BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di era globalisasi mengakibatkan persaingan semakin tajam menuntut setiap manager keuangan perusahaan untuk selalu berupaya membuat struktur modal dalam perusahaan menjadi optimal dan dapat dimanfaatkan secara baik dan maksimal. Dalam hal ini menyebabkan setiap perusahaan berupaya untuk dapat meningkatkan nilai perusahaan. Meningkatkan nilai perusahaan salah satunya dapat dilakukan melalui peningkatan para pemegang atau kemakmuran kepemilikan saham. Tujuan perusahaan untuk memakmurkan pemilik perusahaan sangat erat hubungannya dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Perusahaan menginginkan agar dapat hidup dan terus berkembang selalu membutuhkan modal untuk dapat membiayai kegiatan operasional perusahaan, secara umun terdapat dua bentuk dasar pembiayaan pada perusahaan. Yaitu modal sendiri yang berarti sumber intern yaitu dana yang berasal dari dalam perusahaan dan hutang yang berarti sumber ekstern yaitu dana dari luar perusahaan dengan cara meminjam kepada kreditur atau melalui pasar modal (mengeluarkan saham). 1
2 Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi keuangan perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Kesalahan dalam menentukan struktur modal akan mempengaruhi beban yang tetap harus ditanggung oleh perusahaan semakin besar, maka dampak yang luas terutama apabila perusahaan terlalu besar dalam menggunakan hutang. Oleh karena itu, perusahaan harus menentukan berapa besarnya hutang yang dibutukan untuk memenuhi atau membiayai beban perusahaan. Struktur modal merupakan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri yang diinvestasikan pada aktiva tetap dan digunakan untuk memperoleh laba operasi. Martono dan Agus Harjito. (2012:256) mengemukakan bahwa struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan atau biaya modal rata-rata, sehingga akan memaksimalkan nilai perusahaan. Keputusan dan pengelolaan struktur modal berkaitan dengan nilai perusahaan dan jumlah biaya modal yang harus dikeluarkan. Pendanaan ekstrnal yang dilakukan perusahaan melalui utang akan menimbulkan biaya modal sebesar biaya bunga yang dibebankan oleh kreditur. Di sisi lain, jika manajer menggunakan dana internal atau dana sendiri, maka akan timbul opportunity cost dari dana atau modal sendiri yang digunakan. Keputusan
3 pendanaan yang dilakukan secara tidak cermat akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya profitabilitas perusahaan. Struktur aktiva (Tangible assets) yang besar pada suatu perusahaan akan memiliki kesempatan menggunakan hutang lebih banyak. Kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar daripada modalnya tertanam dalam aktiva tetap yang mempunyai umur kegunaan jangka panjang dan akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanen yaitu modal sendiri. Struktur modal yang optimal yaitu suatu kondisi dimana sebuah perusahaan dapat menggunakan kombinasi hutang dan ekuitas secara ideal, menyeimbangkan nilai perusahaan dan biaya atas struktur modalnya. Struktur modal yang optimal dapat berubah sepanjang waktu, yang dapat mempengaruhi biaya modal tertimbang. Penelitian terdahulu yang menghubungkan struktur aktiva terhadap kebijakan struktur modal yang dilakukan oleh Hamidi dan Hariyani (2011:18) menyimpulakan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Jika struktur aktiva bergerak naik maka struktur modal juga naik, begitu juga sebaliknya. Objek penelitian ini dilakukan diperusahaan farmasi. Sedangkan Menurut Penelitian Joni dan Lia (2010:90), Struktur aktiva mempengaruhi struktur modal perusahaan dengan dua cara, yaitu: 1) penggunaan aktiva tetap akan menimbulkan biaya tetap berupa depresiasi, jika pendanaan dilakukan dengan hutang, maka besarnya biaya tetap ditanggung oleh perusahaan juga
4 akan besar karena hutang juga akan menimbulkan biaya tetap dan bunga, dan 2) Pada perusahaan yang sebagian besar aktivanya berupa aktiva tetap komposisi hutang akan lebih didominsi oleh hutang jangka panjang. Setiap perluasan basis modal sendiri akan memperbesar kemampuan perusahaan dalam menanggung risiko usaha yang akan dibelanjainya, hal ini didasarkan pada prinsip keamanan dimana hal ini akan memberikan pengaruh yang baik terhadap kreditur maupun terhadap perusahaan sendiri dalam mengelola modalnya. Profitabilitas juga merupakan salah satu yang mempengaruhi struktur modal. Dengan mengunakan dana investasi, perusahaan mampu mendapatkan tingkat keuntungan yang tinggi maka perusahaan dapat menyediakan laba ditahan dalam jumlah yang lebih besar sehingga perusahaan akan menggunakan hutang yang lebih sedikit. Hal ini dapat menekan adanya penggunaan hutang yang sangat besar, karena perusahaan harus menanggung beban tetap yang semakin besar. Beberapa peneliti telah melakukan pengamatan terhadap variabelvariabel yang mempengaruhi struktur modal, di antaranya adalah Sari dan Haryanto (2013) penyampaian dalam penelitian ini menggunakan 108 perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Variable yang terdaftar dalam penelitian ini adalah pertumbuhan aktiva, struktur aktiva, likuiditas, ukuran perusahaan dan profitabilitas, dalam penelitian ini likuiditas,
5 pertumbuhan aktiva dan profitabilitas berpengaruh negatif sedangkan ukuran perusahan dan struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Firnanti (2011) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, dalam penelitian ini menggunakan variable pertumbuhan aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, resiko bisnis, dan Time Interest Earned. Hasil dari penelitian ini menujukan bahwa pertumbuhan aktiva, profitability dan Time interest earned berpengaruh positif terhadap struktur modal sedangkan variabel yang lain menujukan hasil negatif terhadap struktur modal. Pertumbuhan aktiva perusahaan menjadi salah satu tanda dalam menilai kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya dan kemudahan perusahaan untuk memperoleh pendanaan eksternal. Pertumbuhan aktiva dapat mempengaruhi kepercayaan kreditor terhadap perusahaan dan kesediaan pemodal untuk memberikan pendanaan melalui hutang jangka panjang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Firnanti (2011) pertumbuhan aktiva mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap struktur modal. Tingkat pertumbuhan yang tinggi akan meningkatkan jumlah aktiva yang digunakan, sehingga meningkatkan jumlah dana yang dibutuhkan oleh perusahaan. Hasil penelitian sesuai dengan pecking order theory, yang menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang cepat lebih banyak mengandalkan modal eksternal.
6 Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Haryanto (2013) menunjukkan bahwa pertumbuhan aktiva berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap struktur modal. Hal ini menandakan bahwa pertumbuhan asset tidak diikuti oleh peningkatan laba sehingga tidak berdampak pada struktur modal perusahaan. Kondisi ini menandakan bahwa perusahaan pada aktiva yang tinggi lebih cenderung memanfaatkan aktiva tersebut untuk melakukan operasional perusahaan dari pada untuk meningkatkan struktur modalnya. Dari beberapa penelitian terdahulu masih terjadi perbedaan hasil dan objek penelitian (research gap) maka perlu dilakukan penelitian ulang. Variabel yang akan diangkat dalam penelitian ini, dalam rangka meneliti pengaruh struktur modal antara lain struktur aktiva (tangibility of assets), profitabilitas (profitability), dan pertumbuhan aktiva. Pada perusahaan food and beverages yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Foods and Beverages yang terdaftar BEI No Kode Saham Nam Emiten Tanggal IPO 1 DLTA PT. Delta Djakarta, Tbk 12-Feb-1984 2 ULTJ PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk 2-Jul-1990 3 MYOR PT. Mayora Indah, Tbk 4-Jul-1990 4 SKLT PT. Sekar Laut, Tbk 8-Sep-1993 5 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk 17-Jan-1994 6 ADES PT. Akasha Wira International, Tbk 13-Jun-1994 7 INDF PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk 14-Jul-1994 8 PSBN PT. Prashida Aneka Niaga, Tbk 18-Oct-1994 9 DAVO PT. Davomas Abadi, Tbk 22-Dec-1994 10 CEKA PT. Cahaya Kalbar, Tbk 9-Jul-1996 11 STTP PT. Siantar Top, Tbk 16-Dec-1996 12 AIBA PT. Tiga Pilar Sejahtera Fod, Tbk 11-Jun-1997 13 ROTI PT. Nippon Indosari Corporindo, Tbk 23-Jun-2010 14 SKBM PT. Sekar Bumi, Tbk 28-Jun-2010
7 15 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk 7-Oct-2010 16 ALTO PT. Tri Banyan Tirta, Tbk 10-Jul-2012 Sumber : www.idx.co.id Perusahaan foods and beverages adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri makanan dan minuman. Di Indonesia perusahaan makanan dan minuman dapat berkembang pesat, hal ini terlihat dari tabel diatas bahwa jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari periode ke periode semakin bertambah, walaupun ada beberapa perusahaan yang pernah mengalami defisiensi modal untuk sementara karena imbas dari krisis ekonomi. Tetapi tidak menutup kemungkinan perusahaan ini sangat dibutuhkan masyarakat sehingga prospeknya menguntungkan baik di masa sekarang maupun yang akan datang. Alasan pemilihan sektor industri foods and beverages dalam penelitian ini karena dibanding dengan industri lainnya, sektor industri foods and beverages mendapat peluang yang sangat besar untuk terus berkembang, bahkan mampu bertahan dalam kondisi iklim ekonomi yang sulit dan saat krisis sekalipun, industri ini mampu bertahan. Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : ANALISIS PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PROFITABILITAS DAN PERTUMBUHAN AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA SEKTOR INDUSTRI FOODS AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).
8 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan permasalahan yang dibahas dapat dirumuskan sebagi berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh Stuktur Aktiva terhadap Struktur Modal? 2. Apakah terdapat pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Struktur Modal? 3. Apakah terdapat pengaruh Pertumbuhan Aktiva terhadap Struktur Modal? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji secara empiris pengaruh terhadap Struktur Modal : 1. Untuk menganalisis pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal. 2. Untuk menganalisis pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal. 3. Untuk menganalisis pengaruh Pertumbuhan Aktiva terhadap Struktur Modal. 2. Kontribusi Penelitian Hasil dari pelitian ini diharapkan dapat memberikan mannfaat bagi beberapa pihak.
9 1. Kontribusi praktik atau kebijakan Hasil pelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa tambahan pengetahuan empiris kepada penulis mengenai pengaruh pelaksanaan Struktur Modal Manufaktur di Bursa Efek Indonesia, khususnya pengaruh terhadap kinerja keuangan perushaan, disamping pengetahuan konseptual yang telah penulis miliki. kepada perusahaan, khususnya mengenai pengaruhnya Struktur Modal terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Informasi tersebut merupakan feedback bagi perusahaan atas pelaksanaan yang telah dilakukan. 2. Kontribusi akademik Hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat kepada peneliti yang akan meneliti tentang struktur modal sebagai referensi, dan dapat menjadi kontribusi langsung sehingga dapat membantu dalam penulisan karya ilmiahnya.