siswa sejak awal dihadapkan pada suatu masalah, kemudian diikuti oleh proses pencarian informasi yang bersifat student centered. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Mirnawati (2015), disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model Problem Based Learning dalam mengasah kecerdasan matematis-logis. Selain itu menurut Risnawati (2013), penerapan model PBL dengan Poster Session dapat dijadikan sebagai alternatif metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam upaya
meningkatkan pemahaman konsep dan komunikasi matematika. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui apakah matematis siswa dengan menerapkan model Problem Based Learning lebih baik daripada menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pariaman. Peraturan Dirjen Dikdasmen No. 506/C/PP/2004 (Depdiknas, 2004) dalam Shadiq (2009:18), bahwa kemampuan pemecahan masalah merupakan kompetensi strategik yang ditunjukkan siswa dalam memahami, memilih pendekatan dan strategi pemecahan masalah, dan menyelesaikan model untuk menyelesaikan masalah. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 3 Pariaman dengan populasi seluruh siswa kelas VIII SMPN 3 Pariaman Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan kelas yang terpilih kelas VIII.6 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.5 sebagai kelas kontrol. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah random terhadap subjek merujuk pada Arikunto (2010). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model Problem Based Learning pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Variabel terikat pada penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII SMPN 3 Pariaman. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes akhir. Soal tes akhir diujicobakan terlebih dahulu. Setelah dilakukan analisis hasil tes uji coba yang merujuk pada Depdiknas (2001) diperoleh bahwa seluruh soal diterima. Teknik analisis data dilakukan dengan menganalisis data hasil penelitian melalui uji normalitas dengan uji Liliefors, uji homogenitas dengan menggunakan uji F, dan uji hipotesis menggunakan uji t berdasarkan Sudjana (2005).
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang dilaksanakan di kelas sampel dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Deskripsi Hasil Tes Akhir Kelas Sampel Kelas Eksperimen Kontrol N 33 30 X Max 100 96 X Min 54 39 x 77,12 72,57 s 12,38 12,80 Berdasarkan Tabel 1, dapat disimpulkan bahwa simpangan baku kelas eksperimen sedikit lebih rendah dari pada simpangan baku kelas kontrol. Hal ini berarti nilai kelas kontrol lebih beragam daripada nilai kelas eksperimen sehingga nilai kelas eksperimen lebih mendekati nilai rata-rata kelas. Hasil uji normalitas dengan menggunakan perhitungan uji Liliefors diperoleh kesimpulan bahwa kelas sampel berdistribusi normal. Sedangkan Uji homogenitas menggunakan uji F diperoleh kesimpulan bahwa variansi sampel homogen. Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas yang telah dilakukan diperoleh bahwa kelas sampel berdistribusi normal dan mempunyai variansi homogen, maka dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t satu pihak. Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan, diperoleh t hitung = 1,43 dan t tabel = 1,665. Karena t hitung < t tabel(1 α), maka H 0 diterima. Hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa matematis siswa dengan menerapkan model PBL tidak jauh berbeda dengan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMPN 3 Pariaman. Proses pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model PBL dimana pembelajaran dimulai dengan kegiatan pembuka, kemudian pada kegiatan inti siswa diberikan Lembar Kerja Individu dan membaca permasalahan yang ada pada Lembar Kerja Individu. Setelah siswa membaca permasalahan yang ada pada Lembar Kerja Individu, siswa diminta untuk bertanya mengenai hal yang tidak dipahami
tentang permasalahan yang ada pada Lembar Kerja Individu. Kemudian siswa dibagi dalam 8 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang merujuk pada Lie (2010). Setelah membentuk kelompok, siswa diberi kesempatan membaca buku untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan masalah yang telah diberikan pada Lembar Kerja Individu. Setelah menyelesaikan permasalahan yang ada pada Lembar Kerja Individu, siswa bersama kelompoknya menyimpulkan konsep yang diperoleh dari Lembar Kerja Individu yang dibuat pada Lembar Kerja Kelompok. Setelah siswa membuat kesimpulan pada Lembar Kerja Kelompok, siswa diminta untuk mempresentasikan hasil Lembar Kerja Individu dan Lembar Kerja Kelompok di depan kelas. Berdasarkan pertemuan pertama dan pertemuan kedua dapat disimpulkan bahwa terdapat sedikit perubahan pada siswa dalam mengingat materi yang disampaikan guru serta kemampuan pemecahan masalah siswa sudah mulai meningkat. Perubahan yang terjadi belum begitu tampak, karena penerapan PBL hanya dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol, diketahui bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa tidak jauh berbeda. Siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol kesulitan dalam menyelesaikan masalah yang diberikan diawal pembelajaran. Sehingga dalam menyelesaikan masalah, guru membimbing siswa dalam menyelesaikannya. Berdasarkan analisis jawaban tes akhir siswa dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam mengingat materi yang disampaikan guru pada kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol. Selain itu, berdasarkan gambaran hasil tes akhir dengan indikator kemampuan pemecahan masalah yaitu menyajikan masalah secara matematika dalam berbagai bentuk dan mengorganisasikan data dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan masalah, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menerapkan model Problem
Based Learning tidak jauh berbeda dengan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMPN 3 Pariaman. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa matematis siswa dengan menerapkan model Problem Based Learning tidak jauh berbeda dengan matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMPN 3 Pariaman. Hasil yang diperoleh tidak jauh berbeda karena penelitian hanya dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Mirnawati. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam Mengasah Kecerdasan Matematis-Logis terhadap Hasil Belajar pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Palu. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (Vol 2 No 4). Hlm. 1-5. Risnawati. 2013. Pengaruh Model PBL Dengan Poster Session Terhadap Pemahaman Konsep Dan Komunikasi Matematika Mahasiswa. Beta (Vol 6 No 2). Hal 143-150. Shadiq, Fadjar. (2009). Kemahiran Matematika. Yogyakarta: Depdiknas Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: PT Tarsito. Suprihatiningrum, Jamil. (2013). Strategi Pembelajaran : Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Depdiknas. 2001. Penyusunan Butir Soal dan Instrumen Penilaian. Jakarta: Depdiknas.