PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI SARI BUAH MARKISA KUNING

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Perendam Sari Buah Stroberi (Fragaria vesca)... Gina Hermawati

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Populasi ayam ras petelur di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke

KUALITAS FISIK (DAYA IKAT AIR, SUSUT MASAK, DAN KEEMPUKAN) DAGING PAHA AYAM SENTUL AKIBAT LAMA PEREBUSAN

PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai daging ayam karena. Sebagai sumber pangan, daging ayam mempunyai beberapa kelebihan lainnya

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG AREN ( Arenga pinnata) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN AKSEPTABILITAS KORNET IRIS ITIK PETELUR AFKIR

I. PENDAHULUAN. Daging merupakan makanan yang kaya akan protein, mineral, vitamin, lemak

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur afkir yang digunakan pada penelitian ini berasal dari peternakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. alot (Chang et al., 2005). Daging itik mempunyai kandungan lemak dan protein lebih

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah daging paha Ayam

PENGARUH PEMANFAATAN GETAH BIDURI (Calotropis gigantea) TERHADAP KUALITAS FISIK DAN KIMIA DAGING AYAM PETELUR AFKIR

(The Effect of Using Various Concentration of Extract Red Galangal (Alpinia Purpurata k. schum) Againts the Sustainable of Broilers)

SIFAT FISIK DAGING DADA AYAM BROILER PADA BERBAGAI LAMA POSTMORTEM DI SUHU RUANG SKRIPSI

Pengaruh Jenis Otot dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Daging Sapi

KUALITAS FISIKOKIMIA NAGET AYAM YANG MENGGUNAKAN FILER TEPUNG SUWEG (Amorphophallus campanulatus B1). Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan tingkat kebutuhan gizi

Jajang Gumilar, Obin Rachmawan, dan Winda Nurdyanti Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. protein yang lebih baik bagi tubuh dibandingkan sumber protein nabati karena mengandung

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal Vol. 6, No. 2 ISSN :

SIFAT-SIFAT FISIK DAN PARAMETER SPESIFIK KUALITAS DAGING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aves, ordo Anseriformes, family Anatidae, sub family Anatinae, rumpun Anatini,

TINJAUAN PUSTAKA Konversi Otot Menjadi Daging

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ayam petelur merupakan ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara

TINJAUAN PUSTAKA. Kerbau adalah hewan tergolong memamah biak subkeluarga bovinae dan

PENGEMPUKAN DAGING SAPI DAN AYAM KAMPUNG MENGGUNAKAN EKSTRAK JAHE (Zingiber Officinale Roscoe) DIBANDINGKAN DENGAN GETAH PEPAYA (Carica Papaya)

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, April 2017, Hal Vol. 12 No. 1 ISSN :

Karakteristik mutu daging

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Pengaruh Lama Penyimpanan dalam Lemari Es terhadap PH, Daya Ikat Air, dan Susut Masak Karkas Broiler yang Dikemas Plastik Polyethylen

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGOVENAN TERHADAP KUALITAS FISIK DAN ORGANOLEPTIK DAGING AYAM KAMPUNG DENGAN PENAMBAHAN NANAS

HASIL DAN PEMBAHASAN

SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SELAI MARKISA KUNING (Passiflora edulis f. flavicarpa) DENGAN PENGGUNAAN VARIASI KONSENTRASI PEKTIN SKRIPSI

2ooG KUALITAS FISIK DAN ORGANOLEPTIK DAGING AYAM BROILER YANG RANSUMNYA DIBERI PENAMBAHAN MINYAK IKAN YANG MENGANDUNG OMEGA3 SKRIPSI MAD TOBRI

PENGARUH KONSENTRASI BUBUR BUAH MANGGA DAN CMC (CARBOXY METHYL CELLULOSE) TERHADAP MUTU SORBET AIR KELAPA

PENGARUH PENGGUNAAN ENZIM BROMELIN DARI EKSTRAK NANAS DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KUALITAS FISIK DAN CITA RASA DAGING ITIK LOKAL (Anas plathyrynchos)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemudian dikembangkan di penjuru dunia. Puyuh mulai dikenal dan diternakkan

PENGARUH EDIBLE COATING DARI PATI JAGUNG DAN LAMA PENCELUPAN TERHADAP MUTU BUAH NENAS TEROLAH MINIMAL

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sapi bali dikenal sebagai sapi lokal yang banyak dipelihara di Pulau Bali karena sangat

Kualitas Daging Sapi Wagyu dan Daging Sapi Bali yang Disimpan pada Suhu 4 o C

II. TINJAUAN PUSTAKA Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf. Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Lama Perendaman Daging Ayam Kampung Dalam Larutan Ekstrak Nanas Terhadap ph

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh :

SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

PENGARUH KONSENTRASI PATI UBI JALAR PADA BAHAN PELAPIS EDIBEL TERHADAP MUTU BUAH SALAK SIDIMPUAN TEROLAH MINIMAL SELAMA PENYIMPANAN SKRIPSI OLEH :

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Penambahan Pasta Tomat Terhadap Daya Ikat Air Naget Ayam. penambahan pasta tomat, disajikan pada Tabel 7.

SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK BEEF NUGGET MENGGUNAKAN TEPUNG YANG BERBEDA (Physic and organoleptic characteristic of beef nugget using different flour)

Metode Pemasakan Terhadap Komposisi Kimia...Iis Nurmala

PENGARUH JENIS GULA DAN KONSENTRASI EKSTRAK RUMPUT LAUT TERHADAP MUTU JELLI ASAM JAWA (Tamarindus indica L.)

PENGARUH LAMA SIMPAN DAN LAMA PERENDAMAN ASAP CAIR TERHADAP KUALITAS DAGING KERBAU

DAYA IKAT AIR (DIA) Istilah lain: Pengertian: Kemampuan daging didalam mengikat air (air daging maupun air yang ditambahkan)

Pengaruh Penggunaan...Trisno Marojahan Aruan

Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Buah Mengkudu Rismawati

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar Air dan Aktivitas Air

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

I PENDAHULUAN. dikonsumsi khususnya anak anak dalam periode pertumbuhan agar tumbuh

Kualitas Daging Sapi Wagyu dan Daging Sapi Bali yang Disimpan pada Suhu - 19 o c

SIFAT ORGANOLEPTIK NUGGET DAGING BROILER MENGGUNAKAN TEPUNG TEMPE. Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115

SKRIPSI. Oleh: CITRA HASNA PARAMITA FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2012

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

KUALITAS DAGING SAPI SEGAR DI PASAR TRADISIONAL KECAMATAN PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG

Pengaruh Beberapa Level Daging Itik Manila dan Tepung Sagu terhadap Komposisi Kimia dan Sifat Organoleptik Bakso

SKRIPSI SUBSTITUSI TEPUNG TAPIOKA DENGAN TEPUNG BIJI NANGKA

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bangkok dengan betina ras petelur tipe medium keturunan pertama pada umur

PENGARUH PERBANDINGAN GUM ARAB DENGAN KARAGENAN DAN LAMA PEMASAKAN TERHADAP MUTU JELLI MARKISA

ABSTRAK KUALITAS DAN PROFIL MIKROBA DAGING SAPI LOKAL DAN IMPOR DI DILI-TIMOR LESTE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 2. Komposisi Zat Makanan Ransum Penelitian Zat Makanan Jumlah (%)

PENGARUH PROPORSI DAGING BUAH PALA DENGAN AIR DAN KONSENTRASI PUTIH TELUR TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SARI DAGING BUAH PALA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi protein hewani, khususnya daging sapi meningkat juga.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kandungan Protein Kasar. Tabel 4. Rataan Kandungan Protein Kasar pada tiap Perlakuan

Tepung Ampas Tahu Dalam Ransum, Performa Ayam Sentul... Dede Yusuf Kadasyah

DETEKSI DAGING AYAM YANG DIFORMALIN SECARA VISUAL, ORGANOLEPTIK, KIMIA DAN FISIKA

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI

PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan

PENINGKATAN CITA RASA DAN TEKSTUR YOGHURT DARI SUSU KAMBING DENGAN PENAMBAHAN SARI BUAH MARKISA DAN TERUNG BELANDA SKRIPSI. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BUNGKIL BIJI KARET FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAGING DOMBA PRIANGAN JANTAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

PENGARUH SUPLEMENTASI BETAIN DALAM RANSUM RENDAH METIONIN TERHADAP KUALITAS TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) Jurusan/Program Studi Peternakan

PENGARUH ENZIM PAPAIN TERHADAP MUTU DAGING KAMBING SELAMA PENYIMPANAN

Sifat Kimia dan Palatabilitas Nugget Ayam Menggunakan Jenis dan Konsentrasi Bahan Pengisi yang Berbeda

laporan praktikum penentuan kadar protein metode biuret

Karakteristik Dendeng Ayam Broiler Pada Berbagai Suhu dan Lama Pengeringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PERBANDINGAN PISANG RAJA DAN TERIGU TERHADAP KARAKTERISTIK KUE KUKUS SKRIPSI. Oleh : RIA RUMINDO PURBA NIM :

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan Metode

Transkripsi:

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI SARI BUAH MARKISA KUNING (Passiflora flavicarpa) TERHADAP MUTU FISIK DAGING AYAM PETELUR AFKIR THE EFFECT OF VARIOUS CONCENTRATION OF YELLOW PASSION FRUITS EXTRACT (Passiflora flavicarpa) ON PHYSICAL QUALITY OF CULLED LAYER MEAT Mia Trisdayanti Kamila*, Obin Rachmawan**, Denny Suryanto Sutardjo** *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 2015 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail : miatrisdayanti@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian mengenai Pengaruh Berbagai Konsentrasi Sari Buah Markisa Kuning (Passiflora flavicarpa) Terhadap Mutu Fisik Daging Ayam Petelur Afkir, bertujuan untuk Mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi sari buah markisa kuning (Passiflora flavicarpa) terhadap mutu fisik (daya ikat air, susut masak, dan keempukan) daging ayam petelur afkir dan mendapatkan berapa persen (%) konsentrasi sari buah markisa kuning (Passiflora flavicarpa) sebagai perendam yang akan menghasilkan mutu fisik (daya ikat air, susut masak, dan keempukan) daging ayam petelur afkir yang paling baik. Penelitian dilaksanakan menggunakan Metode Eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan yaitu, tanpa perendaman sari buah markisa (Po), perendaman 5% (P1), perendaman 10% (P2), perendaman 15% (P3), perendaman 20% (P4), dengan pengulangan sebanyak 4 kali. Data dianalisis dengan menggunakan Uji Polinomial Orthogonal untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Penggunaan berbagai konsentrasi sari buah markisa kuning (Passiflora flavicarpa) berpengaruh terhadap daya ikat air (DIA) dan keempukan daging ayam petelur afkir, sedangkan terhadap susut masak tidak berpengaruh. Konsentrasi sari buah markisa kuning (Passiflora flavicarpa) 20% menghasilkan mutu fisik daging ayam petelur afkir terbaik. Kata Kunci : Daging Ayam Petelur Afkir, Buah Markisa Kuning, Mutu Fisik ABSTRACT Research on "The Effect of Different Concentration of Yellow Passion Fruit Extract (Passiflora flavicarpa) On Physical Quality Of Culled Layer Meat", aimed to find out the effect of various concentrations of yellow passion fruit extract (Passiflora flavicarpa) on physical quality (water holding capacity, cooking losses, and tenderness) of culled layer meat and get the percentage (%) concentration of yellow passion fruit extract (Passiflora flavicarpa) as a marinade that will produce the best physical quality (water holding capacity, cooking losses, and tenderness) of culled layer meat. The experiment was conducted using Completely eksperimemn with Randomized Design Method (CRD) with 5 treatments; without soaking in the passion fruit extract (Po), immersion 5% (P1), immersion 10% (P2), immersion 15% (P3), and immersion 20% (P4), with 4 times repetition. Data were analyzed using Orthogonal Polynomial Test to determine differences between treatments. The results showed that the use of various concentrations of yellow passion fruit (Passiflora Flavicarpa) effect on water holding capacity (WHC) and tenderness meat of culled laying meat, whereas no effect on shrinkage cookingware. The concentration of yellow passion fruit (Passiflora Flavicarpa) 20% resulted in physical quality meat of culled laying meats best. Keywords : Culled Layer Meat, Yellow Passion Fruit, Physical Quality. 1

Pendahuluan Daging ayam yang populer di masyarakat adalah daging ayam broiler, namun ada jenis daging ayam lain yang dapat dikembangkan sebagai penghasil daging, salah satunya adalah ayam petelur afkir atau yang lebih dikenal dengan sebutan ayam merah. Ayam petelur afkir merupakan Ayam petelur yang sudah habis masa produksinya atau sudah tidak produktif lagi untuk menghasilkan telur. Berbeda dengan ayam broiler yang memiliki tekstur daging yang empuk, daging dari ayam petelur afkir bertekstur lebih alot. Perbedaan keempukan tersebut dikarenakan umur dari ayam petelur afkir yang sudah tua sehingga serabut-serabut otot pada ayam petelur afkir sudah memendek dan menebal. Keempukan daging merupakan hal yang penting pada penentuan kualitas daging. Selain keempukan faktor lain yang mempengaruhi kualitas mutu fisik daging ayam petelur afkir adalah daya ikat air (DIA) dan susut masak. Daya ikat air (DIA) adalah kemampuan daging untuk mengikat airnya atau air yang ditambahkan selama ada pengaruh kekuatan dari luar, misalnya pemotongan daging, pemanasan, penggilingan, dan tekanan. DIA akan mengalami perubahan besar dengan pemanasan pada temperatur 60 o C karena pada temperatur tersebut protein sarkoplasmik hampir mengalami denaturasi sempurna. Faktor-faktor yang mempengaruhi DIA antara lain ph, pelayuan, pemasakan atau pemanasan, macam otot, pakan, temperatur, kelembaban, penyimpanan dan jenis kelamin, kesehatan, perlakuan sebelum pemotongan dan lemak intramuskular (Soeparno, 2005). Susut masak merupakan indikator nilai nutrisi daging yang berhubungan dengan jus daging yaitu banyaknya air yang berikatan didalam dan diantara serabut otot. Daging dengan susut masak yang lebih rendah mempunyai kualitas yang relatif lebih baik dibandingkan dengan susut masak yang lebih besar. Salah satu cara untuk meningkatkan keempukan pada daging dengan bahan pengempuk daging yang alami, yaitu dengan perendaman menggunakan ekstrak buah markisa kuning (Passiflora flavicarpa). Buah markisa kuning memiliki kandungan asamasam organik seperti asam sitrat, asam askorbat, dan asam malat yang dapat meningkatkan keempukan daging. Penambahan sari buah markisa kuning (Passiflora flavicarpa) yang mengandung asam askorbat apabila diberikan pada daging akan menyebabkan terjadinya denaturasi protein yang mengakibatkan pemecahan ikatan polipeptida dan perubahan susunan molekul protein, dengan demikian maka jaringan otot menjadi lebih empuk. Tingkat konsentrasi sari buah markisa kuning yang digunakan sebagai perendam daging ayam petelur afkir akan mempengaruhi pengempukan daging ayam petelur afkir tersebut, karena akan berpengaruh terhadap banyaknya komponen asam yang berdifusi ke dalam daging ayam petelur afkir yang pada gilirannya akan berpengaruh pada mutu fisik daging. Buah markisa kuning (Passiflora flavicarpa) memiliki kandungan asam-asam organik yang banyak sehingga buah markisa kuning memiliki potensi untuk mengempukan daging ayam petelur afkir. Kandungan asam organik yang dominan pada buah markisa kuning (Passiflora flavicarpa) yaitu asam sitrat sebesar 55mg/100g dan dalam 100 gram sari buah markisa mengandung ± 10-20 mg vitamin C. (Hardiansyah,2004). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi sari buah markisa kuning (Passiflora flavicarpa) terhadap mutu fisik (daya ikat air, susut masak, dan keempukan) daging ayam petelur afkir, dan untuk mendapatkan berapa persen (%) konsentrasi sari buah markisa kuning (Passiflora flavicarpa) sebagai 2

perendam yang akan menghasilkan mutu fisik (daya ikat air, susut masak, dan keempukan) daging ayam petelur afkir yang paling baik. Metode 1) Penyiapan sampel daging Cara pemotongan ayam petelur afkir dilakukan dengan cara kosher yaitu pemotongan arteri karotis, vena jugularis dan oesofagus. Pada saat penyembelihan, darah yang keluar paling baik adalah 4% dari bobot tubuh. Setelah penyembelihan, dilakukan pembersihan bulu. Untuk memper mudah pencabutan bulu, ayam petelur afkir yang telah disembelih dicelupkan kedalam air hangat, antara 50-80 o C selama 30 detik. Setelah pencabutan bulu, dilakukan pengeluaran jeroan dan dilakukan juga pemisahan kepala, leher dan kaki (Soeparno, 2005). 2) Pembuatan sari buah markisa kuning Tahap- tahap proses pembuatan sari buah markisa kuning adalah sebagai berikut : 1.Sortasi bertujuan untuk memisahkan buah markisa dari kotoran 2.Pembersihan dilakukan dengan cara mencuci buah markisa dibawah air mengalir 3.Buah markisa dibelah, dikeruk isinya (pulp markisa) 4.Isi buah markisa kuning di belender 5.Buah markisa yang telah di blender disaring 6.Sari markisa diencerkan dengan air dimana sari buah markisa 5% ditambahkan air sebanyak 3800 ml, 10% ditambahkan air 3600 ml, 15% ditambah air sebanyak 3400 ml, 20% dengan air sebanyak 3200 ml. 3) Perendaman daging ayam petelur 1.Sari buah markisa yang telah diencerkan di masukan kedalam baskom untuk merendam daging ayam petelur afkir 2.Daging ayam boiler direndam dalam sari buah markisa 5%, 10%, 15% dan 20% selama waktu yang akan diujikan 30 menit. 4) Pengujian sampel Pengujian daging ayam petelur afkir dilakukan untuk mengetahui beberapa mutu fisik yaitu daya ikat air (DIA), susut masak, dan keempukan daging. Penelitian dilaksanakan secara eksperimental di laboratorium menggunakan Metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali menghasilkan 20 kali satuan percobaan. Banyaknya perlakuan yaitu, tanpa perendaman ekstrak buah markisa (Po), perendaman 5% (P1), perendaman 10% (P2), perendaman 15% (P3), perendaman 20% (P4). Data yang diperoleh kemudian diuji dengan Uji Polinomial Ortogonal. Hasil dan Pembahasan 1. Pengaruh Perlakuan Terhadap Daya Ikat Air (DIA) Daging Ayam Petelur Afkir Rata-rata Daya Ikat Air (DIA) hasil penelitian tertinggi pada perlakuan penggunaan sari buah markisa kuning (Passiflora flavicarpa) 0% (74,35%) dan rata-rata terendah nampak pada perlakuan dengan penggunaan sari buah markisa kuning (Passiflora flavicarpa) 20% (71,33%). Semakin tinggi konsentrasi sari buah markisa kuning (Passiflora flavicarpa) yang digunakan sebagai perendam daging ayam petelur afkir selama 30 menit menyebabkan daya ikat air yang dihasilkan semakin menurun. 3

Daya Ikat Air (DIA) Penggunaan sari buah markisa kuning sebagai perendam daging ayam petelur afkir selama 30 menit mengakibatkan menurunnya daya ikat air daging mengikuti garis regresi linier. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi konsentrasi sari buah markisa kuning diikuti dengan menurunnya ph, maka mengakibatkan daya ikat air menurun. Titik minimal daya ikat air bertepatan dengan ph isoelektris daging, pada keadaan ini muatan protein berada dalam keadaan seimbang, sehingga akan meningkatkan ikatan antar gugus molekul, oleh karena itu air yang terperangkap di dalam jaringan protein miofibliar akan semakin sedikit. Keadaan ini sejalan dengan pendapat Tien R muchtadi, dkk., (2013) yang menyatakan bahwa nilai daya ikat air menurun dengan menurunnya ph. Selama proses pelayuan, ph daging menurun sehingga daya ikat air nya juga menurun. Selanjutnya Soeparno (2005) menyatakan bahwa kemampuan menahan air atau daya ikat air daging salah satunya sangat dipengaruhi oleh keasaman daging. Dengan demikian, semakin meningkatnya konsentrasi sari buah markisa kuning yang ditambahkan pada perendaman daging ayam petelur afkir selama 30 menit maka nilai keasaman nya pun semakin rendah dan mengakibatkan semakin menurunnya nilai daya ikat air daging ayam petelur afkir. Adapun grafik persamaan linear hasil penelitian disajikan pada ilustrasi 1. 75 74.5 74 73.5 73 72.5 72 71.5 71 0 5 10 15 20 25 Konsentrasi Sari Buah Markisa Kuning (%) Ilustrasi 1. Grafik Persamaan Linear Daya Ikat Air Daging Ayam Petelur Afkir Pada Berbagai Konsentrasi Sari Buah Markisa Kuning 2. Pengaruh Perlakuan Terhadap Susut Masak Daging Ayam Petelur Afkir Rata-rata susut masak hasil penelitian tertinggi pada perlakuan penggunaan sari buah markisa kuning (Passiflora flavicarpa) 20% (30,34%) dan rata-rata terendah nampak pada perlakuan dengan penggunaan sari buah markisa kuning (Passiflora flavicarpa) 0% (22,17%). Semakin tinggi konsentrasi sari buah markisa kuning yang digunakan sebagai perendam daging ayam petelur afkir selama 30 menit, maka semakin meningkat nilai susut masak daging ayam petelur afkir nya. Hasil uji polinomial orthogonal menunjukan bahwa penggunaan berbagai konsentrasi sari buah markisa kuning (Passiflora flavicarpa) menunjukan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap susut masak daging ayam petelur afkir. Hal ini disebabkan oleh perlakuan dari konsentrasi sari buah markisa kuning yang memiliki ph 3,5-3,53 dan suhu internal daging pada saat pemasakan 80 O C selama 30 menit tidak cukup untuk mempengaruhi keluar nya zat volatil dari daging ayam petelur afkir. Sejalan dengan pendapat Deddy Muchtadi dan Nurheni (1992) Kadar cairan daging 4

yang hilang dalam susut masak yaitu air, lemak dan produk volatil seperti aldehid, keton, alkohol, asam-asam, dan hidrokarbon. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah daging bagian dada, karena pada bagian dada ayam lemak nya sedikit maka zat volatil seperti lemak sedikit yang menguap. Sejalan dengan pendapat Tien R Muchtadi (2005) persentase lemak pada bagian dada ayam yaitu 1,9%. Hasil dari penelitian ini menunjukan kisaran susut masak berkisar 22.1725% hingga 30.3425%. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat soeparno (2005) yang menyatakan bahwa pada umumnya susut masak bervariasi antara 1,5% sampai 54,5%. Dengan demikian perlakuan perendaman dengan menggunakan sari buah markisa kuning hingga konsentrasi 20% tidak dapat mempengaruhi susut masak daging ayam petelur afkir. 3. Pengaruh Perlakuan Terhadap Keempukan Daging Ayam Petelur Afkir rata-rata keempukan hasil penelitian tertinggi pada perlakuan penggunaan sari buah markisa kuning (Passiflora flavicarpa) 20% (60,07%) dan rata-rata terendah nampak pada perlakuan dengan penggunaan sari buah markisa kuning (Passiflora flavicarpa) 0% (34,65%). Semakin tinggi konsentrasi sari buah markisa kuning (Passiflora flavicarpa) yang digunakan sebagai perendam daging ayam petelur afkir selama 30 menit menyebabkan keempukan yang dihasilkan semakin meningkat. Penggunaan sari buah markisa kuning sebagai perendam daging ayam petelur afkir selama 30 menit menghasilkan terjadinya peningkatan keempukan daging mengikuti garis regresi linier. Semua perlakuan perendaman daging ayam petelur afkir menggunakan sari buah markisa kuning sebanak 5%, 10%, 15%, dan 20% menghasilkan nilai keempukan yang lebih empuk dibandingkan dengan nilai keempukan tanpa perendaman sari buah markisa kuning, demikian pula perlakuan antar dosis markisa kuning masing-masing berbeda nyata, dan konsentrasi 20% menghasilkan nilai yang lebih empuk. Perendaman daging ayam petelur afkir menggunakan sari buah markisa kuning adalah salah satu cara untuk mengempukan daging ayam petelur afkir dengan asam yang menyebabkan terjadinya denaturasi protein. Pada saat denaturasi, ph daging berada pada ph isoelektris dari daging maka akan terjadi aktif nya enzim katepsin dalam daging yang menjadikan ikatan polipeptida dalam daging akan terpecah menjadi komponen protein yang lebih sederhana, hal itu karena enzim katepsin bersifat proteolisis. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Winarno (1984) yang menyatakan bahwa denaturasi protein merupakan pemecah protein menjadi unit yang lebih kecil. Didukung oleh Soeparno (2005) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi keempukan daging yaitu faktor postmortem, salahsatu nya yaitu penambahan bahan pengempuk. Dengan demikian, semakin meningkatnya konsentrasi sari buah markisa kuning yang ditambahkan pada perendaman daging ayam petelur afkir selama 30 menit maka penetrasi senyawa asam kedalam daging semakin besar, sehingga banyak protein yang terdenaturasi. Keempukan daging dengan konsentrasi sari buah markisa kuning yang tinggi (20%) lebih empuk dibandingkan dengan konsentrasi sari buah markisa kuning yang lainnya. Pada konsentrasi 20% terjadi denaturasi dari asam yang dihasilkan oleh sari buah markisa kuning yang diduga sama dengan ph isoelektris daging, namun pada konsentrasi yang lebih rendah dari 20% belum mencapai ph isoelektris karena enzim katepsin belum aktif. Adapun grafik persamaan linear hasil penelitian disajikan pada ilustrasi 2. 5

Keempukan (mm/g/10detik) 70 60 50 40 30 20 10 0 0 5 10 15 20 25 Konsentrasi Sari Buah Markisa Kuning (%) Ilustrasi 2. Grafik Persamaan Linear Keempukan Daging Ayam Petelur Afkir Pada Berbagai Konsentrasi Sari Buah Markisa Kuning Kesimpulan 1. Penggunaan berbagai konsentrasi sari buah markisa kuning (Passiflora flavicarpa) berpengaruh terhadap daya ikat air (DIA) dan keempukan daging ayam petelur afkir, sedangkan terhadap susut masak tidak berpengaruh. 2. Konsentrasi sari buah markisa kuning (Passiflora flavicarpa) 20% menghasilkan mutu fisik daging ayam petelur afkir terbaik. Saran 1. Penggunaan konsentrasi sari buah markisan kuning (Passiflara flavicarpa) 20% disarankan untuk mengempukan daging. 2. Perlu diteliti lebih lanjut mengenai komposisi kimia dan uji organoleptik tentang penggunaan sari buah markisa kuning sebagai perendam daging ayam petelur afkir. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Dr. Ir. Obin Rachmawan, SU., selaku pembimbing utama, dan Ir. Denny Suryanto Sutardjo, MS., selaku pembimbing anggota, yang telah memberikan bimbingan, saran, serta bantuan kepada penulis Daftar Pustaka Deddy Muchtadi dan Nurhenii. 1992. Metoda Kimia Biokimia dan Biologi Dalam Evaluasi Nilai Gizi Pangan Olahan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal 119 Hardiansyah. 2004. Mempelajari Aplikasi Teknologi Pangan Dalam Pengembangan Sari Buah Markisa Ungu (Passiflora edulis f edulis. Sims) di PT.FITS Mandiri. Fakultas Teknologi Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor. Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Gajah Mada University Press.Yogyakarta. Hal 1, 11-12, 289, 297, 300. Tien R Muchtadi, Sugiyono, dan Fitriyono Ayustaningwarno. 2011. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Alfabeta. Bandung. Hal 28, 34-35. 6