STRATEGI MENUJU INDONESIA YANG LEBIH BAIK Rabu, 11 November 2009

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN

Pendahuluan. Latar Belakang

KEBIJAKAN PENYUSUNAN PROLEGNAS RUU PRIORITAS TAHUN Ignatius Mulyono

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

KASUS-KASUS HUKUM DAN PENYIMPANGAN PAJAK - PENYELESAIAN INPRES NO. 1 TAHUN

MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Program Pilihan 100 Hari Kabinet Indonesia Bersatu II Rabu, 11 November 2009

BAB V VISI, MISI DAN TUJUAN PEMERINTAHAN KABUPATEN SOLOK TAHUN

PIDATO DUTA BESAR RI HARSHA E. JOESOEF

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

Jakarta, 10 Maret 2011

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAPPEDA Planning for a better Babel

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur

PIAGAM KERJASAMA PARTAI DEMOKRAT DAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA TAHUN

Keinginan Aburizal Bakri untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa terpandang, terhormat & bermartabat

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Penataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

BAB II LATAR BELAKANG KEBIJAKAN KENAIKAN HARGA BBM PADA PEMERINTAHAN SBY-JK PERIODE

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

5. Distribusi Distribusi adalah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai dalam masyarakat.

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN ARAH KEBIJAKAN PROLEGNAS TAHUN Ignatius Mulyono 2

LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011

Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Kediri Tahun

KETERANGAN PERS PRESIDEN RI SETELAH SIDANG KABINET TERBATAS DI KANTOR KEPRESIDENAN, Senin, 12 Januari 2009

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, REPUBLIK INDONESIA

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan proaktif melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN)

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

BABV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PELANTIKAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KAYONG UTARA MASA JABATAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai bidang memerlukan tenaga yang berkualitas, yaitu manusia yang dapat. kualitas sumber daya manusia yang tinggi pula..

Pendahuluan bab i i -

pengantar Pengantar oleh: Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

DAFTAR ISI BAB 1 UMUM INDONESIA YANG AMAN DAN DAMAI

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERINGATAN HARI LAHIR NABI KHONGCU (SHENGREN KONG ZI) KE- 2559, DI CIBINONG, 12 OKTOBER 2008 Minggu, 12 Oktober 2008

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN PENANGANAN KONFLIK 1

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Aspek Daya Saing Daerah

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

keterangan Pers Presiden RI pada Pertemuan dengan Pimpinan Lembaga Negara, Jakarta, 4 Agustus 2011 Kamis, 04 Agustus 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

DIREKTIF PRESIDEN PERCEPATAN DAN PENINGKATAN EKONOMI NASIONAL

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH. hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan selama periode tertentu.

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

REFORMASI BIROKRASI DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BERSATU MENGATASI KRISIS BANGKIT MEMBANGUN BANGSA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Sambutan Presiden RI pada Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY, Yogyakarta, 10 Oktober 2012 Rabu, 10 Oktober 2012

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

PENGADILAN NEGERI SAMBAS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

Sambutan Presiden RI pada ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY, Bandung-Jabar, Selasa, 08 Desember 2009

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

KONSOLIDASI DEMOKRASI UNTUK KEMAKMURAN RAKYAT

RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

MENUJU BANGKA BERMARTABAT

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PENGUATAN EKONOMI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

PROGRAM AKSI PEMBANGUNAN PERTANIAN SELAMA 100 HARI 1)

Transkripsi:

STRATEGI MENUJU INDONESIA YANG LEBIH BAIK Rabu, 11 November 2009 Dinamika politik Indonesia terus bergerak. Penyelenggaraan pesta demokrasi untuk memilih presiden dan wakil presiden menjadi momen terpenting setiap lima tahun sekali. Arena politik diramaikan oleh tokoh-tokoh nasional terbaik untuk mengabdikan diri pada negara. Harapan pun terpupuk untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik dengan kesejahteraan rakyat yang meningkat. Terpilihnya kembali SBY sebagai Presiden Republik Indonesia untuk periode 2009-2014 memberikan kepastian keberlanjutan kebijakan-kebijakan untuk lima tahun ke depan. Dengan demikian arah politik untuk tahun 2009-2014 tidak akan banyak berubah haluan dari tahun 2004-2009. Pada sidang Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II pada tanggal 23 Oktober 2009, Presiden SBY memberikan tiga Tag Line. Tag Line pertama: Change and Continuity. Hal ini menjelaskan bahwa program kebijakan pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid I yang masih relevan harus tetap dilanjutkan. Namun apabila terdapat program-program yang tidak mencapai sasaran perlu dirubah dan diperbaiki. Tag Line kedua: Debottlenecking, Acceleration, and Enhancement. Untuk tag line kedua ini berkaitan dengan masih banyaknya â kemacetanâ dalam berbagai bidang, misalnya dalam tata ruang dan perizinan. Selanjutnya permasalahan tersebut harus dilakukan percepatan, yakni meringkaskan proses yang bertele-tele. Para Menteri juga diminta memasang target yang lebih ambisius untuk mendongkrak peningkatan capaian. Tag Line ketiga: Unity; Together We Can. Tag line yang terakhir ini terkait dengan kebersamaan yang dapat membuat segala tujuan tercapai termasuk di dalamnya kesinergisan antar instansi kepemerintahan. Berkaca dari periode KIB pertama, ada dua hal penting yang harus diperbaiki yakni sinkronisasi peraturan yang tumpang tindih dan keharmonisan hubungan antar instansi pemerintah. Dua hal ini menyangkut hubungan antar departemen maupun antara pemerintah pusat dan daerah. Seringkali terjadinya benturan peraturan membuat tujuan akhir mensejahterakan rakyat tak tercapai. Sebagai contoh adalah dalam pembebasan lahan untuk kepentingan infrastruktur. Selain itu terjadinya pertentangan antar instansi kepemerintahan, memberi kerumitan tersendiri terhadap kebijakan-kebijakan, yang selanjutnya tidak tepat sasaran. Tumpang tindih terjadi antara Departemen Perindustrian dengan Departemen Perdagangan. Departemen Perindustrian berorientasi pada pemberdayaan industri dalam negeri, namun bertabrakan dengan Departemen

Perdagangan yang banyak menandatangani perjanjian perdagangan bebas. Ketiga tag line tersebut diharapkan dapat memberikan semangat untuk menggapai kesejahteraan rakyat dan sebagai koridor dalam menghadapi segala tantangan dan halangan dalam mencapai tujuan. Agenda Utama 2004-2009 Adanya perubahan-perubahan dan pergeseran-pergeseran Menteri dari satu bidang ke bidang lain mengharuskan adanya proses pembelajaran. Pembelajaran tersebut terdiri dari pembelajaran mengenai agenda utama KIB jilid I, aturan main, dan kode etik yang berlaku. Terdapat empat agenda utama KIB I yakni: Peace, Justice, Democracy, dan Prosperity. Peace merupakan agenda yang penting untuk membuat Indonesia lebih aman dan damai. Integritas bangsa pun kokok, kedaulatan negara tegak, separatisme bersenjata dihentikan, konflik komunal diakhiri, kejahatan dan terorisme diperangi, harmoni dan integrasi sosial diperkokoh, dan toleransi kehidupan beragama diperkuat. Dengan demikian akan terbentuklah NKRI yang tetap utuh dan tegak. Justice merupakan agenda selanjutnya untuk mewujudkan Indonesia yang lebih adil. Keadilan tersebut meliputi persamaan kesempatan, menghilangkan diskriminasi, memperkuat kesetiakawanan, menegakkan hukum, memberatas KKN dan penyimpangan, serta meningkatkan penghormatan kepada HAM. Agenda ketiga adalah Democracy. Agenda ini adalah untuk membuat Indonesia lebih demokratis. Memperkuat konstitusional, mengembangkan kelembagaan dan budaya politik, mendorong partisipasi politik, serta meningkatkan peran masyarakat merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan untuk mewujudkan agenda ini. Agenda yang terakhir adalah Prosperity. Agenda ini adalah untuk menggapai Indonesia yang lebih sejahtera. Kesejahteraan ini tak hanya dengan mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dengan

memperkuat dan menstabilkan makroekonomi, mendorong sektor riil dan dunia usaha, mengurangi pengangguran, mengurangi kemiskinan, meningkatkan daya beli rakyat, membangun infrastruktur, menggalang investasi, serta meningkatkan eskpor. Selain itu perlu juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat, meningkatkan pendidikan, meningkatkan kesehatan, meningkatkan kualitas lingkungan hidup, dan meningkatkan peran perempuan. Program Aksi 100 Hari Program kerja 100 hari dapat menjadi pangkal arah pemerintahan lima tahun ke depan. Program ini juga menjadi suatu â œshow the flagâ dari awal kepemimpinan baru. Dengan demikian akan menjadi landasan dan langkah awal dalam melangkah menuju pemerintahan yang lebih baik. Meskipun 100 hari bukan merupakan waktu yang lama, namun waktu yang singkat tersebut dapat membangun kepercayaan publik dan bisa dijadikan untuk mencetak sukses awal dari periode kepemimpinan baru. Bahkan apabila program aksi 100 hari dapat dilaksanaan sesuai target maka akan menjadi shock therapy untuk para pemegang kebijakan dalam merumuskan permasalahan dan mencari jalan keluarnya. Program penyusunan agenda dan prioritas KIB ditugaskan pada Bapennas, sementara untuk program aksi 100 hari akan dikoordinir oleh Wakil Presiden. Adapun agenda 100 hari tersebut adalah: (1) Review APBN 2005, (2) Kunjungan ke daerah konflik, (3) Review dan pengecekan langkah-langkah pemberantasan korupsi, (4) Review dan pengecekan langkah-langkah pemberantasan terorisme. Review dan pengecekan langkah-langkah pemberantasan illegal logging, (5) Konsultasi awal dengan DPR dan DPD, (6) Konsultasi awal dengan MA, MK dan BPK, (7) Review kebijakan dan langkah-langkah pengelolaan hutang, (8) Kebijakan dan program pengurangan pengangguran, (9) Kebijakan dan program pengurangan kemiskinan, (10) Kebijakan dan program pendidikan, (12) Percepatan peningkatan investasi, dan (13) Revitalisasi kebijakan internasional Agenda Utama 2009-2014

Ditetapkan lima agenda utama untuk periode kepemimpinan tahun 2009-2014. Agenda tersebut adalah: Pertama: pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Pertumbuhan ekonomi diharapkan dapat mencapai 7 persen atau lebih. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Meskipun pertumbuhan itu harus diikuti dengan pemerataan dan berkeadilan. Kedua: perbaikan tata kelola pemerintahan. Tata kelola pemerintah yang baik dan bersih merupakan syarat penting dalam mewujudkan efektivitas dalam pemerintahan. Adapun indikator tata kelola yang baik menurut Worldwide Governance Indicators (WGI) adalah hak suara dan pertanggungjawaban; stabilitas politik dan tidak adanya kekerasan; efektivitas pemerintah; kualitas peraturan; supremasi hukum; dan pengendalian korupsi. Tanpa tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, apa yang ingin dicapai akan sulit berjalan. Ketiga: penegakan demokrasi. Demokrasi memang sudah menjadi harga mati untuk kemajuan negara. Tidak akan mungkin bagi Indonesia untuk kembali ke era otoritarianisme seperti pada masa orde baru. Namun sangat penting mengartikan demokrasi bagi Indonesia. Demokrasi tersebut haruslah demokrasi yang beradab. Sistem demokrasi dapat diukur antara lain dari peranan partai politik dan standar penampilan politiknya. Adapun standar penampilan politik dapat diukur dari partisipasi warga negara dalam pemilihan umum dan terjaminnya tata tertib masyarakat. Keempat:, penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. Tak dapat dipungkiri bahwa penegakan hukum dan pemberantasan korupsi merupakan agenda utama yang tidak boleh diabaikkan. Supremasi hukum memang harus ditegakkan, dan ini tidak hanya berkisar soal faktor hukum, namun faktor aparat penegak hukum juga sangat berpengaruh. Krisis kepercayaan terhadap penegak hukum yang sedang terjadi harus segera dicarikan jalan keluar. Pemberantasan korupsi pun harus secara menyeluruh. Dengan demikian tidak ada lagi anggapan tebang pilih dalam menjebloskan para koruptor ke dalam tahanan. Kelima, pembangunan yang inklusif dan berkeadilan. Pembangunan memang harus bersifat inklusif, menjangkau, dan mengangkat derajat seluruh lapisan masyarakat di seluruh wilayah nusantara. Kita mesti maju dan makmur bersama, tidak maju dan makmur sendiri-sendiri. Jika kesatuan bangsa diibaratkan sebuah rantai, kekuatannya adalah pada rantai yang terlemah. Strategi â œpembangunan untuk Semuaâ bertujuan untuk memperkuat setiap rangkaian dalam keseluruhan rantai persatuan dan kesejahteraan bangsa.

Selain dari kelima agenda utama untuk periode kepemerintahan tahun 2009-2014, Presiden SBY juga memaparkan 11 Prioritas Nasional. Kesebelas prioritas nasional tersebut adalah: Pertama, Reformasi birokrasi dan good governance. Hal ini paling pokok dan penting karena kalau reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik tidak berjalan, maka 10 prioritas lainnya tidak mungkin akan bisa berjalan juga. Kedua, Pendidikan. Pendidikan merupakan pilar yang amat penting bagi kemajuan negara. Dengan pendidikan yang bagus akan terbentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Hal inilah yang dapat menjadi modal yang tak ternilai dalam membangun Indonesia. Ketiga, Kesehatan. Poin ini tak kalah penting dan juga berkaitan dan amat menunjang dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Keempat, Penanggulangan Kemiskinan. Kemiskinan menjadi sebuah penyakit dalam suatu negara. Dengan demikian penanggulangan kemiskinan merupakan kebijakan yang harus selalu diterapkan dengan mengimplementasikan langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya. Kelima, Ketahanan Pangan. Terkait hal ini, Presiden SBY meminta Menteri Pertanian untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkan ketahanan dan swasembada pangan. Sejauh ini Indonesia baru berhasil mencapai swasembada beras, jagung, dan sebagian gula. Sementara untuk daging sapi, belum ada rencana konkrit dalam mewujudkannya. Dan diharapkan lima tahun mendatang, swasembada pangan untuk komoditi-komoditi tersebut dapat menjadi kenyataan. Keenam, Infrastruktur. Infrastrukur merupakan hal yang amat penting dalam menunjang pembangunan di seluruh sektor di suatu negara. Dengan demikian, Menteri Pekerjaan Umum diminta memastikan ada pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia selama lima tahun ke depan dengan pendanaan pemerintah dan swasta. Ketujuh, Iklim Investasi dan Bisnis. Modal untuk pembangunan suatu negara tidak bisa hanya mengandalkan modal dari dalam negeri. Namun diperlukan juga aliran modal dari luar negeri. Dengan demikian diperlukan iklim yang kondusif untuk investasi dan bisnis. Sehingga pemilik modal asing dapat menanamkan modalnya di Indonesia tanpa rasa khawatir. Kedelapan, Energi. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral diminta melanjutkan pembangunan listrik 10.000 MW. Pembangunan 10.000 MW menurut Presiden SBY, tidak perlu menggunakan batubara, tetapi harus mencari alternatif lain supaya selaras dengan komitmennya pada perubahan iklim karena banyak hutan yang menjadi korban akibat pertambangan batu bara. Padahal hutan memegang peranan penting dalam menjaga perubahan iklim. Kesembilan, Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana. Presiden SBY menegaskan, salah satu yang menyebabkan tingginya emisi di Indonesia adalah kebakaran hutan. Karena itu, Menteri Negara Lingkungan Hidup diminta mencegah pembakaran dan kebakaran hutan. Presiden SBY meminta Mehut mengajak para gubernur, terutama Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimatan Timur, untuk membicarakan masalah kebakaran dan pembakaran hutan guna mengurangi emisi.

Kesepuluh, Pembangunan Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Pasca Konflik. Pemerataan memang sangat diperlukan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Dengan demikian pembangunan tidak boleh hanya difokuskan pada daerah-daerah maju. Pembangunan daerah tertinggal dan daerah pasca konflik tidak boleh diabaikkan. Pembangunan yang menyeluruh tersebut dapat memberikan sumbangan besar bagi tujuan pembangunan yang berkeadilan dan merata. Terakhir, yang Kesebelas, Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi. â œbangsa yang maju adalah bangsa yang menghargai budayanyaâ. Kutipan kalimat tersebut memang tidak dapat disangkal. Penghargaan terhadap kebudayaan merupakan strategi untuk dapat menguatkan pondasi NKRI yang utuh dan tegak. Kreativitas dan inovasi teknologi juga tak boleh dikesampingkan. Kedua hal tersebut merupakan modal bagi Indonesia dalam bersaing dengan negara lain pada masa globalisasi sekarang ini. Agenda dalam bidang ekonomi juga penting untuk dirumuskan. Presiden SBY pun menetapkan 10 agenda dalam bidang ekonomi yakni pertumbuhan, lapangan kerja, pengurangan kemiskinan, infrastruktur, pertanian (pangan), industri, energi, investasi, fiskal dan finansial, serta good governance sebagai puncaknya. Diharapkan dengan program-program yang begitu apik dirumuskan, Indonesia dapat menjadi sebuah negara yang diperhitungkan di kancah dunia. Selain itu, besar harapan tujuan akhir pemerintah Indonesia yang tertera dalam UUD 1945 â œ... untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosialâ â dapat terwujud secepatnya dan bukan hanya menjadi angan semata. ( Ibnu Purna / Hamidi / Prima )