TEORI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS. RMK Pertemuan 13 MANAJEMEN LABA OLEH: NI MADE KUSUMA AYUNI (32) PROGRAM EKSTENSI

dokumen-dokumen yang mirip
RINGKASAN MATERI KULIAH EARNING MANAGEMENT

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. antara pihak agent dengan pihak principal. Jensen dan Meckling (1976)

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. manajer dalam memilih kebijakan akuntansi yang mempengaruhi laba untuk

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1.1 Definisi Earnings Management (manajemen Laba)

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori keagenan muncul ketika pemilik perusahaan (principal) tidak mampu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan didalam teori agensi bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya dunia ekonomi ditandai dengan banyaknya alternatif perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. melakukan hal yang terbaik bagi kepentingan pribadinya. Teori ini menjelaskan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. merupakan sebuah kontrak, dimana pemilik perusahaan (principal) tidak mampu

MANAJEMEN LABA MAKALAH. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Seminar Akuntansi. Disusun oleh : Kelompok 2

BAB I PENDAHULUAN. utama yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menggambarkan hubungan kontrak kerjasama antara

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. penelitian ini sebagai berikut: Ulfah (2013) dan Sumomba (2012) melakukan

BAB II DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN DAN MANAJEMEN LABA. Tujuan umum pelaporan keuangan adalah untuk memberi informasi yang

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. digunakanuntukmemahamimanajemenlabadan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menimbulkan gambaran yang salah bagi stakeholders tentang kinerja

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

PENDAHULUAN Laba merupakan komponen yang penting dalam sebuah laporan keuangan. Laba dapat digunakan sebagai evaluasi bagi pihak internal dan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. mendapatkan manfaat privat manajer atau meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia sangat pesat saat ini. Hal ini

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. antara pihak pemilik perusahaan dengan pihak manajemen. Menurut Jensen dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam menjalankan usahanya perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana, baik untuk

Bab 2 Telaah Pustaka dan Pengembangan Model

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Yustisia dan Andiyani, 2006). Jensen dan Meckling (1976) dalam Sunarto (2009)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VIII. No. 1 Tahun 2010 Hal EARNINGS MANAGEMENT DALAM HUBUNGAN KEAGENAN. Oleh: Amanita Novi Yushita*)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. manajer (agent) dengan pemilik perusahaan (principal) ( Jensen dan Meckling,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dikeluarkan untuk membiayai sumber pendanaan (source

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk

BAB II LANDASAN TEORI

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) dan Manajemen Laba. perusahaan, terutama hubungan antara pemilik (prinsipal) dengan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Peran dari laporan keuangan adalah sebagai salah satu sumber informasi bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada era globalisasi banyak perusahaan yang harus lebih kreatif dalam

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. berkaitan dengan penelitian dibahas sebagai berikut, Jao dan Pagalung (2011)

BAB I PENDAHULUAN. kinerja atau pertanggung jawaban manajemen perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian-penelitian terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan sistematika penulisan tesis. Standar Akuntansi Keuangan Nomor 1 Paragraf 05 adalah memberikan

PERBEDAAN DISCRETIONARY ACCRUALS ANTARA PERUSAHAAN MANUFAKTUR LABA DAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR RUGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) antara Pemegang Saham Pengendali

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang akuntansi, istilah manajemen laba tidak asing lagi di kalangan

BAB 1 PENDAHULUAN. keputusan bagi investor di pasar modal. Salah satu sumber informasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. Teori pensinyalan (signaling theory) mengasumsikan bahwa terdapat asimetri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan sumber dalam mengevaluasi kinerja manjemen. Dalam laporan keuangan biasanya

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan pasar modal di Indonesia sangat pesat. Hal ini dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan industri sekuritas yang ada pada negara tersebut. Pasar modal merupakan UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperoleh dana tambahan, salah satu alternatif penambahan saham dipilih

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang tinggi. Semakin tinggi nilai dari sebuah perusahaan, semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Gambaran Umum Industri Properti dan Real Estate

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu momen (peristiwa) penting bagi perusahaan adalah saat perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency theory) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dirasa cukup memberatkan, maka dapat mendorong manajemen. tampak sebagaimana yang diharapkan.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. seolah telah menjadi budaya perusahaan (corporate culture) yang dipraktikan semua UKDW

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan dapat dipandang sebagai suatu versi dari game theory

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Sri Sulistyanto (2008), teori sinyal digunakan untuk menjelaskan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI dan UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA

BAB I PENDAHULUAN. keadaan operasional maupun keadaan finansial perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. (judgement) dalam pelaporan keuangan, sehingga dapat menyesatkan stakeholders

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

KONSEKUENSI EKONOMI DAN TEORIAKUNTANSI POSITIF

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Perkembangan pasar modal Indonesia yang pesat menyebabkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tersebut bisa diperoleh melalui dua sumber yaitu dari luar perusahaan (eksternal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen (agent) di bahas dalam Teori Agensi. Teori agensi

SKRIPSI. Disusun oleh : MUQOROBIN B

- 1 - Tri Siwi Nugrahani* Abstract

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. batas lagi, segala aspek kehidupan dapat saling terkait dan mempengaruhi.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mauliano (2009) pasar modal yang mengalami kenaikan (bullish) atau

PENGARUH MANAJEMEN LABA, DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL PADA KESEJAHTERAAN PEMEGANG SAHAM PERUSAHAAN TARGET AKUISISI

Akuntansi Keuangan Kontemporer EARNINGS MANAGEMENT

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. melakukan kontrak dengan para manajer (agent) untuk mengelola bisnis

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. jasa atas nama prinsipal serta memberi wewenang kepada agen membuat

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. (2008) mendefinisikan perencanaan pajak (tax planning) sebagai proses

BAB 1 PENDAHULUAN. penghimpunan dana dari masyarakat melalui penerbitan saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagai pedoman bagi peneliti. Selain itu juga untuk menghindari adanya

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian

Transkripsi:

TEORI AKUNTANSI RMK Pertemuan 13 MANAJEMEN LABA OLEH: NI MADE KUSUMA AYUNI 1315351050 (32) PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2015

Manajemen Laba Informasi laba sangatlah penting perannya sebagai sinyal kinerja suatu perusahaan guna pembuatan berbagai keputusan penting oleh pengguna informasi. Oleh karena itu, lembaga penyusun standar seperti Financial Accounting Standard Board (FASB) di Amerika Serikat dan Dewan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia berusaha menyusun standar guna dapat menghasilkan laporan keuangan yang mencerminkan realitas entitas bisnis tertentu. Karena kompleksnya lingkungan bisnis yang selalu bergerak dinamis, maka akuntansi memberi peluang bagi manajemen untuk memilih satu dari berbagai alternatif yang tersedia. Namun, karena adanya kelonggaran yang disediakan dengan adanya fleksibilitas untuk memilih metode akuntansi guna mengantisipasi dinamika perkembangan lingkungan bisnis itu, manajemen sering melakukan perekayasaan laba. Manajemen laba merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan. Oleh karena itu, manajemen laba dapat menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut untuk pembuatan keputusan. Schipper (1989) mendefinisikan manajemen laba sebagai upaya yang dilakukan manajemen untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi tertentu. Selanjutnya, Scott (1997) berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang dapat memotivasi manajer melakukan manajemen laba, yaitu sebagai berikut : a. Rencana Bonus (Bonus scheme). Para manajer yang bekerja pada perusahaan yang menerapkan rencana bonus akan berusaha mengatur laba yang dilaporkannya dengan tujuan dapat memaksimalkan jumlah bonus yang akan diterimanya (Healy, 1985; Holthhausen dkk., 1995; Gaver dan Austin, 1995). b. Kontrak utang jangka panjang (Debt covenant). Menyatakan bahwa semakin dekat suatu perusahaan kepada waktu pelanggaran perjanjian utang, maka para manajer cenderung akan memilih metode akuntansi yang dapat memindahkan laba periode mendatang ke periode berjalan, dengan harapan dapat mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami pelanggaran kontrak utang (Deakin, 1979; Dhalival, 1980; Bowen dkk., 1981; Defond dan Jiambalwo, 1994). c. Motivasi politik (Political motivation). Menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan dengan skala besar dan industri strategis cenderung untuk menurunkan laba guna

mengurangi tingkat visibilitasnya terutama saat periode kemakmuran tinggi. Upaya ini dilakukan dengan harapan memperoleh kemudahan serta fasilitas dari pemerintah (Moes, 1987; Nam dan Hartono, 1996; Putra, 2000). d. Motivasi Perpajakan (Taxation motivation). Menyatakan bahwa perpajakan merupakan salah stu motivasi mengapa perusahaan mengurangi laba yang dilaporkan. Tujuannya adalah agar dapat meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar (Boyton dkk, 1992). e. Pergantian CEO (Chief Executive Officer). Biasanya CEO yang akan pension atau masa kontraknya menjelang berakhir akan melakukan strategi memaksimalkan jumlah pelaporan laba guna meningkatkan jumlah bonus yan akan mereka terima. Hal yang sama akan dilakukan oleh manajer dengan kinerja yang buruk. Tujuannya adalah menghindarkan diri dari pemecatan sehingga mereka cenderung untuk menaikkan jumlah laba yang dilaporkan (DeAngelo, 1988; Pourciant, 1993). f. Penawaran saham perdana (Initial public offering/ipo). Menyatakan bahwa pada awal perusahaan menjual sahamnya kepada publik. Investasi keuangan yang dipublikasikan dalam prospektus merupakan sumber informasi yang sangat penting. Informasi ini penting karena dapat dimanfaatkan sebagai sinyal kepada investor potensial terkait dengan nilai perusahaan. Guna mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh para investor maka manajer akan berusaha untuk menaikkan jumlah laba yang dilaporkan (Nell dkk, 1995; Richardson, 1998; Sutanto, 2000; Gunanti, 2001). Selanjutnya Scott (1997) menyatakan bahwa ada empat bentuk manajemen laba yang dilakukan oleh para manajer, yaitu sebagai berikut : 1. Taking a bath. Akan dilakukan oleh manajer ketika kinerja buruk yang dicapai perusahaan tidak dapat dihindari selama periode berjalan. Dalam kondisi seperti ini bila memungkinkan, seluruh biaya yang akan dikeluarkan pada periode yang akan datang ditambahkan dengan kerugian periode berjalan dengan harapan pada periode mendatang diperoleh keuangan sesuai dengan harapan bonus. 2. Income minimization. Dilakukan pada saat perusahaan memperoleh keuntungan yang tinggi, maka dilakukan minimalisasi keuntungan dengan tujuan agar tidak mendapat sorotan pemerintah secara politis. Kebijakan ini dapat dilakukan dengan mempercepat pembebanan biaya atau menunda pengakuan revenue. 3. Income maximization. Dengan cara ini memaksimalkan keuntungan agar dapat diperoleh bonus yang lebih besar. Hal ini juga dilakukan oleh perusahaan yang mendekati

pelanggaran kontrak utang sehingga manajer akan berusaha untuk memaksimalkan jumlah laba yang dilaporkan. 4. Income smoothing. Merupakan bentuk manajemen laba yang paling sering dilakukan dan paling populer dibandingkan dengan bentuk manajemen lainnya. Dengan income smoothing, manajer menaikkan atau menurunkan laba untuk mengurangi turun naikknya laba yang dilaporkan sehingga perusahaan tampak stabil dan tidak memiliki risiko tinggi. Penelitian mengenai manajemen laba sebenarnya telah banyak dilakukan terutama di Amerika Serikat seperti : 1. Healy (1985) menyatakan bahwa penggunaan angka akuntansi dalam kontrak bonus akan mendorong manajer untuk menyesuaikan tingkat laba agar dapat memaksimalkan jumlah bonus yang diperoleh. Oleh karena itu, penelitian Healy ini terkait dengan pola maksimalisasi laba, minimalisasi laba, taking a bath maupun income smoothing. 2. Jones (1991) meneliti mengenai apakah perusahaan-perusahaan yang memperoleh keringanan impor melakukan praktik manajemen laba dengan menurunkan jumlah laba yang dilaporkan guna memperoleh insentif perlindungan impor. 3. Frankel dan Trezervant (1994) membuktikan bahwa penurunan tarif pajak akan memotivasi manajer untuk merekayasa laba akuntansi. 4. Defond dan Jiambalwo (1994) menguji debt equity hypothesis dengan menganalisis tingkat akrual dari 94 perusahaan yang melanggar perjanjian utang. 5. Sweency (1994) menguji debt covenant hypothesis dengan kesimpulan yang konsisten dengan penelitian Defond dan Jiambalwo (1994). Sweency mengevaluasi perubahan metode akuntansi dari 130 perusahaan yang melanggar perjanjian kredit. 6. Sutanto (2000) dalam penelitiannya menguji apakah laba yang dilaporkan sebelum mempublik menunjukkan peningkatan relatif dibandingkan dengan laba setelah mempublik dan apakah perusahaan yang telah melakukan IPO (Intial public offering) intensitas menggunakan discretionary accruals lebih tinggi untuk laporan keuangan yang prospektusnya pada laporan keuangan tahunan. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa praktik manajemen laba telah dilakukan di banyak Negara, termasuk Indonesia. Banyaknya motivasi manajer ketika melakukan manajemen laba menimbulkan kesulitan dalam membedakan apakah motivasi manajemeb bersifat opportunistis ataukah efisien. Ketika manajer melakukan manajemen laba, maka kualitas laba yang dihasilkan dari proses tersebut menurun. Hal ini terjadi karena laba yang

dihasilkan diatur sedemikian rupa sesuai dengan motivasi manajer sehingga tidak mencerminkan kinerja perusahaan yang sebenarnya. Perilaku opportunistis manajemen dapat dilakukan baik dengan cara menaikkan jumlah laba yang dilaporkan, atau menurunkan jumlah laba yang dilaporkan, maupun menyajikan laba yang konstan dari tahun ke tahun sesuai dengan intertemporal choice yang dihadapi oleh para manajer. DAFTAR PUSTAKA Sukartha, I Made. 2007. Pengaruh Manajemen Laba Kepemilikan Manajerial dan Ukuran Perusahaan pada Kesejahteraan Pemegang Saham Perusahaan Target Akusisi. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada