JURNAL Suluh Pendidikan FKIP-UHN Halaman 141-147 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KALOR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) BERBANTUAN MEDIA PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY (PhET) DI KELAS X SEMESTER II SMK NEGERI 1 DOLOK MERAWAN T.P. 2015/2016 Fitriah Adriani Rambe Guru Bidang Studi Fisika SMK Negeri 1 Dolok Merawan Email: adrianifitrirambe1@yahoo.com ABSTRAK Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan tujuan untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kalor dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) berbantuan media pembelajaran Physics Education Technology (PhET) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X semester II SMK Negeri 1 Dolok Merawan T.P. 2015/2016. Subjek Penelitian ini adalah seluruh siswa kelas Kelas X semester II SMK Negeri 1 Dolok Merawan. Objek dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) berbantuan media Physics Education Technology (PhET) pada materi getaran dan gelombang di kelas X 1 SMK Negeri 1 Dolok Merawan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dan lembar observasi aktivitas siswa yang telah diujicobakan dan dinyatakan valid. Setelah data terkumpul dan dilakukan analisis maka diperoleh hasil analisis data : Terdapat peningkatan nilai rata rata kelas dari tes awal ke siklus I dan dari siklus I ke Siklus II sebesar 35.76 menjadi 56.53 dan dari 56.53 menjadi 83.85. persentasi ketuntasan dari tes awal ke siklus I adalah sebesar 26.92% dan dari siklus I ke siklus II sebesar 61.08%. Hal ini terlihat dari ketuntasan klasikal 0% menjadi 26.92% dan dari 26.92% menjadi 88%. Dari hasil analisa data tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) berbantuan media pembelajaran Physics Education Technology (PhET) mampu meningkatkan hasil belajar pada materi kalor siswa kelas X semester II SMK Negeri 1 Dolok Merawan T.P. 2015/2016. Kata Kunci : TPS, PhET, dan Hasil Belajar. PENDAHULUAN Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM), sejalan dengan itu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut manusia untuk meningkatkan mutu pendidikan. Sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang pendidikan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Menurut Douglas C.G. (2001:1) Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang paling mendasar, karena berhubungan dengan perilaku dan struktur benda. JSP FKIP UHN hal 141
Tujuan utama dari pada ilmu fisika adalah untuk mencari keteraturan dalam pengamatan manusia untuk alam sekitarnya. Pada dasarnya fisika merupakan ilmu pengetahuan yang menarik, karena di dalamnya dipelajari gejala atau fenomena alam serta usaha untuk mengungkap rahasia dan hukum semesta yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari-hari. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, banyak kendala yang dihadapi oleh guru. Salah satu dari kendala tersebut adalah kurangnya minat siswa dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru, khususnya bidang studi matematika. Proses pembelajaran yang dilakukan guru tidak selamanya efektif dan efisien seperti model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi dan cenderung monoton yang melibatkan siswa pasif, sehingga siswa merasa jenuh dan bosan yang menyebabkan pencapaian hasil belajar tidak selalu optimal. Kondisi pendidikan saat ini belum sepenuhnya sejalan dengan tujuan pendidikan yang diuraikan di atas, dimana dari hasil studi Programmer For International Student Assessment (PISA), kualitas pendidikan Indonesia khususnya dalam bidang sains dari tahun ke tahun sangat memprihatinkan, karena tidak menunjukkan perbaikan hasil yang signifikan. Hal tersebut terbukti dengan hasil survei PISA bidang literasi sains pendidikan Indonesia yang selalu menunjukkan hasil di bawah rata-rata skor internasional. Tabel 1. Peringkat Prestasi Literasi Tahun Sains Siswa Indonesia Peringkat Indonesia Skor Jumlah Negara Peserta Studi 2000 38 393 41 2003 38 395 40 2006 50 393 57 2009 60 383 65 2012 64 383 65 Sumber : http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/s urvei-internasional-pisa http://repository.upi.edu/13461/4/t_ipa_1 201421_Chapter1.pdf Menurut Irham R. (2012:90) dalam skripsinya berjudul Identifikasi Kesulitan Belajar Fisika menjelaskan bahwa faktorfaktor yang menjadi sumber kesulitan siswa untuk belajar fisika adalah : 1) Faktor lemahnya pemanfaatan sumber belajar dan media pembelajaran. 2) Faktor tidak terlaksananya pembelajaran yang dapat memicu dan memelihara keterlibatan siswa. 3)Faktor penilaian proses dan hasil belajar. Dengan demikian, Faktor-faktor internal maupun eksternal kegiatan belajar mengajar harus melakukan inovasi yang dinamis demi peningkatan hasil dan pencapain tujuan pendidikan. Berdasarkan pengamatan peneliti sebagai guru matapelajaran Fisika di kelas JSP FKIP UHN hal 142
X SMK Negeri 1 Dolok merawan, siswa juga memiliki kesulitan dan persepsi yang buruk terhadap matapelajaran tersebut, sehingga berpengaruh dengan hasil belajar yang diperoleh siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat membangun rasa percaya diri siswa, menghubungkan pengetahuan yang diperoleh dengan konteks situasi nyata dan mendorong partisipasi mereka dalam kelas adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) berbantuan Physics Education Technology (PhET). Menurut Trianto (2011:81) Tipe Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Tipe Think Pair Share (TPS) pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan koleganya di Univesitas Maryland, sesuai yang dikutip Arends (1997), menyatakan bahwa Think Pair Share (TPS) merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola kelas. Sedangkan Physics Education Technology (PhET) merupakan situs yang menyediakan simulasi pembelajaran fisika, kimia, biologi, dan matematika yang dapat di download secara gratis di http://phet.colorado.edu. Tabel 2.Langkah-langkah Penyelenggaraan Model Diskusi Think Pair Share Tahap Tahap 1 Menyamp aikan tujuan dan mengatur siswa Tahap 2 Mengarah kan Tahap 3 Menyelen ggarakan Tahap 4 Mengakhir i Diskusi Tahap 5 Melakuka n jawab singkat tentang proses tanya Kegiatan Guru 1.Menyampaikan pendahuluan, a.motivasi, b.menyampaikan tujuan dasar c. apersepsi, dan 2.Menjelaskan tujuan 1.Mengajukan awal/permasalahan, dan 2. Modeling pertanyaan 1.Membimbing/mengarahkan siswa dalam mengerjakan LKS secara mandiri (Think), 2.Membimbing/mengarahkan siswa dalam berpasangan (pair), 3.Membimbing/mengarahkan siswa dalam berbagi (Share), 4.Menerapkan waktu tunggu, 5.Membimbing kegiatan siswa Menutup Membantu siswa membuat rangkuman dengan tanya jawab singkat Tjokrodiharjo (2013) dalam Trianto (2011:125) Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kalor dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) berbantuan media pembelajaran Physics Education Technology (PhET) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X semester II SMK Negeri 1 Dolok Merawan T.P. 2015/2016? JSP FKIP UHN hal 143
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam (2010:16), dapat digambarkan sebagai berikut : penelitian ini adalah : Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kalor dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) berbantuan media pembelajaran Physics Education Technology (PhET) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X semester II SMK Negeri 1 Dolok Merawan T.P. 2015/2016. METODE PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan pada bagian terdahulu, maka jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilaksanakan di Kelas X semester II SMK Negeri 1 Dolok Merawan T.P. 2015/2016. Subjek Penelitian ini adalah seluruh siswa kelas Kelas X semester II SMK Negeri 1 Dolok Merawan. Sedangkan Objek dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) berbantuan media Physics Education Technology (PhET) pada materi getaran dan gelombang di kelas X 1 SMK Negeri 1 Dolok Merawan. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas menurut Arikunto Gambar 1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Untuk mengetahui persentase siswa yang sudah tuntas dalam belajar secara klasikal dapat dilihat dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Banyaknsiswa yangkb 65% PKK x 100% Banyaknsiswa HASIL PENELITIAN Pada pertemuan awal diberikan pretes dengan 20 soal kepada 26 siswa kelas X SMK Negeri 1 Dolok Merawan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberiakan tindakan. Ketidak tercapaian persentase ketuntasan belajar klasikal 85%, maka pemberian tindakan dilanjutkan ke siklus I dan siklus II. Dengan perolehan nilai sebagai berikut : No Pre test Tabel 3. Siklus I Siklus II 1 25 45 60 2 35 55 85 3 20 40 70 4 35 55 85 5 35 55 85 JSP FKIP UHN hal 144
6 25 45 60 7 25 45 60 8 25 45 75 9 50 70 100 10 45 70 95 11 40 70 95 12 25 45 75 13 45 65 95 14 50 70 100 15 35 55 85 16 40 60 90 17 40 60 90 18 35 55 85 19 40 70 95 20 45 60 90 21 30 50 80 22 45 70 95 23 25 35 65 24 35 55 85 25 35 55 85 26 45 70 95 Jumlah 930 1470 2180 Rata2 35.76 56.53 83.84 % 0% 26.92% 88% Dari tabel diatas dapat dibuat diagram persentase ketuntasan belajar sebagai berikut: Persentase ketuntasan hasil belajar Tabel dan diagram diatas menunjukkan bahwa terdapat peningkatan nilai rata rata kelas dari tes awal ke siklus I dan dari siklus I ke Siklus II sebesar 35.76 menjadi 56.53 dan dari 56.53 menjadi 83.85. Peningkatan ketuntasan individual dari tes awal ke siklus I sebanyak 7 orang dan dari siklus I ke siklus II sebanyak 17 orang. Hal ini terlihat dari tidak ada siswa yang tuntas menjadi 7 orang dan dari 7 orang menjadi 24 orang. Ketuntasan klasikal dari tes awal ke siklus I sebesar 26.92% dan dari siklus I ke siklus II sebesar 61.08%. Hal ini terlihat dari ketuntasan klasikal 0% menjadi 26.92% dan dari 26.92% menjadi 88%. Dari hasil analisa data dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) berbantuan media pembelajaran Physics Education Technology (PhET) mampu meningkatkan hasil belajar pada materi kalor siswa kelas X semester II SMK Negeri 1 Dolok Merawan T.P. 2015/2016. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian sebagaimana telah diuraikan pada bab IV maka penulis membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut : Gambar 2. 1. Terdapat peningkatan nilai rata rata kelas dari tes awal ke siklus I dan dari JSP FKIP UHN hal 145
siklus I ke Siklus II sebesar 35.76 menjadi 56.53 dan dari 56.53 menjadi 83.85. 2. Terdapat peningkatan ketuntasan individual dari tes awal ke siklus I sebanyak 7 orang dan dari siklus I ke siklus II sebanyak 17 orang. Hal ini terlihat dari tidak ada siswa yang tuntas menjadi 7 orang dan dari 7 orang menjadi 24 orang. 3. Terdapat peningkatan ketuntasan klasikal dari tes awal ke siklus I sebesar 26.92% dan dari siklus I ke siklus II sebesar 61.08%. Hal ini terlihat dari ketuntasan klasikal 0% menjadi 26.92% dan dari 26.92% menjadi 88%. 4. Dari hasil analisa data dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) berbantuan media pembelajaran Physics Education Technology (PhET) mampu meningkatkan hasil belajar pada materi kalor siswa kelas X semester II SMK Negeri 1 Dolok Merawan T.P. 2015/2016. Saran Adapun beberapa saran yang diajukan berdasarkan penelitian ini adalah : 1. Waktu 2x40 menit (1 siklus) kurang efektif untuk penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) berbantuan media Physics Education Technology (PhET) pada kalor, sehingga perlu ada penambahan waktu (siklus) untuk hasil yang lebih baik. 2. Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa harus meringkas materi yang telah diajarkan oleh guru. Karena tidak semua materi dari PhET sama dengan materi yang ada di buku paket siswa. 3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan instrument soal dengan validitas test yang diuji cobakan di sekolah tempat penelitian untuk memperoleh instrument penelitian yang sesuai dengan kemampuan siswa. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi 2). Jakarta. Bumi Aksara. Arsyad A.2013. Media Pembelajaran (Edisi Revisi). Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung. Alfabeta. Giancoli. 1999. Fisika (Edisi Kelima).Jakarta. Erlangga. Halawa W.2012. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (Tps) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi JSP FKIP UHN hal 146
Getaran dan Gelombang di Kelas VIII Semester II SMP Negeri 1 Seberang T.P 2012/2013. Skripsi tidak diterbitkan. Medan:Universitas HKBP Nommensen. Halliday & Resnick. 1984. Fisika (3 rd Edition). Departemen Fisika Institut Teknologi Bandung. Karim S. & dkk. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Sekitar Untuk SMP Kelas VIII.Medan. PT.Madju Medan Cipta Krane K. 2014. Fisika Modern.Jakarta. UI- Press Ramadhani I.2012. Identifikasi Kesulitan Belajar Fisika di SMP. Skripsi pada FMIPA UNIMED. Tidak diterbitkan Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran (edisi 2).Jakarta. Raja Wali Pers Sitinjak R.2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Kalor di Kelas VII SMP Swasta Bakti Mulia Onanrungu T.A 2012/2013. Skripsi tidak diterbitkan. Medan:Universitas Negeri Medan. Slameto.2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya(Edisi Revisi). Jakarta. PT Rineka Cipta Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung. PT.Tarsito Bandung. Sugiono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta. Trianto.2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovativ-Progresif. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. Wikipedia.org (diakses 26 Februari 2016). JSP FKIP UHN hal 147