BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Semawung, Kec. Andong, Boyolali (lahan milik Bapak Sunardi). Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai bulan Oktober 2014 Februari 2015. Ketinggian tempat penelitian ± 300 mdpl. 3.2. Rancangan Penelitian dan perlakuan Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK). Adapun model matematis yang dari Rancangan Acak Kelompok (RAK) adalah sebagai berikut: Yij = μ + τi + βj + εij Dimana : Yij : Hasil pengamatan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j. μ : Purata umum. τi : Penyimpangan hasil dari nilai purata umum yang disebabkan oleh pengaruh perlakuan ke-i. βj : Penyimpangan hasil dari nilai μ yang disebabkan oleh pengaruh khusus kelompok ke-j. εij : Pengaruh acak yang masuk dalam penelitian. Jumlah Perlakuan Penelitian ini menggunakan 6 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali sehingga total ada 18 satuan penelitian, ditanam pada lahan 3 m x 4 m. perlakuan petak omisi yang diterapkan adalah : Tabel 3.1. Perlakuan Petak Omisi No Perlakuan Keterangan 1 S1 (-NPK) 2 S2 PK (-N) 3 S3 NP (-K) 4 S4 NK (-P) 5 S5 N (-PK) 6 S6 NPK (lengkap
Analisis Data Data respon tanaman dan perubahan sifat-sifat tanah dianalisis secara statistik deskriptif untuk melihat hubungan antar peubah sifat kimia tanah dan respon hasil tanaman. Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dianalisis sidik ragam (ANOVA), dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf 5%. Untuk melihat hubungan serapan hara N, P, dan K dengan berat gabah dilakukan uji korelasi dan regresi sederhana (Gomez and Gomez, 2010). 3.3. Tata Letak Penelitian 3.3.1. Letak Ulangan U Gambar 3.1. Petak Ulangan Petak Ulangan Keterangan: 1. Panah hitam menunjukkan air keluar 2. Air masuk dari air hujan langung 13
3.3.2. Skema Jarak Tanam 20 20 20 40 10 20 4 m 3 m Gambar 3.2. Skema Jarak Tanam Ukuran Petak Penelitian Keterangan: 1. Luas tiap petak penelitian : 3 m x 4 m 2. Jarak tanam : 40 cm x 20 cm x 20 cm x 20 cm x 10 cm 3. Jarak antar petak : 25 cm 4. Jarak antara ulangan : 100 cm 5. Jumlah petak pengamatan : 18 petak 6. Populasi tanaman setiap petak : 360 Tanaman 7. Petak neto : 2 m x 3 m 8. jumlah sampel : 10 tanaman 14
3.4. Pelaksanaan dilapangan 3.4.1. Pengelolahan Tanah Pengolahan tanah dilakukan dua kali, pengolahan tanah pertama dilakukan pada musim kemarau atau setelah turun hujan pertama, dan pengolahan kedua saat menjelang tanam. Pengolahan tanah dilakukan mencangkul dan selanjutnya tanah dibuat petak-petak dengan ukuran panjang 3 m dan lebar 4 m. Jarak antar petak 25 cm, tujuan dari pemberian jarak antar petak ini yaitu untuk menjaga agar perlakuan yang diberikan tidak saling terkontaminasi hara akibat perlakuaan yang berbeda. Petak dibuat seperti pada tata letak penelitian yaitu sebanyak 18 petak. 3.4.2. Penanaman Di lahan sawah tadah hujan, kegiatan tanam baru dapat dilakukan bila curah hujan mencapai 60 mm dekade -1 (10 hari), biasanya dicapai pada akhir bulan Oktober sampai akhir November, penanaman dilakukan dengan jarak tanam jajar legowo 4:1 dengan sistem Tanam Benih Langsung (TABELA). Penanaman dilakukan seperti menanam padi gogo dengan menggunakan tugal. Lubang tanam dibuat sedalam 3-5 cm, benih dimasukkan dalam lubang tugal dan ditutup tanah. 3.4.3. Pemupukan Pemupukan dilakukan sesuai dengan perlakuan yang diterapkan pada setiap petak. Dosis pupuk yang diberikan selama penelitian yaitu Tabel 3.2. Dosis Pemupukan pada setiap petak. No Perlakuan Urea (250 kg ha -1 ) SP-36 (50 kg ha -1 ) KCl (100 kg ha -1 ) 1 S1 - - - 2 S2 - v v 3 S3 v v - 4 S4 v - v 5 S5 v - - 6 S6 v v v Pemupukan N dilakukan dua kali. Pemupukan pertama diberikan saat tanaman berumur 7 HST dengan takaran 125 kg ha -1 selanjutnya pemupukan kedua. Pemupukan SP-36 diberikan sekaligus saat tanaman berumur 7 HST dengan takaran 50 kg ha -1 dan pemupukan KCl diberikan dua kali saat tanaman berumur 7 HST sebanyak 50 kg ha -1 dan saat fase primordia dengan takaran 50 kg 15
ha -1. Dosis pupuk P dan K diberikan sesuai dengan status hara tanah, Status hara P tinggi dan K rendah. 3.4.4. Pemeliharaan Strategi pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menerapkan konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Pengendalian gulma pada pertanaman padi dilakukan lebih awal, yaitu pada umur 15 hari setelah tanaman tumbuh atau menjelang pemupukan pertama. Penyiangan kedua dilakukan pada umur 45 hari atau menjelang pemupukan susulan pertama. 3.4.5. Panen Panen dapat dilakukan bila sudah melebihi umur masak fisiologis atau lebih dari 95% gabah telah menguning (Tim Penyusun, 2008). 3.5. Pengamatan Perlakuan 3.5.1. Pengamatan Utama Tabel 3.3. Parameter Pengamatan Utama No Pengamatan 15 30 45 60 105 HST HST HST HST HST 1 Tinggi Tanaman v v v v v 2 Jumlah Anakan Rumpun -1 v v v v v 3 Jumlah Malai Rumpun -1 v 4 Jumlah Butir Malai -1 v 5 Berat Gabah panen ( GKP dan v GKG) 6 Berat Kering Jerami v 7 Berat 1000 biji v 8 Tingkat Efisiensi Kebutuhan v Pupuk Optimum. Keterangan : 105 Hari Setelah Tanam merupakan hari panen yang selanjutnya akan disingkat saat Panen. 3.5.2. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan keadaan lapangan baik tanah maupun lingkungan yang digunakan untuk mendukung pengamatan utama. Dalam pengamatan selintas, data diperoleh dari Balai Penelitian Tanah yang berada di Bogor. Pengamatan yang dilakukan : analisis tanah sebelum tanam dan analisis tanah setelah tanam yaitu ph ekstrak H 2 O dan KCl. C-Organik metode Walkley dan Black, N-total (metode Kjeldahl). P dan K potensial ekstrak HCl 25%, P tersedia Ekstrak Bray I, Kation tukar ekstrak NH 4 Ac ph 7, dan Kejenuhan Basa dan Kapasitas Tukar Kation ekstrak NH 4 Ac ph 7. 16