LAPORAN KEUANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN TAHUN. (Audited) PPATK PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
Pernyataan Tanggung Jawab Pimpinan. CaLK SIMAK BMN. Persediaan PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

AUDITED LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SIMALUNGUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Asahan Km. 3,5 Pematangsiantar

PENGADILAN AGAMA MASAMBA LAPORAN KEUANGAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2014 JL. SOEKARNO-HATTA NO.2, GERUNG

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jalan Masjid Agung No. 25 Sungguminasa

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jln. R.A. Kartini No. 18/23

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Letnan Jendral Suprapto

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Putri Tujuh. Telp. Dumai Riau Fax.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 September Tahun Jl. Putri Tujuh

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

KEJAKSAAN NEGERI PULAU PUNJUNG

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Putri Tujuh. Telp. Dumai Riau Fax.

Kata Pengantar Daftar Isi Pernyataan Telah Direviu Pernyataan Tanggung Jawab

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PASURUAN. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 BA Jl. Ir. H. JUANDA NO.

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN MILITER III - 13 MADIUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. SALAK III NO. 38

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN (01)

LAPORAN KEUANGAN (04)

Laporan Keuangan Pusat Informasi Pengawasan BPKP Tahun 2016 (Audited) DAFTAR ISI. Halaman

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2016

LAPORAN KEUANGAN TA 2017 (audited) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PINRANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Bintang. Pinrang Jl. Bintang - Sulawesi Selatan 91212

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI LUBUK LINGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun JL.DEPATI SAID,No. 01, Kel.

PENGADILAN AGAMA BANGLI

BAGIAN ANGGARAN 089 NOMOR : LAP-323/IP/3/2016 TANGGAL : 21 APRIL 2016 JALAN PRAMUKA, NOMOR 33 JAKARTA TIMUR

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Hanoman No. 18 Semarang

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PUTUSSIBAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. D.I. Pandjaitan Nomor 10 Putussibau

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA KUPANG. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015 UAPPA-W NUSA TENGGARA TIMUR

LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 (AUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2016

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Telp Fax.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PUTUSSIBAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. D.I. Pandjaitan Nomor 10 Putussibau

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No. 14A

2018, No Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Neg

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PURWOREJO. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Pahlawan. Purworejo - Jawa Tengah

PERATURAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. K.H. Mas Mansyur/Awaluddin II/2, Tanah Abang

PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Masjid Agung No.

LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI LUBUK LINGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun JL.DEPATI SAID,No. 01, Kel.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

BPS KOTA TOMOHON. Laporan Keuangan. Untuk Periode yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jln. R.A. Kartini No. 18/23

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2015 TAHUN ANGGARAN 2015

KEJAKSAAN NEGERI DHARMASRAYA

PENGADILAN AGAMA DEMAK LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Sultan Trenggono No

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2016 Kepala, Drs. Abdillah Benteng, M.Pd NIP

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA POLEWALI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Budi utomo No. 23

PENGADILAN AGAMA NEGARA (402572) LAPORAN KEUANGAN

Badan Pengawas Obat dan Makanan

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PUTUSSIBAU. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Jend. D.I. Pandjaitan Nomor 10 Putussibau

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Letnan Jendral Suprapto

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Rawasari Selatan No.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 28 April 2017 Kepala, Prof. Dr. Ir. Iskandar Zulkarnain NIP

KATA PENGANTAR. Magetan, Juli Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan Selaku Kuasa Pengguna Anggaran

PENGADILAN AGAMA PURWOKERTO LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Gerilya No. 7A Purwokerto - Jawa Tengah 53143

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN. LAMPIRAN IVd PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN MILITER III - 13 MADIUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. SALAK III NO. 38

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Telp Fax.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA MUARA BULIAN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Gajah Mada No.

Badan Pengawas Obat dan Makanan

Catatan atas Laporan Keuangan

LAPORAN KEUANGAN PERWAKILAN BPKP PROVINSI BANTEN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 TAHUN ANGGARAN

LAPORAN KEUANGAN SEMESTER I

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016.

PENGADILAN AGAMA BENGKULU KELAS IA LAPORAN KEUANGAN

PENGADILAN AGAMA DEMAK LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Sultan Trenggono No

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BULUKUMBA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl.Lanto Dg.Pasewang No.18. Bulukumba - Sulawesi Selatan

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Raya Pendidikan

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Masjid Agung No.

PENGADILAN NEGERI BINTUHAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KODE SATKER

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

Transkripsi:

LAPORAN KEUANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN TAHUN 2016 (Audited) PPATK PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

AUDITED LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2016 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN Jl. Ir. H. Juanda No. 35 Jakarta 10120 Telepon +6221 3850455 +6221 3853922 Faksimili +6221 3856809 +6221 3856826 Website : www.ppatk.go.id

Kata Pengantar Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai kewajiban antara lain menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) yang dipimpinnya. Berdasarkan Pasal 63 Undang-Undang Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, bahwa biaya untuk pelaksanaan tugas Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Oleh karena itu, PPATK adalah entitas akuntansi yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN dengan menyusun Laporan Keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Penyusunan Laporan Keuangan PPATK mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan, akurat dan akuntabel. Laporan Keuangan PPATK untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 2016 ini disusun dalam rangka menyajikan Laporan Keuangan Tahun 2016 Berbasis Akrual (Audited) yang lebih baik dan sesuai ketentuan yang berlaku. Kami senantiasa berupaya untuk dapat menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan yang tepat waktu dan akurat. Kami berharap bahwa Laporan Keuangan ini dapat memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/ pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada PPATK dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Public Governance). Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang telah berpartisipasi dalam penyusunan Laporan Keuangan ini. i

Daftar Isi Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel dan Gambar... iii Daftar Lampiran... v Pernyataan Tanggung Jawab... vi Pernyataan Telah Direviu... vii Ringkasan Laporan Keuangan... 1 Laporan Realisasi Anggaran... 5 Neraca... 6 Laporan Operasional... 8 Laporan Perubahan Ekuitas... 9 Catatan atas Laporan Keuangan... 10 A. Penjelasan Umum... 10 A.1. Dasar Hukum... 10 A.2. Profil dan Kebijakan Teknis Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan... 10 A.3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan... 13 A.4. Basis Akuntansi... 13 A.5. Dasar Pengukuran... 13 A.6. Kebijakan Akuntansi... 14 B. Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran... 20 B.1. Pendapatan... 21 B.2. Belanja... 23 B.2.1. Belanja Pegawai... 24 B.2.2. Belanja Barang... 25 B.2.3. Belanja Modal... 27 C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca... 27 C.1. Aset Lancar... 27 C.2. Aset Tetap... 30 C.3. Aset Lainnya... 37 C.4. Kewajiban... 39 C.5. Ekuitas... 40 D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional... 40 E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas... 49 F. Pengungkapan Lain-Lain... 50 Daftar Isi ii

Daftar Tabel Tabel 1 : Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 dan 2015... 1 Tabel 2 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016... 1 Tabel 3 : Ringkasan Neraca per 31 Desember 2016 dan 2015... 2 Tabel 4 : Laporan Operasional Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 dan 2015... 3 Tabel 5 : Laporan Perubahan Ekuitas Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 dan 2015 3 Tabel 6 : Penggolongan Kualitas Piutang... 17 Tabel 7 : Penggolongan Masa Manfaat Kelompok Aset Tetap... 18 Tabel 8 : Perubahan DIPA PPATK Tahun 2016... 20 Tabel 9 : Perubahan DIPA PPATK Berdasarkan Program Tahun 2016... 21 Tabel 10 : Rincian Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016... 21 Tabel 11 : Rincian Perbandingan Realisasi Pedapatan Negara dan Hibah untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016... 23 Tabel 12 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja (Neto) untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2016... 23 Tabel 13 : Perbandingan Realisasi Belanja (Neto) Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2016 dan 2015... 24 Tabel 14 : Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai Tahun 2016 dan 2015... 25 Tabel 15 : Perbandingan Realisasi Belanja Barang Tahun 2016 dan 2015... 26 Tabel 16 : Perbandingan Realisasi Belanja Modal Tahun 2016 dan 2015... 27 Tabel 17 : Rincian Aset Lancar Per 31 Desember 2016 dan 2015... 28 Tabel 18 Rincian Belanja Dibayar di Muka atas Perpanjangan Lisensi Software Per 31 Desember 29 2016 dan 2015 Tabel 19 : Mutasi Piutang Bukan Pajak Per 31 Desember 2016... 29 Tabel 20 : Rincian Persediaan 31 Desember 2016... 30 Tabel 21 : Rincian Aset Tetap Per 31 Desember 2016 dan 2015... 31 Tabel 22 : Mutasi Peralatan dan Mesin Per 31 Desember 2016... 32 Tabel 23 : Penambahan Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2016... 33 Tabel 24 : Pengurangan Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2016... 33 Tabel 25 : Rincian Mutasi Nilai Gedung dan Bangunan Per 31 Desember 2016... 34 Tabel 26 : Rincian Mutasi Nilai Jalan, Irigasi dan Jaringan Per 31 Desember 2016... 35 Tabel 27 : Rincian Mutasi Nilai Aset Tetap Lainnya Per 31 Desember 2016... 36 Tabel 28 : Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap... 36 Tabel 29 : Rincian Aset Lainnya Per 31 Desember 2016 dan 2015... 37 Tabel 30 : Rincian Mutasi Nilai Aset Tak Berwujud Per 31 Desember 2016... 37 Tabel 31 : Rincian Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya Per 31 Desember 2015... 39 Tabel 32 : Rincian Kewajiban Jangka Pendek Per 31 Desember 2016... 39 Tabel 33 : Perbandingan Rincian Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2016 dan 2015... 42 Daftar Tabel dan Gambar iii

Tabel 34 : Perbandingan Rincian Beban Pegawai Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 2016 dan 2015... 42 Tabel 35 : Perbandingan Rincian Beban Persediaan Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 dan 2015... 43 Tabel 36 : Perbandingan Rincian Beban Barang dan Jasa Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 dan 2015... 44 Tabel 37 : Perbandingan Rincian Beban Pemeliharaan Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2016 dan 2015... 46 Tabel 38 : Perbandingan Rincian Beban Perjalanan Dinas Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 dan 2015... 47 Tabel 39 : Perbandingan Rincian Beban Barang Untuk Diserahkan kepada Masyarakat Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 dan 2015... 47 Tabel 40 : Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2016 dan 2015... 48 Tabel 41 : Perbandingan Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih... 48 Tabel 42 : Rincian Transaksi Antar Entitas Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 2015.. 50 Tabel 43 : Rekapitulasi Hibah Langsung Barang dan Jasa Melalalui PAPP yang sudah Diserahterimakan dan Disahkan Tahun 2016... 52 Daftar Gambar Gambar 1 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja (Neto) untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2016 24 Daftar Tabel dan Gambar iv

Daftar Lampiran 1. Neraca Percobaan Tingkat Kementerian/Lembaga Per 31 Desember 2016... A 2. Neraca Tingkat Kementerian /Lembaga Per 31 Desember 2016 dan 2015... B 3. Laporan Operasional Tingkat Kementerian/Lembaga Untuk Periode yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2016 dan 2015... C 4. Laporan Perubahan Ekuitas Tingkat Kementerian/Lembaga Untuk Periode yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2016 dan 2015... D 5. Laporan Realisasi Anggaran Kementerian/Lembaga Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016... E 6. Laporan Realisasi Anggaran Belanja Kementerian/Lembaga Menurut Jenis Belanja untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016... F 7. Laporan Realisasi Anggaran Belanja Kementerian/Lembaga Menurut Sumber Dana/ Program/ Kegiatan untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016... G 8. Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Tingkat Kementerian/Lembaga Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 2016... H 9. Daftar Rekening Pemerintah... I 10. Kas di Bendahara Pengeluaran, Kas Lainya dan Setara Kas... J 11. Rincian Nilai Perolehan, Akumulasi Penyusutan dan Nilai Buku Aset Tetap untuk Periode yang K berakhir 31 Desember 2016... 12. Ikhtisar Laporan Keuangan Komite Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian L Uang... 13. Nota Kesepakatan... M 14. Catatan Ringkas Barang Milik Negara... N 15. Rencana dan Tindak Lanjut Kementerian Negara/Lembaga atas Temuan Pemeriksaan BPK O terhadap Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga Semester II Tahun 2016... 16. Daftar Barang Persediaan Rusak/Usang Tahun 2016... P Daftar Lampiran v

PUSAT PElAPORAN OAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN INSPEKTORAT Il.lr,IiDlua"d~No.3S,labrt<llOlZO, Telp,+6221 385045SJaks_~6221-3656826 Email: contact us{lpp'!tk.8o.id, Website: www.p~tk.go.ld PERNYATAAN TELAH DIREVIU PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016 Kami telah mereviu Laporan Keuangan?usat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan untuk tahun anggaran 2016 berupa Neraca per tanggal 31 Desember 2016, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catalan atas Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Slandar Reviu alas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Semua informasi yang dimuat dalam laporan keuangan aclalah penyajian manajemen Pusal Pelaroran dan Analisis Transaksi Keuangan Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan, dan keabsahan informasi, serta kesesuaian pengakuan, pengukuran, dan pelaporan transaksi dengan SAP. Reviu mempunyai lingkup yang jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang dilakukan sesuai dengan peraturan terkait dengan tujuan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. Oleh karena ito, kami tidak memberi pendapat Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat perbedaan yang menjadikan kami yakin bahwa laporan keuangan yang kami sebutkan di atas tidak disajikan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akunlansi Pemerintahan, dan peraturan lain yang terkait. Jakarta, 24 Februari 2017 Inspektur ~ ~ Ans Pnatno 19640321 1985031012

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN K E P A L A Jl. Ir. H. Djuanda No.35, Jakarta 10120, Telepon +6221 3850455, Faksimili +6221 3856826 Email : contact us@ppatk.go.id, Website : www.ppatk.go.id PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk Periode yang berakhir pada 31 Desember 2016 sebagaimana terlampir adalah merupakan tanggung jawab kami. Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi: 1. Laporan Realisasi Anggaran Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan dan belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2016. Realisasi Pendapatan PPATK untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2016 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp309.036.702,00 atau mencapai 7.278,30 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp4.246.000,00. Realisasi Belanja PPATK untuk periode yang berakhir 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp195.616.604.565,00 atau mencapai 95,79 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp204.208.366.000,00. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 2016 dan 2015 sebagaimana disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 dan 2015 31 Desember 2016 31 Desember 2015 Uraian Anggaran Realisasi % Realisasi Pendapatan Rp 4.246.000,00 Rp 309.036.702,00 7.278,30 Rp 176.909.309,00 Belanja Rp 204.208.366.000,00 Rp 195.616.604.565,00 95,79 Rp 79.918.196.603,00 Pembiayaan Rp - Rp - - Rp - Pagu dan realisasi anggaran belanja PPATK untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2016 menurut jenis belanja disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 Jenis Belanja Pagu Realisasi (Neto) % Realisasi Pegawai Rp 53.100.665.000,00 Rp 50.772.436.525,00 95,62 Barang Rp 39.039.409.000,00 Rp 34.977.431.590,00 89,60 Modal Rp 112.068.292.000,00 Rp 109.866.736.450,00 98,04 Jumlah Rp 204.208.366.000,00 Rp 195.616.604.565,00 95,79 Ringkasan Laporan Keuangan 1

2. Neraca Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada 31 Desember 2016 dan 2015. Nilai Aset PPATK per 31 Desember 2016 dicatat dan disajikan sebesar Rp264.037.340.622,00 yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp1.847.625.894,00, Aset Tetap (neto setelah akumulasi penyusutan) sebesar Rp252.899.558.954,00 dan Aset Lainnya (neto setelah akumulasi penyusutan/amortisasi) sebesar Rp9.290.155.774,00. Nilai Kewajiban PPATK seluruhnya tersaji sebesar Rp218.934.543,00 yang merupakan Kewajiban Jangka Pendek. Nilai Ekuitas PPATK disajikan sebesar Rp263.818.406.079,00. Ringkasan Neraca per 31 Desember 2016 dan 2015 dapat disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Ringkasan Neraca per 31 Desember 2016 dan 2015 ASET Aset Lancar Aset Tetap Aset Lainnya KEWAJIBAN EKUITAS Ekuitas NAMA PERKIRAAN 31 DESEMBER 2016 31 DESEMBER 2015 JUMLAH ASET Kewajiban Jangka Pendek JUMLAH KEWAJIBAN JUMLAH EKUITAS JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS KENAIKAN (PENURUNAN) Nilai % Rp 1.847.625.894,00 Rp 1.813.716.305,00 Rp 33.909.589,00 1,87 Rp 252.899.558.954,00 Rp 162.796.853.777,00 Rp 90.102.705.177,00 55,35 Rp 9.290.155.774,00 Rp 15.551.141.698,00 Rp (6.260.985.924,00) (40,26) Rp 264.037.340.622,00 Rp 180.161.711.780,00 Rp 83.875.628.842,00 46,56 Rp 218.934.543,00 Rp 337.617.486,00 Rp (118.682.943,00) (35,15) Rp 218.934.543,00 Rp 337.617.486,00 Rp (118.682.943,00) (35,15) Rp 263.818.406.079,00 Rp 179.824.094.294,00 Rp 83.994.311.785,00 46,71 Rp 263.818.406.079,00 Rp 179.824.094.294,00 Rp 83.994.311.785,00 46,71 Rp 264.037.340.622,00 Rp 180.161.711.780,00 Rp 83.875.628.842,00 46,56 3. Laporan Operasional Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-lo, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-lo, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp193.635.648,00 sedangkan jumlah Beban Operasional adalah sebesar Rp125.149.156.920,00 sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional senilai (Rp124.955.521.272,00). Surplus dari Kegiatan Non Operasional Lainnya sebesar Rp82.926.542,00 sehingga Defisit-LO terjadi sebesar (Rp124.872.594.730,00). Ringkasan Laporan Operasional untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 dan 2015 disajikan pada Tabel 4. Ringkasan Laporan Keuangan 2

KEGIATAN OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL BEBAN OPERASIONAL POS LUAR BIASA Tabel 4 Laporan Operasional Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 dan 2015 URAIAN 31 DESEMBER 2016 31 DESEMBER 2015 SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL KEGIATAN NON OPERASIONAL SURPLUS /DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA SURPLUS/DEFISIT LO KENAIKAN (PENURUNAN) Nilai % Rp 193.635.648,00 Rp 137.839.828,00 Rp 55.795.820,00 40,48 Rp 125.149.156.920,00 Rp 82.417.586.850,00 Rp 42.731.570.070,00 51,85 Rp (124.955.521.272,00) Rp (82.279.747.022,00) Rp (42.675.774.250,00) 51,87 Rp 82.926.542,00 Rp 40.760,00 Rp 82.885.782,00 203.350,79 Rp (124.872.594.730,00) Rp (82.279.706.262,00) Rp (42.592.888.468,00) 51,77 Rp - Rp - Rp - - Rp (124.872.594.730,00) Rp (82.279.706.262,00) Rp (42.592.888.468,00) 51,77 4. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 1 Januari 2016 adalah sebesar Rp179.824.094.294,00 ditambah Defisit-LO sebesar (Rp124.872.594.730,00), kemudian ditambah dengan Koreksi yang menambah/mengurangi ekuitas sebesar Rp5.722.520.116,00 dan Transaksi Antar Entitas senilai total Rp203.144.386.399,00 sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2016 adalah senilai Rp263.818.406.079,00. Ringkasan Laporan Perubahan Ekuitas untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 dan 2015 disajikan pada Tabel 5. URAIAN Tabel 5 Laporan Perubahan Ekuitas Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 dan 2015 31 DESEMBER 2016 31 DESEMBER 2015 KENAIKAN (PENURUNAN) Nilai % EKUITAS AWAL Rp 179.824.094.294,00 Rp 180.382.601.947,00 Rp (558.507.653,00) (0,31) SURPLUS/DEFISIT LO Rp (124.872.594.730,00) Rp (82.272.073.654,00) Rp (42.600.521.076,00) 51,78 KOREKSI YANG MENAMBAH / MENGURANGI EKUITAS Rp 5.722.520.116,00 Rp 42.681.881,00 Rp 5.679.838.235,00 13.307,38 TRANSAKSI ANTAR ENTITAS Rp 203.144.386.399,00 Rp 81.670.884.120,00 Rp 121.473.502.279,00 148,74 KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS Rp 83.994.311.785,00 Rp (558.507.653,00) Rp 84.552.819.438,00 (15.139,06) EKUITAS AKHIR Rp 263.818.406.079,00 Rp 179.824.094.294,00 Rp 83.994.311.785,00 46,71 5. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terperinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan, antara lain perubahan pimpinan PPATK dan pengungkapan kegiatan yang dibiayai dari hibah. Ringkasan Laporan Keuangan 3

Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2016, Pendapatan dan Belanja diakui berdasarkan basis kas, yaitu diakui pada saat kas diterima atau dikeluarkan dari rekening kas negara. Dalam penyajian Neraca per 31 Desember 2016, nilai Aset, Kewajiban dan Ekuitas diakui berdasarkan basis akrual, yaitu diakui pada saat diperolehnya hak atas dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan dari rekening kas negara. Laporan Operasional untuk periode yang berakhir 31 Desember 2016 menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh PPATK untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan. Laporan Ekuitas untuk periode yang berakhir 31 Desember 2016 menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ringkasan Laporan Keuangan 4

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir 31 Desember 2016 dan 2015 PENDAPATAN 31 DESEMBER 2015 ANGGARAN REALISASI % REALISASI PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK B.1 Rp 4.246.000,00 Rp 309.036.702,00 7278,30 Rp 176.909.309,00 JUMLAH PENDAPATAN DAN HIBAH Rp 4.246.000,00 Rp 309.036.702,00 7278,30 Rp 176.909.309,00 BELANJA URAIAN CATATAN 31 DESEMBER 2016 BELANJA PEGAWAI B.2.1 Rp 53.100.665.000,00 Rp 50.772.436.525,00 95,62 Rp 40.630.900.028,00 BELANJA BARANG B.2.2 Rp 39.039.409.000,00 Rp 34.977.431.590,00 89,6 Rp 31.539.633.197,00 BELANJA MODAL B.2.3 Rp 112.068.292.000,00 Rp 109.866.736.450,00 98,04 Rp 7.747.663.378,00 JUMLAH BELANJA (B I + B II) Rp 204.208.366.000,00 Rp 195.616.604.565,00 95,79 Rp 79.918.196.603,00 Jakarta, 27 April 2017 Kepala, Kiagus Ahmad Badaruddin Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 5

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Neraca Per 31 Desember 2016 dan 2015 NAMA PERKIRAAN CATATAN 31 DESEMBER 2016 31 DESEMBER 2015 ASET ASET LANCAR C.1 Kas dan Bank Kas di Bendahara Pengeluaran C.1.1 Rp - Rp - Kas Lainnya dan Setara Kas C.1.2 Rp - Rp - Jumlah Kas dan Bank Rp - Rp - Belanja Dibayar Dimuka (prepaid) C.1.3 Rp 789.495.046,00 Rp 550.903.953,00 Piutang Bukan Pajak C.1.4 Rp - Rp 97.222.000,00 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang Bukan Pajak C.1.5 Rp - Rp (486.110,00) Piutang Bukan Pajak (Netto) Rp - Rp 96.735.890,00 Persediaan C.1.6 Rp 1.058.130.848,00 Rp 1.166.076.462,00 JUMLAH ASET LANCAR Rp 1.847.625.894,00 Rp 1.813.716.305,00 ASET TETAP C.2 Tanah C.2.1 Rp 80.978.000.000,00 Rp 80.978.000.000,00 Peralatan dan Mesin C.2.2 Rp 101.998.721.053,00 Rp 68.892.246.708,00 Gedung dan Bangunan C.2.3 Rp 146.577.045.335,00 Rp 78.498.080.257,00 Jalan, Irigasi dan Jaringan C.2.4 Rp 542.646.198,00 Rp 542.646.198,00 Aset Tetap Lainnya C.2.5 Rp 266.478.727,00 Rp 252.915.847,00 Akumulasi Penyusutan C.2.6 Rp (77.463.332.359,00) Rp (66.367.035.233,00) JUMLAH ASET TETAP Rp 252.899.558.954,00 Rp 162.796.853.777,00 ASET LAINNYA C.3 Aset Tak Berw ujud C.3.1 Rp 19.879.717.649,00 Rp 14.091.508.275,00 Aset Lain-lain C.3.2 Rp 6.214.533.722,00 Rp 3.268.971.582,00 Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya C.3.3 Rp (16.804.095.597,00) Rp (1.809.338.159,00) JUMLAH ASET LAINNYA Rp 9.290.155.774,00 Rp 15.551.141.698,00 JUMLAH ASET Rp 264.037.340.622,00 Rp 180.161.711.780,00 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 6

NAMA PERKIRAAN CATATAN 31 DESEMBER 2016 31 DESEMBER 2015 KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK C.4 Utang kepada Pihak Ketiga C.4.1 Rp 196.730.212,00 Rp 334.078.319,00 Pendapatan Diterima Dimuka C.4.2 Rp 22.204.331,00 Rp 3.539.167,00 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Rp 218.934.543,00 Rp 337.617.486,00 JUMLAH KEWAJIBAN Rp 218.934.543,00 Rp 337.617.486,00 EKUITAS Ekuitas C.5 Rp 263.818.406.079,00 Rp 179.824.094.294,00 JUMLAH EKUITAS Rp 263.818.406.079,00 Rp 179.824.094.294,00 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS Rp 264.037.340.622,00 Rp 180.161.711.780,00 Jakarta, 27 April 2017 Kepala, Kiagus Ahmad Badaruddin Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 7

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Laporan Operasional Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 dan 2015 URAIAN CATATAN 31 DESEMBER 2016 31 DESEMBER 2015 KEGIATAN OPERASIONAL PENDAPATAN Pendapatan Negara Bukan Pajak D.1 Rp 193.635.648,00 Rp 137.839.828,00 JUMLAH PENDAPATAN Rp 193.635.648,00 Rp 137.839.828,00 BEBAN Beban Pegaw ai D.2 Rp 50.684.389.411,00 Rp 40.719.603.782,00 Beban Persediaan D.3 Rp 2.653.163.969,00 Rp 1.915.837.458,00 Beban Barang dan Jasa D.4 Rp 23.120.679.468,00 Rp 16.559.121.387,00 Beban Pemeliharaan D.5 Rp 4.214.517.571,00 Rp 3.269.288.119,00 Beban Perjalanan Dinas D.6 Rp 12.662.831.821,00 Rp 11.492.580.691,00 Beban Barang Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat D.7 Rp - Rp 46.453.000,00 Beban Penyusutan dan Amortisasi D.8 Rp 31.813.574.680,00 Rp 8.414.216.303,00 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.9 Rp - Rp 486.110,00 JUMLAH BEBAN Rp 125.149.156.920,00 Rp 82.417.586.850,00 SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN OPERASIONAL Rp (124.955.521.272,00) Rp (82.279.747.022,00) KEGIATAN NON OPERASIONAL Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya D.10 Rp 116.555.980,00 Rp 40.760,00 Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya D.10 Rp 33.629.438,00 Rp - Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya D.10 Rp 82.926.542,00 Rp 40.760,00 JUMLAH SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL Rp 82.926.542,00 Rp 40.760,00 SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA Rp (124.872.594.730,00) Rp (82.279.706.262,00) SURPLUS/DEFISIT - LO Rp (124.872.594.730,00) Rp (82.279.706.262,00) Jakarta, 27 April 2017 Kepala, Kiagus Ahmad Badaruddin Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 8

Pusat Pelaporan dan Analisis Trasaksi Keuangan Laporan Perubahan Ekuitas Per 31 Desember 2016 dan 2015 URAIAN CATATAN 31 DESEMBER 2016 31 DESEMBER 2015 EKUITAS AWAL E.1 Rp 179.824.094.294,00 Rp 180.382.601.947,00 SURPLUS/DEFISIT-LO E.2 Rp (124.872.594.730,00) Rp (82.279.706.262,00) KOREKSI YANG MENAMBAH/MENGURANGI EKUITAS E.3 Rp 5.722.520.116,00 Rp 50.314.489,00 PENYESUAIAN NILAI ASET Rp - Rp 50.314.489,00 KOREKSI NILAI PERSEDIAAN Rp - Rp - SELISIH REVALUASI ASET Rp - Rp - KOREKSI NILAI ASET NON REVALUASI Rp 5.722.520.116,00 Rp - LAIN-LAIN Rp - Rp - TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.4 Rp 203.144.386.399,00 Rp 81.670.884.120,00 KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS Rp 83.994.311.785,00 Rp (558.507.653,00) EKUITAS AKHIR E.5 Rp 263.818.406.079,00 Rp 179.824.094.294,00 Jakarta, 27 April 2017 Kepala, Kiagus Ahmad Badaruddin Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 9

Catatan atas Laporan Keuangan Dasar Hukum A. PENJELASAN UMUM A.1. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 Tahun 2013 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pusat. 5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 270/PMK.05/2014 Tahun 2014 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Pusat. 6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat sebagaimana diubah terakhir kali dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 247/PMK.06/2014. 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Pada Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara. 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 271/PMK.05/2014 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Hibah. 9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 251/PMK.06/2015 tentang Tata Cara Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat. 10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 222/PMK.05/2016 Tentang Perubahan atas PMK Nomor 177/PMK.5/2015 tentang Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. 11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.06/2016 tentang Penatausahaan BMN. Profil dan Kebijakan Teknis PPATK A.2. PROFIL DAN KEBIJAKAN TEKNIS PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) adalah lembaga independen yang dibentuk dalam rangka mencegah dan memberantas Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) berdasarkan Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan TPPU. Visi, Misi, dan Tujuan yang akan dicapai PPATK dituangkan dalam Rencana Strategis PPATK Tahun 2015 s.d. 2019 sebagai berikut: Catatan atas Laporan Keuangan 10

1. Visi PPATK Menjadi lembaga intelijen keuangan yang independen dan terpercaya dalam mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme. 2 Misi PPATK a. Meningkatkan Nilai Guna Hasil Analisis dan Hasil Pemeriksaan PPATK; b. Meningkatkan Peran dan Dukungan dalam Pencegahan dan Pemberantasan TPPU, Pendanaan Terorisme, dan Tindak Pidana Lainnya di Indonesia; c. Meningkatkan Efektivitas Manajemen Internal PPATK. 3 Tujuan a. Meningkatnya efektivitas pencegahan dan pemberantasan TPPU, pendanaan terorisme, dan tindak pidana lainnya di Indonesia; b. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang andal dalam mendukung pelaksanaan tugas, fungsi, dan wewenang PPATK. 4 Arah Kebijakan dan Strategi PPATK PPATK berupaya untuk mendukung terciptanya stabilitas sektor keuangan di Indonesia dengan menjadi focal point dalam pencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme, sehingga arah kebijakan dan strategi yang ditempuh PPATK pada periode 2015 s.d. 2019, sebagai berikut : a. Arah Kebijakan PPATK tahun 2015 s.d. 2019 : 1) Perluasan dan peningkatan peran Pihak Pelapor dalam pelaporan transaksi keuangan. 2) Perluasan dan peningkatan efektivitas kerja sama dalam dan luar negeri dalam upaya pencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme. 3) Peningkatan kualitas Hasil Analisis (HA), Hasil Pemeriksaan (HP), informasi, dan hasil riset tipologi TPPU. 4) Peningkatan efektivitas penyampaian dan pemantauan tindak lanjut HA, HP Catatan atas Laporan Keuangan 11

dan informasi kepada penyidik TPPU dan instansi terkait lainnya. 5) Mendorong perumusan kebijakan di bidang pencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme yang lebih efektif. 6) Peningkatan kemampuan Pihak Pelapor dalam pelaporan transaksi keuangan dan kemampuan penyidik TPPU dalam penanganan TPPU. 7) Peningkatan tata kelola dan proses bisnis yang efektif untuk mendukung pelaksanaan tugas, fungsi, dan wewenang PPATK. b. Strategi yang akan dilaksanakan PPATK tahun 2015 s.d. 2019 : 1) Meningkatkan pengawasan kepatuhan terhadap Pihak Pelapor secara lebih efektif dan menyeluruh. 2) Meningkatkan keandalan sistem pelaporan untuk mendukung Pihak Pelapor dalam pemenuhan kewajiban pelaporan. 3) Meningkatkan pembinaan terhadap Pihak Pelapor yang lebih efektif dan berkesinambungan. 4) Meningkatkan kerja sama dengan instansi terkait dalam hal pengaksesan data yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme. 5) Meningkatkan efektivitas pertukaran informasi dengan instansi terkait. 6) Meningkatkan kerja sama dengan Financial Intelligence Unit (FIU) negara lain dalam rangka pertukaran informasi. 7) Meningkatkan kapasitas sistem aplikasi dalam mendukung proses analisis. 8) Meningkatkan efektivitas pelaksanaan pemeriksaan. 9) Meningkatkan efektivitas pelaksanaan riset tipologi TPPU. 10) Pelaksanaan National Risk Assessment (NRA). 11) Mendorong penyidik TPPU untuk mengoptimalkan penggunaan sistem Secure Online Communication (SOC) dalam proses pertukaran informasi. 12) Melaksanakan koordinasi yang lebih efektif dan mendorong penyidik TPPU untuk menyampaikan laporan perkembangan secara berkala kepada PPATK terkait penanganan tindak lanjut atas HA, HP, dan informasi. 13) Meningkatkan upaya penyusunan produk hukum terkait TPPU dan pendanaan terorisme. 14) Implementasi dan pengawasan kebijakan di bidang pencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme secara konsisten dan terukur. 15) Pelaksanaan pelatihan bagi Pihak Pelapor dan penyidik TPPU secara lebih efektif dan menyeluruh. 16) Meningkatkan kompetensi dan integritas sumber daya manusia PPATK. 17) Meningkatkan keandalan sistem TI PPATK. Catatan atas Laporan Keuangan 12

18) Meningkatkan kualitas pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja PPATK. 19) Meningkatkan peran pengawasan internal yang efektif. 20) Penguatan kapasitas pengelolaan reformasi birokrasi PPATK. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan untuk Periode yang berakhir pada 31 Desember 2016 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh PPATK yang merupakan Lembaga Pemerintah, yang hanya memiliki satu Bagian Anggaran (BA) yaitu BA 078, dan satu Satuan Kerja (Satker) yang merupakan Satker Pusat yang bertanggung jawab atas otorisasi kredit anggaran yang diterima. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada PPATK. SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA), dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAIBA dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan Laporan Barang Milik Negara serta laporan manajerial lainnya. Basis Akuntansi A.4. Basis Akuntansi PPATK menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dasar Pengukuran A.5. DASAR PENGUKURAN Dasar pengukuran yang diterapkan PPATK dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang Catatan atas Laporan Keuangan 13

bersangkutan. Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Kebijakan Akuntansi Pendapatan-LRA Pendapatan-LO A.6. KEBIJAKAN AKUNTANSI Penyajian Laporan Keuangan Tahun 2016 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang digunakan oleh PPATK. Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan PPATK diuraikan sebagai berikut: (1) Pendapatan-LRA Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN). Akuntansi pendapatan-lra dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.. (2) Pendapatan-LO Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali. Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan/atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-lo pada PPATK, yaitu: i. Pendapatan Sewa Gedung diakui secara proporsional periode waktu sewa. ii. Pendapatan Denda diakui pada saat dikeluarkannya surat keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan. iii. Pendapatan Anggaran Lain-lain, diakui pada saat ditetapkan surat keputusan timbulnya hak. Akuntansi pendapatan-lo dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Catatan atas Laporan Keuangan 14

Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan. Belanja (3) Belanja Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran yang berasal dari uang persediaan, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Beban (4) Beban Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Aset Aset Lancar (5) Aset Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh PPATK sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non-keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah. Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya. (a) Aset Lancar Aset Lancar diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset Lancar terdiri dari kas atau setara kas, piutang dan persediaan. Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal rupiah. Kas dalam Catatan atas Laporan Keuangan 15

Penyisihan Piutang Tak Tertagih bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca. Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal. Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barangbarang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Dalam rangka penerapan SAP berbasis akrual, Kementerian Keuangan menetapkan bahwa seluruh satuan kerja pada Kementerian Negara/Lembaga untuk menggunakan metode harga perolehan terakhir dalam penilaian semua jenis persediaan. Selisih harga pembelian barang yang terjadi akan dilakukan koreksi nilai persediaan. Persediaan dicatat di neraca berdasarkan hasil perhitungan fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan: harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian; harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya. (b) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari piutang berdasarkan penggolongan kualitas piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan mempertimbangkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Kualitas piutang didasarkan pada kondisi masing-masing piutang pada tanggal pelaporan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Pada Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara. Catatan atas Laporan Keuangan 16

Penggolongan Kualitas Piutang dijelaskan pada Tabel 6. Tabel 6 Penggolongan Kualitas Piutang Kualitas Piutang Uraian Penyisihan Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo 0.5% Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan 10% Pertama tidak dilakukan pelunasan Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan Macet 1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan 2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN 50% 100% Aset Tetap Penyusutan Aset Tetap (c) Aset Tetap Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aset tetap dilaporkan pada neraca berdasarkan harga perolehan atau harga wajar. Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut: Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah); Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah); Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian. Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya. Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan dari neraca pada saat ada usulan penghapusan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN. (d) Penyusutan Aset Tetap Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan Catatan atas Laporan Keuangan 17

penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Kebijakan penyusutan aset tetap didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat sebagaimana diubah terakhir dengan PMK Nomor 247/PMK.06/2014. Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap: a. Tanah b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP) c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu. Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat. Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat tersebut tersaji pada Tabel 7. Tabel 7 Penggolongan Masa Manfaat Kelompok Aset Tetap Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Jaringan dan Irigasi Alat Tetap Lainnya 2 s.d. 20 tahun 10 s.d. 50 tahun 5 s.d 40 tahun 4 tahun Piutang Jangka Panjang (e) Piutang Jangka Panjang Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau akan direalisasikan lebih dari 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Termasuk dalam Piutang Jangka Panjang adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun. TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar oleh pegawai ke kas Catatan atas Laporan Keuangan 18

Aset Lainnya negara atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran. TP adalah tagihan yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan kepada bendahara yang karena lalai atau perbuatan melawan hukum mengakibatkan kerugian Negara/daerah. TGR adalah suatu proses yang dilakukan terhadap pegawai negeri bukan bendahara atau pejabat lain dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya. (f) Aset Lainnya Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Aset Tak Berwujud, dan Aset Lain-lain. Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual. Aset Tak Berwujud disajikan sebesar nilai tercatat neto, yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi. Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi. Masa Manfaat Aset Tak Berwujud ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor 620/KM.6/2015 tentang Masa Manfaat Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat. Aset Tak Berwujud pada PPATK berupa software dan memiliki masa manfaat terbatas hingga 4 tahun. Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan dari penggunaan operasional pemerintah. Kewajiban (6) Kewajiban Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. a. Kewajiban Jangka Pendek Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika Catatan atas Laporan Keuangan 19

diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya. b. Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung. Ekuitas (7) Ekuitas Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas. B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN Berdasarkan DIPA-078.01.1.453374/2016 tanggal 7 Desember 2015, pagu awal PPATK Tahun 2016 sebesar Rp190.000.000.000,00 dengan beberapa kali revisi sehingga nilai pagu DIPA PPATK terakhir Rp204.208.366.000,00. Perubahan DIPA PPATK Tahun 2015 disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Perubahan DIPA PPATK Tahun 2016 No. Uraian Anggaran Awal Anggaran Setelah Revisi Pendapatan 1 Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunan Belanja Rp 4.246.000,00 Rp 4.246.000,00 Jumlah Pendapatan Rp 4.246.000,00 Rp 4.246.000,00 1 Belanja Pegawai Rp 38.000.658.000,00 Rp 53.100.665.000,00 2 Belanja Barang Rp 41.649.673.000,00 Rp 39.039.409.000,00 3 Belanja Modal Rp 110.349.669.000,00 Rp 112.068.292.000,00 Jumlah Belanja Rp 190.000.000.000,00 Rp 204.208.366.000,00 Sumber: Laporan Realisasi Anggaran PPATK untuk Bulan yang Berakhir 31 Desember 2016 Catatan atas Laporan Keuangan 20

Sedangkan apabila dilihat dari program PPATK, maka perubahannya tersaji pada Tabel 9. Tabel 9 Perubahan DIPA PPATK Berdasarkan Program Tahun 2016 No. Uraian Anggaran Awal Anggaran Setelah Revisi 1 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya PPATK 2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur PPATK 3 Program Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Rp 56.636.587.000,00 Rp 71.034.731.000,00 Rp 97.155.133.000,00 Rp 98.839.136.000,00 Rp 36.208.280.000,00 Rp 34.334.499.000,00 Jumlah Belanja Rp 190.000.000.000,00 Rp 204.208.366.000,00 Sumber: Laporan Realisasi Anggaran PPATK untuk Bulan yang Berakhir 31 Desember 2016 Realisasi Pendapatan Rp309.036.702,00 B.1. Pendapatan Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing sebesar Rp309.036.702,00 dan Rp176.909.309,00. Keseluruhan Pendapatan Negara dan Hibah PPATK adalah merupakan Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lainnya. Rincian Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 tersaji pada Tabel 10. Tabel 10 Rincian Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 2016 No. Uraian Anggaran Realisasi % 1 Penerimaan Perpajakan Rp - Rp - - 2 Penerimaan Negara Bukan Pajak Rp 4.246.000,00 Rp 309.036.702,00 7.278,30 Jumlah Rp 4.246.000,00 Rp 309.036.702,00 7.278,30 Sumber: Laporan Realisasi Pendapatan PPATK untuk Bulan yang Berakhir 31 Desember 2016 Realisasi PNBP Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 mengalami kenaikan sebesar 7.278,30 persen dibandingkan dengan anggaran pendapatan yang disebabkan hal-hal sebagai berikut: 1. Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunan; 2. Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah; 3. Penerimaan Kembali Belanja Barang Tahun Anggaran Yang Lalu; dan 4. Pendapatan Anggaran Lain-Lain. Catatan atas Laporan Keuangan 21

Total PNBP PPATK Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 sebesar Rp309.036.702,00 terdiri dari: 1. Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunan sebesar Rp27.564.000,00 yang merupakan perpanjangan kontrak sewa lahan untuk ATM BRI berdasarkan Perjanjian Sewa antara PPATK dengan BRI Cab. Veteran Jakarta untuk masa sewa 1 Juni 2016 sd 31 Mei 2019 (3 Tahun). 2. Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah sebesar Rp184.250.702,00 merupakan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan yang dikenakan kepada : a. PT Nindya Karya sebesar Rp159.527.739,00 atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan Pengadaan Jasa Pelaksana Konstruksi Pembangunan Gedung Diklat PPATK TA 2016. b. PT Mitra Solusi Infokom sebesar Rp14.005.813,00 atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan Pengadaan Hardware Untuk Paket Server pada PPATK Tahun Anggaran 2016. c. PT Indonesia Comnets Plus sebesar Rp6.960.000,00 atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan Pengadaan Langganan Internet dan Koneksi Fiber Optic. d. PT Arjuna Sinatria Amarta sebesar Rp985.875,00 atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan Perpanjangan Lisensi Oracle dan Symantec Pada PPATK Tahun Anggaran 2016. e. PT Biner Teknologi Indonesia sebesar Rp962.400,00 atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan pengadaan jasa konsultan pengembangan aplikasi E- RKA pada PPATK TA 2016. f. PT Graha Sumber Citra sebesar Rp686.400,00 atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan Pengadaan AC Standing Floor Auditorium pada PPATK TA. 2016. g. PT Aplikasinusa Lintasarta sebesar Rp583.000,00 atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan Pengadaan Langganan Jasa Koneksi Primary Internet bulan Oktober 2016 pada PPATK Tahun Anggaran 2016. h. PT Platindo Karya Prima sebesar Rp510.400,00 atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan Pengadaan Perpanjangan Lisensi Juniper pada PPATK Tahun Anggaran 2016. i. PT Siak Sri Indrapura sebesar Rp29.075,00 atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan Pengadaan Toner pada PPATK TA 2016 Periode II. 3. Penerimaan Kembali Belanja Barang Tahun Anggaran Yang Lalu sebesar Rp7.222.000,00 berupa pengembalian belanja perjalanan dinas Tahun 2015 yang diterima di Tahun 2016, terdiri dari: Catatan atas Laporan Keuangan 22

a. Pengembalian Belanja TAYL sebesar Rp4.357.000,00 merupakan pengembalian sisa perjalanan dinas luar negeri 4 (empat) pegawai PPATK pada tanggal 14 s.d. 19 Desember 2015. b. Pengembalian belanja TAYL sebesar Rp2.865.000,00 merupakan pengembalian pembayaran uang Rapat Dalam Kantor, transpor dalam kota dan perjalanan dinas luar kota tahun 2015. 4. Pendapatan Anggaran Lain-Lain sebesar Rp90.000.000,00 yang merupakan pembayaran penalti atas pengunduran diri 1 (satu) orang CPNS PPATK Tahun 2015. Selanjutnya, Realisasi Pendapatan Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 terdapat kenaikan sebesar 74,69 persen dibandingkan Realisasi Pendapatan Tahun 2015. Hal ini disebabkan karena terdapat peningkatan Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah dan Pendapatan Anggaran Lain-lain. Rincian Perbandingan Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 dan 2015 tersaji padatabel 11. Tabel 11 Rincian Perbandingan Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 dan 2015 No. Uraian 2016 2015 1 Penerimaan Perpajakan - - Naik (Turun) % 2 Penerimaan Negara Rp 309.036.702,00 Rp 176.909.309,00 74,69 Bukan Pajak Jumlah Rp 309.036.702,00 Rp 176.909.309,00 74,69 Sumber: Laporan Realisasi Pendapatan PPATK untuk Bulan yang Berakhir 31 Desember 2016 Realisasi Belanja B.2. Belanja Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2016 menurut jenis belanja disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja (Neto) untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2016 Jenis Belanja Pagu Realisasi (Neto) % Pegawai Rp 53.100.665.000,00 Rp 50.772.436.525,00 95,62 Barang Rp 39.039.409.000,00 Rp 34.977.431.590,00 89,60 Modal Rp 112.068.292.000,00 Rp 109.866.736.450,00 98,04 Jumlah Rp 204.208.366.000,00 Rp 195.616.604.565,00 95,79 Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik yang tersaji pada Gambar 1. Catatan atas Laporan Keuangan 23

Gambar 1 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja (Neto) untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2016 (dalam Rupiah) 250.000.000.000 200.000.000.000 150.000.000.000 100.000.000.000 Pagu Realisasi (Neto) 50.000.000.000 - Pegawai Barang Modal Jumlah Dibandingkan dengan 31 Desember 2015, Realisasi Belanja 31 Desember 2016 mengalami kenaikan sebesar 144,77 persen yang disebabkan kenaikan belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal. Perbandingan Realisasi Belanja Untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2016 dan 2015 tersaji pada Tabel 13. Tabel 13 Perbandingan Realisasi Belanja (Neto) Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2016 dan 2015 % Naik Jenis Belanja 31 Desember 2016 (Neto) 31 Desember 2015 (Neto) (Turun) Pegawai Rp 50.772.436.525,00 Rp 40.630.900.028,00 24,96 Barang Rp 34.977.431.590,00 Rp 31.539.633.197,00 10,90 Modal Rp 109.866.736.450,00 Rp 7.747.663.378,00 1.318,06 Jumlah Rp 195.616.604.565,00 Rp 79.918.196.603,00 144,77 Realisasi Belanja Pegawai (Neto) Rp50.772.436.525,00 B.2.1 Belanja Pegawai Realisasi Belanja Pegawai untuk periode yang berakhir 31 Desember 2016 dan 2015 (Neto) masing-masing sebesar Rp50.772.436.525,00 dan Rp40.630.900.028,00. Terdapat kenaikan Realisasi Belanja Pegawai Untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2016 sebesar 24,96 persen dibanding Realisasi Belanja Pegawai Untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2015. Kenaikan realisasi belanja pegawai antara lain karena terdapat pemberian uang kehormatan kepada Kepala dan Wakil Kepala PPATK yang telah berakhir masa jabatannya berdasarkan Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor Catatan atas Laporan Keuangan 24