BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah

GAMBARAN UMUM TENTANG BUDGET

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. Juknis Penyusunan RKA Dinas Kominfo Tahun Anggaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 GAMBARAN UMUM TENTANG ANGGARAN

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB II BAHAN RUJUKAN

KONSEP DASAR SISTEM PENGGARAN MENYELURUH

MANAJEMEN DALAM KOPERASI

Penganggaran Perusahaan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

KOMP. PERANGGARAN 1. Materi 1 PENGENALAN PERANGGARAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggaran merupakan salah satu cara manajemen dalam menjalankan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen memegang peranan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yang cakupannya lebih sempit. Pemerintahan Provinsi Jawa Barat adalah salah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

PENGANGGARAN PERUSAHAAN

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dan dipakai selama periode waktu tertentu. jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. meminjam. Pengertian kredit yaitu :

PENILAIAN KINERJA MANAJER PUSAT BIAYA (Studi Kasus PT. PABELAN SURAKARTA) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN. Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

Tugas E-learning Administrasi Bisnis. DI Susun oleh : Joko Purnomo

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk

ISI DAN PEMBAHASAN. Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Stoner (1992), Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian

3. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengatur dan mengontrol semua aktivitas yang terjadi pada perusahaan tersebut.

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran

SIKLUS ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI

Minggu-1. Gambaran Umum Tentang Budget. Penganggaran Perusahaan. Administrasi Bisnis. By : Dra. Ai Lili Yuliati, MM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

BAB II BAHAN RUJUKAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin global, setiap perusahaan dituntut

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 7 TAHUN 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO PROVINSI JAWA TENGAH,

BAB II BAHAN RUJUKAN

local accountability pemerintah pusat terhadap pembangunan di daerah.

Transkripsi:

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI A. Pengertian Anggaran Anggaran merupakan pengembangan dari suatu rencana jangka pendek yang mencakup perbandingan kinerja aktual untuk melakukan tindakan korektif guna mencapai sasaran rencana. Dengan demikian dari gambaran tersebut dapat diketahui betapa pentingnya peranan anggaran dalam melaksanakan fungsinya sebagai alat perencanaan dan pengendalian. Aspek perencanaan dan pengendalian merupakan dua fungsi utama manajerial di dalam dunia bisnis. Perencanaan mencakup kegiatan menetapkan tujuan, menyusun kerangka dasar pikiran, memilih kegiatan untuk mencapai tujuan, dan menciptakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk menerjemahkan rencana menjadi tindakan-tindakan, sedangkan pengendalian menyajikan penetapan sasaran-sasaran dan standar sebagai pembanding antara prestasi yang telah dicapai dengan sasaran dan standar yang telah ditetapkan selanjutnya dilakukan perbaikan untuk itu sebelum menjalankan aktivitas operasinya. Sebagai suatu rencana, anggaran tersusun dari program kerja yang dipadukan dengan asumsi yang didasarkan pada pengalaman masa lalu serta halhal relevan lainnya sehingga berguna dalam tahap penilaian sebagai tolok ukur pelaksanaan rencana organisasi. Anggaran juga didefinisikan sebagai suaturencana tindakan yang disusun sistematis dan dinyatakan secara kuantitatif mengenai apa yang ingin dicapai oleh suatu organisasi pada masa mendatang.

Dharmanegara (2010:2), mengemukakan bahwa Budget (anggaran) ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Dari definisi tersebut, ada empat unsur yang sangat penting dalam suatu anggaran yaitu rencana, meliputi seluruh kegiatan perusahaan, dinyatakan dalam unit moneter, dan jangka waktu tertentu yang akan datang. 1. Rencana, yaitu suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang. 2. Kegiatan perusahaan yaitu mencakup seluruh kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan yaitu kegiatan pemasaran (marketing), kegiatan produksi (producing), kegiatan pembelanjaan (financing), kegiatan administrasi (administrating) serta kegiatn-kegiatan yang berhubungan dengan masalah-masalah personalia (personnel). Anggaran nantinya akan dijadikan sebagai pedoman kerja, maka anggaran harus mencakup seluruh kegiatan perusahaan. 3. Dinyatakan dalam unit moneter, yaitu unit (kesatuan) yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. 4. Jangka waktu tertentu yang akan datang, yang menunjukkan bahwa anggaran perusahaan disusun untuk dipergunakan dalam jangka waktu tertentu. Hal Ini berarti bahwa apa yang dimuat didalam anggaran adalah taksiran-taksiran (forecast) tentang apa yang akan terjadi serta apa yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang.

B. Karakteristik Anggaran Menurut Rudianto (2009:4), anggaran merupakan alat yang utama dalam perencanaan jangka pendek yang efektif dan pengendalian dalam organisasi dan anggaran mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1. Anggaran memperkirakan keuntungan yang potensial dari unit perusahaan 2. Anggaran dinyatakan dalam satuan moneter 3. Anggaran meliputi periode selama satu tahun, 4. Anggaran merupakan komitmen manajemen, 5. Usulan anggaran diperiksa dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari penyusun anggaran, 6. Anggaran yang telah disusun hanya dapat diubah jika terjadi kondisi khusus, 7. Secara periodik dilakukan analisis selisih antara anggaran dengan sesungguhnya dan dijelaskan. C. Tujuan Anggaran Tujuan penyusunan anggaran menurut Nafarin (2010:19), antara lain adalah sebagai berikut : 1. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana. 2. Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan. 3. Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan. 4. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.

5. Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran menjadi lebih jelas dan nyata terlihat. 6. Untuk menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan. D. Manfaat Anggaran Menurut Adisaputro (2010:309)perencanaan dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya : 1. Perencanaan sebagai pengarah untuk meraih atau mendapatkan sesuatu secara lebih terkoordinasi. 2. Perencanaan meminimalisasi ketidakpastian, karena pada dasarnya di dunia ini tidak ada yang tidak mengalami perubahan. Perubahanperubahan yang terjadi membawa ketidakpastian bagi organisasi atau perusahaan. 3. Perencanaan meminimalisasi pemborosan sumber daya, setiap organisasi atau perusahaan pasti membutuhkan sumber daya. Dengan adanya perencanaan sebuah organisasi atau perusahaan diawal sudah melakukan perencanaan melalui penggunaan sumber daya. Sehingga diharapkan tidak terjadi pemborosan dalam hal penggunaan sumber daya yang ada sehingga organisasi tersebut, bisa meningkatkan tingkat efisiensinya. 4. Perencanaan sebagai penetapan standar dalam pengawasan kualitas Perencanaan berfungsi sebagai penetapan standar dalam pengawasan kualitas yang harus dicapai oleh organisasi dan diawasi pelaksanaannya, dalam fungsi pengawasan manajemen. Dalam perencanaan, perusahaan menentukan tujuan dan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam pengawasan, perusahaan berusaha membandingkan antara tujuan yang telah ditetapkan dengan realita di lapangan, dan mengevaluasi penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga bisa mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki kinerja perusahaan. E. Hubungan Anggaran Dengan Perencanaan Setiap organisasi harus membuat suatu perencanaan yang merupakan proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai dalam jangka pendek ataupun jangka panjang yang dipakai sebagai dasar dalam mengendalikan aktivitas atau kegiatan operasinya. Bappeda Kota Tebing Tinggi membuat suatu perencanaan yang dilakukan terus - menerus karena dengan berlalunya waktu perlu dilaksanakan perencanaan kembali dan membuat rencana - rencana yang baru. Menurut Usman (20011:60) perencanaan adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Proses perencanaan, baik perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang, adalah komponen yang paling penting dari keseluruhan sistem. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sebelum perusahaan melakukan operasinya, pimpinan dari organisasi tersebut harus lebih dahulu merumuskan kegiatan - kegiatan apa yang akan dilaksanakan di masa datang dan hasil yang akan dicapai dari kegiatan - kegiatan tersebut, serta bagaimana melaksanakannya. Dengan adanya rencana tersebut, maka aktifitas akan dapat terlaksana dengan baik. Sehubungan dengan itu, perencanaan yang disusun oleh Bappeda meliputi kegiatan - kegiatan operasional, tujuan dari kegiatan tersebut, dan berapa jumlah anggaran yang disediakan. Adapun kegiatan - kegiatan

operasional yang dilakukan Bappeda adalah kegiatan belanja operasi, belanja modal, belanja tak terduga, serta pembiayaan-pembiayaan yang di jabarkan dalam laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah. Ada dua jenis utama perencanaan yang dapat diidentifikasikan yaitu perencanaan strategis dan perencanaan taktis atau operasional. 1. Perencanaan strategis Perencanaan ini difokuskan pada tujuan perusahaan dan secara keseluruhan, mempengaruhi seluruh fungsi manajemen, melibatkan konsekuensi yang menyeluruh dan jangka panjang. 2. Perencanaan taktis atau operasional Perencanaan merumuskan tujuan perusahaan untuk mengembangkan program, kebijakan, kinerja yang diharapkan, melibatkan waktu jangka pendek hingga menengah, difokuskan pada tingkatan yang telah diberi wewenang dan tanggungjawab menyediakan informasi anggaran untuk laporan prestasi kerja. F. Fungsi Anggaran Sebagai Alat Perencanaan Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan pada waktu menyusun program kerja yang disusun berdasarkan asumsi perencanaan. Anggaran yang telah disusun menjadi pedoman kerja atau standar bagi perusahaan. Apabila terjadi penyimpangan haruslah diselidiki penyebab penyimpangan tersebut dan segera dilakukan tindakan koreksi atas penyimpangan tersebut. Adapun fungsi anggaran sebagai alat perencanaan antara lain adalah : 1. Mendasarkan kegiatan pada penyelidikan studi dan penelitian Mungkin penganggaran bermanfaat untuk membantu manajemen meneliti

dan mempelajari masalah yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan. Dengan kata lain sebelum merencanakan kegiatan manajer mengadakan kegiatan dan pengamatan terlebih dahulu. Kebiasaan membuatrencana akan menguntungkan semua kegiatan. 2. Mengerahkan seluruh tenaga dalam organisasi Anggaran yang disusun untuk waktu panjang dan jadwal yang teratur, akan sangat membantu dalam mengerahkan secara tepat tenaga-tenaga kepala bagian dan semua tenaga operasional untuk menentukan arah atau kegiatan yang paling menguntungkan. 3. Membantu atau menunjang kebijakan organisasi Pengambilan keputusan merupakan bagian dari perencanaan yang berarti menentukan atau memilih alternatif pencapaian tujuan dari beberapa alternatif yang ada. Manajer perlu mengambil kebijakan yang tepat untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. 4. Membantu atau menunjang kebijakan organisasi Pengambilan keputusan merupakan bagian dari perencanaan yang berarti menentukan atau memilih alternatif pencapaian tujuan dari beberapa alternatif yang ada. Manajer perlu mengambil kebijakan yang tepat untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. 5. Menentukan tujuan-tujuan organisasi Manajemen yang dapat menentukan tujuannya secara jelas dan logis (dapat dilaksanakan) adalah manajemen yang akan berhasil. Anggaran dapat membantu manajemen dalam memilih mana tujuan yang dapat dilaksanakan dan mana yang tidak.

6. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia Seorang pemimpin yang baik tidak akan pernah mengabaikan atau tidak memperdulikan kesejahteraan pegawainya. Perencanaan kebutuhan tenaga kerja yang baik akan menghindari terjadinya kelebihan dan kekurangan tenaga kerja. 7. Membantu pemakaian alat-alat fisik secara efektif Dengan disusunnya perencanaan yang terperinci, dapat dihindari timbulnya biaya-biaya karena kapasitas yang berlebih. Komponen utama perencanaan adalah anggaran, yang merupakan rencana keuangan untuk masa yang akan datang. Rencana tersebut mengidentifikasi tujuan atau tindakan yang diperlukan untuk mencapainya.sebelum anggaran disiapkan, pihak manajemen terlebih dahulu harus membangun suatu rencana strategi. Rencana strategi mengidentifikasi strategi - strategi untuk aktivitas dan operasi di masa depan. Rencana strategi ini akan menjadi dasar pembuatan anggaran perusahaan atau organisasi.adapun proses perencanaan yang dilaksanakan Bappedakota Tebing Tinggi sesuaiuu No. 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional adalah sebagai berikut: 1. Melaksanakan musrembang yang kemudian hasil dari musrembang tersebut dituangkan dalam RKPD, 2. Menyusun Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) berdasarkan RKPD, 3. Melakukan penyusunan APBD berdasarkan KUA-PPAS Peran anggarang pada Bappeda Kota Tebing Tinggi sesuai dengan fugsinya harus menyesuaikan dengan Money Follow Program. Money Follow Program

adalah pendekatan penganggaran yang lebih fokus pada program atau kegiatan yang terkait langsung dengan prioritas Nasional serta memberikan dampak langsung bagi masyarakat. Dengan Money Follow Program, belanja tidak lagi dibagi secara merata kepada setiap tugas atau fungsi. G. Hubungan Anggaran dengan Pengendalian Menetapkan anggaran merupakan salah satu cara mengadakan pengendalian dalam perusahaan/organisasi. Untuk mengetahui apakah rencana yang telah ditetapkan dijalankan dengan semestinya, maka diperlukan suatu pengendalian. Pengendalian didefinisikan sebagai proses menilai dan mengevaluasi kinerja aktual dari setiap bagian organisasi suatu perusahaan, kemudian melaksanakan tindakan perbaikan apabila diperlukan. Hal inidilakukan untuk menjamin bahwa Bappeda Kota Tebing Tinggi dapat mencapai sasaran, tujuan, target, kebijakan, serta standar yang telah ditetapkan dan dirancangkan secara efektif dan efisien. Dengan adanya pengendalian dapat dilihat seberapa jauh perencanaan yang telah dicapai dan seberapa banyak penyimpangan yang terjadi. Penyimpangan yang terjadi akan dianalisis guna mengetahui tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk memperbaikinya yaitu dengan mengukur seberapa besar ketidaksesuaian dari tujuan ataupun target yang ingin dicapai. Adisaputro (2011:5) mengemukakan pengendalian terbagi atas tiga macam yaitu: 1. Pengendalian awal (preliminary control) Pengendalian yang dipergunakan sebelum kegiatan atau tindakan dilaksanakan untuk menjamin bahwa perusahaan telah siap untuk melaksanakan kegiatan.

2. Pengendalian berjalan (concurrent control) Pengendalian terhadap aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin bahwa tujuan dapat dicapai, dan kebijakan serta prosedur telah diterapkan dengan benar selama operasi perusahaan berlangsung. 3. Pengendalian umpan balik (feedback control) Pengendalian pasca operasi, memfokuskan pada hasil periode sebelumnya untuk mengendalikan aktivitas dimasa datang. Adapun pengendalian yang dilakukan oleh Bappeda kota Tebing Tinggi dalam menjalankan kegiatan operasinya dengan cara: 1. Mengontrol pendapatan yang diterima dan belanja yang dikeluarkan secara bulanan yang selanjutnya diakumulasikan per tahun, 2. Disesuaikan dengan keadaan baik dengan memperhatikan situasi politik dan ekonomi agar tidak melebihi anggaran yang telah disusun, 3. Membandingkan realisasi pendapatan dan belanja dengan anggarannya untuk mengetahui apakah telah terjadi penyimpangan atau tidak yang selanjutnya dicari faktor-faktor penyebab timbulnya perbedaan tersebut kemudian dilakukan tindakan koreksi untuk penyimpangan yang tidak menguntungkan, 4. Membentuk suatu bagian yang bertugas mengawasi seluruh kegiatan yang dilakukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tebing Tinggi sebelum menganalisis perbandingan antara realisasi dan anggaran yaitu pada bagian keuangan. H. Fungsi Anggaran sebagai Alat Pengendalian Anggaran dapat dijadikan sebagai alat untuk melaksanakan fungsi

pengendalian. Dengan adanya anggaran maka standar kerja sudah ada, kemudian sistem akuntansi akan menjadi angka realisasi yang dapat dibandingkan dengan standar atau sasaran, yaitu anggaran. Pengendalian harus dilakukan secara berkala sepanjang periode dan bukan hanya akhir periode saja. Penilaian pada akhir periode saja akan menyebabkan keterlambatan untuk melakukan perbaikan maka sebaliknya laporan kinerja dibuat setiap bulan. Proses pengendalian dirancang untuk membantu memantau aktivitas yang sedang berjalan dari suatu unit usaha, biasanya terdiri dari beberapa tahap: 1. Membandingkan kinerja aktual untuk periode yang bersangkutan dengan tujuan dan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, 2. Menyiapkan laporan kinerja yang berisi hasil aktual beserta hasil yang direncanakan dan selisih dari kedua angka tersebut, 3. Menganalisis penyimpangan antara hasil aktual dan hasil yang direncanakan dan mencari sebab-sebab penyimpangan tersebut, 4. Mencari dan mengembangkan tindakan alternatif untuk mengatasi masalah dan belajar dari pengalaman pihak lain yang telah sukses di suatu bidang tertentu, 5. Memilih (tindakan korektif) dari kumpulan alternatif yang ada dan menerapkan tindakan tersebut. Tindak lanjut atas pengendalian untuk menilai efektivitas dari tindakan diterapkan dengan adanya umpan maju untuk membuat perencanaan periode berikutnya. Perbandingan antara hasil aktual dengan tujuan yang direncanakan merupakan pengukuran efektivitas pengendalian selama periode tertentu di masa lalu. Hal ini memberikan dasar untuk memberikan umpan balik yang efektif.

Adapun fungsi anggaran sebagai alat pengendalian pada Bappeda Kota Tebing Tinggi yaitu: 1. Memberikan standar yang memadai untuk mengukur prestasi, 2. Pembanding seberapa jauh pelaksanaan rencana kerja yang telah dicapai unit kerja, 3. Mengendalikan operasional dan belanja serta pengeluaran 4. Mencegah terjadinya pengeluaran yang berlebihan I. Analisis Anggaran pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tebing Tinggi Penganggaran merupakan sistem perencanaan dan pengendalian yang digunakan secara luas untuk menjalankan tanggung jawab manajerial. Dengan adanya anggaran maka standar kerja pada Bappeda Kota Tebing Tinggi sudah ada, kemudian sistem akuntansi atau sistem informasi lainnya akan menjadi angka realisasi yang dapat dibandingkan dengan standar atau sasaran, yaitu anggaran. Perbedaan antara anggaran dan realisasi disebut penyimpangan atau variance. Penyimpangan terjadi dalam dua kemungkinan yaitu penyimpangan yang menguntungkan dan penyimpangan yang tidak menguntungkan. Penyimpanganpenyimpangan tersebut baik yang menguntungkan maupun yang tidak menguntungkan akan dievaluasi, dan hasil evaluasinya akan menjadi bahan pertimbangan untuk menyusun anggaran periode berikutnya yang disusun berdasarkan pengalaman dan data aktual dari tahun-tahun sebelumnya. Untuk melihat bagaimana fungsi perencanaan dan pengendalian anggaran sudah berlangsung secara efektif dan efisien serta penyimpangan - penyimpangan yang terjadi pada Bappeda Kota Tebing Tinggi dapat dilihat dari hasil yang dicapai,

yaitu laporan anggaran realisasi berupa Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun 2014 yang disajikan dalam tabel 3.1 Tentang laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja.

No. Urut Tabel 3.1 Laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja (Aktual-Realisasi ) PEMERINTAHAN KOTA TEBING TINGGI LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 Uraian Anggaran 2014 Realisasi 2014 Surplus/Defisit Realisasi 2013 (1) (2) (1-2) 1 Pendapatan 2.101.631.164.629,00 2.069.833.895.802,54 1.870.374.442.328,41 + 31.797.268.827,00 1.1 Pendapatan Asli Daerah 548.479.109.229,00 588.941.453.691,54 368.564.026.365,41-4.462.344.462,00 1.2 Pendapatan Transfer 1.521.329.895.400,00 1.449.070.282.111,00 1.465.603.244.963,00 +72.259.613.289,00 1.3 Pendapatan Lainya yang Sah 31.822.160.000,00 31.822.160.000,00 36.207.171.000,00 0,00 2 Belanja 2.582.065.326.653,00 2.235.195.758.724,49 1.886.588.720.238,68 + 346.869.567.929,00 2.1 Belanja Operasi 2.087.951.698.576,00 1.810.401.957.278,49 1.468.508.872.289,37 + 227.549.741.298,00 2.1.1 Belanja Pegawai 1.348.856.820.305,00 1.221.812.838.509,75 1.015.813.092.850,05 + 127.043.981.796,00 2.1.2 Belanja Barang 585.145.948.271,00 469.056.169.617,83 388.460.118.431,00 + 116.089.778.654,00 2.1.3 Belanja Bunga 2.500.000.000,00 2.427.198.745,91 2.079.485.083,32 + 72.801.255,00 2.1.4 Belanja Subsidi 1.000.000.000,00 0,00 0,00 + 1.000.000.000,00 2.1.5 Belanja Hibah 101.349.228.083,00 84.605.219.005,00 28.306.516.402,00 + 16.744.010.078,00 2.1.6 Belanja Bantuan Sosial 49.099.701.917,00 32.500.531.400,00 33.849.659.523,00 + 16.599.170.517,00 2.2 Belanja Modal 487.113.628.077,00 423.443.461.446,00 417.265.685.949,31 +63.670.166.561,00 2.2.1 Belanja Tanah 21.099.593.100,00 7.667.845.050,00 8.230.662.000,00 + 13.431.748.050,00 2.2.2 Belanja Peralatan dan Mesin 130.904.333.457,00 114.160.323.532,00 101.544.955.051,00 + 16.744.009.925,00 36

Tabel 3.1 (Lanjutan) 2.2.3 Belanja Bangunan dan 75.759.387.044,00 68.188.126.705,00 96.742.105.037,00 + 7.517.260.339,00 Gedung 2.2.4 Belanja Jalan, Irigasi dan 232.115.319.476,00 215.755.359.290,00 209.336.017.946,31 +16.359.960.186,00 Jaringan 2.2.5 Belanja Aset Tetap Lainnya 27.234.995.000,00 17.671.806.869,00 1.411.945.915,00 + 9.536.188.131,00 2.3 Belanja Tak Terduga 7.000.000.000,00 1.350.340.000,00 814.162.000,00 + 5.649.660.000,00 3 Pembiayaan 561.494.406.610,00 554.829.762.382,05 610.478.280.275,23 +6.664.644.228,00 3.1 Penerimaan Daerah 597.110.174.195,00 564.673.299.153,64 625.372.553.795,59 + 32. 436.875.042,00 3.2 Pengeluaran Daerah 35.615.767.585,00 9.843.536.771,59 14.894.273.520,36 + 25. 772.230. 814,00 Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tebing Tinggi 37

1. Pendapatan a. Pendapatan Asli Daerah Untuk realisasi Pendapatan Asli Daerah adalah sebesar Rp. 588.941.453.691,54 sedangkan yang dianggarkan oleh Bappeda adalah sebesar Rp. 548.479.109.229,00 terjadi selisih Rp. -4.462.344.462,00 yang artinya realisasinya lebih tinggi daripada yang dianggarkan. Terjadi ketidaksesuaian yang menguntungkan, Tentu dalam hal pendapatan ini menjadi sebuah keuntungan karena pendapatan akan menutupi pengeluaran belanja dan pembiayaan. b. Pendapatan Transfer Anggaran yang direncanakan Bappeda untuk pendapatan transfer sebesar Rp. 1.521.329.895.400,00 dan hasil yang dicapai adalah sebesar Rp. 1.449.070.282.111,00 yang artinya terjadi ketidak sesuaian yang tidak menguntungkan bagi Bappeda dalam hal pendapatan sebesar Rp. 72.259.613.289,00 karena realisasi lebih kecil daripada anggarannya. c. Pendapatan Lain-Lain yang Sah Anggaran yang direncanakan untuk pendapatan lain-lain sebesar Rp. 31.822.160.000,00 ternyata realisasinya tidak ada, berarti terjadi ketidaksesuaian yang menguntungkan sebesar anggaran yang direncanakan yaitu Rp. 31.822.160.000,00. 2. Belanja a. Belanja Operasi 1. Belanja Pegawai Untuk realisasi atas bagian belanja pegawai sebesar Rp.

1.221.812.838.509,00 sedangkan anggaran yang direncanakan sebesar Rp. 1.348.856.820.305,00,terjadi penyimpangan yang menguntungkan bagi Bappeda sebesar Rp. 127.043.981.796,00 sehingga dapat melakukan penghematan. 2. Belanja Barang Dana yang dianggarakan untuk belanja barang adalah Rp. 585.145.948.271,00 sedangkan realisasi yang dicapai adalah sebesar Rp. 469.056.169.617,00, yang artinya terjadi penyimpangan yang menguntungkan sebesar Rp. 116.089.778.654,00 karena realisasinya lebih rendah dari anggarannya. 3. Belanja Bunga Anggaran yang direncanakan untuk belanja bunga sebesar Rp. 2.500.000.000 sedangkan realisasi yang dicapai adalah sebesar Rp. 2.427.198.745,00, yang artinya terjadi penyimpangan yang menguntungkan sebesar Rp. 72.801.255,00 karena realisasinya lebih rendah dari anggarannya. 4. Belanja Subsidi Anggaran yang direncanakan untuk belanja subsidi sebesar Rp. 1.000.000.000,00 ternyata realisasinya tidak ada, berarti terjadi ketidaksesuaian yang menguntungkan sebesar anggaran yang direncanakan yaitu Rp. 1.000.000.000,00 5. Belanja Hibah Dana anggaran untuk keperluan ini sebesar Rp. 101.349.228.083,00 sedangkan realisasinya sebesar Rp. 84.605.219.005,00, berarti terjadi penyimpangan yang menguntungkan sebsesar Rp. 16.744.010.078,00

6. Belanja Bantuan Sosial Anggaran yang direncanakan Bappeda untuk belanja bantuan sosial adalah Rp. 49.099.701.917,00 dan realisasinya sebesar Rp. 32.500.531.400,00 berarti terjadi penyimpangan yang menguntungkan, karena realisasinya lebih kecil dari anggaran sebesar Rp. 32.500.531.400,00 b. Belanja Modal 1. Belanja Tanah Untuk realisasi belanja tanah sebesar Rp. 7.667.845.050,00 sedangkan anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp. 21.099.593.100,00. terjadi selisih sebesar Rp. 13.431.748.050,00 maka terjadi penyimpangan yang menguntungkan karena realisasi lebih kecil dari pada anggaran sehingga dapat melakukan penghematan. 2. Belanja Peralatan dan Mesin Anggaran yang direncanakan Bappeda untuk belanja peralatan dan mesin adalah Rp. 130.904.333.457,00 dan realisasinya sebesar Rp. 114.160.323.532,00 berarti terjadi penyimpangan yang menguntungkan, karena realisasinya lebih kecil dari anggaran sebesar Rp. 16.744.009.925,00 3. Belanja Bangunan dan Gedung Untuk realisasi belanja bangunan dan gedung sebesar Rp. 68.188.126.705,00 sedangkan anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp. 75.759.387.044,00 terjadi selisih sebesar Rp. 7.517.260.339,00 maka terjadi penyimpangan yang menguntungkan karena realisasi lebih kecil dari pada anggaran sehingga dapat melakukan penghematan.

4. Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Anggaran yang direncanakan untuk belanja jalan, irigasi dan jaringan sebesar Rp. 232.115.319.476,00 sedangkan realisasi yang dicapai adalah sebesar Rp. 215.755.359.290,00, yang artinya terjadi penyimpangan yang menguntungkan sebesar Rp. 16.359.960.186,00 karena realisasinya lebih rendah dari anggarannya. 5. Belanja Aset Tetap Lainya Untuk realisasi belanja aset tetap lainya sebesar Rp. 17.671.806.869,00 sedangkan anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp. 27.234.995.000,00 terjadi selisih sebesar Rp. 9.536.188.131,00 maka terjadi penyimpangan yang menguntungkan karena realisasi lebih kecil dari pada anggaran sehingga dapat melakukan penghematan. c. Belanja Tak Terduga Anggaran belanja tak terduga sebesar Rp. 7.000.000.000,00 sedangkan realisasi anggaranya sebesar Rp. 1.350.340.000,00 terjadi selisih sebesar Rp. 5.649.660.000,00 maka terjadi penyimpangan yang menguntungkan karena realisasi lebih kecil dari pada anggaran sehingga dapat melakukan penghematan. 3. Pembiayaan a. Penerimaan Daerah Untuk realisasi Penerimaan Daerah adalah sebesar Rp 564.673.299.153,00 sedangkan yang dianggarkan oleh Bappeda adalah sebesar Rp. 597.110.174.195,00 terjadi selisih Rp. 32. 436.875.042,00 yang artinya realisasinya lebih rendah daripada yang dianggarkan. Terjadi penyimpangan yang menguntungkan.

b. Pengeluaran Daerah Anggaran pengeluaran daerah sebesar Rp. 35.615.767.585,00 sedangkan realisasi anggaranya sebesar Rp. 9.843.536.771,00 terjadi selisih sebesar Rp. 25.772.230.814,00 maka terjadi penyimpangan yang menguntungkan karena realisasi lebih kecil dari pada anggaran. Dalam konteks pembiayaan, penerimaan daerah berfungsi sebagai penambal pengeluaran daerah. Jadi dalam realisasi penerimaan daerah sebesar Rp. 564.673.299.153,00 dikurangi dengan pengeluaran daerah sebesar Rp. 9.843.536.771,00 masih terdapat surplus dalam bidang pembiayaan sebesar Rp. 554.829.762.382,00 yang akan digunakan untuk membantu pendapatan dalam menutupi defisit belanja. Anggaran pada Bappeda Kota Tebing Tinggi telah berfungsi sebagai alat perencanaan karena dari segi perencanaan angka standar yang tersaji pada laporan anggaran tahun 2014 dan realisasi tahun 2013 berfungsi sebagai multiplier yang akurat, oleh karena itu anggaran dapat dengan mudah disesuaikan dengan tingkat kegiatan yang sebenarnya tanpa perlu khawatir bahwa pengubahannya akan bersifat berlebihan ataupun terlalu minim. Rata-rata anggaran pendapatan dan belanja pada tahun 2014 hanya terjadi sedikit selisih dengan realisasinya baik itu dalam penyimpangan menguntungkan maupun tidak menguntungkan dengan adanya perencanaan yang disusun berdasarkan data, informasi, serta pengalaman yang lengkap. Kesesuaian antara aktivitas yang dilakukan dengan perencanaan yang dibuat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja pada Bappeda Kota Tebing Tinggi.

Dari segi pengendalian, anggaran pada Bappeda Kota Tebing Tinggi juga telah berfungsi sebagai alat pengendalian karena jumlah anggaran didasarkan atas angka standar yang sudah diperhitungkan secara cermat dan juga berfungsi sebagai alat penilai efisiensi dimana angka standar yang dipakai memang efektif sehingga realisasi biaya yang melebihi atau kurang dari jumlah yang dianggarkan dianggap merupakan pemborosan/penghematan yang sebenarnya. Dengan demikian selisih biaya (analisis variance) benar benar dapat dinilai penyimpangan dari yang seharusnya untuk kemudian dilakukan tindakan perbaikan sebelum akhir periode yaitu setiap tiga bulan.

BAB IV PENUTUP Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, selain itu penulis juga memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan kemajuan Bappeda Kota Tebing Tinggi. A. Kesimpulan Adapun terdapat empat kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan. 1. Dilihat dari hasil laporan anggaran dan realisasi, anggaran pada Bappeda Kota Tebing Tinggi telah berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian walaupun jumlah belanja masih lebih besar dari pada jumlah pendapatan. 2. Dalam penyusunan anggaran, Bappeda Kota Tebing Tinggi menggunakan data dan informasi yang bersumber dari pengalaman dan juga data aktual tahun-tahun sebelumnya serta menerapkan Money Follow Program. 3. Fungsi anggaran telah dilaksanakan dengan sangat baik oleh Bappeda Kota Tebing Tinggi. Hal itu dapat dilihat dari laporan realisasi anggaran yang anggaran belanjanya tidak satupun mengalami penyimpangan yang tidak menguntungkan (realisasi tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan) sehingga penyimpangan menguntungkan ini akan menjadi penghematan.

4. Peran utama anggaran sebagai alat pengendalian dan perencanaan adalah untuk mengatur seluruh aktivitas organisasi sehingga apa yang telah ditargetkan dapat tercapai dan mengetahui seberapa banyak penyimpangan yang terjadi yang selanjutnya langsung di analisis guna mengetahui tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk memperbaikinya. B. Saran Berikut ini terdapat tiga saran yang dapat penulis berikan untuk kebaikan dan kemajuan Bappeda Kota Tebing Tinggi. 1. Fungsi anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian pada Bappeda Kota Tebing Tinggi sebaiknya tetap dipertahankan dan lebih cermat dalam menyusun anggaran agar asumsi-asumsi yang tidak sesuai yang menyebabkan beberapa anggaran melebihi realisasinya dapat diminimalisasi. 2. Dalam penyusunan anggaran sebaiknya Bappeda Kota Tebing Tinggi tidak hanya menggunakan data dan informasi dari data aktual tahun-tahun sebelumnya tetapi juga harus melihat keadaan atau kondisi ke depan. 3. Analisis yang digunakan dalam memperoleh input untuk penyusunan anggaran Bappeda Kota Tebing Tinggi sebaiknya diperluas tidak hanya dari data dan informasi aktual tahun-tahun sebelumnya tetapi juga berdasarkan pengalaman terdahulu serta terus memperhatikan perkembangan lingkungan internal dan eksternal sehingga perubahan yang terjadi dapat ditangani dengan cepat dan tepat.