BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Kecelakaan. 1. Jumlah kecelakaan dan jumlah korban kecelakaan

LAMPIRAN A HASIL CHECKLIST LANJUTAN PEMERIKSAAN INSPEKSI KESELAMATAN JALAN YOGYAKARTA SOLO KM 10 SAMPAI DENGAN KM 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Inspeksi Keselamatan Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Audit Keselamatan Jalan pada Jalan Yogyakarta-Purworejo KM 35-40, Kulon Progo, Yogyakarta

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Lokasi kejadian kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Yogya-Magelang

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 65 TAHUN 1993 T E N T A N G FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan. lintas melalui rekayasa dan upaya lain adalah keselamatan berlalu lintas. Konsep

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB V MEDIAN JALAN. 5.2 Fungsi median jalan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil

PEDOMAN. Perencanaan Median Jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan. Pd. T B

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. KarakteristikKecelakaan 1. Data KecelakaanLaluLintas Dan JumlahKorban

pembinaan dan operasi. Audit keselamatan jalan pada awalnya diperiksa oleh orang atau tim yang berkualitas secara mandiri untuk

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB V PENUTUP

BAB III LANDASAN TEORI. tahun dan saat ini sudah menjadi permasalahan global dan bukan semata-mata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PETUNJUK TERTIB PEMANFAATAN JALAN NO. 004/T/BNKT/1990

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan Detail Peningkatan Ruas Jalan Cihampelas Kota Bandung Provinsi Jawa Barat BAB I PENDAHULUAN

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Persyaratan Teknis jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

BAB III LANDASAN TEORI. diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi,

Manajemen Fasilitas Pejalan Kaki dan Penyeberang Jalan. 1. Pejalan kaki itu sendiri (berjalan dari tempat asal ke tujuan)

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS). Pasal 1

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perhitungan

PEDOMAN. Perencanaan Separator Jalan. Konstruksi dan Bangunan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Pd. T B

BAB I PENDAHULUAN. kota yang memiliki predikat sebagai kota pelajar telah mengalami kemajuan

Perda No. 19/2001 tentang Pengaturan Rambu2 Lalu Lintas, Marka Jalan dan Alat Pemberi Izyarat Lalu Lintas.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)

BAB III LANDASAN TEORI. memberikan pelayanan yang optimal bagi pejalan kaki.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Tanjakan Ale Ale Padang Bulan, Jayapura, dapat disimpulkan bahwa:

Perancangan Fasilitas Pejalan Kaki Pada Ruas Jalan Cihampelas Sta Sta Kota Bandung Untuk Masa Pelayanan Tahun 2017 BAB I PENDAHULUAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KONSEP THE CITY OF PEDESTRIAN. Supriyanto. Dosen Tetap Prodi Teknik Arsitektur FT UNRIKA Batam

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.603/AJ 401/DRJD/2007 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. Dari hasil analisis dan perhitungan yang telah dilakukan pada bab. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : HK.205/1/1/DRJD/2006 TENTANG

ABSTRAK. Kata kunci: keselamatan pengguna jalan, kecepatan pengemudi kendaraan, ZoSS

BAB II KOMPONEN PENAMPANG MELINTANG

KATA HANTAR ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA AREA BLACK SPOT DI. RUAS JALAN YOGYA-MAGELANG ANTARA KM 4-KM 17 yang disusun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Contoh penyeberangan sebidang :Zebra cross dan Pelican crossing. b. Penyeberangan tidak sebidang (segregated crossing)

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

機車標誌 標線 號誌是非題 印尼文 第 1 頁 / 共 15 頁 題號答案題目圖示題目. 001 X Tikungan beruntun, ke kiri dahulu. 002 O Persimpangan jalan. 003 X Permukaan jalan yang menonjol

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5

BAB III LANDASAN TEORI. hanya melibatkan satu kendaraan tetapi beberapa kendaraan bahkan sering sampai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu menuju daerah lainnya. Dalam ketentuan yang diberlakukan dalam UU 22 tahun

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persimpangan adalah simpul dalam jaringan transportasi dimana dua atau

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2002

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1993 TENTANG PRASARANA DAN LALU LINTAS JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.984/AJ. 401/DRJD/2005 TENTANG

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tujuan tertentu. Alat pendukung. aman, nyaman, lancar, cepat dan ekonomis.

Gambar 2.1 Rambu yield

Penempatan marka jalan

LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOYOTA KIJANG NOMOR KENDARAAN T 1756 DC TERJUN KE SUNGAI LUBAI, JEMBATAN BERINGIN

Kecelakaan Lalu Lintas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlangsung tanpa diduga atau diharapkan, pada umumnya ini terjadi dengan

BAB III LANDASAN TEORI. Jalan Wonosari, Piyungan, Bantul, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang

EVALUASI PENERAPAN ZONA SELAMAT SEKOLAH DI KOTA PADANG ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpotongan/bersilangan. Faktor faktor yang digunakan dalam perancangan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN PROF. DR. IDA BAGUS MANTRA

III. METODOLOGI PENELITIAN

機車標誌 標線 號誌選擇題 印尼文 第 1 頁 / 共 12 頁 題號答案題目圖示題目. (1) Tikungan ke kanan (2) Tikungan ke kiri (3) Tikungan beruntun, ke kanan dahulu


Penampang Melintang Jalan Tipikal. dilengkapi Trotoar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya jaringan jalan diadakan karena adanya kebutuhan

PERSYARATAN TEKNIS JALAN UNTUK RUAS JALAN DALAM SISTEM JARINGAN JALAN PRIMER < < <

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan

POTONGAN MELINTANG (CROSS SECTION) Parit tepi (side ditch), atau saluran Jalur lalu-lintas (travel way); drainase jalan; Pemisah luar (separator);

ANALISIS KECELAKAAN TIKUNGAN JALAN YOGYAKARTA - SEMARANG DI DUSUN KEDUNGBLONDO, DESA NGIPIK, KECAMATAN PRINGSURAT, TEMANGGUNG. Laporan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis Kapasitas jalan, volume

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 4 (Empat)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Inspeksi Keselamatan Jalan Tingginya angka lalu lintas, maka salah satu cara untuk mengurangi tingkat kecelakaan adalah dengan melakukan Inspeksi Keselamatan Jalan. Analisis difokuskan pada identifikasi fasilitas transportasi sebagai pendukung jalan yang dianggap berpotensi mengakibatkan kecelakaan lalu lintas melalui konsep pemeriksaan jalan. Berdasarkan analisis hasil temuan hasil temuan yang ada di lokasi penelitian, kemudian di buat kesimpulan dan saran. Analisis hasil temuan difokuskan pada jawaban yang berindikasi Tidak ( T ) serta identifikasi bagian-bagian desain jalan dan fasilitas pendukung lain yang dianggap kurang memenuhi standar atau persyaratan teknis. Hasil Inspeksi dapat dilihat pada Tabel 4.1 sampai Tabel. Daftar Periksa 1 1.1 Kelas/Fungsi Jalan Tabel 4.1 Daftar Periksa Kondisi Umum Kondisi Umum Ya (Y)/ Fokus Pemeriksaan Tidak Keterangan (T) Apakah kelas jalan sudah memenuhi Y Jalan Arteri standar? Apakah lebar jalur jalan eksisting memenuhi Y 14 meter standar? Apakah lebar lajur jalan eksisting memenuhi Y 3.5 meter standar? Apakah kemiringan Kemiringan melintang melintang jalan eksisting Y jalan sudah memenuhi memenuhi standar? standar 30

31 Daftar Periksa 1 1.2 Median 1.3 Bahu Jalan 1.4 Tinggi Kerb 1.5 Drainase 1.6 Kecepatan 1.7 Lansekap Kondisi Umum Fokus Pemeriksaan Ya (Y)/ Tidak (T) Keterangan Apakah ruas jalan ekisting memiliki T Tidak ada median median? Apakah median jalan sesuai desain standar? T Tidak ada median Apakah median jalan eksisting ditinggikan? T Tidak ada median Apakah lebar bahu jalan eksisting sesuai standar? Y 2 meter Apakah posisi bahu jalan Bahu jalan lebih rendah lebih rendah dengan Y dengan permukaan jalan permukaan jalan? Apakah posisi bahu jalan Posisi bahu jalan lebih lebih rendah dari Y rendah dari permukaan permukaan jalan? jalan Kerb terdapat pada sisi Apakah terdapat kerb jalan sebelah kanan pada Y pada sisi jalan? STA 0+000 0+100 dengan tinggi 10 cm. Apakah dimensi dan desain drainase sesuai Y Lebar drainase 0,6 meter standar? Apakah desain kecepatan Desain kecepatan suudah sesuai dengan desain Y sesuai dengan kelas dan kelas dan fungsi jalan? fungsi jalan Apakah terdapat Terdapat pohon dan tanaman/pohon dipinggir Y tanaman pada sisi kanan jalan? dan kiri jalan

32 Kondisi Umum Daftar Periksa Ya (Y)/ 1 Fokus Pemeriksaan Tidak Keterangan (T) Apakah terdapat fasilitas Tidak ada tempat parkir 1.8 Parkir parkir di trotoar/bahu jalan/badan jalan T yang memadai. Badan jalan dijadikan sebagai (sebutkan dikolom fasilitas ruang parkir keterangan)? Tidak terdapat tempat 1.9 Tempat Pemberhentian Apakah terdapat lokasi pemberhentian kendaraan/bus/pangkalan kendaraan? T pemberhentian kendaraan/bus/pangkalan kendaraan yang menyebabkan naik turunnya penumpang dengan sembarangan Dari hasil pemeriksaan berdasarkan Tabel 4.1 maka dapat dianalisis dengan difokuskan pada jawaban T dan identifikasi pada bagian desain jalan yang tidak memenuhi standar. 1. Lebar Jalur dan Lajur Jalan Yogyakarta-Magelang KM 29-31, Muntilan merupakan jalan arteri primer dengan memiliki 1 jalur 4 lajur. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI 34/2006, untuk tipe jalan arteri primer lebar badan jalan minimum adalah 11 meter dengan kecepatan rencana paling rendah 60 km/jam. Jalan Yogyakarta- Magelang KM 29-31 mempunyai lebar badan jalan 14 meter dengan lebar per lajur 3.5 meter. Berdasarkan survei yang dilakukan pada penelitian pada daerah studi bahwa kondisi dilapangan dengan membandingakan pada peraturan sudah memenuhi standar.

33 Gambar 4.1 Kondisi Jalan Km 29,50 2. Drainase Dari hasil temuan yang didapat pada lokasi penelitian menunjukkan bahwa pada STA 0+000 sampai 1+200 tidak tampak ada saluran drainase. Hal ini dimungkinkan karena drainase berada di bawah trotoar dan menggunakan sistem tertutup, sehingga tidak tampak dari pengamatan. Pada STA 1+080 terdapat saluran drainase dengan lebar 0,6 meter dengan kedalaman 1 meter. Namun kondisinya tidak terawat karena banyaknya sampah yang terdapat pada saluran drainase yang menyebabkan sedimentasi pada dasar saluran. Gambar 4.2 Saluran Drainase Km 30,80

34 3. Tempat Parkir Adanya Pasar dan banyaknya toko disepanjang lokasi penelitian yang tidak mempunyai lahan parkir yang luas menyebabkan kendaraan parkir pada badan jalan. Gambar 4.3 Tempat Parkir Km 29,340 4. Pemberhentian Angkutan Umum Tidak ada tempat pemberhentian angkutan umum pada lokasi penelitian yang menyebabkan angkutan umum sering menaikkan dan menurunkan penumpang di bahu atau badan jalan sehingga membuat lalu lintas menjadi terhambat. Gambar 4.4 Pemberhentian Angkutan Umum Km 29,70

35 Perbandingan antara indikasi jawaban Ya dan Tidak dapat dilihat pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Perbandingan Antara Indikasi Ya dan Tidak Daftar Perbandingan Ya/Tidak Periksa Ya Tidak Keterangan Jumlah Persen Jumlah Persen Kondisi Umum 11 68.75 5 31.25 Hasil perbandingan menyatakan persentase Ya lebih tinggi dibandingkan persentase Tidak. Dari hasil pemeriksaan berdasarkan tabel 4.2 maka dapat dianalisis dengan difokuskan pada kondisi perbandingan Ya 68.75% identifikasi pada aspek kondisi umum jalan sudah memenuhi standar. Daftar Periksa 2 2.1 Kecepatan Rencana 2.2 Pengharapan Pengemudi Tabel 4.3 Daftar Periksa Alinyemen Jalan Alinyemen Jalan Fokus Pemeriksaan Ya(Y)/ Keterangan Tidak (T) Apakah ada rambu T Belum adanya peringatan? rambu peringatan pada jalan Apakah ada rambu batas T Tidak adanya kecepatan? rambu batas kecepatan pada daerah rawan kecelakaan Apakah marka dan T Marka yang perkerasan yang rusak sudah pudar sudah diganti atau belum diperbaiki diperbaiki? dengan marka baru

36 Daftar Periksa 2 2.3 Lajur Mendahului Alinyemen Jalan Fokus Pemeriksaan Ya(Y)/ Tidak (T) Apakah tersedia lokasi Y overtaking yang memadai? Apakah lebar jalur untuk Y mendahului memadai? Keterangan Tersedianya lokasi overtaking pada ruas jalan karena memiliki 4 lajur Tersedianya pengendara uuntuk mendahului pada 1 jalur dengan 4 lajur Dari hasil pemeriksaan berdasarkan Tabel 4.3, maka dapat dianalisis dengan difokuskan pada jawaban T dan identifikasi pada bagian desain jalan yang tidak memenuhi standar. 1. Pengharapan Pengemudi Marka jalan dari perkerasan yang lama dapat diganti sebagaimana mestinya, karena hanya sebagian marka jalan yang jelas dan rambu lalu lintas yang kurang. Marka yang sudah pudar tidak akan memberi informasi yang jelas kepada pengendara ketika melewati ruas jalan tersebut. Gambar 4.5 Marka Zebra Cross Pudar Km 29,410

37 2. Bahu jalan Bahu jalan berbeda ukurannya antara sebelah kiri dan kanan. Pada STA 1+300 1+800 ukuran bahu sebelah kiri 3,5 meter dan bahu sebelah kiri 1,5 meter. Bahu jalan banyak digunakan sebagai tempat parkir dan tempat berjualan dengan banyaknya pamfet kios, sehingga dapat mengganggu arus kendaraan. Gambar 4.6 Bahu Jalan Sisi Kanan Km 29,400 Perbandingan antara indikasi jawaban Ya dan Tidak dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Perbandingan Antara Indikasi Ya dan Tidak Daftar Perbandingan Ya/Tidak Periksa Ya Tidak Keterangan Jumlah Persen Jumlah Persen Alinyemen Jalan 2 40 3 60 Hasil perbandingan menyatakan bahwa persentase Tidak lebih tinggi dibandingkan Ya Hasil pemeriksaan berdasarkan Tabel 4.4 maka dapat dianalisis bahwa perbandingan antara indikasi Tidak lebih tinggi dibandingkan indikasi Ya sebesar 60%. Indikasi pada aspek alinyemen jalan belum memenuhi standar berkeselamatan.

38 Daftar Periksaan 3 3.1 Rambu 3.2 Marka Tabel 4.5 Daftar Pemeriksaan Kondisi Fasilitas Jalan Kondisi Umum Fokus Pemeriksaan Ya (Y)/ Tidak (T) Keterangan Apakah tersedia ramburambu? Y Terdapat rambu untuk menginformasikan kepada pengendara Apakah penempatan sesuai Y Penempatan dengan desain standar? rambu sudah sesuai dengan desain Apakah tersedia rambu T Belum adanya peringatan sebelum rambu peringatan mendekati persimpangan pada daerah rawan dan daerah rawan kecelakaan kecelakaan? Apakah terdapat ramburambu T Rambu-rambu yang berlebihan? sudah cukup untuk memberi informasi Apakah rambu lalu lintas Y Bentuk rambu ini sesuai dengan bentuk sudah sesuai yang ada pada standar? dengan standar Apakah semua perkerasan Y Semua perkerasan jalan memilik marka? jalan sudah memiliki marka Apakah marka jalan T Marka jalan tampak jelas dan efektif banyak yang pada semua kondisi sudah pudar (pagi,siang,malam,dsb)?

39 Daftar Periksaan 3 3.3 Lampu Penerangan Jalan 3.4 Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas Kondisi Umum Fokus Pemeriksaan Ya (Y)/ Tidak (T) Apakah tersedia lampu Y penerangan jalan dan apakah semua penerangan beroperasi baik? Apakah lampu penerangan Y jalan ditempatkan pada lokasi yang tepat? Apakah tipe tiang lampu Y yang digunakan sesuai untuk semua lokasi dan ditempatkan secara tepat? Apakah penerangan untuk T rambu masih memadai? Apakah terdapat lampu T pengatur lalu lintas? Apakah penempatannya T cukup aman? Apakah lampu lalu lintas T masih beroperasi dengan baik? Keterangan Lampu penerangan beroperasi dengan baik Lampu penerangan sudah ditempatakan pada lokasi yang tepat Tiang lampu yang digunakan sudah sesuai dengan penempatannya Tidak semua rambu dapat tersinari lampu Tidak ada lampu pengatur lalu lintas pada lokasi penelitian. Tidak ada lampu pengatur lalu lintas pada lokasi penelitian. Tidak ada lampu pengatur lalu lintas pada lokasi penelitian.

40 Daftar Periksaan 3 Kondisi Umum Fokus Pemeriksaan Ya (Y)/ Tidak (T) Apakah posisi lampu T terlihat dengan jelas/tidak terhalang? Keterangan Tidak ada lampu pengatur lalu lintas pada lokasi penelitian. Dari hasil pemeriksaan berdasarkan Tabel 4.5 maka dapat dianalisis dengan difokuskan pada jawaban T dan identifikasi pada bagian desain jalan yang tidak memenuhi standar. 1. Rambu Pada lokasi pengamatan rambu lalu lintas sudah cukup memadai. Namun tidak adanya rambu peringatan pada lokasi rawan kecelakaan membuat pengendara menjadi tidak hati-hati. Banyaknya rambu yang tidak terlihat dikarenakan tertutup pohon, pamflet, dan bangunan pada sisi jalan. Gambar 4.7 Rambu Petunjuk Km 29,550 2. Marka Secara keseluruhan marka dan delineasi pada lokasi pengamatan telah memenuhi standar. Hanya pada beberapa STA pengamatan, marka sudah mulai pudar.

41 Gambar 4.8 Marka Garis Jalan Pudar Km 29,150 3. Lampu Penerangan Jalan Secara umum untuk kondisi penerangan pada lokasi sudah mencukupi tetapi pada tempat-tempat tertentu seperti persimpangan harus terdapat penambahan untuk penerangan lampu. Gambar 4.9 Lampu Penerangan Jalan Km 29,50

42 Perbandingan antara indikasi jawaban Ya dan Tidak dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Perbandingan Antara Indikasi Ya dan Tidak Daftar Perbandingan Ya/Tidak Periksa Ya Tidak Keterangan Jumlah Persen Jumlah Persen Fasilitas 8 53.33 7 46,67 Hasil perbandingan Jalan menyatakan persentase Ya lebih tinggi dibandingkan persentase Tidak Dari hasil pemeriksaan berdasarkan tabel 4.6 maka dapat dianalisis dengan difokuskan pada kondisi perbandingan Ya 53,33% identifikasi pada aspek kondisi fasilitas jalan sudah memenuhi standar namun masih harus dilakukan perbaikan. Tabel 4.7 Daftar Periksa Bangunan Pelengkap Jalan Daftar Periksa Kondisi Umum 4 Fokus Pemeriksaan Ya(Y)/ Keterangan Tidak (T) 4.1 Apakah penempatan tiang Y Tiang listrik dan Tiang Listrik dan listrik dan tiang telepon tiang telepon Tiang Telepon cukup aman dari lalu berada pada sisi lintas? jalan yang cukup aman dari lalu lintas 4.2 Penghalang Apakah pagar (penghalang) keselamatan dibuat pada T Tidak ada penghalang Tabrakan lokasi-lokasi penting tabrakan misalnya pada jembatan telah sesuai dengan standar?

43 Daftar Periksa 4 4.3 Jembatan 4.4 Papan Petunjuk dan Papan Iklan Kondisi Umum Fokus Pemeriksaan Ya(Y)/ Keterangan Tidak (T) Apakah sistem penghalang tabrakan telah sesuai dengan tujuannya? T Tidak ada penghalang tabrakan Apakah terdapat rambu Y Terdapat rambu untuk melewati lokasi untuk melewati tersebut? jembatan Apakah jarak pandang telah Y Jarak pandnag memenuhi standar? melewati jembatan sudah memenuhi standar Apakah posisi papan Y Posisi papan petunjuk dan papan iklan petunjuk dan cukup aman dari jalur lalu papan iklan cukup lintas? dari jalur lalu lintas yang berada pada sisi jalan Apakah posisi benda-benda Y Papan petunjuk ini tidak menghalangi dipasang pada pandangan pengemudi? tempat yang tepat dan tidak menghalangi pandangan pengemudi

44 Dari hasil pemeriksaan berdasarkan Tabel 4.7 maka dapat dianalisis dengan difokuskan pada jawaban T dan identifikasi pada bagian desain jalan yang tidak memenuhi standar. 1. Pagar Penghalang Tabrakan Dari hasil pengamatan di lokasi ruas Jalan Yogyakarta-Magelang KM 29-31 tidak ditemukannya pagar penghalang tabrakan. 2. Papan Petujuk Arah dan Papan Iklan Papan petunjuk arah dan papan iklan sudah diletakkan pada tempat yang tepat dan tidak mengganggu pengguna jalan. 3. Tiang Listrik dan Tiang Telepon Pada lokasi penelitian penempatan tiang listrik dan tiang telepon tidak membahayakan atau mengganggu pengguna jalan. Perbandingan antara indikasi jawaban Ya dan Tidak dapat dilihat pada Tabel 4.8 Tabel 4.8 Perbandingan Antara Indikasi Ya dan Tidak Daftar Perbandingan Ya/Tidak Periksa Ya Tidak Keterangan Jumlah Persen Jumlah Persen Bangunan 5 71,43 2 28,57 Hasil perbandingan Pelengkap Jalan menyatakan persentase Ya lebih tinggi dibandingkan persentase Tidak Dari hasil pemeriksaan berdasarkan Tabel 4.8 maka dapat dianalisis dengan difokuskan pada kondisi perbandingan Ya 71,43% identifikasi pada aspek kondisi bangunan pelengkap jalan sudah memenuhi standar dengan baik.

45 Tabel 4.9 Indikator penyebab kecelakaan Daftar Periksa Keterangan Banyak bahu jalan yang dijadikan tempat Kondisi Umum Tempat Pemberhentian pemberhentian dan tempat berjualan. Persimpangan Fasilitas Jalan Bangunan Pelengkap Jalan Ruang Bebas Samping Marka Penghalang Tabrakan Sudut-sudut persimpangan tidak bebas dari bangunan. Banyaknya tanda marka yang sudah pudar. Tidak ada penghalang tabrakan. B. Potensi Penyebab Kecelakaan Berdasarkan data dari Unit Laka Kepolisian Resort Magelang dan daftar periksa Inspeksi Keselamatan Jalan, kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Yogyakarta-Magelang KM 29-31 Muntilan terjadi karena ada beberapa faktor. Berdasarkan survei pada lokasi penelitian, maka didapatkan hasil evaluasi faktor penyebab kecelakaan sebagai berikut: 1. Jalan Yogyakarta-Magelang pada KM 29,50 (Ruas Jalan depan Pasar Muntilan dan Terminal Drs Prajitno Muntilan): a. Terdapat kendaraan yang keluar masuk Pasar Muntilan dan Terminal Muntilan pada saat jam 06.00-08.00, 12.00-14.00, dan 16.00-17.00. Pada saat pagi dan sore biasanya angkutan tidak masuk terminal karena terbatasnya jam operasional terminal dan sepinya penumpang yang menyebabkan angkutan memilih menaik turunkan penumpang di jalan yang akan menghambat perjalanan lalu lintas. b. Tidak tersedianya fasilitas penyeberangan untuk pejalan kaki yang menghubungkan pada kawasan pasar dan terminal Muntilan menyebabkan

46 pejalan kaki memilih menyeberang jalan secara sembarangan. Tidak ada jembatan penyeberangan atau zebra cross dapat membahayakan pejalan kaki atau pengendara kendaraan. c. Tidak adanya ruang yang tersedia untuk tempat parkir roda dua dan roda empat menyebabkan banyak kendaraan yang parkir pada badan jalan dan trotoar. Hal ini dapat mengganggu pejalan kaki dan menghambat perjalanan lalu lintas. 2. Jalan Yogyakarta-Magelang pada KM 29,600 (Ruas Jalan persimpangan RSPD): a. Terdapat persimpangan jalan yang tidak simestris yang menyebabkan kendaraan yang akan menyeberang jalan kesulitan dalam hal padangannya. b. Tidak ada rambu peringatan tanda persimpangan dan batas kecepatan menyebabkan kendaraan dari arah Yogyakarta menuju Magelang melaju dengan kecepatan yang tinggi dan hal ini dapat membahayakan pengendara itu sendiri dan pengendara lain. c. Banyaknya kendaraan yang melawan arus dikarenakan jalan tersebut mempunyai satu arah dan tidak ada jalan alternatif terdekat maka akan dapat membahayakan pengendara lain. d. Lampu penerangan pada malam hari kurang memadai pada persimpangan RSPD. Hal ini dikarenakan kurang banyaknya lampu pada lokasi ini atau tidak ada perawatan lampu yang menyebabkan pencahayaan sinar lampu kurang maksimal. e. Banyaknya angkutan yang sering menaikan dan menurunkan penumpang pada lokasi persimpangan dapat membahayakan pengendara lain dalam hal pandangan. 3. Jalan Yogyakarta-Magelang pada KM 30,400 (Ruas Jalan depan SMA Negeri 1 Muntilan) a. Terdapat kendaraan yang keluar masuk pada zona sekolah, yaitu pukul 06.00-07.00 dan 15.00-16.00. Pada jam tersebut banyak pejalan kaki, kendaraan roda dua, dan roda empat yang akan masuk di zona sekolahan dengan kondisi yang ramai. Hal ini dapat mengganggu atau membahayakan arus lalu lintas di sekitar zona sekolah.

47 b. Tidak terlihatnya zebra cross di ruas jalan mengingat tanda marka sudah pudar akan membahayakan pejalan kaki pada saat menyeberang. c. Tertutupnya rambu peringatan tanda penyeberangan dikarenakan terdapat pohon akan menyebabkan ketidaktahuan pengendara ketika melewati jalan tersebut. d. Banyaknya penyeberang yang tidak memperhatikan kendaraan yang melintas dan menyeberang secara sembarangan akan dapat membahayakan bagi pejalan kaki tersebut dan pengguna jalan lain. C. Karakeristik Kecelakaan 1. Jumlah kecelakaan dan jumlah korban kecelakaan Berdasarkan data dari Unit Laka Kepolisian Resort Magelang, kecelakaan lalu lintas yang terhitung dari tahun 2014-2016 pada ruas jalan Yogyakarta- Magelang KM 29-31 Muntilan adalah sebanyak 195 kejadian dengan jumlah rata-rata 65 kejadian pertahun. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.10, Gambar 4.10 dan Gambar 4.11. Tabel 4.10 Jumlah kecelakaan dan Jumlah korban di ruas jalan Yogyakarta- Magelang KM 29-31, Muntilan. No Tahun Jumlah Korban Jumlah Meninggal Luka Luka Kejadian Dunia Berat Ringan 1 2014 69 12 15 42 2 2015 61 17 33 81 3 2016 65 9 36 91 Jumlah 195 38 84 214 (Sumber : Satlantas Polres Magelang,2017)

Jumlah Kecelakaan Jumlah Kecelakaan 48 70 65 60 55 Jumlah Kejadian Kecelakaan 69 65 61 2014 2015 2016 Tahun Jumlah Kejadian Kecelakaan Gambar 4.10 Jumlah Kejadian Kecelakaan di Daerah Studi Jumlah Korban Kecelakaan 100 91 90 81 80 70 60 Meninggal Dunia 50 42 Luka Berat 40 36 33 Luka Ringan 30 15 17 20 12 10 9 0 2014 2015 2016 Tahun Gambar 4.11 Jumlah Korban Kecelakaan di Daerah Studi Dari Gambar 4.10 dan Gambar 4.11 dapat di lihat bahwa antara tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 jumlah kecelakaan terbanyak adalah pada tahun 2014, yaitu 69 kejadian. Dan korban kecelakaan paling banyak mengalami luka ringan rata-rata korban luka yaitu 71 orang pertahun dan korban luka terbanyak pada tahun 2016 sebanyak 91 orang.

Jumlah Kecelakaan 49 2. Jumlah Kecelakaan Berdasarkan Faktor Penyebab Korban kecelakaan dapat dibedakan menurut faktor penyebab,seperti: manusia, kendaraan, jalan dan lingkungan. Daftar jumlah korban berdasarkan faktor penyebab dari tahun 2014-2016 dapat dilihat pada Tabel 4.11 dan Gambar 4.13. Tabel 4.11 Jumlah Kecelakaan Berdasarkan Faktor Penyebab Faktor Penyebab 2014 2015 2016 Jumlah % Manusia 51 34 54 139 71.28 Kendaraan 5 0 4 9 4.61 Jalan dan Lingkungan 13 27 7 47 24.11 Jumlah 69 61 65 195 100 (Sumber: Satlantas Polres Magelang, 2017) Jumlah Kecelakaan Berdasarkan Faktor Penyebab 60 50 51 54 40 34 30 20 10 0 27 13 5 4 0 2014 2015 2016 Tahun 7 Manusia Kendaraan Jalan dan Lingkungan Gambar 4.12 Jumlah Kecelakaan Berdasarkan Faktor Penyebab Dari Tabel 4.11 dapat diambil kesimpulan bahwa faktor penyebab kecelakaan terbesar adalah faktor manusia dengan rata-rata sebanyak 46 kejadian pertahun dengan persentase (71.28 %) dan faktor manusia penyebab tertinggi pada tahun 2016 dengan jumlah 54 kejadian.

50 3. Jumlah Kejadian Berdasarkan Tipe Kecelakaan Tipe kecelakaan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu berdasarkan proses kejadian dan jenis tabrakan. Dari data yang didapat di Unit Laka Kepolisian Resort Magelang pada tahun 2014-2016 dapat dilihat pada Tabel 4.12,Gambar 4.14 dan Gambar 4.15 Tabel 4.12 Jumlah Kejadian Berdasarkan Tipe Kecelakaan Tipe Kecelakaan No Tahun Proses Kejadian Jenis Tabrakan KT KPK KMDK KMLDK KDK KLDK Ra Re Ss Ho Ba 1 2014 17 21 30 0 1 0 4 39 26 0 0 2 2015 13 15 27 0 6 0 11 31 16 3 0 3 2016 9 13 35 0 8 0 19 30 12 4 0 Jumlah 39 49 92 0 15 0 34 100 54 7 0 (Sumber : Satlantas Polres Magelang,2017) Keterangan: KT :Kecelakaan Tunggal KPK :Kecelakaan Pejalan Kaki KMDK :Kecelakaan Membelok Dua Kendaraan KMLDK :Kecelakaan Membelok Lebih Dari Dua Kendaraan KDK : Kecelakaan Tanpa Gerakan Membelok Dua Kendaraan KLDK :Kecelakaan Tanpa Gerakan Membelok Lebih Dari Dua Kendaraan Ra : Angle Re : Rear-end Ss : Sideswipe Ho : Head On Ba : Backing

Jumlah Kecelakaan Jumlah Kecelakaan 51 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Jumlah Kecelakaan Berdasarkan Jenis Tabrakan 39 31 30 26 19 16 11 12 4 3 4 0 0 0 0 Ra Re SS Ho Ba Jenis Tabrakan 2014 2015 2016 Gambar 4.13 Jumlah Kecelakaan Berdasarkan Jenis Tabrakan 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Jumlah Kecelakaan Berdasarkan Proses Kejadian 35 30 27 21 17 15 13 13 9 8 6 0 0 0 1 0 0 0 KT KPK KMDK KMLDK KDK KLDK Proses Kejadian 2014 2015 2016 Gambar 4.14 Jumlah Kecelakaan Berdasarkan Proses Kejadian Berdasarkan Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa berdasarkan proses kejadian, kecelakaan disebabkan karena Kecelakaan Membelok Dua Kendaraan (KMDK) paling tinggi terjadi pada tahun 2016 dengan jumlah 35 kejadian dengan rata-rata sebanyak 30 kejadian pertahun, sedangkan berdasarkan jenis tabrakan yang terbanyak adalah Rear-End paling tinggi terjadi pada tahun 2014 dengan jumlah 39 kejadian dengan rata-rata sebanyak 33 kejadian pertahun.

Jumlah Kecelakaan 52 4. Jenis Kelamin Korban Kecelakaan Dari banyaknya jenis kendaraan yang terlibat dapat diketahui jumlah korban kecelakaan berdasarkan jenis kelamin yang terlibat seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.13 dan Gambar 4.16. Tabel 4.13 Jenis Kelamin yang Terlibat Kecelakaan No Tahun Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki 1 2014 24 45 2 2015 47 84 3 2016 44 92 Jumlah 115 221 (Sumber : Satlantas Polres Magelang,2017) 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Jenis Kelamin yang Terlibat Kecelakaan 92 84 45 47 44 24 2014 2015 2016 Tahun Perempuan Laki-laki Gambar 4.15 Jenis Kelamin yang Terlibat Kecelakaan Dari Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa jenis kelamin korban paling tinggi yaitu laki-laki pada tahun 2016 sebanyak 92 korban dengan rata-rata 74 korban pertahun. 5. Usia Korban Kecelakaan Dari banyaknya korban kecelakaan dapat diketahui berdasarkan usia korban kecelakaan dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.7.

53 Tabel 4.14 Usia Korban Kecelakaan No Usia Tahun 2014 2015 2016 Jumlah 1 <10 0 3 2 5 2 11-20 29 47 53 129 3 21-30 23 39 31 93 4 31-40 9 26 21 56 5 41-50 4 15 13 32 6 51-60 3 1 11 15 7 >60 1 0 5 6 (Sumber : Satlantas Polres Magelang,2017) 60 50 40 30 20 10 0 Jumlah Usia Korban Kecelakaan 53 47 39 31 29 26 23 21 15 13 9 3 4 2 3 0 11 5 1 1 0 <10 11-20 21-30 31-40 41-50 51-60 >60 2014 2015 2016 Gambar 4.16 Usia Korban Kecelakaan Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa usia korban kecelakaan paling tinggi umur 11-20 pada tahun 2016 sebanyak 53 orang dengan jumlah rata-rata 43 orang pertahun.