BAB I PENDAHULUAN. keluarga, lingkungan masyarakat, sekolah, tempat kerja, organisasi sosial, dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia sebagai individu dibekali akal

BAB II KAJIAN TEORI. Sepreti yang telah kita ketahui Homeroom merupakan salah satu. yang dilakukan dalam suatu ruangan (kelas) guna kegiatan bimbingan

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kecerdasan Interpersonal

BAB I PENDAHULUAN. untuk bisa mempertahankan hidupnya. Sebagai mahluk sosial manusia tidak lepas

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial. Di dunia ini, tidak ada manusia

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bekal hidup di dunia untuk mengejar masa depan. Kata belajar bukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan hubungan yang harmonis dengan orang-orang yang ada disekitarnya.

PESONA DASAR JURNAL PENDIDIKAN DASAR DAN HUMANIORA

BAB II KAJIAN TEORI Motivasi Belajar Pengertian Motivasi Belajar. Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. membutuhkan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikatnya, manusia adalah makhluk individu dan sosial. Sebagai makhluk individu, manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGOPTIMALKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA MIM KISMOYOSO NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Komunikasi Matematis

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan dengan manusia lainnya, hubungan

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. sosial tertentu. Proses komunikasi antar pribadilah yang dapat menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

BAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. berbeda-beda baik itu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Proyek konstruksi merupakan suatu industri yang melibatkan kerjasama yang

mendapatkan penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebijaksanaan.

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

maupun kelompok. Didalam menghadapi lingkungan, individu akan bersifat aktif

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sosial (IPS) di tingkat sekolah dasar (SD). Pembelajaran IPS

BAB I PENDAHULUAN. suatu interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Proses interaksi salah satunya dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dikarenakan kompleksnya permasalahan-permasalahan yang ada di dalamnya. Masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan wadah untuk mencapai cita-cita mereka. 1 Dalam organisasi

PENGEMBANGAN PERMAINAN SIMULASI KETERBUKAAN DIRI UNTUK SISWA SMP

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu dalam kehidupannya akan menghadapi berbagai permasalahan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Salah satu indikasi bahwa manusia

Al Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempunyai karakter yang baik sesuai dengan harapan pemerintah. Salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan usia dini (Early childhood education) adalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. orang orang yang terlibat di dalamnya. Untuk itu, selain sebagai pengembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam setiap proses kehidupan, manusia mengalami beberapa tahap

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Ara Hidayat, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, Kukaba, Yogyakarta, 2012, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Keterlibatan Belajar Siswa, (Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2011), 2

BAB III METODE PENELITIAN. proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN

PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh. Isniatun Munawaroh,M.Pd*)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk. yang timbul dalam diri manusia. Pembelajaran matematika

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan

ANALISIS KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS ISLAM HARUNIYAH PONTIANAK. Abstract

BAB IV ANALISIS DATA. dalam menangani kasus perilaku sosial murid MA Al- Ibrohimi Desa. Manyar Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan proses pendidikan. Bimbingan diartikan sebagai suatu proses. mengarahkan diri sendiri, dan mewujudkan diri sendiri.

BAB II LANDASAN TEORI

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Diajukan oleh : MAYA NURHAYATI

BAB I PENDAHULUAN. didik melalui suatu interaksi, proses dua arah antara pendidik dan peserta didik

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, namun pada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di

BAB I PENDAHULUAN. Terkadang dalam prakteknya, anak tidak selalu memahami arti. mendengarkan ceramah dari guru, mengerjakan tugas, dan belajar

PENGARUH METODE BERMAIN PERAN TERHADAP KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK TAMAN KANAK-KANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTERPERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MAHASISWA STIPAS TAHASAK DANUM PAMBELUM PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terkait dengan pendidikan. Pendidikan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa

EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI INTERPERSONAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KANDANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. unik dan mereka lebih tertarik dengan dirinya sendiri hanya saja sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terhadap perilakunya seseorang perlu mencari tahu penyebab internal baik fisik,

I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Perbedaan Kecerdasan..., Muhammad Hidayat, FPSI UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Fisika adalah pelajaran yang sulit, membosankan, dan banyak rumus.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. orang lain dalam proses interaksi. Interaksi sosial menghasilkan banyak bentuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia ditandai dengan pergaulan diantara manusia dalam keluarga, lingkungan masyarakat, sekolah, tempat kerja, organisasi sosial, dan sebagainya. Semuanya ditunjukan tidak saja pada derajat atau suatu pergaulan, frekuensi bertemu, jenis relasi, mutu dari interaksi-interaksi diantara mereka tetapi juga terletak pada seberapa jauh keterlibatan diantara mereka satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi sehingga timbul proses timbal balik. Dalam sosial budaya suatu masyarakat adalah sistem terbuka yang selalu berinteraksi dengan sistem lain, keterbukaan ini mendorong terjadinya pertumbuhan, pergeseran dan perubahan nilai dalam masyarakat yang akan mewarnai cara berfikir dan berprilaku individu. 1 Saat ini metode pembelajaran yang sangat berfariasi sudah dapat diterapkan sesuai kebutuhan peserta didik dimanapun. Untuk mengantarkan peserta didik menemukan dan melatih potensi yang dimilikinya, karena siswa sebagai individu yang sedang mengalami masa perkembangan mereka memiliki cara tersendiri dalam menghadapi situasi sosialnya akan tetapi perlu adanya pengawasan dan pemahaman dari lingkungan. hal.7 1 Achmad Juntika Nurihsan,.Bimbingan & Konseling ( Bandung: Refika Aditama, 2011 ) 1

2 Seperti metode kooperatif yang mengajak siswa belajar bersama atau belejar bekerja sama, metode ini samahalnya dengan Teknik Homeroom yang membedakan adalah teknik Homeroom bersifat kekeluargaan dan bebas. Metode pembelajaran ini secara aktif melibatkan kecerdasan interpersonal, mengajar siswa untuk bekerja sama dengan orang lain. Walaupun tidak banyak yang membahas tentang Teknik Homeroom ini, namun kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan bimbingan kelompok. Ada beberapa pengertian Homeroom menurut para ahli. Menurut Pietrofesa, Homeroom adalah teknik untuk mengadakan pertemuan dengan sekelompok siswa di luar jam-jam pelajaran dalam suasana kekeluargaan, dan dipimpin guru atau konselor 2. Menurut Nana Sy. Sukmadinata, Homeroom adalah suatu program membimbing siswa dengan cara menciptakan situasi atau hubungan bersifat kekeluargaan 3. Sedangkan dalam buku Nidya damayanti Teknik Homeroom merupakan teknik yang dilakukan diluar jam pelajaran dengan menciptakan kondisi sekolah/ kelas seperti dirumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan menyenangkan. 4 Teknik Homeroom merupakan bimbingan kelompok yang memiliki tujuan tertentu dalam pelaksanaannya, untuk mencapai tujuan tersebut perlu menerima umpan baik dari orang lain, belajar dari pengalaman, melatih kepekaan 2 Tatik Romlah, Teori & Praktek Bimbingan Kelompok (Malang: Universitas Negeri Malang 2006)hal.78 3 http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2325456-strategi-dan-teknik-layananbimbingan/#ixzz2bdodvgtw 4 Nidya damayanti panduan bimbingan konseling(yogyakarta:araska, 2012)hal.43

3 terhadap diri sendiri maupun orang lain, mempermudah kesadaran dan mempercayai suara hati. Untuk mencapai tujuan tersebut kegiatan bimbingan kelompok dengan teknik Homeroom di isi dengn bebrbagai aktifitas, semua yang dilakukan dalam kelompok tersebut di diskusikan dan di sepakati bersama untuk tercipta suasana yang hangat dan berfariasi, sehingga ketika siswa berda dalam kelas tidak jenuh dan merasa enggan untuk mengikuti kegiatan agar tercapai tujuan dalam kelompok tersebut. Guru konselor sebagai fasilitator semaksimal mungkin memanfaatkan kegiatan bimbingan kelompok melalui teknik Homeroom ini untuk mengenalkan kecerdasan Interpersonal pada siswa, karena anak sebagai mahluk sosial pada hakikatnya adalah makhluk yang cerdas. Pandangan ini menentang bahwa kecerdasan hanya dilihat dari IQ yang di miliki. Gardner melihat kecerdasan dari berbagai dimensi, setiap latar belakang akan membawa anak kepada kesuksesan dan setiap anak memiliki peluang untuk belajar sesuai dengan kemampuan yang dimillikinya. Dalam teorinya multiple intelligences Gardner memunculkan 8 kecerdasan yang menurutnya bersifat universal. Salah satunya kecerdasan Interpersonal. Kecerdasan Interpersonal atau biasa juga disebut sebagai kecerdasan sosial diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan seseorang dalam menciptakan relasi, membangun relasi dan mempertahankan relasi sosialnya.

4 Menurut Gardner kecerdasan Interpersonal adalah kemampuan melihat dan memahami perbedaan mood, tempramen, motivasi, dapat berinteraksi dengan orang lain, peka terhadap ekspresi wajah, gerak isyarat orang lain dan dapat berinteraksi dengana orang lain 5. Menurut Lwin et al kecerdasan Interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan memperkirakan perasaan, temperamen, suasana hati, maksud dan keinginan orang lain dan menanggapinya secara layak 6. Dari setiap kecerdasan tersebut memiliki kelebihan dan keunikan masingmasing dan anak mampu untuk mengembangkan kecerdasan yang dimilikinya, karna anak dilahirkan dengan 8 kecerdasan dasar tersebut, Motivasi yang kuat dan pengajaran yang bagus bisa membantu untuk meningkatkan pemungsian ranah-ranah kecerdasan yang dimilikinya, hal ini perlu adanya pembiasaan dan perlu dilatih akan tetapi terkadang seorang anak atau orang tua enggan mengutarakan bahkan cenderung mengabaikannya. Menurut Anderson kecerdasan Interpersonal mempunyai 3 dimensi, yaitu: social sensitivity, social insight, dan social communication, tiga dimensi ini merupakan satu kesatuan utuh, antara satu dengan satunya. 1. Social sensitivity Social sensitivity atau sensitivitas sosial merupakan kemampuan individu untuk bisa merasakan dan mengamati reaksi-reaksi atau perubahan individu lain yang ditunjukkan baik secara verbal maupun non verbal. 2. Social insight Social insight merupakann kemampuan untuk memahami dan mencari pemecahan masalah yang efektif dalam suatu interaksi social, sehingga masalah-masalah tersebut tidak menghambat relasi sosial yang sudah terbentuk. 3. Sosial comunication Social communication merupakan kemampuan untuk berkomunikasi baik secara verbal maupun non verbal. Kemampuan 5 Safaria, T. Interpersonal Intelligence: Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak. (Yogyakarta: Amara Books 2005) Hal.22 6 http://iznanew.blogspot.com/2010/01/tehnik-bimbingan-dan-konseling.html

5 berkomunikasi mencakup keterampilan untuk mendengarkan, berbicara, public speaking, dan menulis secara efektif. 7 Ketiga dimensi tersebut mencakup sikap simpati dan empati, kesadaran dri, pemecahan masalah, cara kita berkomunikasi, bekerja sama dan lainnya yang mendorong kita untuk terus bersosialisasi dan saling membutuhkan, sebab apabila perkembangan Interpersonalnya baik siswa akan mudah melnjutkan tugasnya sebagai individu. Meskipun kecerdasan Interpersonal sangat menyenangkan, stimulasi kearah tersebut sering tidak diperhitungkan, di sekolah pendidik lebih sering menekankan kemandirian dari pada bekerjasama, walaupun pendidik menyadari bahwa perkembangan sosial anak perlu dikembangkan. Kecerdasan Interpersonal ini atau kecerdasan sosial dapat dikembangkan dengan berbagai cara meliputi bermain, bercakap-cakap, mengerjakan proyek, bercerita, bermain teka-teki, melakukan simulasi. Yang mana cara-cara tersebut bertujuan mengasah kepekaan simpati dan empati, bekerjasama, berbagi rasa, berkolaborasi, menjalin kontak, mengorganisasi, menebak suasana hari dan memotivasi. 8 Dalam melatih kecerdasan dan menggalih potensi pada anak di SMA Gita Kirtti 2 Surabaya ini konselor mengadakan berbagai layanan yang tujuan utamanya ialah mendampingi siswa mengembangkan potensinya termasuk 7 Safaria, T. Interpersonal Intelligence: Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak. (Yogyakarta: Amara Books 2005) Hal.24 8 Takdiron Musfiroh, pengembangan kecerdasan majemuk(jakarta;universitas Terbuka 2010) hal7.2

6 dalam mengembangkan kecerdasan Interpersonal. Usaha usaha yang dilakukan guru konselor di SMA Gita Kirtti dalam membangun kecerdasan Interpersonal antara layanan bimbingan kelompok melalui Teknik Homeroom, kegiatan ini dapat dijadikan acuan oleh konselor dalam menilai siswa apakah siswa memiliki kecerdasan Interpersonal yang tinggi atau tidak, sehingga konselor dapat mengetahui kecakapan siswa dalam menciptakan, membangun dan mempertahankan hubungan sosialnya. Alasan diadakannya kegiatan Teknik Homeroom di SMA GIKI 2 antara lain karna sudah minimnya sifat saling berbagi, tenggang rasa, saling menghormati, bergotong royong dan rasa individulisme yang tinggi, sehingga tak jarang siswa terlibat dalam percekcokan,rasa iri, adanya bullying. Terdapat beberapa faktor mengapa pada saat ini siswa lebih cenderung individualis yaitu disebabkan faktor sosial ekonomi mereka, terdapat siswa yang merasa tak perlu untuk ikut campur dengan pihak luar hal ini dikarnakan kebiasaan yang telah dilakukan oleh keluarganya. Ada pula siswa yang tidak mau bekerja sama dengan temannya disebabkan karena ia tidak mempercayai temantemannya tersebut hal ini disebabkan oleh pengalaman-pengalaman saat SMP ketika diberi tugas kelompok tidak ada yang mau mengerjakan sehingga dia enggan untuk bekerja kelompok. Terdapat pula faktor yang disebabkan oleh perkembangan teknologi yaitu adanya jejaring sosial yang menyebabkan siswa disibukan dengan berteman dengan orang-orang di dunia maya sehingga teman di sekitarnya terabaikan,

7 selain itu faktor ekonomi yang sering kali menuntut individu untuk menjaga gengsi sehingga ia memilih teman yang dianngapnya setara dengan dirinya. Akibat dari perilaku tersebut membuat siswa merasa termarjinalkan, kurang percaya diri bahkan akan menimbulkan trauma pada siswa, oleh sebab itu konselor mengadakan kegiatan Homeroom untuk mengembangkan kecerdasan Interpersonal siswa, dengan dilaksanakannya kegiatan pengembangan kecerdasan Interpersonal siswa melalui teknik Homeroom siswa mengerti, memahami dan dapat mengelola kecerdasan Interpersonal pada dirinya, dimulai dari ruang lingkup yang kecil hingga ruang lingkup yang lebih luas. Kecerdasan Interpersonal menjadi penting karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial dan tidak bisa hidup sendiri. Seseorang yang gagal dalam mengembangkan kecerdasan Interpersonalnnya akan mengalami banyak hambatan dalam perkembangan sosialnnya. Sedangkan apabila siswa memiliki kecerdasan Interpersonal tinggi maka siswa tersebut akan dengan mudah bergaul, mengembangkan potensi diri, diterima oleh lingkungannya baik lingkungan baru. Perkembangan tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan dengan melalui hubungan dan pergaulan dengan orang orang di sekitar, selain itu adanya pembinaan baik di sekolah maupun di lingkungnnya untuk dapat mendorong kualitas diri. 9 hal.95 9 Tarsis Tarmudji Pengembangan diri (Yogyakarta: LIBERTY YOGYAKARTA, 1998)

8 Mengembangkan kecerdasan Interpersonal perlu adanya kesadaran diri, membangun konsep diri positif, bagaimna berinteraksi yang baik dengan linkungan sekitar, bersikap empati dan saling menghormati, sedangkan bagi anak yang kesulitan dalam membangun kecrdasan Interpersonalnya di sebabkan karena konsep diri yang buruk, bersumber dari ekses relasi sosialnya(merasa tidak nyaman, tidak mampu menarik perhatian dan simpati orang lain, selalu menilai negative orang lain) Di SMA GIKI Dalam mengembangkan kecerdasan Interpersonal tidak difokuskan pada meenjalin hubungan sosialnya saja akan tetapi dalam berbagai aspek yang terdiri dari memahami bahasa verbal dan non-verbal, berempati, membina hubungan dengan baik, pemecahan permasalahan, siswa selain mampu menyelesaikan masalah sosialnya dia juga mampu meneyelesaikan permasalhan pribadinya Cara yang dilakukan untuk menstimulasi mengembngkan kecerdasan Interpersonal anak seperti yang dilakukan di SMA GIKI 2 Surabaya, yang mana disini konselor mengadakan layanan bimbingan kelompok melalui Teknik Homeroom untuk mengembangkan kecerdasan iterpersonal siswa. Kegiatan ini dilakukan pada jam pelajaran dengan menciptakan kondisi sekolah atau kelas seperti dirumah sehingga tercipta suasana yang bebas dan

9 menyenangkan, dengan kondisi tersebut siswa dapat mengutarakan perasaannya seperti dirumah sehingga timbul suasana keakraban. 10 Kegiatan ini bisa dilakukan apabila siswa membutuhkan, adakalanya kegiatan ini dilakukan sesuai program yang sudah di rencanakan oleh konselor, di SMA GIKI 2 kegiatan ini dilakukan di kelas X secara priodik, dengan alasan bahwa pada saat itu siswa baru saling mengenal dan saat itu merupakan masa peralihan bagi siswa, oleh sebab itu dengan diadakannya kegiatan Teknik Homeroom tujuan kenselor dapat tercapai. Dari uraian diatas sudah jelas bahwa kegiatan bimbingan yang dilakukan sebagai upaya konselor dalam mengembangkan kecedasan Interpersonal melalui teknik Homeroom Sebagai alat dalam membimbing individu untuk dapat mengungkapkan berbagai pengalaman, pengetahuan, gagasan atau ide-ide dan bagaimana membangun hubungan sosial yang baik karena yang ditekankan dalam Teknik Homeroom adalah terciptanya suasana yang penuh kekeluargaan akrab dan menyenangkan.oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang; Pelaksanaan Teknik Homeroom Dalam Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Di SMA GIKI 2 Surabaya. 10 Nidya Damayanti Panduan Bimbingan Konseling, (Yogyakarta: Araska, 2012), hal.43

10 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka penulis mempunyai rumusan yang dijadikan sebagi rumusan masalah yaitu: 1. Bagaiman pelaksanaan Teknik Homeroom di SMA GIKI 2 Surabaya? 2. Bagaimana kecerdasan Interpersonal siswa di SMA GIKI 2 Surabaya? 3. Bagaimana pelaksanaan Teknik Homeroom dalam mengembangkan kecerdasan Interpersonal siswa di SMA GIKI 2 Surabaya? C. Tujuan Penelitian Dengan memperhatikan rumusan masalah diatas, maka penulis mempunyai tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahiu pelaksanaan Teknik Homeroom di SMA GIKI 2 Surabaya 2. Untuk mengetahui kecerdasan Interpersonal siswa di SMA GIKI 2 Surabaya 3. Untuk mengetahiu pelaksanaan Teknik Homeroom dalam mengembangkan kecerdasan Interpersonal siswa di SMA GIKI 2 Surabaya D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi penulis untuk menambah wawasan pengetahuan bahwa betapa pentingnya Teknik Homeroom dalam mengembangkan kecerdasan Interpersonal siswa

11 2. Bagi sekolah yang diteliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk menyusun kegiatan melaliu Teknik Homeroom dengan tepat dan efektif dalam pengembangan potensi siswa di kelas 3. Bagi peserta didik dapat dijadikan bahan pembelajaran untuk mengembangkan kecerdasan Interpersonal siswa. E. Definisi Konseptual Untuk menghindari kemungkinan adanaya salah tafsir atau salah persepsi dalam memahami judul penelitian ini, maka penulis memberikan pengertian yang terdapat dalam penelitian tersebut sebagai berikut: 1. Teknik Homeroom merupakan teknik yang dilakukan diluar jam pelajaran dengan menciptakan kondisi sekolah/ kelas seperti dirumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan menyenangkan 11. 2. Kecerdasan Interpersonal. Kecerdasan Interpersonal adalah kemampuan melihat dan memahami perbedaabn mood, tempramen, motivasi dan hasrat orang lain serta bekerjasama dengan orang lain, dapat berinteraksi dengan orang lain, peka terhadap ekspresi wajah serta isyrat orang lain Kecerdasan ini juga mampu untuk masuk ke dalam diri orang lain, mengerti dunia orang lain, mengerti pandangan, sikap orang lain dan umumnya dapat memimpin kelompok 12. Siswa menurut penulis adalah peserta didik kelas X.1 yang 11 Nidya damayanti panduan bimbingan konseling(yogyakarta:araska, 2012)hal.43 12 Yusuf model pendidikan anak usia dini( Jakarta: raja grafindo persaja 2010) hal. 58

12 mendapatkan layanan bimbinga kelompok menggunakan teknik home roomsma GIKI 2 Surabaya merupakan salah satu sekolah yang terletak di jalan raya gubeng 45 Surabaya, yang melakukan kegiatan layanan bimbingan melalui teknik home room. Jadi yang dimaksud dengan pelaksanaan teknik home room dalam mengembangkan kecerdasan Interpersonal yaitu suatu upaya konselor untuk membantu siswa mengembangkan kecerdasan interpersonalnya yakni menjaga, menemukan, mempertahankan dan mengembangkan hubungan sosialnya, sehingga siswa bisa hidup serasi dan selaras melalui teknik Homeroom. F. Sistematika Pembahasan Untuk lebih mempermudah pembahasan dalam penulisan ini peneliti menulis, mensistematiskan pembahasan dalam beberapa sub bab sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan Yang memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi konseptual, dan diakhiri dengan sistematika pembahasan. BAB II : Kajian Pustaka Merupakan landasan teori yang dijadiakan dasar dalam menentukan langkah langkah pengambilan data memaparkan tinjauan pustaka yang digunakan sebagai pijakan penelitian dalam memahami dan menganalisa fenomena yang terjadi di lapangan, yakni tentang pelaksanaan Teknik

13 Homeroom serta bagaimana upaya pengembangan kecerdasan Interpersonal BAB III : Metode Penelitian Memuat cara-cara atau metode penelitian antara lain jenis penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian,instrumen penelitian pengumpulan data yang memuat metode pegumpulan data sumber pengumpulan data, analisis data yang berfungsi untuk memperoleh gambaran tentang permasalahan dari obyek yang diteliti dan pengecekan keabsahan data. BAB IV : Hasil penelitian Pada bab ini membahas tentang profil singkat SMA GIKI 2 Surabaya, penyajian data dan analisis data tentang pelaksanaan Teknik Homeroom dalam mengembangkan kecerdasan Interpersonal di sekolah tersebut BAB V : Penutup Sebagai bab terahir bab ini berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran dari penulis untuk perbaikan-perbaikan yang mungkin dilakukan.